Selasa, 30 April 2024

KUMPULAN AYAT-AYAT AL-QUR'AN TENTANG PERINTAH DAKWAH

Edisi Selasa, 30 April 2024 M / 21 Syawal 1445 H.

Perjalanan dakwah Islam terus melaju dari satu zaman menuju zaman lainnya, dari satu masa sampai masa yang lain. Semuanya menjadi saksi bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam telah sukses membumikan Islam dengan ajaran yang ramah, moderat, penuh hikmah, dan sangat santun. Betapa banyak orang kafir Makkah dan sekitarnya berbondong-bondong masuk Islam di hadapan Nabi Shallallahu alaihi wasallam dengan penuh kerelaaan, setelah melihat secara langsung akhlak dan kelembutannya dalam menyampaikan dakwah Islam.

Mengutip penjelasan Habib Abu Bakar al-Adni dalam kitabnya Fiqhud Da’wah, ada dua ayat Al-Qur’an yang harus diperhatikan yang berkaitan dengan dakwah Islam masa kini. 

Pertama, Ayat perihal anjuran kepada umat Islam untuk selalu mengajak orang lain melakukan kebaikan, sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam Al-Qur’an :

“Dan hendaklah di antara kalian ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar; dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS Ali ‘Imran: 104).

Kedua, Ayat perihal larangan untuk mendakwahkan Islam dengan cara yang justru menyebabkan perpecahan dan pertikaian antarumat Islam, sebagaimana ditegaskan dalam Firman Allah Ta'ala dalam Al-Qur’an :

“Dan janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang bercerai berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat.” (QS Ali ‘Imran: 105).

Kedua ayat di atas menurut Habib Abu Bakar al-Adani merupakan pedoman yang harus dijadikan prinsip dakwah Islam oleh semua umat yang memiliki otoritas menyampaikan ajaran-ajaran Islam, sebagai representasi perjuangan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Dakwah Islam harus disampaikan dengan penuh kebaikan, tanpa kekerasan yang justru menimbulkan perpecahan, sebagaimana dakwah Islam yang dicontohkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (Abu Bakar al-Adni, Fiqhud Dakwah fil Marhalatil Mu’âshirah, [Maktabah Jumhuriyah al-Yamaniyah], halaman 12-13).

Berikut ini adalah Ayat-ayat Al Qur'an tentang perintah dakwah :

1. Q.S. Ali Imran: 104 

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.” 

2. Q.S. Ali Imran: 110 

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْراً لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

3. Q.S. An-Nahl :125 

ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” 

4. Q.S. Al-Qashash: 87 

وَلَا يَصُدُّنَّكَ عَنْ آيَاتِ اللَّهِ بَعْدَ إِذْ أُنزِلَتْ إِلَيْكَ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” 

5. Q.S. Al-Qashash: 56 

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” 

6. Q.S. Yusuf : 108 

قُلْ هَـذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاْ وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللّهِ وَمَا أَنَاْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.”

7. Q.S. At-Taubah: 122 

نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُواْ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

“Tidak sepatutnya bagi mu’minin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” 

8. Q.S. At-Taubah: 71 

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَـئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّهُ إِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” 

9. Q.S. Al-Ahzab: 45 

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِداً وَمُبَشِّراً وَنَذِيراً

“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan.” 

10. Q.S. Al-Ahzab : 46 

وَدَاعِياً إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجاً مُّنِيراً

"dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” 

11. Q.S. Fusilat : 33 

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"

12. Q.S. Al An'am : 89 

أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ ءَاتَيْنَٰهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحُكْمَ وَٱلنُّبُوَّةَ ۚ فَإِن يَكْفُرْ بِهَا هَٰٓؤُلَآءِ فَقَدْ وَكَّلْنَا بِهَا قَوْمًا لَّيْسُوا۟ بِهَا بِكَٰفِرِينَ

Mereka itulah orang-orang yang telah Kami berikan kitab, hikmat dan kenabian Jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya, maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya.

13. Q.S. Al An'am : 90 

أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ هَدَى ٱللَّهُ ۖ فَبِهُدَىٰهُمُ ٱقْتَدِهْ ۗ قُل لَّآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا ۖ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرَىٰ لِلْعَٰلَمِينَ

Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)". Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.

14. Q.S As Syura : 15 

فَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَقُلْ آمَنْتُ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنْ كِتَابٍ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ

“Karena itu, serulah (mereka untuk beriman) dan beristiqamahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah, “Aku beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amalan kami dan bagi kamu amalan kamu. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita, dan kepada-Nya lah (kita) kembali.”

15. Q.S Al-Ahqaf: 29 

وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ

“Dan ingatlah ketika Kami hadapkan kepadamu (Muhammad) sekelompok jin yang mendengarkan Al-Qur’an, maka ketika mereka menghadiri (pembacaan)nya mereka berkata, “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)!”. Maka ketika telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.”

16. Q.S Adz-Dzariyat: 55 

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin.”

17.  Q.S At-Tahrim: 6 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya adalah para malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Selasa, 30 April 2024 M / 21 Syawal 1445 H. 

Kewajiban Berdakwah 

عن أبى رافع قال , قال النبى صلى الله عليه وسلم لَأَنْ يَهْدِىَ اللَّهُ على يَدَيْكَ رَجُلاً خَيرٌ لَكَ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيهِ الشَّمْسُ وَغَرَبَتْ 

Dari Abi Rafi dia berkata bahwa Nabi Sallallahu alaihi wassalam telah bersabda: Jika ditunjukkan seorang manusia mengikuti jalan Allah melalui daya usahamu, ia adalah lebih baik daripada bersedekah dengan semua harta benda dari naiknya matahari hingga terbenamnya matahari.

(HR At-Tabroni No: 18250).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1.  Tugas setiap Muslim adalah meneladani Rasulullah Sallallahu alaihi wassalam untuk menyampaikan dakwah kepada orang lain.

2.  Tanggungjawab berdakwah, mengajak orang lain kepada jalan Allah dan menjauhi kemungkaran adalah tugas yang mulia yang ganjarannya lebih baik daripada dia bersedekah semua harta yang ia punyai dari matahari naik hingga terbenam.

3.  Dalam hadits yang lain, dari Sahal bin Sa'ad Radhiyallahu anhu Rasulullah Sallallahu alaihi wassalam bersabda:

 فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِىَ اللَّهَ بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ

Demi Allah, bila ada satu orang saja yang mendapat petunjuk melalui dirimu maka itu lebih baik bagimu daripada memiliki unta-unta merah (semulia-mulia harta orang Arab) ". (HR Bukhari No: 2724)

4.  Tugas berdakwah ini tidak hanya kepada orang tertentu saja, tetapi ia menjadi tanggungjawab bersama setiap umat Islam, yang merasa memiliki Islam,  profesi, gelar, jabatan, status, dan atribut orang tersebut.  Untuk dakwah adalah kewajiban kita semua nya.

5.  Yang termasuk berdakwah di jalan Allah adalah menjelaskan kecintaan Allah pada hamba-Nya dengan menyebut berbagai nikmat-Nya, luasnya karunia dan kesempurnaan rahmat-Nya, juga menjelaskan kesempurnaan sifat Allah dan kemuliaan-Nya.

6.  Yang termasuk berdakwah di jalan Allah adalah menyemangati umat dengan membawakan berbagai kutipan ilmu dan petunjuk dari Al Qur’an dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, hal ini dengan menempuh berbagai cara yang mengantarkan padanya. Termasuk dalam hal ini adalah menjelaskan akhlak yang mulia, berbuat ihsan kepada seluruh makhluk, membalas setiap kejelekan dengan kebaikan, memerintahkan untuk menyambung hubungan dengan kerabat dan berbakti pada orang tua.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Qur'an : 

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat: 33).

Yang Memiliki Perkataan Terbaik, Siapa Mereka?

Ibnu Katsir berkata, “Orang yang paling baik perkataannya adalah yang mengajak hamba Allah ke jalan-Nya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 12: 240).

Senin, 29 April 2024

CARA BERBAKTI DAN MEMULIAKAN ORANGTUA MENURUT ISLAM

Edisi Senin, 29 April 2024 M / 20 Syawal 1445 H

Diantara kita semua tentu memiliki orang tua atau mungkin kini telah menjadi dan mengalami keutamaan orang tua. Menjadi orang tua itu bukan hal yang mudah, perlu begitu banyak kesabaran dan pengorbanan baik ketika memiliki anak yang masih kecil, anak yang sudah remaja, hingga anak yang sudah dewasa dan menikah, semuanya memiliki ujian tersendiri dan kebaikan di dalamnya.

Itulah sebabnya wajib untuk melakukan cara menghormati orang tua, dimana hal itu bisa menjadi jalan untuk ke surga, yakni dengan berbakti dan juga memuliakan orang tua kandung dengan kasih sayang dan perbuatan sehingga memberikan kesenangan serta kebahagiaan pada orang tua. 

Setiap anak pasti ingin membahagiakan kedua orang tuanya, karena jasa-jasa keduanya yang sangat besar dalam kehidupan mereka. Sejak anak masih berada dalam kandungan hingga dewasa, orang tua sudah sepenuh hati mencurahkan kasih sayang, merawat, mendidik, dan membesarkan.

