Kamis, 03 November 2022

17 PONDOK PESANTREN PALING TUA DAN TERBAIK DI INDONESIA

Edisi Kamis, 3 November 2022 M / 8 Rabi'ul Akhir 1444 H.

Pondok pesantren adalah tradisi pendidikan yang terus berlangsung di Indonesia. Pesantren menjadi tonggak penting penyebaran Islam dan pengajaran bagi masyarakat Indonesia. Tiap pesantren memiliki sejarahnya sendiri sejak zaman penjajah kolonial.

Dari 17 pondok tertua dan terbaik di wilayah Indonesia, Pondok Pesantren Jamsaren yang berada di Jl. Veteran No. 263 Serengan Surakarta merupakan pondok tertua dan terbaik keenam. Pondok ini pertama kali berdiri sekitar tahun 1750.

Dalam sejarahnya, pondok ini melewati dua periode, setelah mengalami kevakuman hampir 50 tahun, antara 1830-1878. Semula, pondok pesantren yang didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwono IV ini hanya berupa surau kecil. Pada waktu itu PB IV mendatangkan para ulama, di antaranya Kiai Jamsari (Banyumas). Nama Jamsaren itu juga diambil dari nama kediaman Kiai Jamsari yang kemudian nama itu menjadi nama pondok untuk menghormati pendirinya.

Berikut ini 17 Pondok tertua dan terbaik di wilayah Indonesia selengkapnya :

1. Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu, Kebumen berusia 546 tahun 

Dikutip dari laman Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, pondok pesantren ini berdiri pada tahun 1475. Pendirinya adalah Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al Hasani dari Hadhramaut, Yaman.

Bukti pendirian pesantren terdapat pada prasasti Batu Zamrud Siberia (Emerald Fuchsite) berbobot 9 kg di dalam masjid pondok tersebut. Pesantren ini menjadi bukti penyebaran Islam yang sudah ada sejak zaman Prabu Brawijaya (1447-1451) penguasa Majapahit.

2. Pondok Pesantren Luhur Dondong, Semarang berusia 412 tahun 

Layanan perpustakaan digital UIN Walisongo, Semarang, menyatakan pondok pesantren ini sebagai yang tertua di Jawa Tengah. Salah satu santrinya KH. Ihsan bin Mukhtar mendirikan pesantren Al-Ishlah.

Situs Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir menyatakan, ponpes ini didirkan Kiai Syafi'i Pijoro Negoro pada tahun 1609. Kiai tersbeut adalah salah satu komandan pasukan Sultan Agung saat menyerbu Batavia.

3. Pondok Pesantren Nazhatut Thullab, Sampang berusia 319 tahun 

Pesantren yang sudah melayani masyarakat selama tiga abad ini berdiri pada tahun 1702. Dikutip dari situsnya, pendirian ponpes berawal dari kisah Babat Tanah Prajjan yang dilakukan Kyai Abdul 'Allam.

Sang kyai yang bernama asli Pang Ratoh Bumi diperintah gurunya untuk berdakwah di timur utara kota Sampang yaitu desa Panyajjeen. Wilayah itu kini menjadi Desa Prajjan, Kecamatan Camplong. Saat ini, ponpes juga menyediakan layanan pendidikan formal bagi masyarakat.

4. Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon berusia 306 tahun 

Dikutip dari website PCNU Kabupaten Cirebon, pondok pesantren Babakan Ciwaringin berdiri pada tahun 1705. Ponpes ini didirikan Ki Jatira yang merupakan kiai berdarah Mataram.

Nama asli Ki Jatira adalah Syekh Hasanuddin bin Abdul Latif dari Kajen, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon. Ki Jatira memilih wilayah Babakan yang saat itu merupakan padukuhan kecil di Kabupaten Cirebon barat daya. Kehadiran ponpes diharapkan bisa mengubah kehidupan masyarakat miskin serta menyebarkan Islam.

