Rabu, 17 Januari 2024

KUMPULAN HADITS TENTANG HATI (QOLBU)

Edisi Rabu, 17 Januari 2024 M / 5 Rajab 1445 H.

Kali ini akan kita bahas kumpulan hadits tentang hati (qolbu). Hendaknya hadits hadits tentang hati ini dipelajari dan dipahami agar kita mengerti bagaimana cara menata hati dan membersihkannya dari segala sifat sifat tercela seperti hasud, iri, dengki, riya, sombong, ujub, kikir dan lain sebagainya.

Selain sebagai sumber kebaikan fisik, hati juga menjadi penentu nilai akhir amal. Jika hati tidak selamat dari kotoran dan penyakit, maka amal shaleh tidak akan dicatat sebagai kebaikan. Termasuk ke dalam masalah ini adalah niat hati dalam melakukan amal. Maka, orang yang hatinya selamat (qalbun salim), dialah yang akan mendapat nilai akhir amal yang baik, dialah yang akan menghuni surga Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Jika kita paham bagaimana cara menata hati, maka insyaallah kita akan selamat dan bahagia dunia akhirat. Hal ini dikarenakan jika hati baik, maka baiklah anggota badan yang lain. Jika hati rusak, maka rusak pula yang lainnya. Baiknya hati dengan memiliki rasa takut, rasa cinta pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan ikhlas dalam niat. Rusaknya hati adalah karena terjerumus dalam maksiat, keharaman dan perkara syubhat (yang masih samar hukumnya).

Banyak sekali dalil dalil baik ayat suci Al-Quran dan hadits tentang hati seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Dalam salah satu ayat Al-Quran, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman sebagai berikut :

(يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89

Artinya : “(Yaitu) pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. asy-Syu’ara: 88-89).

Selain ayat diatas, masih banyak dalil hadits Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang bisa dijadikan pedoman dalam memahami masalah hati manusia ini. Didalamnya dijelaskan banyak hal seperti mengatasi hati yang keras dan mati, cara membersihkan penyakit hati dari berbagai kotoran dan sifat yang jelek, kemudian bagaimana agar hati yang gelisah menjadi tenang dan banyak lagi.

Adapun diantara yang menyebabkan matinya hati itu adalah karena tiga perkara yaitu Hubbul dunia (cinta dunia), Lalai daripada zikirullah (mengingati Allah Subhanahu Wa Ta'ala) serta banyak makan dan menjatuhkan anggota badan kepada maksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.


Sedangkan diantara yang menyebabkan hidupnya hati antara lain adalah zuhud dengan dunia, zikrullah (berdzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala) serta Bergaul atau berkawan dengan aulia Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan orang orang sholeh. Dan untuk lebih jelasnya, simak berikut ini daftar kumpulan hadits tentang hati selengkapnya.

1. Hadits kesatu 

Dari ‘Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

“Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memalingkan hati manusia menurut kehendak-Nya.” Setelah itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa; “Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubanaa ‘ala tho’atik” [Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu] (HR. Muslim no. 2654).

2. Hadits kedua 

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuh baik. Jika ia rusak, seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah (segumpal daging) itu ialah hati..” (HR. Muslim).

3. Hadits ketiga 

Doa Nabi shallallahu ‘alahi wasallam yang sering beliau ucapkan adalah,

اَللَّهُمَّ مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ

“Ya Allah, Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku ini pada agama-Mu”

Dan di antara doa beliau juga adalah,

وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيْمًا

“Aku memohon kepada-Mu hati yang bersih.” (Diriwayatkan oleh Ahmad [4/123, 125]; At- Tirmidzi, nomor 3407 dan An-Nasa’i, nomor 1305).

4. Hadits keempat 

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menuturkan, “Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَشَارَ بِأَصْبَعِهِ إِلَى صَدْرِهِ

Artinya:“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad atau bentuk kamu, akan tetapi Dia melihat kepada hati kamu”, beliau menunjuk ke dadanya dengan telunjuknya.” (Muslim, no. 2564).