 Lalu dengan apa kita dapat membalas jasa kedua orang tua? Mengingat begitu besar pengorbanan mereka untuk anak-anaknya, sanggupkah kita membalasnya? Untuk cara melakukannya islam sudah menganjurkan dengan cara berikut, 17 Cara Berbakti dan Memuliakan Orang Tua Menurut Islam:

1. Memberi Kehidupan yang Layak 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

“Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka infakkan. Jawablah, “Harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu bapakmu, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Dan apa saja kebajikan yang kamu perbuat sesungguhnya Allah maha mengetahui”

[QS. Al-Baqarah ayat 215].

Ketika kita semua masih kecil dulu, tentu segala keperluan ditanggung oleh orang tua, tak sedikit harta yag dikeluarkan orang tua kita serta rasa lelah yang tiada tara, jasanya tak terukur dengan apapun, sebab itu jika kita telah memiliki rezeki yang lebih, wajib untuk berbagi pada orang tua dan memberi kehidupan yang layak serta menafkahi orang tua setelah menikah.

2. Bertutur Kata yang Baik 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda :

“Hendaklah kamu berbuat baik kepada ibumu kemudian ibumu sekali lagi ibumu kemudian bapakmu kemudian orang yang terdekat dan yang terdekat” [Abu Dawud No. 5139]. 

Walaupun kita memiliki karakter mudah emosi dsb yang kurang baik, hal itu sama sekali tak boleh diterapkan pada orang tua, untuk orang tua, wajib untuk bersikap baik dalam sikap maupun perbuatan sebagai etika berbicara dalam islam.

3. Mendoakan 

“Robbirhamhuma kamaa rabbayaani shagiiro” (Wahai Rabb-ku kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku diwaktu kecil). [QS. Al-Isra : 24]. 

Jelas bahwa doa anak akan menjadi kebahagiaan untuk orang tuanya, sebab itu wajib untuk selalu mendoakan kebaikan untuk orang tua sesuai dalil berbakti kepada orang tua.

4. Membuat Orang Tua Bangga 

“Apakah ada suatu kebaikan yang harus aku perbuat kepada kedua orang tuaku sesudah wafat keduanya ?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya, kamu shalat atas keduanya, kamu istighfar kepada keduanya, kamu memenuhi janji keduanya, kamu silaturahmi kepada orang yang pernah dia pernah silaturahmi kepadanya dan memuliakan teman-temannya” [Bahajtun Nazhirin Syarah Riyadush Shalihin Juz I hal.413 hadits No. 343].

5. Melakukan Kebiasaan Baik Orang Tua 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda :

“Sesungguhnya termasuk kebaikan seseorang adalah menyambung tali silaturrahmi kepada teman-teman bapaknya sesudah bapaknya meninggal” [Hadits Riwayat Muslim No. 12, 13, 2552].

6. Berbuat Baik pada Orang Terdekat Orang Tua 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda :

“Sesungguhnya termasuk kebaikan seseorang adalah menyambung tali silaturrahmi kepada teman-teman ayahnya” [Hadits Riwayat Muslim 2552 (13)].

7. Merawat ketika Usia Orang Tua Renta 

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk syurga.” [Hadits Riwayat Muslim 2551, Ahmad 2:254, 346]. 

Tentu merawat orang tua itu wajib , sebab waktu kecil kita juga tak bisa apa apa jika tidak dirawat orang tua.

8. Tidak Boleh Mencela 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela kedua orang tuanya dengan cara dia mencela bapaknya orang lain, maka orang tersebut balas mencela bapaknya. Dia mencela ibu seseorang, maka orang tersebut balas mencela ibunya.” (Muttafaqun ‘alaihi).

9. Melakukan Apa yang diRidhoi Orang Tua 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Ridha Allah berada pada ridha orang tua, dan murka Allah berada pada murka orang tua.” (HR Tirmidzi dan Al Hakim). 

Tentu melakukan hal yang disukai orang tua selama itu baik adalah jalan pahala bagi kita, sebab bisa menjadi kebanggaan untuk orang tua. Tentu apa yang dilakukan tersebut yang masih dalam jalan islam, atau masih berada dalam jalan islam yang benar.

10. Menjadikan Orang Tua Sebagai Prioritas 

Muawiyah bin Jahimah mendatangi Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, ”Wahai Rasulullah, aku hendak berperang, aku minta pendapat engkau”. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab. Apakah engkau mempunyai Ibu?” Jawabnya, “ Ya”. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Berbuat baiklah kepadanya. Sesungguhnya surga itu berada di bawah kedua kakinya”. (HR Ath- Thabrani).

11. Berbicara yang Menyenangkan Orang Tua 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

”Dan Rabb-mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah perkataan yang baik” (QS. Al-Isra : 23).

12. Membantu Orang Tua dalam Pekerjaan dan Mengingat Jasa Orang Tua 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya, ibu telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapih dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kapada-Ku dan kepada kedua orangtuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali” (QS. Luqman : 14).

13. Menghormati dan Menghargai Pilihan Orang Tua 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

“Dan jika kedua memaksamu mempersekutukan sesuatu dengan Aku yang tidak ada pengetahuanmu tentang Aku maka janganlah kamu mengikuti kedua dan pergaulilah keduanya di dunia dengan cara yang baik dan ikuti jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu maka Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS.Luqman : 15).

14. Menjalankan Perintah Orang Tua 

Abdullah (bin Mas’ud) Radhiyallahu'anhu berkata, “Saya bertanya kepada Nabi, ‘Apakah amal yang paling dicintai oleh Allah?’ (Dalam satu riwayat: yang lebih utama) Beliau bersabda, ‘Shalat pada waktunya’ Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau bersabda, ‘Berbakti kepada kedua orangtua.’ Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi’? Beliau bersabda, ‘Jihad (berjuang) di jalan Allah.”‘ (HR. Bukhari, Muslim).

15. Membantu Orang Tua Mencapai Cita Cita atau Keinginannya 

Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tentang berbakti kepada orangtua yang telah wafat,” Yakni dengan mengirim doa (mendoakan) dan memohon ampunan kepada Allah, menepati janji dan nazar yang pernah diikrarkan orantua, memelihara hubungan silaturahim serta memuliakan kawan dan kerabat orantuamu, “ (HR Imam Abu Dawud).

16. Rutin Memperhatikan dan Memberi Kabar bagi yang Bertempat Tinggal Jauh dari Orang Tua 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah bersabda,” Wajib memenuhi panggilan ibu dari pada sholat sunah,” (HR. Ibnu Abi Syaibah).

Makna hadits ini sama dengan mengutamakan perhatian kepada orangtua dengan memberi kabar dan senantiasa berkomunikasi dengan orangtua meskipun bertempat tinggal jauh dari keduanya.

17. Mengingatkan Orang Tua untuk Selalu Berbuat Kebaikan 

Allah berfirman “Kami telah perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan sudah payah lalu melahirkannya dengan sudah payah. Ibunya mengandung dan menyusuinya selama tiga belas bulan. Ketika anak itu dewasa dan mencapai umur empat puluh tahun, dia berdoa,

“Wahai Tuhanku berilah petunjuk untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau karuniakan kepadaku dan kepada ibu bapakku. Jadikanlah aku orang yang beramal shalih yang Engkau ridhai. Berikanlah kebaikan kepadaku dan kepada anak keturunanku. Sungguh aku sekarang bertaubat kepada-Mu. Sungguh aku menjadi golongan orang-orang yang taat kepada syariat-Mu (QS Al-Ahqaf [46]15-16).

Itulah beragam anjuran cara berbakti dan memuliakan orang tua menurut Al Qur’an dan hadits, tentu dari semua dalil tersebut dapat diambil kesimpulan dan dapat diambil pelajaran intinya seorang anak harus membahagiakan orang tua semaksimal mungkin sesuai kemampuannya, dan juga tetap berbuat adil.

Misalnya seorang suami yang ingin memperhatikan dan membahagiakan kedua orang tuanya dan ia sudah memiliki istri dan keluarga, bukan berarti semua perhatian hanya untuk orang tuanya dan istri serta keluarganya ditelantarkan dan dikorbankan atau disusahkan, justru hal itu menjadi jalan dosa, wajib untuk melakukan segala sesuatu dengan adil sesuai porsinya.

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS 

Senin, 29 April 2024 M / 20 Syawal 1445 H.

Berbakti Kepada Kedua Orang Tua 

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: رَغِمَ اَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ اَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ اَنْفُ. قِيْلَ: مَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ اَدْرَكَ اَبَوَيْهِ عِنْدَ اْلكِبَرِ اَحَدَهُمَا اَوْ كِلَيْهُمَا فَلَمْ يَدْخُلِ اْلجَنَّةَ. مسلم 4: 1978

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda, "Sungguh amat kasihan, sungguh amat kasihan dan sungguh amat kasihan”. Kemudian beliau ditanya, “Siapa, ya Rasulullah ?”. Beliau bersabda, “Orang yang mendapati kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau kedua-duanya, tetapi ia tidak masuk surga". [HR. Muslim 4 : 1978].

