Sabtu, 20 April 2024

AMALAN SAAT MALAM PERTAMA DALAM ISLAM

Edisi Sabtu, 20 April 2024 M / 11 Syawal 1445 H.

Amalan saat malam pertama dalam islam bukan hanya berhubungan tubuh dan cara suami memperlakukan istri semata. Namun ada hal yang lebih penting yakni bagaimana agar amalan saat malam pertama dalam islam sebagai suami istri bisa dilalui dengan baik agar bisa menyatukan emosi serta perasaan diantara keduanya.

Lantas apakah amalan saat malam pertama dalam islam dapat dijadikan jalan ibadah kepada Allah? Amalan serta tata cara bergaul suami istri yang benar adalah yang sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Seperti yang sudah diketahui bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam merupakan sebaik baiknya teladan dalam kehidupan tidak terkecuali dalam hal pernikahan serta segala hal yang ada di dalamnya sebab itu terdapat keutamaan dan pentingnya mengenal Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam. Oleh sebab itu sebagai muslim sudah sepatutnya untuk mencontoh serta mengikutinya. Berikut adalah 17 Amalan Saat Malam Pertama dalam Islam agar dapat menjadikan segala sesuatu dalam kehidupan sebagai jalan ibadah.

1. Doa Menjadi Keluarga Samawa 

Islam merupakan agama yang telah sempurna yang mana ajarannya meliputi semua aspek kehidupan termasuk dalam hal pernikahan. Jika berbicara tentang pernikahan tidak lepas dari amalan saat malam pertama dalam islam di setiap pernikahan. Amalan saat malam pertama dalam islam itu hendaknya diisi dengan kelembutan, kasih sayang, serta kesenangan. Jadikan selalu malam itu menjadi malam untuk menyatukan perasaan kedua pasangan agar menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah dengan doa hubungan intim saat malam pertama.

2. Niat Ibadah Kepada Allah 

”Tiga orang yang memiliki hak atas Allah menolong mereka : seorang yang berjihad di jalan Allah, seorang budak (berada didalam perjanjian antara dirinya dengan tuannya) yang menginginkan penunaian serta seorang menikah yang ingin menjaga kehormatannya dan mendapat pahala berhubungan suami istri .” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah serta Hakim dari hadits Abu Hurairoh).

3. Bersikap Lemah Lembut 

”Aku pernah merias Aisyah untuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam lalu aku mendatangi beliau  serta mengajaknya untuk melihat kecantikan Aisyah. Beliau pun mendatanginya dengan membawa segelas susu lalu beliau meminumnya serta memberikannya kepada Aisyah,

maka Aisyah pun menundukkan kepalanya sebab malu. Asma berkata, ”Maka aku menegurnya.” Serta aku katakan padanya, ”Ambillah (minuman itu) dari tangan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam.” Asma berkata, ”Maka Aisyah pun mengambilnya lalu meminumnya sedikit dengan keutamaan minum sambil duduk.”

4. Beri Salam Pada Isteri 

Suami hendaklah mengucapkan salam terlebih dahulu (Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh) kepada isteri sebagaimana yang pernah dilakukan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. 

5. Masih Boleh Bercumbu Dengan Isteri Ketika Isteri Haid 

Jika sang suami teringin berjima’ dengan isteri namun isteri sedang dalam haid. Isteri masih boleh membenarkan suami mencumbuinya asalkan tidak memainkan peranan menggunakan kemaluannya untuk bersetubuh (termasuklah dubur kerana jatuh pada hukum haram).

Seperti pada Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam

“Lakukanlah apa saja kecuali jima’ atau bersetubuh.”

Hadits sahih diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 302 dan Abu Dawud no. 257… Dan dibawakan oleh sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu'anhu.

6. Mendoakan Istri 

”Apabila seorang dari kalian menikah dengan seorang wanita atau membeli seorang wanita maka hendaklah memegang keningnya atau meniup ubun-ubunnya lalu menyebut nama Allah azza wa jalla serta berdoa memohon keberkahan dengan mengatakan : Allahumma Innii Asaluka Min Khoiriha wa Khoiri Ma Jabaltaha Alaihi.

Wa Audzu bika Min Syarri wa Syarri Ma Jabaltaha Alaih — Wahai Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya serta kebaikan dari apa yang Engkau berikan serta Aku berlindung kepada-Mu daripada keburukannya serta keburukan yang Engkau berikan kepadanya..”