5. Pondok Pesantren Buntet, Cirebon berusia 271 tahun 

Buntet awalnya adalah sebuah desa yang menjadi lokasi tempat tinggal Mbah Muqoyyim. Dikutip dari situsnya, dialah yang kemudian mendirikan pondok pesantren usai melepas jabatan sebagai mufti Kesultanan Cirebon.

Sosoknya sangat dihormati masyarakat dan pihak kolonial usai menangani Cirebon yang saat itu terserang wabah. Selain sebagai sosok karismatik, Kiai Moqoyyim juga terkenal tidak mau berkompromi dengan penjajah hingga memilih hidup bersama masyarakat yang menghadirkan rasa damai.

6. Pondok Pesantren Jamsaren, Surakarta berusia 271 tahun 

Dikutip dari situs laduni id, ponpes ini berdiri pada 1750 diambil dari nama pendirinya Kiai Jamsari. Pesantren berdiri pada masa Pakubuwono IV yang awalnya berupa surau kecil.

Ponpes sempat vakum pada 1830 - 1878 akibat serangan penjajah kolonial. Seorang alim bernama Kiai H Idris, yang merupakan salah satu pembantu Pangeran Diponegoro membangun kembali tempat itu hingga besar dan sukses seperti sekarang.

7. Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH), Malang berusia 253 tahun 

PPMH lebih dikenal sebagai pondok pesantren Gading, Malang, karena letaknya di kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Ponpes ini didirikan KH Hasan Gunadi pada 1768.

Pesantren ini mengalami kemajuan saat diasuh KH Moh Yahya yang merupakan salah satu santrinya. Sang Kiai membolehkan para santri menuntul ilmu di lembaga formal di luar pesantren. Dalam praktiknya dia selalu mewanti-wanti siswa dengan ucapan, Niatmu jangan sampai keliru. Yang pertama adalah niat mengaji dan niat yang kedua adalah niat sekolah, Insya Allah akan berhasil kedua-duanya.

8. Pondok Pesantren Qomaruddin, Gresik, berusia 246 tahun 

Pesantren ini memiliki nama lengkap Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah, yang didirikan Kiai Qomaruddin. Saat itu masjid berdiri di dukuh Sampurnan, antara Masjid Kiai Gede Bungah dengan Kantor Distrik Kecamatan Bungah.

Kata Sampurnan merupakan kependekan dari kata sampurno temenan, yaitu benar-benar tampat yang sempurna Pada tahun 1960-an atas inisiatif putra Kiai Sholih Musthofa, Kiai Hamim Shalih, pesantren ini diberi nama Darul Fiqih. Pada 1972, ponpes resmi memiliki badan hukum dalam bentuk yayasan bernama Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin.

9. Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar, Pamekasan 234 tahun 

Dikutip dari situsnya, pesantren berawal dari sebuah langgar kecil yang didirikan Kyai Itsbat bin Ishaq. Pondok didirikan pada tahun 1787 yang terkenal dengan karakter sederhana, rendah hati, dan bijaksana.

Pesantren awalnya berlokasi di sebidang tanah yang sempit dan gersang dengan sebutan Banyuanyar. Nama ini berarti air baru, yang diharapkan bisa menjadi harapan bagi masyarakat sekitar. Nama Darul Ulum digunakan secara formal sejak tahun 1980an sebagai nama lembaga.

10. Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan Jawa Timur (berdiri tahun 1718) 

Sidogiri dibabat oleh seorang Sayyid dari Cirebon Jawa Barat bernama Sayyid Sulaiman. Beliau adalah keturunan Rasulullah dari marga Basyaiban.

Ayahnya, Sayyid Abdurrahman, adalah seorang perantau dari negeri wali, Tarim Hadramaut Yaman. Sedangkan ibunya, Syarifah Khodijah, adalah putri Sultan Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati. Dengan demikian, dari garis ibu, Sayyid Sulaiman merupakan cucu Sunan Gunung Jati.