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits: 

1- Bagi seorang muslim, berbuat baik dan berbakti kepada orang tua bukan sekedar memenuhi tuntunan norma susila dan norma kesopanan, namun juga memenuhi norma agama, atau dengan kata lain dalam rangka menaati perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

2- Berbakti kepada orang tua merupakan amal yang paling utama.

3- Ridho Allah tergantung ridho orang tua.

4- Berbakti kepada orang tua bisa dijadikan wasilah untuk melepaskan kesulitan.

5- Berbakti kepada orang tua silaturahim utama, bisa melapangkan rizqi dan memanjakan umur.

6- Berbakti kepada orang tua akan dimasukkan kedalam surga.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Qur'an: 

1- Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua hukumnya wajib. 

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Isra: 23).

2- Berlaku lembut terhadap kedua orang tua adalah termasuk berbhakti.

وَ قَضى رَبُّكَ اَلاَّ تَعْبُدُوآ اِلاَّ اِيَّاهُ وَ بِاْلوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا، اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ اْلكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَّهُمَآ اُفّ وَّ لاَ تَنْهَرْ هُمَا وَ قُلْ لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيْمًا. وَ اخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَ قُلْ رَّبّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا. 

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah "Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". [QS. Al-Israa' : 23-24].

Minggu, 28 April 2024

CARA MENGATASI DEPRESI YANG EFEKTIF MENURUT ISLAM

Edisi Ahad, 28 April 2024 M / 19 Syawal 1445 H.

Dalam kehidupan seorang manusia pasti akan mengalami berbagai hal yang berbeda dalam  hidupnya. Bisa saja yang dialami merupakan perasaan senang namun tak jarang juga harus mengalami sebuah perasaan yang tidak menyenangkan hingga membuat seseorang menjadi Depresi. Islam memang selalu mengatur berbagai hal yang berhubungan dengan kehidupan manusia tak terkecuali tentang salah satu kondisi yang kemungkinan bisa dialami oleh seseorang yaitu depresi. 

Ada banyak sekali yang bisa menyebabkan seseorang menjadi depresi. Namun, saat ini kebanyakan depresi justru timbul dari dalam diri karena memiliki sikap yang dengki, iri dan kurang bisa menerima akan apa yang dimilikinya. Tuntutan keinginan duniawi ataupun masalah pada diri, keluarga, pergaulan dengan teman, hingga masalah percintaan bisa memicu depresi.

Berikut ini 17 Cara Mengatasi Depresi menurut Islam, antara lain:

1. Shalat 

Sebagai mukmin Islam mewajibkan seseorang untuk menunaikan shalat wajib sebanyak lima kali dalam sehari. Selain shalat wajib, ada juga shalat sunnah yang juga dianjurkan dalam Islam. Shalat memiliki berbagai manfaat salah satunya adalah untuk membuat hati menjadi lebih tenang dalam Islam. Shalat juga memiliki tujuan supaya seseorang bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Shalat bisa membawa hati menjadi lebih tenang dan damai sehingga bisa menjaga kestabilan emosi dengan baik. Bahkan, Shalat juga menjadi obat dari berbagai penyakit.

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al Baqarah : 153).

2. Berzikir 

Depresi akan menyebabkan seseorang menjadi merasa stress dan juga cemas dalam menjalani segala hari-harinya. Butuh ketenangan jiwa sehingga bisa mematikan depresi yang timbul dan mengganggu dalam jiwa. Memperbanyak zikir akan lebih mendekatkan diri pada Allah dan juga bisa menyebabkan hati menjadi lebih tenang. Hal ini juga didukung dari pandangan seorang dokter dimana jika dipandang dari ilmu kejiwaan, Zikir merupakan salah satu terapi psikiatrik yang ampuh untuk diterapkan pada jiwa manusia.

3. Iman pada Takdir yang Baik dan Buruk 

Rukum iman ke-6 yaitu beriman pada qada dan qadar juga bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi depresi. Sebagai manusia harus bisa untuk menerima segala takdir yang sudah digariskan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala baik itu takdir yang baik ataupun takdir yang buruk. Jika mendapatkan keburukan tak perlu berlarut dalam kesedihan. Orang yang percaya takdir dan beriman pada Takdir maka mendapatkan manfaat dari rukun Iman dengan segala hal yang terjadi padanya akan diterima namun jika tidak maka imannya memang belum sempurna.

4. Berkumpul Bersama Keluarga 

Menjaga hubungan dengan keluarga meskipun ditengah-tengah kesibukan yang sangat padat juga bisa membawa seseorang kepada kebahagiaan menurut Islam. Keluarga bahagia menurut Islam yang bisa menjadi Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah menurut Islam dengan selalu saling mengisi dan menemani seluruh anggota keluarga lainnya. Sekedar bercanda dan bercengkrama bersama keluarga akan menghindarkan seseorang dari depresi.

5. Bersikap Sabar 

“maka bersabar itu lebih Indah. Dan hanya Allah tempat memohon pertolongan.” (QS. Yusuf 18).

Depresi yang timbul karena terlalu sulit dalam mengatasi suatu masalah atau mendapatkan masalah yang berat maka yang harus dilakukan adalah bersabar. Nabi Ya’kub pun juga pernah berkata “Sabar itu lebih indah.” Sehingga ketika menghadapi masalah seberat apapun sebaiknya selalu bersabar. Bersabar juga termasuk cara agar hati tenang dalam Islam.

6. Mengingat Allah 

Mengingat Allah atau juga dikenal dengan istilah Zikrullah juga dikatakan bisa sangat ampuh untuk mengusir depresi yang dirasakan. Saat mengingat Allah maka akan menjadi ingat jika segalanya nanti akan kembali pada Allah. Bahkan, menurut Huzaifah saat Nabi Muhammad tengah sedih dan sedang mengalami masalah maka Beliau akan langsung shalat dan memperbanyak melakukan Zikrullah. Karena salah satu Keutamaan Berdzikir Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yaitu membawa hati menjadi lebih tenang sehingga akan membuang rasa depresi dari dalam diri.

7. Tawakkal 

Untuk mengobati depresi harus memiliki perasaan tawakkal kepada Allah. Tawakkal dalah perasaan untuk selalu bisa berpikir dan bersikap positif kepada Allah. Sikap ini juga bisa menjadi salah satu cara menjadi muslim muslimah yang baik menurut Islam. Dengan sikap ini maka seseorang harus mau untuk menerima segala cobaan dan musibah yang menimpa. Cara ini juga termasuk salah satu cara menghilangkan kesedihan menurut Islam.

8. Percaya Jika Ada Jalan 

Untuk mengurangi depresi yang berkepanjangan juga bisa diatasi dengan cara meyakini tentang apa yang diungkapkan dalam salah satu ayat dalam Al-Quran yang berbunyi “Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan. Setelah kesulitan, ada kemudahan.” (QS 94: 5-6).

Dengan meyakini hal ini bukan hanya depresi saja yang bisa diatasi melainkan juga bisa menjadi satu cara sukses menurut Islam yang harus diterapkan.

9. Mengkonsumsi Air Putih 

Dasar Hukum Islam selalu menjelaskan tentang berbagai hal yang pasti akan bermanfaat bagi manusia. Begitu juga dengan mengkonsumsi air putih pada saat pagi yang dianjurkan dalam Islam juga memiliki satu manfaat tersendiri bagi kesehatan baik itu fisik ataupun psikis. Dalam hadits riwayat Muslim dikatakan jika Air putih bisa menenangkan perasaan dan Rasulullah pun juga menganjurkan ketika marah sebaiknya berwudhu dan mendinginkan badan.

10. Berdoa 

Berdoa merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Memanjatkan doa kepada Allah menjadi satu cara untuk bisa berbicara kepada Allah. Dibandingkan harus curhat dengan sesama manusia atau bahkan di sosial media, berdoa menjadi satu cara terbaik untuk curhat kepada sang pencipta. Cara ini juga akan membuat diri menjadi lebih tenang sehingga mengurangi depresi dari dalam diri. Banyak doa yang bisa dipanjatkan yaitu Doa Agar Dipermudah Segala Urusan, Doa agar Keinginan Tercapai, Doa Orang Teraniaya Dalam Al Qur’an, Doa untuk Menghadapi Ujian, dan doa lainnya.

11. Menjaga Kesehatan 

Islam sangat menganjurkan dan memperhatikan kesehatan manusia. Sehingga, sangat dianjurkan bagi setiap manusia untuk menjaga setiap kesehatan. Olahraga menjadi satu cara terbaik untuk menjaga tubuh tetap dalam kondisi yang sehat sehingga akan terhindar dari depresi. Selain itu, dengan menjaga kesehatan seperti mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi juga akan membuat tubuh tidak mudah lelah dan mengakibatkan depresi. Sebab itu juga Islam memerintahkan untuk mengkonsumsi makanan  yang halal dan juga bergizi. Terdapat beberapa jenis Makanan Halal Menurut Islam yang bisa kita makan, ada pula jenis Makanan Haram Menurut Islam yang harus kita hindari.

