Edisi Rabu, 2 November 2022 M / 7 Rabi'ul Akhir 1444 H.
Berkembangnya Islam di Indonesia tak bisa dipisahkan dengan keberadaan pondok pesantren. Lembaga pendidikan Islam Nusantara ini terus berkembang dengan aneka "varian", ada yang tradisional, ada yang modern, ada pula yang memadukan keduanya, namun tetap tidak meninggalkan akarnya, yakni menekankan pendidikan agama dan akhlakul karimah.
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan khas Nusantara, bisa dilihat dari nama-nama pondok pesantren legendaris yang rata-rata tak menggunakan bahasa asing. Sebut saja Pondok Pesantren Lirboyo, Tremas, Tebuireng, Sidogiri, Buntet, Genggong, atau Langitan. Ada yang namanya menggunakan bahasa asing (Arab) tapi tetap penyebutannya di mata masyarakat kental Nusantara misalnya Pondok Pesantren Sarang, Pesantren Ploso, Pesantren Asembagus atau Pesantren Denanyar.
Bukan berarti ulama Nusantara alergi dengan nama berbahasa Arab. Rata-rata nama pondok pesantren Nusantara menggunakan bahasa Arab, namun ada ciri khas, yakni kalimatnya selalu mengandung hikmah, misalnya Darul Ulum, Nurul Jadid, Miftahul Ulum, Mamba'ul 'Ulum, Darussalam atau Riyadlus Shalihin, jarang menggunakan nama-nama yang "berat". Kalaupun pesantren menggunakan nama seseorang, umumnya lebih memilih menisbatkan pada sosok Walisongo atau ulama lokal karena dirasa lebih membumi.
Jawa Timur memiliki banyak sekali pondok pesantren, baik pondok pesantren modern maupun pesantren salafi. Tidak hanya di daerah perkotaan saja, namun di pelosok daerah di seluruh Jawa Timur banyak terdapat pondok pesantren. Berikut ini beberapa pesantren terbaik dan terpopuler yang ada di Jawa Timur.
1. Pondok Pesantren Al Amien Prenduan Sumenep
Pondok pesantren Al-Amien Prenduan tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan agama Islam di Prenduan itu sendiri. Karena Kiai Chotib (kakek para pengasuh sekarang) yang memulai usaha pembangunan lembaga pendidikan Islam di Prenduan, juga merupakan Kiai mengembangkan Islam di Prenduan. Usaha Pembangunan lembaga ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari usaha adik ipar beliau, Kiai Syarqowi yang hijrah ke Guluk-guluk setelah kurang lebih 14 tahun membina masyarakat Prenduan dalam rangka memenuhi amanat sahabatnya, Kiai Gemma yang wafat di Mekkah.
2. Pondok Pesantren Al Falah Kediri
Pondok Pesantren Al-Falah berada di desa Karangkates kecamatan Ploso Kabupaten Kediri. Pesantren ini didirikan oleh KH Ahmad Djazuli Usman yang di bantu oleh Muhammad Qomar dan didirikan pada tahun 1925.
Ponpes Alfalah Ploso menganut sistem manajemen tradisional, dalam arti, kepemimpinan tunggal yang tersentral pada figur seorang kiai memegang otoritas yang tinggi dalam pengelolaan pesantren. Manajemen semacam itu terus berlangsung sampai pada saat sekarang saat pesantren ini diasuh oleh KH. Zainuddin Djazuli putra Kiai Djazuli.
3. Pondok Pesantren Al Khairaat Malang
Pondok ini berada di Jl KH Syuhud Karangsuko Pagelarang Malang. Pondok pesantren ini memiliki jenjang pendidikan mulai dari TK hingga perguruan tinggi dan telah memiliki cabang kurang lebih 1800.