7. Shalat 2 Rakaat 

Dalam sebuah riwayat Ibnu Syaibah dari Ibnu Masud, dia mengatakan kepada Abi Huraiz, ”Perintahkan dia untuk shalat dua rakaat dibelakang (suaminya) serta berdoa, ”Allahumma Barik Lii fii Ahlii serta Barik Lahum fii. Allahummajma’ Bainanaa Ma Jama’ta bi Khoirin wa Farriq Bainana idza Farroqta bi Khoirin — Wahai Allah berkahilah aku didalam keluargaku serta berkahilah mereka di dalam diriku. Wahai Allah satukanlah kami dengan kebaikan serta pisahkanlah kami jika Engkau menghendaki (kami) berpisah dengan kebaikan pula.”

8. Berdoa Sebelum Bersetubuh 

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,”Apabila seorang dari kalian mendatangi istrinya maka hendaklah dia berdoa, ”Allahumma Jannibna asy Syaithon wa Jannib asy Syaithon Ma Rozaqtana — Wahai Allah jauhilah kami dari setan serta jauhilah setan dari apa-apa yang Engkau rezekikan kepada kami — sesungguhnya Allah Maha Mampu memberikan buat mereka berdua seorang anak yang tidak bisa dicelakai setan selamanya.”

9. Menyimpan Rahasia Pasangan 

Diriwayatkan oleh Ahmad dari Asma binti Yazid yang saat itu duduk dekat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersama dengan kaum laki-laki serta wanita lalu beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ”Bisa jadi seorang laki-laki menceritakan apa yang dilakukannya dengan istrinya serta bisa jadi seorang istri menceritakan apa yang dilakukannya dengan suaminya.”

Maka mereka pun terdiam. Lalu aku bertanya, ”Demi Allah wahai Rasulullah sesungguhnya kaum wanita melakukan hal itu begitu juga dengan kaum laki-laki mereka pun melakukannya.” Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ”Janganlah kalian melakukannya. Sesungguhnya hal itu bagaikan setan laki-laki berhubungan dengan setan perempuan di jalan lalu (setan laki-laki) menutupi (setan perempuan) sementara orang-orang menyaksikannya.”

10. Berwudhu 

Bila seoarang laki-laki menggauli istrinya serta kemudian ia ingin mengulanginya kembali maka hendaknya ia mengambil air wudhu, sebab hal itu akan membuat tenaganya kembali. Sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Said al Khudriy berkata, ”Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,”Apabila seorang dari kalian menggauli istrinya kemudian dia ingin mengulanginya lagi maka berwudhulah diantara kedua (jima) itu.”

11. Mandi Bersama 

Suami istri diperbolehkan untuk mandi bersama-sama dalam satu wadah. Hal ini juga pernah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berasama dengan istri sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori serta Muslim dari Aisyah berkata, ”Aku mandi bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dari satu wadah antara diriku dengan dirinya. Tangan kami saling bergantian berebutan agar aku mengatakan, ”tinggalkan (sedikit air) buatku, tinggalkan buatku.” Dia berkata, ”Mereka berdua dalam keadaan junub.”

12. Bersenda Gurau dengan Pasangan 

Ketika sudah menikah maka apa yang sebelumnya dilarang menjadi halal untuk dilakukan, termasuk bersendau gurau dengan pasangan. Pasangan bisa bercengkrama di tempat tidur serta bermain-main dengannya. Dalam senda gurau ini bisa bersikap mesra pada pasangan seperti mencium kening, memeluk serta membelai rambut istri.

13. Tidak Menahan Keturunan (Azl) 

Apa itu ‘Azl? ‘azl adalah mengeluarkan air mani diluar kemaluan istrinya. Hal ini juga pernah dilakukan oleh para sahabat pada zaman dahulu seperti yang diriwayatkan oleh Bukhori serta Muslim dari Jabir bin Abdullah berkata, ”Kami melakukan ‘azl sementara Al Qur’an masih turun.” Didalam sebuah riwayat, ”Kami melakukan ‘azl pada masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam serta hal ini sampai kepada Nabi, serta beliau tidaklah melarangnya.”