12. Meningkatkan Iman dan Taqwa 

Berserah dan mendekatkan diri pada Allah adalah cara terbaik untuk mendapatkan tubuh supaya terhindar dari depresi yang berkepanjangan dari dalam tubuh. Selalu tingkatkan iman dan taqwa dengan berdoa, berzikir, shalat dan juga membaca Al-Quran sehingga tubuh akan merasa menjadi lebih tenang. Cara ini menjadi cara terbaik untuk manusia tidak berlarut dalam kesedihan sehingga membuat tubuh merasakan depresi.

13. Mengeluarkan Energi Positif 

Berpikir yang positif dan hilangkan perasaan negatif sekecil apapun itu. Selalu berusaha menghadapi permasalahan dengan pikiran yang positif dan tidak terlalu berpikir akan berbagai hal sehingga pikiran tidak akan terlalu terkuras untuk pikiran yang kurang baik sehingga menyebabkan tubuh menjadi depresi.

14. Meningkatkan Selera Humor 

Setiap manusia butuh hiburan dan juga bisa menjadi penghibur bagi orang lain. Namun, ada kalanya kita menjadi individu yang sedang butuh hiburan. ada baiknya kita menonton acara hiburan di televisi atau media digital, juga mendengarkan humor ringan dari seorang teman, lalu tersenyumlah. Karena senyum adalah sebagian dari iman dan ibadah.

15. Selalu Ikhlas 

Ikhlas memang hal yang paling mudah untuk diucapkan, namun sulit untuk dilaksanakan. Namun, dengan Ikhlaslah kita mampu mencapai ketenangan batin dan menjadi satu langkah lebih dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

16. Membaca Al-Qur'an  khususnya surat Ad-Dhuha 

Karena Al-Qur'an adalah bentuk zikir terbaik Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang membawa kenyamanan dan kedamaian di hati, dan sangat sesuai sebagai cara mengatasi depresi. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda " Qur'an adalah obat terbaik untuk penyakit jiwa" (HR. Bukhari).

Suatu ketika Nabi Muhammad pernah dalam kondisi lama tidak berkomunikasi dengan Allah, sehingga orang Mekkah mempermalukan Nabi membuat beliau merasa sangat tertekan. Pada saat itulah, Allah menurunkan surat Ad-Dhuha.

Surat ini dapat menjadi cara mengatasi depresi karena menjadi pengingat untuk melihat kehidupan dalam pola yang lebih besar, bersyukur atas apa yang kita miliki dan tidak pernah menyerah berjuang untuk apa yang benar.

17. Tingkatkan Kualitas Tidur 

Sebuah penelitian di tahun 2014 membuktikan bahwa 80% orang dengan gangguan depresi mayor mengalami gangguan tidur. Anda mungkin merasa seperti tidak bisa tidur. Atau mungkin anda kesulitan bangun dari tempat tidur karena merasa lelah sepanjang waktu.

Sebagai cara mengatasi depresi, maka anda harus meningkatkan kualitas tidur. Matikan elektronik setidaknya satu jam sebelum tidur dan gunakan cahaya redup untuk membaca buku atau melakukan aktivitas santai lainnya.

Gunakan tempat tidur hanya buat tidur, karena kalau anda melakukan kegiatan lain di atas tempat tidur atau bahkan di kamar anda, maka secara tidak sadar anda akan mengasosiasikan tempat tidur dengan stres, bukannya relaksasi.

Dengan melakukan berbagai cara diatas semoga bisa menjadi manusia yang sesuai dengan Tujuan perciptaaan manusia, Hakikat Penciptaan Manusia, dan Proses Penciptaan Manusia dalam Islam. Depresi bisa diatasi dengan cara Islam sehingga segala kesedihan bisa hilang dengan sendirinya.

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Ahad, 28 April 2024 M / 19 Syawal 1445 H. 

Mukmin yang Kuat Dicintai Allah

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: رسول الله صلى الله عليه وسلم قال:

الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun masing-masing ada kebaikan. Semangatlah meraih apa yang manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah janganlah mengatakan, "Seandainya aku berbuat begini dan begitu, niscaya hasilnya akan lain." Akan tetapi katakanlah, "Allah telah mentakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia Perbuat." Sebab, mengandai-andai itu membuka pintu setan." (HR. Muslim). 

Pelajaran yang terdapat didalam hadits : 

1- Seorang mukmin semestinya menjadi orang yang kuat, dinamis dan penuh semangat. Karena setiap dari amalnya tidak akan disia-siakan oleh Rabb-nya. 

2- Bekerja dan semua usahanya untuk kebaikan dunia dan akhiratnya dinilai sebagai ibadah untuknya.

3- Kemudian kesungguhan usaha dan isti'anah tadi diikuti dengan husnudzan (prasangkan baik kepada-Nya), bahwa Dia akan memberikan yang terbaik kepada dirinya. 

4- Setiap ketetapan Allah mengandung hikmah yang boleh jadi tidak diketahuinya dan tidak terlihat oleh matanya. Sehingga saat terjadi sesuatu yang berbeda ia tetap tenang dan semangat. Ia tidak melemah dan menyesali usahanya tersebut. 

5- Mengandai-andai di kala terjadi sesuatu yang tidak sesuai keinginan akan membuka pintu syetan, yakni akan menyebabkan perselisihan, lemah semangat, marah, was-was, merana dan sedih. Semua ini termasuk dari perbuatan syetan sehingga Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam  melarang membuka kesempatan pada syetan untuk menggoda hamba dengan kalimat pengandaian. Ia meyakini, apa yang sudah Allah takdirkan atasnya pasti itu akan menimpanya, tak seorangpun yang sanggup menghalau dan menolaknya.

6- Maka apabila yang menjadi kehendak perbuatannya tidak menjadi kenyataan yang diharapkan, untuk menghindar dari provokasi syetan, katakanlah:"qaddarallah wa maa sya-a fa'ala." Artinya," Allah telah mentaqdirkannya dan apa yang Dia kehendaki Dia berbuat."

7- Adapun hukum penggunakan kata (لَوْ) ‘seandainya’ maka hukumnya berbeda-beda tergantung niatnya.

a. Jika diucapkan pada keadaan yang seseorang tersebut tidak mungkin lagi mendapatkannya maka perkataan (لَوْ) ‘seandainya’ akan membuka pintu bagi amalan syaithan.

b. Demikian juga halnya jika digunakan untuk menghayalkan/berharap keburukan dan maksiat.

c. Adapun jika digunakan untuk mengharapkan/berharap kebaikan atau untuk menjelaskan ilmu yang bermanfaat maka terpuji.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran : 

1- Kekuatan bagi Allah, Rasul dan bagi orang-orang mukmin

وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَٰكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ

Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.

[QS. Al-Munafiqun : 8].

2- Apa yang Allah 'Azza wa Jalla  kehendaki maka Dia lakukan, tak seorangpun yang bisa melarang dan menahan-Nya dari melakukan keinginan-Nya dalam kekuasaan yang Dia miliki.

إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ      

"Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki." (QS. Huud: 107).

3- Meyakini hikmah dalam takdir       

وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

"Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Hikmah." (QS. al-Insan: 30).

4- Allah menjelaskan bahwa Masyi'ahnya (kehendak-Nya) diiringi dengan hikmah dan ilmu. Berapa banyak kenyataan yang dibenci orang tapi akibatnya baik untuk dirinya dan sebaliknya.

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

[QS. Al-Baqarah : 216].

Sabtu, 27 April 2024

PENYEBAB TALAK DALAM ISLAM YANG WAJIB DIHINDARI

Edisi Sabtu, 27 April 2024 M / 18 Syawal 1445 H.

Talak secara umum ialah istilah dalam islam yang berarti perceraian suami istri. Menurut Ulama Mazhab Hanafi dan Hanbali, talak ialah pelepasan ikatan perkawinan secara langsung untuk masa yang akan datang dengan lafal yang khusus. Talak memiliki sifat hukum berupa gugurnya kehalalan suami istri.  Talak ialah perbuatan yang diperbolehkan namun dibenci oleh Allah. Talak selalu meninggalkan bekas luka dan sakit pada salah satu atau kedua belah pihak.

Talak dapat terjadi karena berbagai sebab entah itu dari faktor dalam ataupun faktor dari luar. Setiap pasangan suami istri yang menikah tentu sama sekali tidak menginginkan berakhir dengan talak, tentu harapan yang diinginkan ialah berada dalam kebersamaan dalam suka dan duka hingga akhir usia dan dapat bertemu kembali di kehidupan akherat yang kekal.

Pada kesempatan kali ini penulis akan menguraikan secara lengkap mengenai 17 penyebab talak dalam islam yang wajib dhindari dan diperhatikan baik oleh pasangan suami istri ataupun oleh seseorang diantara kita yang belum menikah sebagai bahan pelajaran dan wawasan yang sangat diperlukan sehingga dapat terhindar dari hal yang menyakitkan ini. apa saja penyebab tersebut? Mari langsung saja simak uraian artikel tausiah berikut sampai selesai.

1. Adanya Ketidakjujuran 

“Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan mengantarkan ke surga. Seseorang yang berbuat jujur oleh Allah akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya bohong itu akan menunjukkan kepada kezaliman, dan kezaliman itu akan mengantarkan ke arah neraka”. (HR. Bukhari, Muslim).