PPA Malang didirikan oleh Kyai Haji (KH) Muhammad Syuhud Zayyadi. Lembaga ini dahulunya adalah hanya sebuah surau kecil tempat pendiri Pondok Pesantren Al-Khoirot, KH. Syuhud Zayyadi mengajarkan ilmunya dan menggembleng keluarga dan tetangga dekat. Untuk santri putri, kepemimpinan dipegang oleh istrinya Ny. Hj. Masluhah Muzakki. Desa Karangsuko dipilih setelah melalui proses konsultasi spiritual dengan seorang ulama Madura bernama KH. Abdul Hamid Baqir bin Abdul Majid.
4. Pondok Pesantren As Salafi Al Fitrah Surabaya
Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah didirikan pada tahun 1985 bermula dari kediaman Hadhratusy Syaikh KH. Achmad Asrori Al Ishaqy RA. dan mushola. Pada saat itu ikut serta beberapa santri dari Pondok Pesantren Darul ‘Ubudiyah Jatipurwo Surabaya yang didirikan dan diasuh Hadhrotusy Syaikh Al Arif Billah KH. Muhammad Utsman Al Ishaqy ra.
Pada tahun 1990 datanglah beberapa santri dengan kegiatan ‘ubudiyah dan mengaji secara sorogan & bandongan di mushola. Dalam perkembangannya jumlah anak yang ingin mengaji dan nyantri semakin banyak sehingga pada tahun 1994 Hadhratusy Syaikh memutuskan untuk mendirikan Pondok Pesantren dan mengatur pendidikan secara klasikal.
5. Pondok Pesantren Bata-bata Pamekasan
Pondok pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata didirikan oleh RKH .Abd Majid yang tak lain merupakan putra RKH. Abd Hamid bin RKH Itsbat, Banyuanyar pada tahun 1943 M / 1363 H, Kepemimpinan RKH Abd Majid berlangsung selama 14 tahun terhitung mulai tahun 1943 M sampai dengan 1957 M. Pada masa kepemimpinan beliau pembelajaran di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata bersifat Pengajian kitab dengan sistem sorogan, pada saat itu belum berdiri pendidikan formal, dalam hal jumlah santri sampai mencapai 700 santri, Beliau Wafat pada tanggal 6 Syawal 1364 H/ 1957 M.
6. Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang
Pondok Pesantren Darul 'Ulum didirikan oleh Kyai Haji Tamim Irsyad dibantu Kyai Haji Cholil sebagai mitra kerja dan sekaligus menantunya pada tahun 1885 M. Pondok Pesantren ini didirikan bermula dari kedatangan Kyai Haji Tamim Irsyad dari Bangkalan, Madura ke Desa Rejoso. Dia adalah murid Kyai Haji Cholil Bangkalan. Ketika Dia datang ke Jombang atas perintah dan amanat gurunya KH. Kholil Bangkalan untuk mengamalkan ilmunya di masyarakat.
Sebagai salah satu wadah pendidikan pondok pesantren Darul Ulum sejak didirikannya telah ditanamkan beberapa kriteria dasar tentang tujuan dan dasar didirikannya. Hal itu sering kali disebut secara eksplisit oleh para sesepuh sebelum beliau memberikan estafe kepemimpinan pondok pesantren Darul Ulum kepada penerusnya.
7. Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo
Pondok pesantren Darussalam atau lebih dikenal dengan pondok Gortor Merupakan Pondok Modern yang terkenal di Indonesia dan telah memiliki banyak cabang di beberapa wilayah di Indonesia. Pondok induknya berada di kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Pondok Pesantren modern Gontor didirikan pada tahun 1928 oleh tiga Kiai mereka adalah KH Ahmad Sahal, KH Zainudin Fananie dan KH Imam Imam Zarkasy. Mereka bertiga adalah tiga bersaudara yang terkenal dengan sebutan Trimurti.
