Edisi Selasa, 2 April 2024 M / 22 Ramadhan 1445 H.
Di antara serangkaian amalan sunnah di bulan suci Ramadhan adalah beri’tikaf. Kendati termasuk amalan sunnah yang bisa dilakukan kapan saja, tetapi khususnya di bulan Ramadhan, i’tikaf lebih dianjurkan, terutama di sepuluh malam terakhir. Keutamaannya pun sangat besar, terlebih menjadi bagian dari upaya meraih keutamaan Lailatul Qadar
Secara terminologi, i’tikaf adalah berdiam diri di masjid disertai dengan niat. Tujuannya adalah semata beribadah kepada Allah, khususnya ibadah yang biasa dilakukan di masjid. Demi meraih keutamaan yang lebih besar, seseorang tentu dapat memperbanyak ragam niatnya, seperti berniat mengunjungi dan menghormati masjid sebagai rumah Allah, berzikir dan mendekatkan diri kepada-Nya, mengharap rahmat dan rida-Nya, bermuhasabah, mengingat hari akhir, mendengarkan nasihat dan ilmu-ilmu agama, bergaul dengan orang-orang saleh dan cinta kepada-Nya, memutus segala hal yang dapat melupakan akhirat, dan sebagainya.
Melakukan itikaf pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, lebih diutamakan utama dibanding pada waktu-waktu yang lain, demi menggapai keutamaan Lailatul Qadar yang waktunya dirahasiakan Allah. Karena dirahasiakan itulah, maka siapa pun kita harus senantiasa mengisi malam-malam Ramadhan dengan berbagai amaliah, baik wajib maupun sunnah, dengan tujuan agar tidak terlewatkan.
Berikut ini adalah beberapa hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan Itikaf dan Lailatul qadar :
1. Wanita Beristihadhah Boleh I'tikaf
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ بَعْضَ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ اعْتَكَفَتْ وَهِىَ مُسْتَحَاضَةٌ
Dari Aisyah berkata : Sebagian Ummul Mukminin melakukan i'tikaf sementara mereka mengeluarkan darah istihadhah. (H.R. Bukhari no. 311).
2. I'tikaf Di Luar Bulan Ramadhan Tidak Harus Berpuasa
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ عَلَى الْمُعْتَكِفِ صِيَامٌ إِلاَّ أَنْ يَجْعَلَهُ عَلَى نَفْسِهِ
Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tidak ada kuajiban bagi orang yang beri'tikaf berpuasa kecuali ia telah mewajibkan atas dirinya sendiri. (H.R. Baihaqi no. 8849, Hakim no. 1555 dan Daruquthni no. 2380).
3. Wanita Boleh I'tikaf di Masjid
عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
Dari Aisyah rah istri Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, bahwa Nabi Shallallahu alaihi Wasallam melakukan i’tikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan i’tikaf setelah beliau wafat. (H.R. Bukhari no. 2026, Muslim no. 2841).
4. Pertanda turunnya Lailatul Qadar
وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيْهَا قَمَرًا سَاطِعًا سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ لاَ بَرْدَ فِيْهَا وَلاَ حَرَّ وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيْهَا حَتَّى تُصْبِحَ وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيْحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ
Rasulullah bersabda : Sesungguhnya pertanda Lailatul Qadar ialah cuacanya bersih lagi terang seakan-akan ada rembulan, tenang lagi hening, suhunya tidak dingin dan tidak pula panas, dan tiada suatu bintangpun yang dilemparkan pada malam itu sampai pagi hari. Dan sesungguhnya pertanda Lailatul Qadar itu di pagi harinya terbit dalam keadaan sempurna, tetapi tidak bercahaya seperti biasanya melainkan seperti rembulan di malam purnama, dan tidak diperbolehkan bagi setan ikut muncul bersamaan dengan terbitnya matahari di hari itu. (H.R. Ahmad no. 23436).