Penyebab talak dalam islam yang pertama dan yang paling sering terjadi dari kisah nyata  orang orang yang melakukan talak ialah adanya ketidakjujuran antara salah satu pihak atau keduanya satu sama lain. keutamaan jujur dalam islam memang penting dimana dalam pernikahan telah diucap janji untuk saling menjaga, saling terbuka, dan saling setia, jika hal tersebut nyatanya tidak mampu mereka laksanakan dalam kehidupan berkeluarga, jadilah talak pada akhirnya karena hubungan yang tidak ada rasa percaya satu sama lain tidak akan mungkin bisa bertahan.

2. Dari Tutur Kata 

“Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, … (QS. Al Baqarah :83). 

Selanjutnya hingga dapat terjadi talak ialah dari tutur kata. Laki laki dan wanita memiliki karakter dasar yang berlawanan, laki laki memang cenderung tidak memperlihatkan rasa kepeduliannya secara langsung atau terbiasa berkata kata yang menurutnya biasa saja tapi kasar di telinga wanita. Cara Rasulullah memuliakan istri juga selalu menjaga kata baik sehingga tidak menyakiti wanita. Untuk masalah ini kedua pasangan harus saling terbuka mengenai kalimat seperti apa yang disukai atau yang menimbulkan sakit hati, sehingga tidak menyebabkan rasa sakit yang dipendam yang dapat berujung kepada talak.

3. Tidak Menjaga Pandangan 

“Janganlah engkau iringkan satu pandangan kepada wanita yang bukan mahram dengan pandangan lain, karena pandangan yang pertama itu halal bagimu, tetapi tidak yang kedua!“. (HR. Abu Daud). 

Jelas bahwa Allah selalu memerintahkan untuk menjaga pandangan, melihat kepada yang bukan muhrim membuat mudah merasuknya syetan ke dalam hati dan syetan senang menunjukkan keburukan pasangannya, baik laki laki atau wanita wajib menjaga diri, wajib hanya melihat kepada seseorang yang telah menjadi muhrimnya saja. bahaya nafsu dalam islam contohnya adalah terjadi permasalahan dalam rumah tangga.

4. Minim Ilmu 

“Mintalah ilmu yang bermanfaat dan berlindunglah kepada Nya dari ilmu yang tidak bermanfaat”. (HR. Ibnu Majah no 3843). 

Wanita dan pria yang dewasa ketika menikah seharusnya sudah memiliki ilmu tentang kehidupan rumah tangga sehingga nantinya mudah beradaptasi dan memahami kebiasaan satu sama lain serta mampu berbuat yang terbaik untuk satu sama lain. Kedewasaan akan berpengaruh pada kehidupan rumah tangga sebab itu wajib untuk selalu belajar dewasa dalam segala hal. keutamaan berilmu dalam islam juga penting dalam kehidupan rumah tangga.

5. Kurang Bersyukur 

“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya (QS. At Tin : 4).

Kurangnya rasa syukur membuat kasih sayang kepada pasangan berkurang karena tidak melihat sisi baik dari pasangannya sehingga menjadi penyebab talak. keutamaan bersyukur dalam islam harus diterapkan sebagai cara untuk mengatasinya sehingga pasangan saling mensyukuri keberadaan satu sama lain dan rasa cinta timbul lebih dalam.

6. Niat Awal Bukan Karena Allah 

“Mereka mencintainya (memuja dan mentaatinya) sebagaimana mereka mencintai Allah, sedang orang orang yang beriman itu lebih cinta (taat) kepada Allah”. (QS. Al Baqarah : 165).

Jika niat awal menikah karena fisik atau harta maka nantinya akan dihinakan Allah dan tidak memiliki kehidupan rumah tangga yang berkah karena tidak menerima apa adanya.

7. Hawa Nafsu 

“Dijadikan indah bagi manusia kesukaan kepada benda benda yang diingini, yaitu perempuan perempuan dan anak anak, harta benda yang banyak dari emas dan perak”. (QS. Ali Imron : 14). 

Nafsu dapat menyebabkan talak karena membuat seseorang hilang kendali dan hanya berfikir secara jangka pendek tidak mempertimbangkan masa depan.

8. Kurang Beriman 

“Sebaik baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah” (HR. Muslim).

Wanita yang tidak sholeh dapat menjadi penyebab talak sebab ia tidak bisa menerima suaminya apa adanya serta tidak melayani dengan cinta. keutamaan iman dalam islam harus dijalankan sebagai motivasi dalam berkeluarga sehingga pondasi rumah tangga menjadi lebih kuat.

9. Senang Membanding Bandingkan 

Hal ini terjadi karena kurangnya rasa syukur sehingga membuat salah satu pasangan membandingkan dengan orang lain yang belum tentu lebih baik dari pasangannya. Hal ini akan menimbulkan rasa sakit hati pada salah satu pihak hingga akhirnya timbul talak. cara mengatasinya wajib menerima pasangan apa adanya.

10. Tidak Adil 

“Allah menyukai orang orang yang berlaku adil” (QS. Al mumtahanah : 8).

Contohnya ialah seseorang yang sibuk bekerja dan tidak bisa membagi waktunya dengan adil antara pekerjaan dan keluarganya sehingga pasangan merasa kurang diperhatikan dan kurang disayangi dan timbul talak.

11. Kurangnya Rasa Tanggung Jawab 

“Tiap tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”. (QS. Al Mudatstsir : 38). 

Orang yang bertanggung jawab tentu tidak mudah mengucap talak sebab menyadari apa yang dulu telah dijanjikan pada wali yang dinikahinya sehingga harus menyadari tentang tanggung jawab sebagai suami dan istri.

12. Emosi 

Emosi membuat seseorang hilang kendali karena berada dalam lingkup hawa nafsu dan dikuasai syetan sehingga dapat menyebabkan talak. Seharusnya setiap pasangan mampu menjaga emosinya masing masing dan selalu ingat kebaikan pasangan sehingga dapat mengontrol diri sendiri.

13. Kurangnya Instropeksi 

“Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal shalih)” (HR. Tirmidzi).

Sebelum memandang buruk memang harus memandang diri terlebih dahulu, begitu pula dalam kehidupan rumah tangga, jika selalu menyalahkan pasangan dan tidak instropeksi, hal itu dapat menyebabkan talak.

14. Tidak Ada Rasa Saling Memaafkan 

Suami istri harus paham bahwa tiap orang bisa berbuat kesalahan karena manusia memang makhluk yang tidak sempurna, jika memiliki rasa maaf dalam hati yang kurang, salah satu pihak akan terus mengingat kesalahan pasangannya sehingga mudah terjadi talak.

15. Rendahnya Kesetiaan 

“Yang paling baik dantara kalian adalah yang paling baik kepada istri nya”. (HR. Turmudzi). 

Hal inilah yang sering menjadi alasan timbulnya talak, yakni karena merasa dikhianati. Kesetiaan adalah hal yang utama dalam berkeluarga, jika rasa setia sangat sedikit, maka hasilnya akan timbul talak dan penyesalan di belakang.

Padahal seseorang yang menggoda dari lingkungan luar sebenarnya hanyalah menginginkan kesenangan belaka yang nantinya akan ditinggalkan jika orang tersebut sudah mendapatkan kesenangan yang diinginkannya. Wajib untuk memahami hal tersebut, bagaimanapun juga pasangan adalah seseorang yang mendampingi di kala susah dan senang, hal itu harus selalu diingat sehingga tidak meyebabkan talak.

16. Masalah Keturunan 

“Dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untuk kamu yaitu anak”. (QS. Al Baqarah : 187). 

Dalam kehidupan pernikahan tentu selalu menginginkan adanya anak sebagai buah dari perkawinan dan untuk melanjutkan generasi. Jika terjadi masalah dimana memang takdir dari Allah bahwa seorang pasangan tidak memiliki anak dan rasa iman dalam diri kedua pasangan tersebut rendah, maka hal tersebut akan menjadi penyebab talak.

Dalam hal ini seringkali pihak perempuan yang disalahkan padahal sesungguhnya ada dan tidaknya anak adalah hak Allah yang manusia tidak bisa menentukan seenaknya. Menyalahkan perempuan berarti sama saja dengan menyalahkan Allah dan hal tersebut laknatnya sangatlah besar serta keji.

17. Kurangnya Rasa Malu 

“Malu dan iman keduanya sejajar bersama. Ketika salah satu dari keduanya diangkat, maka yang lain pun terangkat”. (HR.Hakim dari Ibu Umar). 

Sebagai umat mukmin tentu harusnya merasa malu jika melakukan talak karena dulu telah mengikat janji setia disaksikan oleh agama. Apakah tidak malu jika mengingat janji janjinya dulu ketika menikah? Rendahnya rasa malu karena menuruti rasa egois menjadi penyebab talak dalam islam.

Demikian artikel tausiah sore ini, sekarang anda sudah memahami berbagai hal yang dapat menyebabkan talak, segera lakukan perbaikan dan peningkatan kualitas hubungan mulai dari diri kita sendiri agar terhindar dari perbuatan yang tidak disukai Allah ini. semoga kita semua senantiasa bisa berkasih sayang dengan suami atau istri kita tercinta sebagai jalan ibadah kepadaNya dan bisa bersama dalam kedamaian hingga di akherat nanti. Terima kasih sudah membaca. 