14. Tetap Menjumpai Keluarga di Esok Harinya (Tidak Bermalasan) 

Anas Radhiallahu ‘Anhu berkata,”Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengadakan pesta saat menikah dengan Zainab. Kaum muslimin dikenyangkan dengan roti serta daging. Kemudian beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluar menemui ibu-ibu kaum mukminin (isteri-isterinya) serta mengucapkan salam kepada mereka, mendoakan mereka serta mereka pun menyambut salamnya serta mendoakannya, beliau lakukan itu pada pagi hari setelah amalan saat amalan saat malam pertama dalam islamnya.”

15. Bersetubuh tanpa Menyakiti Istri 

Haram hukumnya menggauli dubur si istri dari posisi manapun serta dalam kondisi apapun, sebab itu adalah sebuah dosa besar, yang juga telah disabdakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang artinya : Terlaknat orang (suami) yang menggauli para wanita (yaitu istrinya) di dubur nya (yakni lubang anus)”. Bahkan menurut Sahabat Rasul, suami yang menggauli dubur istrinya diharuskan bertobat nasuha kepada Allah Subhanahu WaTa'ala serta berjanji tidak akan melakukannya lagi.

16. Menggelar Acara atau Syukuran atau Perjamuan Esok Harinya 

Mengadakan pesta resepsi ternyata wajib hukumnya setelah menggauli istri untuk pertama kalinya. Bahkan hal itu ada dalam hadist Buraidah bin Hushoib radhiyallahu'anhu ketika Ali bin Abi Thalib menikahi Fatimah Az-Zahra.

17. Berdoa Setelah Selesai Bersetubuh 

Bârakallâhu likulli wâhidin minnâ fî shâhibih. Artinya, “Semoga Allah memberkahi setiap kita.” serta Allâhumma innî as’aluka khairahâ wa khairamâ jabaltahâ alaih. Wa a‘ûdzubika min syarrihâ wa syarrimâ jabaltahâ alaih. Artinya, “Tuhanku, kepada-Mu aku memohon kebaikan istriku serta kebaikan sifat yang Kau ciptakan untuknya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan istriku serta keburukan sifat yang Kau ciptakan untuknya.”

Ternyata banyak jalan yang bisa dilakukan untuk ibadah, termasuk ketika malam pertama, tentu inti dari ulasan ini ialah membuat malam pertama menjadi jalan untuk beribadah kepada Allah, tidak hanya semata sebagai jalan nafsu belaka serta menjalankan tata cara berhubungan suami istri seusai aturan islam sebagai wujud bersyukur kepada Allah, telah disatukan dalam ikatan yang halal sehingga jauh dari zina. Jangan lupa untuk memohon doa agar kehidupan rumah tangga selalu damai dan langgeng dalam jalan Allah serta kelak mendapatkan keturunan yang sholeh dan bisa bersama sama hidup di surga nantinya. Terima kasih.

Semoga bermanfaat ....


ONE DAY ONE HADITS 

Sabtu, 20 April 2024 M / 11 Syawal 1445 H. 

Keutamaan Menikah 

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال،قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي.

“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman). 

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1- Keutamaan menikah adalah untuk menyempurnakan separuh agama dan kita tinggal menjaga diri dari separuhnya lagi. 

2- Umumnya yang merusak agama seseorang adalah syahwat faroj(kemaluan) dan syahwat buthun(perut). 

3- Kemaluan yang mengantarkan pada zina, sedangkan perut bersifat serakah. Nikah berarti membentengi diri dari salah satunya, yaitu zina dengan kemaluan. Itu berarti dengan menikah separuh agama seorang pemuda telah terjaga, dan sisanya, ia tinggal menjaga lisannya.

4- Dengan nikah berarti seseorang membentengi diri dari godaan syaithon, membentengi diri dari syahwat (yang menggejolak) dan lebih menundukkan pandangan.”

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran: 

-Termasuk di antara rahmat Allah yang sempurna kepada anak-anak Adam ialah Dia menjadikan pasangan (istri) mereka dari jenis mereka sendiri, dan menjadikan rasa kasih dan sayang di antara pasangan-pasangan itu. Karena adakalanya seorang lelaki itu tetap memegang wanita karena cinta kepadanya atau karena sayang kepadanya, karena mempunyai anak darinya, atau sebaliknya kerena si wanita memerlukan perlindungan dari si lelaki atau memerlukan nafkah darinya, atau keduanya saling menyukai, dan alasan lainnya.

 وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ 

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.

[QS. Ar-Rum :21].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.