5. Anjuran Mencari Lailatul Qadar di Malam Dua Puluh Tujuh
عَنْ عَبْدَةَ وَعَاصِمِ بْنِ أَبِى النَّجُوْدِ سَمِعَا زِرَّ بْنَ حُبَيْشٍ يَقُوْلُ سَأَلْتُ أُبَىَّ بْنَ كَعْبٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ فَقُلْتُ إِنَّ أَخَاكَ ابْنَ مَسْعُوْدٍ يَقُوْلُ مَنْ يَقُمِ الْحَوْلَ يُصِبْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ. فَقَالَ رَحِمَهُ اللهُ أَرَادَ أَنْ لاَ يَتَّكِلَ النَّاسُ أَمَا إِنَّهُ قَدْ عَلِمَ أَنَّهَا فِى رَمَضَانَ وَأَنَّهَا فِى الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ وَأَنَّهَا لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ. ثُمَّ حَلَفَ لاَ يَسْتَثْنِى أَنَّهَا لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ فَقُلْتُ بِأَىِّ شَىْءٍ تَقُوْلُ ذَلِكَ يَا أَبَا الْمُنْذِرِ قَالَ بِالْعَلاَمَةِ أَوْ بِالْآيَةِ الَّتِى أَخْبَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا تَطْلُعُ يَوْمَئِذٍ لاَ شُعَاعَ لَهَا
Dari Abdah dan Ashim bin Abun Najud keduanya mendengar Zirr bin Hubaisy berkata, saya bertanya kepada Ubay bin Ka'b radhiyallahu anhu Saya katakan, sesungguhnya saudaramu Ibnu Mas'ud berkata : Barang siapa yang menunaikan shalat malam sepanjang tahun, niscaya ia akan mendapatkan malam Lailatul Qadar. Maka Ubay bin Ka'b berkata : Semoga Allah merahmatinya. Ia menginginkan agar manusia tidak hanya bertawakkal. Sesungguhnya ia telah mengetahui bahwa Lailatul Qadr terjadi pada bulan Ramadlan, yakni dalam sepuluh hari terakhir tepatnya pada malam ke dua puluh tujuh. kemudian Ubay bin Ka'b bersumpah, bahwa adanya Lailatul Qadr adalah pada malam ke dua puluh tujuh. Maka saya pun bertanya : Dengan landasan apa, engkau mengatakan hal itu ya Abu Mundzir? Ia menjawab : Dengan dasar alamat atau tanda-tanda yang telah dikabarkan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam kepada kami, bahwa di hari itu matahari terbit dengan pancaran cahaya yang tidak menyengat. (H.R. Muslim no. 2834).
6. Anjuran Mencari Lailatul Qadar di Malam Kesembilan, Ketujuh, Kelima
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُخْبِرَنَا بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ فَتَلَاحَى رَجُلَانِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ فَقَالَ خَرَجْتُ لِأُخْبِرَكُمْ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ فَتَلَاحَى فُلَانٌ وَفُلَانٌ فَرُفِعَتْ وَعَسَى أَنْ يَكُوْنَ خَيْرًا لَكُمْ فَالْتَمِسُوْهَا فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ
Dari Ubadah bin Ash-Shamit berkata : Nabi Shallallahu alaihi Wasallam keluar untuk memberitahukan kami tentang Lailatul Qadar. Tiba-tiba ada dua orang dari kaum Muslimin yang membantah beliau. Akhirnya beliau berkata : Aku datang untuk memberitahukan kalian tentang waktu terjadinya Lailatul Qadar namun fulan dan fulan menyanggah aku, sehingga kepastian waktunya diangkat (menjadi tidak diketahui). Namun semoga kejadian ini menjadi kebaikan buat kalian, maka carilah pada malam yang kesembilan, ketujuh dan kelima (pada sepuluh malam akhir dari Ramadhan). (H.R. Bukhari no. 2023).