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Sabtu, 27 April 2024 M / 18 Syawal 1445 H.

Keutuhan dan Ketentraman Rumah Tangga

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ ، أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ سَمِعْتُ دُعَاءَكَ اللَّيْلَةَ، فَكَانَ الَّذِي وَصَلَ إِلَيَّ مِنْهُ أَنَّكَ تَقُولُ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي، وَوَسِّعْ لِي فِي دَارِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا رَزَقْتَنِي. قَالَ: فَهَلْ تَرَاهُنَّ تَرَكْنَ شَيْئًا. (رواه الترمذي)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata, “Sesungguhnya ada seseorang berkata kepada Rasûlullâh ﷺ; Wahai Rasûlullâh, saya mendengar do'amu tadi malam, maka do'a yang sampai kepadaku adalah engkau mengucapkan: 'Ya Allah, ampuni dosa saya, berilah saya rasa kelapangan di rumah saya sendiri, dan berkatilah rezeki saya.' Kemudian Rasûlullâh ﷺ bersabda: ‘Apakah kamu melihat kalimat-kalimat do'a tersebut meninggalkan sesuatu?” (HR. Imam At-Tirmidzi).

Pelajaran yang terdapat didalam Hadits diatas :

1.  Kelapangan di rumah itu bukan berarti rumah kita harus luas. Luasnya rumah tidak menjamin kebahagian dan ketentraman rumah tangga. Oleh karena itu, keluasan di sini bermakna ketentraman, istri shalehah atau suami shaleh, anak yang shaleh.

2.  Walaupun rumah sempit, tetapi kalau hati kita tenang, rumah itu terasa begitu luas.

3.  Do'a dapat memperlancar usaha dan kerja keras untuk mendapatkan kebahagiaan dalam rumah tangga. Karena dengan do'a saja tak cukup untuk mencapai rumah tangga bahagia.

4.  Berikut beberapa usaha yang perlu dilakukan untuk mengawetkan rumah tangga bahagia, diantaranya:

1) Pahami Kekurangan

Pasangan baru harus lebih menerima kekurangan masing-masing. Misalnya, dalam pekerjaan posisi dan kedudukan belum mapan di usia ini bahu membahulah, dengan izin-Nya akan didapatkan rezeki dari jalan yang tidak terduga. 

2) Ciptakan Keteladanan

Ayah dan Ibu menjadi patron dalam kehidupan keluarga. Kurangi kata-kata dan perintah, perbanyaklah tindakan dan contoh (keteladanan).

3) Komunikasi Lancar

Saat menghadapi masalah apapun, pasangan harus bisa menjadi solusi. Istri harus berperan sebagai air kehidupan, dan sebaliknya. Kuncinya, lakukan komunikasi positif secara intens dan terbuka.

4) Berikan Nafkah Batin

Nafkah batin merupakan kebutuhan dasar selain nafkah lahir. Saling memenuhi kebutuhan tersebut merupakan pilihan terbaik untuk merawat kelanggengan rumah tangga. 

5) Saling Menguatkan

Pasangan adalah supporter utama dalam hidup. Tak perlu curhat kepada orang lain, tetapi cukup kepada pasangan sehingga saling menguatkan.

6) Tujuan Pernikahan

Ingat selalu tujuan bersama dari pernikahan kita. Maka, hadapi segala masalah dan tantangan dalam hidup dengan pandangan yang positif. Dan, jangan lupakan konsekuensi atas apa yang telah disepakati bersama.

7) Selalu Berdo'a

Berdo'a dan memohon kepada Allah Subhanahu WaTa'ala. untuk keutuhan dan ketentraman rumah tangga sebagaimana hadits di atas:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي، وَوَسِّعْ لِي فِي دَارِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا رَزَقْتَنِي.

(Allahummaghfirlii Dzanbii Wa wassi’lii Fiidaarii Wa Baariklii Fiimaa Rozaqtanii).

Artinya :

”Ya Allah, ampuni dosa saya, berilah saya rasa kelapangan di rumah saya sendiri, dan berkatilah rezeki saya.”

Tema Hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :

Selain do'a tersebut di atas iringi juga dengan teks do'a sebagaimana tersebut dalam al-Qur'an;

رَبَّنَا هَبْ لَـنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا ۞

"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan (istri-istri) kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan : 74).

Jumat, 26 April 2024

CIRI WANITA YANG SULIT MASUK SURGA

Edisi Jum'at, 26 April 2024 M / 17 Syawal 1445 H.

Adanya jenis neraka dan jenis surga adalah suatu hal yang pasti dan nantinya akan dialami oleh semua umat ciptaan Allah di masa setelah hari akhir, begitu banyak petunjuk dan anjuran untuk bisa meraih kehidupan yang terbaik yang abadi, yakni kehidupan di surga dan kehidupan yang jauh dari keburukan atau neraka. Namun walaupun demikian masih saja ada begitu banyak orang yang belum menyadari bahkan meremehkan peringatan tersebut.

Tentunya kita pernah mendengar bahwa penghuni wanita (perempuan) yang paling banyak adalah neraka, kenapa demikian? apakah karena wanita (perempuan) yang memang jumlahnya lebih banyak dari laki laki? atau apakah wanita (perempuan) yang lebih mudah berbuat dosa karena beragam jenis nafsu dalam islam? Tentunya sebagai wanita (perempuan) harus lebih menjaga diri agar tidak termasuk menjadi kaum penghuni neraka yang amat merugi tersebut.

Berikut ini 17 Ciri Wanita yang Sulit Masuk Surga berdasarkan Al Qur’an dan hadits serta dapat kita lihat langsung kenyataannya dalam kehidupan sehari hari yang menyebabkan adanya dosa dosa yang dilakukan selama di dunia yakni dosa paling berat dalam islam yang dilakukan wanita, berikut selengkapnya.

1. Tidak Menjaga Diri 

“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Surah At Tahrim ayat 6).

Allah memerintahkan untuk menjaga diri agar jauh dari azab neraka, dalam kenyataannya banyak wanita (perempuan) yang tidak menjaga diri seperti bangga berbuat dosa dan tidak menjalankan perintah Allah serta tidak memperhatikan hal hal atau batasan misalnya batasan perawatan kecantikan seperti dalam hukum wanita memakai kosmetik dalam islam.

2. Kufur Terhadap Suami 

Suami memang bukan sosok yang sempurna yang terkadang memiliki dosa suami terhadap istri, namun ketika suami telah berbuat yang terbaik sesuai kemampuannya dan istri tidak mensyukuri bahkan selalu mencari salah atau mencari kekurangan dan meremehkan hingga tidak melayani suami sebaik mungkin maka baginya adalah siksa neraka sebab istri pada dasarnya memang harus tunduk dan mengikuti suami sebab terdapat kewajiban berbakti pada suami.

“ … dan aku melihat Neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita (perempuan). “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya.

Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (Hadits Riwayat Imam Al-Bukhari).

3. Pakaian Tidak Sesuai Syariat 

Pakaian ialah salah satu penyebab banyaknya wanita (perempuan) yang masuk neraka, banyaknya wanita (perempuan) yang begitu bangga memperlihatkan auratnya atau memakai pakaian muslim namun tidak sesuai syariat islam, seperti pakaian yang ketat, menampilkan lekuk tubuh, tipis, dan bahkan penuh warna warna mencolok  atau meyerupai kaum kafir sehingga terjerumus dalam dosa yang besar.

“ … dan wanita (perempuan)-wanita (perempuan) yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti bunggul unta. Mereka tidak masuk Syurga dan tidak mendapatkan wanginya Syurga padahal wanginya boleh didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (Hadits Riwayat Muslim dan Ahmad).

4. Mengutamakan Kesenangan Dunia 

Imam Qurthubi (rahimahu ‘Llah) menjelaskan :“Penyebab sedikitnya kaum wanita (perempuan) yang masuk Syurga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia”. Wanita (perempuan) yang hanya tertarik mengejar kesenangan dunia seperti uang, harta, jabatan, dll dan lupa akan kehidupan akherat nantinya akan mendapat balasan berupa hidup hina di neraka.

5. Mengingkari Kebaikan Suami 

“Allah tidak akan melihat kepada wanita (perempuan) yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (Hadits Riwayat Nasaie). Wanita (perempuan) yang selalu menuntut suami berhubungan dengan duniawi dan tidak menghargai suami bukanlah sosok wanita (perempuan) yang baik dan tempatnya adalah di neraka sebab ia tidak mengakui kebaikan suami.

6. Meminta Berpisah dengan Suami tanpa Sebab 

“Wanita (perempuan) mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syar’ie) maka haram baginya mencium wangi Syurga.” (Hadits Riwayat Abu Daud dan At-Tirmizi ). Wanita (perempuan) yang minta cerai suami tanpa alasan yang diperbolehkan syariat islam dianggap telah berkhianat dan menjadi penyebab untuknya masuk neraka.

7. Menunjukkan Bentuk Tubuh 

Ibnul ‘Abdil Barr menyatakan : “Wanita (perempuan)-wanita (perempuan) yang dimaksudkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang menampakkan tubuhnya atapun yang menunjukkan bentuk tubuhnya dan tidak menutupinya.” Wanita (perempuan) yang demikian ialah wanita (perempuan) yang merasa sudah benar dalam berpakaian padahal pakainnya tidak sesuai syariat islam.