5. Hadits kelima 

Imam Ahmad, telah meriwayatkan sebuah hadits yang bersumber dari Anas radhiyallahu ‘anhu. Ia bertutur, “Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda,

لاَ يَسْتَقِيْمُ إِيْمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيْمَ قَلْبُهُ

“Iman seseorang tidak akan lurus (benar) sebelum hatinya lurus.” (Al-Musnad, hadits no.13079). 

6. Hadits keenam 

لَقَلْبُ ابْنِ آدَمَ أَشَدُّ انْقِلاَبًا مِنَ الْقَدَرِ إِذَا اجْتَمَعَتْ غَلْيًا

“Sungguh hati manusia itu lebih cepat bolak-baliknya daripada periuk ketika sedang sangat mendidih” (H.R. Ahmad).

7. Hadits Ketujuh 

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Jika seorang hamba berbuat sebuah dosa, maka akan ditorehkan sebuah noktah hitam di dalam hatinya. Tapi jika ia meninggalkannya dan beristigfar niscaya hatinya akan dibersihkan dari noktah hitam itu. Sebaliknya jika ia terus berbuat dosa, noktah-noktah hitam akan terus bertambah hingga menutup hatinya. Itulah dinding penutup yang Allah sebutkan dalam ayat, ‘Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka kerjakan itu menutup hati mereka.’ (QS.al-Muthaffifin: 14).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). 

8. Hadits kedelapan 

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَامِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَ رِكُمْ ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah Abdirrahman bin Syahrin radhiyallahu ‘anhu, ‘Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian.” (Diriwalatkan Muslim). 

9. Hadits kesembilan 

إِنَّ هذَهِ الْقُلُوْبَ تَصْدَأُ كَمَا يَصْدَأُ الْحَدِيْدُ قِيْلَ فَمَا جَلاَؤُهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ تِلاَوَةُ الْقُرْآنِ

“Sesungguhnya hati ini berkarat sebagaimana berkaratnya besi. Ditanyakan, ‘Apa pembersihnya wahai Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘Membaca al-Quran’.” (H.R. al-Qadlā’iy).

10. Hadits kesepuluh 

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Bertakwalah kamu kepada Allah, iringilah keburukan dengan kebaikan dan berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang baik!” (H.R. Ahmad dan Tirmidzi).

11. Hadits kesebelas 

إِنَّ الْقُلُوبَ بِيَدِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُقَلِّبُهَا

“Sesungguhnya hati berada di tangan Allah ‘azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya.” (HR. Ahmad 3: 257).

12. Hadits keduabelas 

Selanjutnya Anas berkata, “Maka Abdullah menceritakan bahwa selama 3 hari bersama pemuda tersebut, dia tidak melihatnya melakukan qiyamul lail (shalat malam) sedikitpun. Yang dia lakukan hanyalah bertakbir dan berzikir setiap kali dia terjaga dan menggeliat di atas tempat tidurnya sampai dia bangun untuk shalat shubuh. Selain itu, Abdullah berkata, ‘Hanya saja, aku tidak pernah mendengarnya berbicara kecuali yang baik-baik. Setelah 3 hari berlalu dan hampir saja aku meremehkan amalannya, aku berkata kepadanya, ‘Wahai hamba Allah, sebenarnya tidak pernah ada pertengkaran antara aku dengan bapakku, dan tidak pula aku menjauhinya. Sebenarnya, aku hanya mendengar Rasulullah berkata tentang engkau tiga kali, ‘Akan muncul di hadapan kalian saat ini seorang laki-laki calon penghuni surga.’ Dan ternyata engkaulah yang muncul sebanyak 3 kali itu. Karena itu, aku jadi ingin tinggal bersamamu agar aku bisa melihat apa yang engkau lakukan untuk kemudian aku tiru. Akan tetapi, aku tidak melihat engkau melakukan amalan yang besar. Lantas, amalan apa sebenarnya yang bisa menyampaikan engkau kepada kedudukan sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah?’ Orang tersebut berkata, ‘Aku tidak melakukan kecuali apa yang kamu lihat.’ Maka ketika aku telah berpaling (pergi), dia memanggilku dan berkata, ‘Sebenarnyalah aku memang tidak melakukan apa-apa selain yang engkau lihat. Hanya saja, selama ini aku tidak pernah merasa dongkol dan dendam kepada seorang pun dari kaum muslimin, serta tidak pernah menyimpan rasa hasad terhadap seorang pun terhadap kebaikan yang telah Allah berikan kepadanya.’ Maka Abdullah berkata, ‘Inilah amalan yang membuatmu sampai pada derajat tinggi, dan inilah yang tidak mampu kami lakukan.'” (HR. Ahmad).