7. Anjuran Mencari Lailatul Qadar dalam Malam Ganjil
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Dari Aisyah radhiyallahu anha bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Carilah Lailatul Qadar pada malam yang ganjil dalam sepuluh malam yang akhir dari Ramadhan. (H.R. Bukhari no. 2017).
8. Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam yang akhir dari Ramadhan
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اَلْتَمِسُوْهَا فِى الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى
Dari Ibnu Abbas rahimallah bahwa Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam yang akhir dari Ramadhan, pada sisa malam kesembilan, ketujuh, dan kelima. (H.R. Bukhari no. 2021).
9. Anjuran Mencari Lailatul Qadar pada Tujuh Malam Terakhir
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رِجَالاً مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْمَنَامِ فِى السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِى السَّبْعِ الأَوَاخِرِ، فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِى السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ
Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu bahwa ada seorang dari sahabat Nabi Shallallahu alaihi Wasallam yang menyaksilan Lailatul Qadar dalam mimpi terjadi pada tujuh hari terakhir. Maka Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Aku memandang bahwa mimpi kalian tentang Lailatul Qadar tepat terjadi pada tujuh malam terakhir, maka siapa yang mau mencarinya, maka carilah pada tujuh malam terakhir. (H.R. Bukhari no. 2015 dan Muslim no. 2818).
10. Anjuran Mencari Lailatul Qadar pada Tujuh Hari yang Tersisa dari Bulan Ramadhan
عَنْ عُقْبَةَ - وَهُوَ ابْنُ حُرَيْثٍ - قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْتَمِسُوْهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ - يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ - فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى
Dari Uqbah, dia adalah Ibnu Harits berkata : Aku mendengar Ibnu Umar rahimallah berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir, jika salah seorang dari kalian merasa lemah atau tidak mampu, maka janganlah sampai terlewatkan tujuh hari yang tersisa dari bulan Ramadhan. (H.R. Muslim no. 2822).
11. Anjuran Mencari Lailatul Qadar Pada Malam Kedua Puluh Tujuh
عَنْ أُبَىِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ أُبَىٌّ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَ اللهِ إِنِّى لَأَعْلَمُهَا وَأَكْثَرُ عِلْمِى هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ
Dari Ubay bin Ka'ab, dia berkata tentang Lailatul Qadar : Demi Allah, sungguh aku mengetahui malam (Lailatul Qadar) tersebut. Puncak ilmuku bahwa malam tersebut adalah malam yang Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk menegakkan shalat padanya, yaitu malam kedua puluh tujuh. (H.R. Muslim no. 1822).
12. Ibadah di Malam Lailatul Qadar karena Allah Diampuni Dosa-Dosanya
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ، وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa yang melakukan ibadah di malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap ridha Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barang siapa yang melakukan ibadah di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (H.R.Bukhari no. 1901, Baihaqi no. 8786).
13. Perempuan Boleh I'tikaf di Masjid
عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
Dari Aisyah radhiyallahu anha istri Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi Wasallam beri'tikaf pada sepuluh hari yang terahir dari bula Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri-istri beliau beri'tikaf sepeninggalnya. (H.R. Bukhari no. 2026, Muslim no. 2841).
14. Dianjurkan I'tikaf di Masjid Jami '
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتِ السُّنَّةُ عَلَى الْمُعْتَكِفِ أَنْ لاَ يَعُوْدَ مَرِيْضًا وَلاَ يَشْهَدَ جَنَازَةً وَلاَ يَمَسَّ امْرَأَةً وَلاَ يُبَاشِرَهَا وَلاَ يَخْرُجَ لِحَاجَةٍ إِلاَّ لِمَا لاَ بُدَّ مِنْهُ وَلاَ اعْتِكَافَ إِلاَّ بِصَوْمٍ وَلاَ اعْتِكَافَ إِلاَّ فِى مَسْجِدٍ جَامِعٍ.