8. Menampakkan Perhiasan 

“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka.” (Surah An Nur ayat 310). Sebagai wanita (perempuan) memang diperbolehkan memakai perhiasan, namun hanya di hadapan muhrim dan tidak diperbolehkan menunjukkan atau memamerkan secara berlebihan terlebih dengan tujuan untuk riya atau untuk menarik perhatian.

9. Memakai Wewangian di Luar Rumah 

Imam Az-Zahabi rahimahu ‘Llah menyatakan di dalam kitab Al Kabair : “Termasuk dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka dilaknat ialah memakai minyak wangi dengan yang seumpanya jika mereka keluar rumah … .” Minyak wangi yang dipakai wanita (perempuan) di luar rumah menyebabkan orang lain menjadi tertarik dan menyebabkan fitnah dan hal itu juga menjadi sebab masuk neraka walaupun sering dianggap sebagai sesuatu yang sepele.

10. Berlebihan dalam Berhias 

“Dan tinggallah kamu di rumah-rumah kamu dan janganlah kamu bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.” (Surah Al Ahzab ayat 33). Sering kita melihat wanita (perempuan) yang begitu berlebihan dalam berhias atau memakai make up untuk dipamerkan di hadapan selain muhrimnya, hal tersebut tentunya dapat menciptakan fitnah dan menimbulkan penyakit hati.

11. Kikir dalam Sedekah 

“Bersedekahlah kamu semua. Kerana kebanyakan kamu adalah kayu api Jahanam!” Wanita (perempuan) yang pelit dan lebih mementingkan untuk menggunakan rezeki pemberian Allah untuk segala keperluan duniawi ialah salah satu ciri wanita (perempuan) yang dilaknat sebab tidak menggunakan hartanya di jalan Allah dan tidak mempedulikan sesama atau orang lain yang membutuhkan bantuan.

12. Bepergian Tanpa Ijin Suami 

“Menetaplah di rumah kalian ( para wanita (perempuan) ), dan jangan berdandan sebagaimana dandanan wanita (perempuan)-wanita (perempuan) jahiliyah. Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat,dan patuhilah ( wahai para wanita (perempuan)) Allah dan rasul-Nya. (QS Al-Ahzab: 33). Wanita (perempuan) dilarang untuk keluar rumah walaupun dekat tanpa ada ijin dari suami sebab wanita (perempuan) merupakan tanggung jawab dan hak penuh suami.

13. Membuka Aib Orang (Bergosip) 

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka ‘memakan daging’ saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”(Al-Hujurat : 12).

Seringkali wanita (perempuan) berkumpul atau bersilaturahmi namun diselingi dengan kebiasaan yang tidak baik yakni bergosip yang lebih banyak membicarakan keburukan orang lain, hal itu adalah kebiasaan yang sungguh membawa kerugian yakni membawa kepada neraka, tentunya menjadi wanita (perempuan) sebisa mungkin harus mampu menjaga tutur kata dan tidak membicarakan terlebih menyebarkan aib orang lain.

14. Iri dan Dengki 

“Orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya yang telah ada dan mereka mati dalam keadaan kafir.” (At Taubah:125). Wanita (perempuan) memang memiliki emosional yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki laki, wanita (perempuan) lebih senang dipuji dan diberikan sesuatu yang menyenangkan.

Hal itu yang terkadang membuat wanita (perempuan) menjadi sedikit sekali bersyukur dan banyak melihat atau banyak iri dengki pada orang lain hingga ia mengubah apa yang dimilikinya, misalnya ialah ingin memiliki wajah yang lebih cantik atau tubuh yang lebih bagus dengan melakukan operasi plastik padahal hal tersebut dilarang oleh agama kecuali karena sebab kesehatan, hal itu yang menjadi sebab kufurnya mereka pada nikmat Allah dan menjadi jalan ke neraka.

15. Tidak Menjalankan Shalat 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu, Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Sholat fardhu”. (HR. Ath Tabrani).

Wanita (perempuan) adalah sosok yang wajib untuk menjalankan shalat dan boleh melakukannya di rumah yang memang lebih baik untuk mereka, namun pada kenyataannya banyak wanita (perempuan) yang lebih mementingkan hal lain seperti bergaul di luar rumah, terlalu sibuk dengan pekerjaan, dsb hingga lalai dalam shalat, sering meremehkan bahkan meninggalkan shalat wajib, hingga ia menjadi sosok yang dilaknat Allah dan masuk neraka.

16. Wanita yang suka memfitnah 

Fitnah adalah perbuatan yang sangat kejam. Bahkan disebut-sebut lebih kejam dari tindakan pembunuhan. Dan wanita-wanita yang gemar menyebar fitnah semasa hidupnya kelak di akhirat akan diazab dengan sangat pedih.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu: bahwasahnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pernah berjalan melewati 2 (dua) kuburan, kemudian beliau bersabda : “Sesungguhnya 2 (dua) orang ahli kubur itu disiksa dan keduanya tidak disiksa karena dosa besar. Ya, benar. Sesungguhnya dosa itu adalah besar. Salah seorang di antara keduanya adalah berjalan di muka bumi dengan menyebarkan fitnah . Sedang salah seorang yang lain tidak bertirai ketika kencing”. (HR. Bukhari dan Muslim).

17. Wanita yang suka mengumpat dan memaki-maki 

Wanita pemarah yang suka memaki-maki, mengumpat, menyakiti, dan mencari cari kesalahan orang lain,  juga tidak akan diperlihatkan pintu surga.   Walaupun ia rajin ibadah, banyak sedekah, dan amalan lainnya, karena semua amal kebaikannya menjadi sia-sia dan tidak diterima  akibat mengumpat dan menyakiti hati orang lain. 

Dari Hudzaifah radhiyallahu'anhu dia telah berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah bersabda: “Tidak akan pernah masuk surga orang yang suka mengumpat”. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Demikian yang dapat disampaikan pada tausiah sore ini, semoga menjadi penambah wawasan untuk anda dan menjadi bahan untuk menjadi peringatan agar selalu memperbaiki diri serta mengingatkan orang lain dalam kebaikan, terima kasih.

Semoga bermanfaat...


ONE DAY ONE HADITS

Jum'at, 26 April 2024 M / 17 Syawal 1445 H.

Waspada Terhadap Fitnah Wanita 

عن أسمة بن زيد رضي اللَّه عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

Dari Usamah bin Zaid berkata, bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa salam :

“Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari: 5096 dan  Muslim: 2740).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits: 

1- Hadits ini tidak berlebihan. Karena fakta memang telah membuktikan. Meskipun wanita diciptakan dengan kondisi akal yang lemah, namun betapa banyak lelaki yang cerdas, kuat gagah perkasa, dibuat lemah tunduk di bawahnya. 

2- Meskipun para wanita diciptakan dengan keterbatasannya, namun betapa banyak para penguasa jatuh tersungkur dalam jeratnya.

3- Meskipun wanita dicipta dengan keterbatasan agama, namun betapa banyak ahli ibadah yang dibuat lalai dari Tuhannya.

4- Tidak sedikit seorang miliader kaya raya nekad berbuat korupsi demi istri tercinta. Tidak jarang darah tertumpah, pedang terhunus, karena wanita. Betapa banyak orang waras dengan akal yang sempurna menjadi gila gara-gara wanita. Bahkan sering kita jumpai seorang laki-laki rela bunuh diri demi wanita. 

5- Atau yang lebih parah dari itu semua entah berapa orang mukmin yang mendadak berubah menjadi kafir gara-gara wanita. 

6- Pantaslah jika rasulullah mengatakan fitnah wanita adalah fitnah yang luar biasa.

7- Bahkan betapa umat terdahulu hancur binasa juga gara-gara wanita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  mengabarkan dalam sabdanya,

إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خضرة، وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّــقُوا الدُّنْــيَا وَاتَقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِـي إِسْرَائِـيلَ كَانَتْ فِي النِسَاءِ

“Sesungguhnya dunia ini begitu manis nan hijau. Dan Allah mempercayakan kalian untuk mengurusinya, Allah ingin melihat bagaimana perbuatan kalian. Karenanya jauhilah fitnah dunia dan jauhilah fitnah wanita, sebab sesungguhnya fitnah pertama kali di kalangan Bani Israil adalah masalah wanita” (H.R. Muslim: 2742)

Tema hadits yang berkaitan dengan Al qur'an : 

1- Bahwa mencintai wanita dan dunia adalah fitrah manusia. Seorang laki-laki tidak dilarang mencintai wanita selama aplikasi cintanya tidak melanggar syariat. Seorang manusia tidak dilarang mencintai dunia selama kecintaannya tidak mennjerumuskan kepada maksiat. Namun sadarkah, sejatinya di balik keindahan itu semua adalah fitnah (ujian) untuk manusia?

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآب

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali ‘Imran: 14).

2- Hendaklah kaum laki-laki waspada tipu daya kaum wanita besar 

إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ

sesungguhnya tipu daya kamu besar.” (QS. Yusuf: 28).