13. Hadits ketigabelas 

“Ya Rasulullah! siapakah orang yang terbaik itu? maka beliau menjawab : yaitu orang mukmin yang bersih hatinya, maka ditanyakan lagi : apakah artinya orang yang bersih hatinya itu wahai Rasulullah? beliau lalu menjawab : ialah orang yang takwa, bersih tidak ada kepalsuan padanya, tak ada kedurhakaan, pengkhianatan, dendam dan kedengkian”. (HR. Ibnu Majah). 

14. Hadits keempat belas 

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, beliau berkata, “Suatu ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah. Tiba-tiba beliau berkata, ‘Akan lewat di hadapan kalian saat ini seorang calon penghuni surga.’ Lalu lewatlah seorang pemuda Anshar dalam keadaan dari jenggotnya menetes sisa-sisa air wudhu dan tangan kirinya menenteng sandal. Pada keesokan harinya, Rasulullah bersabda lagi persis sebagaimana sabdanya kemarin, lalu lewatlah pemuda tersebut dengan keadaan persis dengan keadaannya yang kemarin. Dan pada hari yang ketiga Rasulullah mengulang lagi sabdanya seperti sabdanya yang pertama dan pemuda itu pun muncul lagi dengan keadaan seperti keadaannya yang pertama. Maka, ketika Rasulullah beranjak pergi, Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash segera mengikuti pemuda tersebut (ke rumahnya), lalu berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya antara aku dan bapakku telah terjadi perselisihan, maka aku bersumpah tidak akan masuk ke rumahnya selama 3 hari. Jika engkau tidak keberatan, aku ingin menumpang padamu selama 3 hari tersebut.’ Pemuda tersebut berkata, ‘Ya, tidak apa-apa.'”

15. Hadits kelimabelas 

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya: ‘Siapakah orang yang paling utama?’ Beliau menjawab, ‘Setiap orang yang bersih hatinya dan benar ucapannya.’ Para sahabat berkata, ‘Orang yang benar ucapannya telah kami pahami maksudnya. Lantas apakah yang dimaksud dengan orang yang bersih hatinya?’ Rasulullah menjawab, ‘Dia adalah orang yang bertakwa (takut) kepada Allah, yang suci hatinya, tidak ada dosa dan kedurhakaan di dalamnya, serta tidak ada pula dendam dan hasad.’ (Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, dikeluarkan oleh Ibnu Majah no.4216 dan Ath-Thabrani). 

16. Hadits keenambelas 

”Hati orang mukmin itu bersih di dalamnya ada lampu yang bersinar dan hati orang kafir itu hitam dan terbalik ”(HR. Ahmad & Thabrani).

17. Hadits ketujuhbelas 

"Sesiapa yang melakukan satu dosa, maka akan tumbuh pada hatinya setitik hitam, sekiranya dia bertaubat akan terkikislah titik hitam itu daripada hatinya. Jika dia tidak bertaubat maka titik hitam itu akan terus merebak hingga seluruh hatinya menjadi hitam."(Hadis riwayat Ibn Majah). 