Dari Aisyah bahwasanya ia berkata : Disunnahkan bagi orang yang beri'tikaf untuk tidak menjenguk orang sakit, tidak melawat jenazah, tidak menyentuh perempuan dan tidak keluar masjid kecuali untuk hajat yang tidak dapat ditinggalkan. Tidak boileh i'tikaf kecuali dengan berpuasa dan tidak boleh i'tikaf kecuali di dalam masjid jami' (H.R. Abu Daud no. 2475, Baihaqi no. 8856).
15. Bacaan pada malam Lailatul Qadar
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ « قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Dari Aisyah ia berkata, aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam : Bagaimana seandainya aku tahu terjadinya malam Lailatul Qadar, apa yang aku baca pada malam itu? Beliau bersabda : Bacalah : ALLOHUMMA INNAKA 'AFUWWUN KARIIM TUHIBBUL 'AFWA FA'FU 'ANNII (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pengampun lagi Mulya, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah aku). (H.R. Tirmidzi no. 3855, Ibnu Majah no. 3982 dan lainnya).
16. Mengharap pahala Allah
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إَيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (Bukhari 217Muslim 759).
17. Pahala Itikaf
يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيذَنَّهُ (رواه البخاري، رقم
“Tidak ada suatu ibadah hamba-Ku kepada-Ku yang lebih Aku cintai dibanding apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan apabila hamba-Ku senantiasa mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan (ibadah-ibadah) sunah, maka Aku akan mencintainya. Ketika Aku telah mencintainya, maka Aku (membimbing) pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar. Aku (membimbing) penglihatannya ketika melihat, (membimbing) tangannya ketika memukul dan (membimbing) kakinya ketika melangkah (sesuai dengan taufik da inayah-Ku). Kalau dia meminta-Ku, pasti akan Aku beri. Kalau dia meminta perlindungan-Ku, pasti akan Aku lindungi.”
[HR. Bukhari, no. 6502].
Semoga bermanfaat...
ONE DAY ONE HADITS
Selasa, 2 April 2024 M / 22 Ramadhan 1445 H.
Mencari Keutamaan Malam Lailatul Qadar
عن عائشة رضي الله عنها قالت، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
تَحَرَّوْا ليلة القدرِ في الوِتْرِ، من العشرِ الأواخرِ من رمضانَ
Dari Aisyah radhiallahu’anha, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Carilah oleh kalian keutamaan lailatul qadr (malam kemuliaan) pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan”.
[Dikeluarkan oleh al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya (2017), Muslim dalam kitab Shahih-nya pula (1169).
Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:
1- “Malam kemuliaan” dikenal dengan malam Lailatul Qadr, yaitu satu malam yang penuh dengan kemuliaan, keagungan dan tanda-tanda kebesaran Allah Ta’ala, karena malam itu merupakan permulaan diturunkannya al-Quran.
2-IbnuAbbas radhiallahu’anhuma berkata, ‘Allah telah menurunkan al-Quran dari Lauh Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah (di langit dunia) secara langsung (sekaligus), kemudian menurunkannya kepada Rasulullah secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa-peristiwa (yang terjadi semasa hidupnya) selama dua puluh tiga tahun.
3- Dengan demikian, jelaslah alasan mengapa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam perintahkan umatnya agar sungguh-sungguh mencari keutamaan malam Lailatul Qadr ini.
4- Amal (shalih), puasa, dan shalat pada malam Lailatul Qadr itu lebih baik dari seribu bulan (seseorang melakukan ibadah)”.
5- Adapun maksud para ulama tafsir bahwa ibadah pada malam Lailatul Qadr lebih utama dari ibadah selama seribu bulan adalah (seribu bulan) yang di dalamnya tidak terdapat Lailatul Qadr.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al Qur'an:
- “Malam kemuliaan” dikenal dengan malam Lailatul Qadr, yaitu satu malam yang penuh dengan kemuliaan, keagungan dan tanda-tanda kebesaran Allah Ta’ala, karena malam itu merupakan permulaan diturunkannya al-Quran.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS. Al-Qadr: 1-5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.