3- Dengan bekal takwa, seorang laki-laki mampu menahan pandangannya, menahan hasrat jiwanya. Dengan bekal takwa pula Allah akan memberikan penjagaan kepada hamba-Nya.

Allah telah membuktikan penjagaan-Nya kepada nabi Yusuf  ‘alaihis salam dari fitnah Zulaikha lantaran beliau bertakwa, menjaga hak-hak Allah Ta’ala. 

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ

“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” [QS. Yusuf: 24].

Kamis, 25 April 2024

SIFAT BURUK MANUSIA DALAM AL-QUR'AN

Edisi Kamis, 25 April 2024 M / 16 Syawal 1445 H.

Manusia diciptakan Allah Subhanahu wa ta'ala adalah sebaik-baiknya bentuk dan kepadanya telah dihiasi aneka kebaikan di dalam dirinya. Perkara tampilnya manusia sebaliknya adalah karena kelemahan diri dan aneka godaan dari luar yang tidak dapat dihadapinya sehingga dirinya cenderung atau memperturutkan hawa nafsunya. 

Dikala manusia melakukan kesalahan diri dan orang yang melihatnya akan sepakat..”ya namanya manusia” atau”ya memang begitulah, manusia sudah kodratnya sebagai tempatnya salah khilaf dan dosa”…Lebih parah lagi ada orang yang beranggapan bahwa sifat buruk dan kasar seseorang adalah mengacu pada kodrat manusia sebagai makhluk kasar bukan makhluk halus. Bila hal ini demikian, terlihat persoalan dan segala sesuatunya selesai sampai disitu. 

Ada banyak sifat manusia yang digambarkan dalam Alquran. Penggambaran sifat-sifat ini akan membantu kita untuk lebih introspeksi diri sehingga menjadi manusia yang dicintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Seperti apa sifat-sifat manusia tersebut ? 

Baiklah dalam artikel tausiah kali ini kita membahas beberapa sifat buruk manusia yang ada dalam Al Quran,  yaitu sebagai berikut :

1. Manusia itu lemah 

يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S. Annisa; 28).

2. Manusia itu gampang terperdaya 

يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ

“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah” (Q.S Al-Infithar : 6).

3. Manusia itu lalai 

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” (Q.S At-Takaatsur: 1).

4. Manusia itu penakut 

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-Baqarah 155).

5. Manusia itu bersedih hati  

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَىٰ وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin , siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah , hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Q.S Al Baqarah: 62).

6. Manusia itu tergesa-gesa 

وَيَدْعُ الْإِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ ۖ وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا

"Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. (QS. Al-Isra’ 11).

7. Manusia itu suka membantah 

خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ

“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” (Q.S. an-Nahl 4).

8. Manusia itu suka berlebih-lebihan 

وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَىٰ ضُرٍّ مَسَّهُ ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S Yunus : 12).

كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَىٰ

“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas” (Q.S al-Alaq : 6).

9. Manusia itu pelupa 

وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا ۖ إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.” (Q.S Az-Zumar : 8).

10. Manusia itu suka berkeluh-kesah. 

إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا

“Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah” (Q.S Al Ma’arij : 20).

ا يَسْـَٔمُ ٱلْإِنسَٰنُ مِن دُعَآءِ ٱلْخَيْرِ وَإِن مَّسَّهُ ٱلشَّرُّ فَيَـُٔوسٌ قَنُوطٌ

“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” (Q.S Al-Fushshilat : 49).


وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى الْإِنْسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَىٰ بِجَانِبِهِ ۖ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ كَانَ يَئُوسًا

“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa” (QS. al-Isra’ 83).

11. Manusia itu kikir 

قُلْ لَوْ أَنْتُمْ تَمْلِكُونَ خَزَائِنَ رَحْمَةِ رَبِّي إِذًا لَأَمْسَكْتُمْ خَشْيَةَ الْإِنْفَاقِ ۚ وَكَانَ الْإِنْسَانُ قَتُورًا

“Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan adalah manusia itu sangat kikir.” (Q.S. Al-Isra’ : 100).

12. Manusia itu suka kufur nikmat. 

وَجَعَلُوا لَهُ مِنْ عِبَادِهِ جُزْءًا ۚ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَكَفُورٌ مُبِينٌ

Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (Q.S. Az-Zukhruf  : 15).

إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ

sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, (Q.S. al-’Aadiyaat : 6).

13. Manusia itu zalim dan bodoh. 

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, ” (Q.S al-Ahzab : 72).

14. Manusia itu suka menuruti prasangkanya. 

وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا ۚ إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ

“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.S Yunus 36).

15. Manusia itu suka berangan-angan. 

يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ وَلَٰكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّىٰ جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ

“Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.” (Q.S al Hadid 14).

16. Manusia itu suka mengambil hak orang lain. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۗ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

Firman Allah Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. (QS. Ataubah:34).

17. Manusia itu suka menghitung-hitung rezeki. 

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Firman Allah : Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. An Nahl:18).

Itulah 17 sifat buruk manusia yang disebutkan dalam al-Quran. Mengerikan bukan? Adapun islam, sudah memberikan solusi untuk segala sifat buruk manusia ini.  Sungguh nikmat iman dan islam ini bukanlah sesuatu yang kita dapat dengan murah!

 Solusi pertama, tetap berpegang teguh kepada tali agama dan petunjuk-petunjuk dari Allah 

Allah Subhanahu WaTa'ala berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Q.S al-Baqarah : 38).

Solusi kedua, tetap berada dalam ketaatan sesulit apapun situasi yang melanda 

Tetap berada dalam ketaatan disini, berarti bersegera menyambut amal-amal kebaikan. Mungkin seperti syair yang dilantunkan Abdullah bin Rawahah untuk mengembalikan semangatnya saat nyalinya mulai ciut di perang mut’ah ketika dua orang sahabatnya yang juga komandan pasukan pergi mendahuluinya. “wahai jiwa, jika syurga sudah di depan mata mengapa engkau ragu meraihnya”

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (Q.S. Ali Imran : 133).

 Solusi ketiga, jaga keimanan kita 

adalah hal yang wajar, iman seseorang naik turun dan berfluktuatif. Sama mungkin seperti yang dikhawatirkan sahabat Hanzalah, ketika ia curhat kepada abu Bakar bahwa ia termasuk orang yang celaka. Mengapa demikian? karena ia merasa Imannya turun ketika jauh dari Rasulullah. Ternyata itu pula yang dirasakan lelaki dengan iman tanpa retak itu. Hinga mereka berdua akhirnya menghadap Rasulullah. Mendengar permasalahan mereka, Rasulullah hanya tersenyum dan menjawab, “selangkah demi selangkah Hanzalah!”

Tetapi sungguh, iman seorang mukmin yang baik, akan tetap memiliki trend yang menanjak.

Disinilah mungkin loyalitas kita kepada Allah diuji. Apakah kita bisa, belajar mencintai Allah diatas segala sesuatu, belajar mencintai sesuatu karena Allah, serta belajar membenci kekufuran!!!

Solusi keempat, Berjama’ah 

Manusia itu lemah ketika sendiri dan kuat ketika berjama’ah. Adakah yang meragukannya?

Semoga bermanfaat...


ONE DAY ONE HADITS 

Kamis, 25 April 2024 M / 16 Syawal 1445 H. 

"Pentingnya Sikap Lemah Lembut"

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ وَوَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ تَمِيمِ بْنِ سَلَمَةَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ هِلَالٍ عَنْ جَرِيرٍ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ يُحْرَمُ الرِّفْقَ يُحْرَمُ الْخَيْرَ كُلَّهُ . (رواه أبو داود.)

Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu 'anhuma ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang terhalang dari sifat lemah lembut, maka ia telah terhalang dari banyak kebaikan." (HR. Abu Dawud). 

Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :

1.  Sudah sepantasnya seorang muslim untuk menghiasi dirinya dengan sifat lemah lembut karena sifat itu merupakan bagian dari sifat-sifat yang dicintai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

2.  Ketika seseorang bersikap lemah lembut dalam hal apapun itu merupakan sebab seseorang dapat meraih berbagai kunci kebaikan dan keutamaan. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki sifat lemah lembut, maka ia tidak akan bisa meraih berbagai kebaikan dan keutamaan. Rasulullah ﷺ mengatakan hal ini kepada ‘Aisyah radhiyallahu 'anha:

 إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الأَمْرِ كُلِّه.

 "Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Lembut yang mencintai kelembutan dalam seluruh perkara." (HR. Bukhori dan Muslim)

3.  Maka dari itu marilah kita senantiasa berakhlak dengannya, Sesungguhnya sifat lemah lembut merupakan sebab untuk meraih segala kebaikan.

Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :

1.  Sikap lemah lembut melahirkan rasa mahabbah (cinta);

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَا نْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ ... ۞

"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu." (QS. Ali 'Imran 3: 159).

2.  Perintah berdakwah dengan cara dan sikap lemah lembut;

وَاِ مَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَآءَ رَحْمَةٍ مِّنْ رَّبِّكَ تَرْجُوْهَا فَقُلْ لَّهُمْ قَوْلًا مَّيْسُوْرًا ۞

"Dan jika engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang engkau harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang lemah lembut." (QS. Al-Isra' 17: 28).