Demikianlah daftar kumpulan hadits tentang hati (qolbu). Semoga semua dalil hadits Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam diatas menjadikan kita lebih bisa menata hati kita agar selalu bersih dan terbebas dari segala kotoran/penyakit hati. 

Semoga bermanfaat.....


ONE DAY ONE HADITS

Rabu, 17 Januari 2024 / 5 Rajab 1445 H.

Membersihkan Hati Dari Noda-noda Dosa

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ ذَنْبًا كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِى قَلْبِهِ فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ مِنْهَا قَلْبُهُ فَإِنْ عَادَ رَانَتْ حَتَّى يُغْلَقَ بِهَا قَلْبُهُ فَذَاكَ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِى كِتَابِهِ (كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

“Sesungguhnya apabila seorang mukmin melakukan sebuah dosa, maka akan ada noktah hitam dalam hatinya. Jika ia bertaubat, meninggalkan dosa tersebut, dan beristighfar memohon ampun kepada Allah, maka hatinya akan menjadi bersih dan cemerlang. Tetapi jika ia kembali melakukan dosa sebelum bertaubat, maka bertambah noktah hitam tersebut sampai menutupi hatinya, maka itulah Roin yang disebutkan dalam firman Allah,”Sekali-kali tidak, bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.” (QS. Al Muthoffifin : 14)(HR. Bukhori & Muslim).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits :

1- Dari hadits di atas ada satu peringatan agar kita tidak menyepelekan sebuah dosa, karena sekecil apapun dosa yang kita lakukan akan memiliki pengaruh buruk bagi hati kita, yaitu bisa mengotori hati.

2- Dan apabila dibiarkan menumpuk terus menerus melakukan dosa dan tidak dibersihkan dengan taubat. Maka suatu saat akan menjadi roin yang akan menutupi hati. Sehingga hati menjadi kotor, merusak keindahan hati, dan cahaya ilmu serta iman tidak akan bisa menembus hati yang seperti ini.

3- Akibatnya : nasehat tidak berguna lagi, keta'atan tidak ada bekasnya, dan sudah tidak takut berbuat dosa lagi.

4- Tetapi di sisi lain Rosulullah ﷺ juga memberikan petunjuk kepada kita bagaimana dan apa yang kita lakukan jika kita telah berbuat dosa agar hati kita bersih dari noktah hitam yang merusak keindahan dan memadamkan cahaya iman dalam hati. Ada tiga petunjuk yang beliau sampaikan dalam hadits ini :

1. Bertaubat

Istighfar dan taubat sering disebut beriringan. Ketika istighfar dan taubat disebut secara beriringan dalam satu ayat atau satu hadits, maka istighfar lebih dimaksudkan pada permohonan ampun, sedangkan taubat lebih pada meninggalkan sebuah dosa dan tidak akan mengulanginya lagi.

2. Meninggalkan Dosa

Ampunan hanya akan diberikan terhadap orang yang memohon ampunan dan menghentikan perbuatan maksiat yang dilakukan. 

3. Beristighfar memohon ampunan Allah

HasanBashri Rahimahullahberkata,

”Perbanyaklah istighfar di rumah, meja makan, jalanan, pasar, tempat berkumpul, dan di mana saja. Karena kalian tidak tahu kapan ampunan akan datang.” Wallahu a’lam. 

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Dan sesungguhnya hati mereka terhalang dari beriman kepada Al-Qur'an, tiada lain karena hati mereka telah dipenuhi dan tertutup oleh noda-noda dosa yang banyak mereka kerjakan

كَلا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka. (QS. Al-Muthaffifin:14).

2- Diantara sifat-sifat orang yang takwa

- وَالَّذِينَ إِذا فَعَلُوا فاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengumpuni dosa selain dari Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka menyadari.[QS. Ali-Imran:135].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.