11. Pondok Pesantren Tremas Pacitan Jawa Timur (berdiri tahun 1830) 

Setelah Bagus Darso (nama kecil KH. Abdul Manan) menyelesaikan pelajarannya di Pondok Tegalsari Ponorogo, beliau lantas mendirikan pondok di daerah Semanten [2km arah utara kota Pacitan], Namun dikemudian hari pondok tersebut akhirnya dipindah ke Tremas.

12. Pondok Pesantren Langitan Tuban Jawa Timur (berdiri tahun 1852) 

Pondok pesantren Langitan berdiri pada tahun 1852. Ponpes ini adalah pesantren yang sangat berpengaruh di daerah Surabaya ke arah barat menjangkau kabupaten Bojonegoro, Gresik, Cepu, Tuban serta Lamongan. Figur yang sangat mempunyai kharisma tinggi di pesantren ini adalah adalah KH Abdullah Faqih yang turut berkiprah di kancah politik Nasional. Hal inilah yang menambah dikenalnya pesantren Langitan ini.

13. Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan (berdiri tahun 1861) 

Syaikhona (Syaichona) Kholil mendirikan sebuah pesantren di daerah Cengkubuan, Bangkalan. Setelah putrinya, Siti Khatimah, dinikahkan dengan keponakannya sendiri, yaitu Kiai Muntaha (Muhammad Thaha); pesantren di desa Cengkubuan itu kemudian diserahkan kepada menantunya tersebut. Dan Kiai Khalil sendiri, pada tahun 1861 M., mendirikan pesantren lagi di daerah Kademangan, hampir di pusat kota; sekitar 200 meter sebelah Barat alun-alun kota Kabupaten Bangkalan. Letak pesantren yang baru itu, hanya selang 1 kilometer dari pesantren lama dan desa kelahirannya. Pesantren yang terakhir ini kemudian dikenal sebagai pesantren Syaikhona Kholil.

14. Pondok Pesantren Sukamiskin Bandung Jabar (berdiri tahun 1881) 

Pondok Pesantren Sukamiskin yang didirikan oleh K.H. Raden Muhammad bin Alqo pada tahun 1881 M ini telah mampu mencetak berbagai alumni yang tersebar di berbagai pelosok. Tak sedikit diantara alumni tersebut yang telah mendirikan pondok pesantren sebagai wadah memanfaatkan ilmu yang didapatnya selama di Sukamiskin. Wajar saja, karena pada kenyataannya pesantren yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda ini merupakan pesantren tertua di Bandung.

15. Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jatim (berdiri tahun 1899) 

Pondok Pesantren Tebuireng didirikan oleh Kyai Haji Hasyim Asy’ari pada tahun 1899 M. Pesantren ini didirikan setelah ia pulang dari pengembaraannya menuntut ilmu di berbagai pondok pesantren terkemuka dan di tanah Mekkah, untuk mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya.

16. Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Jogjakarta (berdiri tahun 1911) 

Pada tahun 1911, sepulang dari belajardi Mekkah selama 21 tahun, KH. Munawir yang tinggal di kampung Kauman, Yogyakarta (di belakang Masjid Agung alun-alun Yogyakarta) membuka pengajian di rumahnya. Kian hari santri terus bertambah, dan rumah Kyai tak mampu lagi menampung. Maka dipindahkanlah tempat pengajian itu ke desa Krapyak Kulon. Beberapa bangunan pondok yang dibangun di tempat baru inilah yang kemudian dikenal sebagai kompleks Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak.

17. Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru Sumut (berdiri tahun 1912) 

Pesantren ini merupakan pesantren tertua berdiri tahun 1912 yang berada di Sumatera Utara, selain itu pesantren ini juga merupakan pesantren terbaik dan terpopuler di Sumatera Utara. Tidak sedikit para lulusan santri yang melanjutkan studi ke luar negeri, selain itu banyak juga alumni lulusan ini yang menjadi tokoh berpengaruh di lokal maupun nasional. Nama lain dari pesantren ini adalah pesantren Purba Baru.

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.