8. Pondok Pesantren Ilmu Al Quran Malang
Pesantren Ilmu Al-Quran (PIQ) yang terletak di Singosari kabupaten Malang, (±10 km utara kota Malang) adalah lembaga pendidikan kepesantrenan semi salaf. Didirikan oleh KHM. Basori Alwi Murtadlo pada tanggal 1 Mei 1978. Sesuai dengan namanya, PIQ mempunyai spesialisasi dan prioritas pengajaran pada Al-Quran. Hal ini erat kaitannya dengan figur KHM. Basori Alwi sebagai seorang intelektual Al-Quran dan notabene pendiri Jam’iyyatul Qurro’ wal Huffadz, suatu lembaga yang banyak melahirkan intelektual Al-Quran di Indonesia. Juga tak lepas dari faktor demografi masyarakat Singosari yang rata-rata pesantrennya bernuansakan Al-Quran.
9. Pondok Pesantren Langitan Tuban
Pondok langitan merupakan pondok tertua di Indonesia. Pondok pesantren ini terletak di Kabupaten Tuban Jawa Timur. Pondok pesantren ini berdiri pada tahun 1852 dan menempati lahan seluas 7 hektar. Pondok pesantren ini sangat terkenal. Lembaga pendidikan ini dahulunya adalah hanya sebuah surau kecil tempat pendiri Pondok Pesantren Langitan, KH. Muhammad Nur mengajarkan ilmunya dan menggembleng keluarga dan tetangga dekat untuk meneruskan perjuangan dalam mengusir komponi Belanda.
10. Pondok Pesantren Lirboyo Kediri
Salah satu pondok pesantren terbesar di kediri adalah pondok pesantren Lirboyo. Pesantren ini berada di kecamatan Kota Kediri Jawa timur. Pondok pesantren ini memiliki ribuan siswa.
Pondok Pesantren Lirboyo didirikan oleh K.H. Abdul Karim yang pada mulanya bertempat tinggal di Desa Lirboyo (sekarang Kelurahan Lirboyo) pada tahun 1910 M. Sebelum menetap di Desa Lirboyo, ia mengajar di Pondok Pesantren Tebuireng asuhan K.H. M. Anwar Manshur.
Pesantren ini menjadi salah satu pesantren terbesar di Indonesia dan menjadi salah satu pusat studi Islam sejak puluhan tahun sebelum kemerdekaan Indonesia.
11. Pondok Pesantren Mamba’us Shalihin Suci Gresik
Pondok Pesantren Mamba’us Sholihin dirintis oleh ayahanda KH. Masbuhin Faqih, yaitu Al Maghfurlah Al Mukarrom KH. Abdullah Faqih Suci sekitar tahun 1969 yang pada mulanya berupa surau kecil untuk mengaji AI-Qur’an dan Kitab Kuning di lingkungan desa Suci dan sekitarnya.
Pada tahun 1976 Al Mukarram KH. Masbuhin Faqih (putra pertama KH. Abdullah Faqih Suci) yang baru mendapatkan restu dari Al Mukkarrom KH. Abdullah Faqih Langitan untuk berjuang di tengah masyarakat, namun beliau masih mempertimbangkan kembali untuk mendirikan sebuah Pesantren, meskipun pada saat itu semangat beliau untuk mendirikan Pesantren sangat besar.
12. Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo
Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton Probolinggo merupakan lembaga pendidikan pesantren yang didirikan oleh almarhum KH. Zaini Mun'im pada tahun 1948. Berlokasi di desa Karanganyar Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Jawa Timur.
Sebelum bernama Karanganyar, desa tempat Pondok Pesantren Nurul Jadid berdiri dikenal dengan nama Tanjung. Nama ini diambil dari sebuah pohon besar bernama Tanjung. Sejak zaman dulu, pohon besar, Tanjung, berdiri tegak di tengah-tengah desa. Kemudian, masyarakat setempat juga menganggap pohon tersebut mempunyai kelebihan dan keistimewaan. Tak heran, nama Tanjung kemudian diabadikan sebagai nama desa. Karanganyar sendiri adalah sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Paiton. Sebuah desa kecil yang berada sekitar 30 km ke arah timur Kota Probolinggo, Jawa Timur. Pada mulanya, sebagian besar tanah di desa ini tidak dapat dimanfaatkan.
13. Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo
Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo adalah salah satu pesantren terbesar di Jawa Timur. Pesantren ini didirikan oleh Kyai Syamsul Arifin pada tahun 1908. Pesantren ini berjarak 34 KM (50 menit) dari arah Kabupaten Situbondo dan 55 KM (1 jam, 13 menit) dari pelabuhan Ketapang Banyuwangi.
Selain pengajaran ilmu-ilmu kitab-kitab klasik, pada tahun 1978 dibuka Sekolah Menengah Pertama, Universitas Ibrahimy (sekarang Institut Agama Islam Ibrahimy) tahun 1968 dan membuka Ma’had Aly pada tahun 1990 sebagai ikhtiar mengatasi kelangkaan ahli Fiqh.
14. Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan
Pondok Pesantren Sidogiri adalah lembaga pendidikan salaf yang fokus pada pembekalan akidah, syariah, dan akhlak ala Ahlussunnah wal Jamaah. Didirikan oleh Sayyid Sulaiman. Pesantren Sidogiri juga merupakan Pondok Pesantren tertua di Jawa Timur, bahkan di Indonesia. Yan didirikan pada tahun 1718 saat masa pendudukan Hindia-Belanda di Indonesia.
Sidogiri dibabat oleh seorang Sayyid dari Cirebon Jawa Barat bernama Sayyid Sulaiman. Beliau adalah keturunan Rasulullah dari marga Basyaiban. Ayahnya, Sayyid Abdurrahman, adalah seorang perantau dari negeri wali, Tarim Hadramaut Yaman. Sedangkan ibunya, Syarifah Khodijah, adalah putri Sultan Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati. Dengan demikian, dari garis ibu, Sayyid Sulaiman merupakan cucu Sunan Gunung Jati.
15. Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang
Tebu Ireng merupakan salah satu pondok terbesar di Kota Jombang. Pesantren tebu ireng didirikan oleh Kakek Presiden Ke empat Republik Indonesia KH. Hasyim Asy’arie. Dan menjadi lokasi pemakaman Gusdur. Pesantren ini didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari pada tahun 1899.
Selain materi pelajaran mengenai pengetahuan agama Islam, ilmu syari’at, dan bahasa Arab, pelajaran umum juga dimasukkan ke dalam struktur kurikulum pengajarannya. Pesantren Tebuireng telah banyak memberikan konstribusi dan sumbangan kepada masyarakat luas baik, terutama dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia.
16. Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas Jombang
Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang merupakan salah satu pondok pesantren tertua dan terbesar di Jawa Timur. Berdiri sejak tahun 1838, hingga sekarang pondok ini masih survive di tengah kecenderungan kuat sistem pendidikan formal.
Dengan kultur mandiri, dekat dengan masyarakat, sederhana, dan adaptif, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang terus melakukan pengembangan dan perubahan seiring dengan dinamika perkembangan dan tuntutan global, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur kepesantrenan, berpegang pada prinsip al-muhafadhah ‘al al-qadim al-shalih wa al-akhdhu bi al-jadid al-ashlah dengan di bawah sinaran prinsip Aqidah Ahlussunnah Wal-Jama’ah.
17. Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang
Terhtung satu abad yang lalu, tepatnya pada tahun 1917M. K.H.M Bishri Sansuri bersama istri beliau, Nyai Hj. Noor Khodijah, atas restu gurunya, K.H Hasyim Asyari, serta dorongan mertua beliau, K.H Hasbullah, mendirikan pesantren di Denanyar yang berjarak 2 Km dari arah barat kota Jombang.
Spektrum tantangan masa depan semakin luas, karena itu upaya dan kiat-kiat untuk menghadapi dan mengantisipasi tantangan tersebut haruslah beragam. menyadari hal yang demikian pada tahun 1989, K.H.M Shohib Bisri berupaya mendirikan sebuah lembaga khusus yang dapat menghasilkan santri-santri plus, yang tidak saja mengetahui bidang-bidang agama, tetapi juga mampu menjawab tantangan zaman yang semakin modern.
Semoga bernanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.