Rabu, 16 November 2022

MENGENAL 17 ILMUWAN MUSLIM DUNIA (BAGIAN 3)

Edisi Rabu, 16 November 2022 M / 21 Rabi"ul Akhir 1444 H.

Memasuki abad ilmu pengetahuan modern dan teknologi, perkembangan dunia, akan diwarnai dengan perubahan-perubahan dalam berbagi aspek kehidupan. Peradaban dunia akan semakin bebas dan terbuka, sehingga pertukaran peradaban dan budaya antar bangsa akan berjalan tanpa mengenal batas wilayah ataupun negara. Peradaban antar bangsa akan terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain, yang terkadang bisa menimbulkan bentrokan dan persaingan yang tidak sehat. Akibat benturan antar peradaban dunia itu, langsung ataupun tidak langsung, akan menimbulkan perubahan norma dan nilai masyarakat kita, yang sering berbeda dengan ajaran agama.

Menyadari kenyataan sebagaimana disebutkan di atas, maka peran cendekiawan Muslim sangat menentukan dalam mengantiasipasi berbagai perkembangan dan benturan peradaban antar bangsa di dunia. Kaum cendekiawan akan menjadi penggagas dalam pembentukan masyarakat masa depan. Para cendekiawan selayaknya mengarahkan pengembangan ilmu pengetahuan dan pendayagunaan fungsinya untuk membangun suatu peradaban umat yang kokoh sesuai dengan pesan-pesan Islam.

Berikut ini adalah beberapa ilmuwan muslim dunia :

1. Abul Hasan Tsabit bin Qurra bin Marwan al-Sabi al-Harrani, (826 - 18 Februari 901) 

Beliau adalah seorang astronom dan matematikawan dari Arab, dan dikenal pula sebagai Thebit dalam bahasa Latin. Tsabit lahir di kota Harran, Turki. Tsabit menempuh pendidikan di Baitul Hikmah di Baghdad atas ajakan Muhammad ibn Musa ibn Shakir. Tsabit menerjemahkan buku Euclid yang berjudul Elements dan buku Ptolemy yang berjudul Geograpia.

2. Umar Khayyam (1123); 

Beliau adalah ilmuwan yang memecahkan persamaan pangkat tiga dan empat melalui kerucut-kerucut yang merupakan ilmu aljabar tertinggi dalam matematika modern, penyair.

3. Al Battani (929); 

Beliau adalah ahli astronom terbesar Islam, mengetahui jarak bumi ke matahari, alat ukur gata gravitasi, alat ukur garis lintang dan busur bumi pada globe dengan ketelitian sampai 3 desimal, menerangkan bahwa bumi berputar pada porosnya, mengukur keliling bumi. ( jauh sebelum Galileo), table astronomi, orbit planet-planet.

4. Ibnu Al Haytsam (1039) 

Beliau adalah pelopor di bidang optik dengan kamus optiknya (Kitab Al Manazhir) jauh sebelum Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Keppler, dan Newton, penemu hukum pemantulan dan pembiasan cahaya (jauh sebelum Snellius), penemu alat ukur ketinggian bintang kutub, menerangkan pertambahan ukuran bintang-bintang dekat zenit.

5. Al Tusi atau Nasir al-Din Tusi (1274) 

Beliau adalah astronom kawakan dari Damaskus yang melakukan penelitian tentang gerakan planet-planet, membuat model planet (planetarium) jauh sebelum Copernicus.

6. Ibnu Bajjah atau lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh 

Beliau merupakan filsuf dan dokter Muslim Andalusia yang dikenal di Barat dengan nama Latinnya, Avempace. Ia lahir di Saragossa di tempat yang kini bernama Spanyol dan meninggal di Fez pada 1138. Pemikirannya memiliki pengaruh yang jelas pada Ibnu Rushdi dan Yang Besar Albert. Kebanyakan buku dan tulisannya tidak lengkap (atau teratur baik) karena kematiannya yang cepat. Ia memiliki pengetahuan yang luas pada kedokteran, Matematika, dan Astronomi. Sumbangan utamanya pada filsafat Islam ialah gagasannya pada Fenomenologi Jiwa, namun sayangnya tak lengkap. Ekspresi yang dicintainya ialah Gharib dan Motivahhed ekspresi yang diakui dan terkenal dari Gnostik Islam.

7. Tsabit bin Qurrah (901); 

Beliau adalah penemu teori tentang getaran/trepidasi.

8. Jabir Ibnu Hayyan (813); 

Beliau adalah ahli kimia dengan berbagai eksperimennya, penemu sejumlah perlengkapan alat laboraturium modern, system penyulingan air, identifikasi alkali, asam, garam, mengolah asam sulfur, soda api, asam nitrihidrokhlorik pelarut logam dan air raksa (jauh sebelum Mary Mercurie), pembuat campuran komplek untuk cat. Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, di masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap. Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut.

9. Abu Bakar Ar Razi (935); 

Beliau membagi zat kimia ke dalam kategori mineral, nabati dan hewani (klasifikasi zat kimia) jauh sebelum Dalton, pembagian fungsi tubuh manusia berdasarkan reaksi kimia komplek.

10. Al Majriti (1007); 

Beliau membuktikan hukum ketetapan massa (900 tahun sebelum Lavoisier)

11. Al Jahiz (869) 

Beliau menulis penelitian tentang ilmu hewan (zoology) pertama kali. Al-Jahiz lahir di Basra, Irak pada 781 M. Abu Uthman Amr ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri, nama aslinya. Ahli zoologi terkemuka dari Basra, Irak ini merupakan ilmuwan Muslim pertama yang mencetuskan teori evolusi. Pengaruhnya begitu luas di kalangan ahli zoologi Muslim dan Barat. Jhon William Draper, ahli biologi Barat yang sezaman dengan Charles Darwin pernah berujar, Teori evolusi yang dikembangkan umat Islam lebih jauh dari yang seharusnya kita lakukan. Para ahli biologi Muslim sampai meneliti berbagai hal tentang anorganik serta mineral.” Al-Jahiz lah ahli biologi Muslim yang pertama kali mengembangkan sebuah teori evolusi. Ilmuwan dari abad ke-9 M itu mengungkapkan dampak lingkungan terhadap kemungkinan seekor binatang untuk tetap bertahan hidup. Sejarah peradaban Islam mencatat, Al-Jahiz sebagai ahli biologi pertama yang mengungkapkan teori berjuang untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk dapat bertahan hidup, papar dia, makhluk hidup harus berjuang, seperti yang pernah dialaminya semasa hidup. Beliau dilahirkan dan dibesarkan di keluarga miskin. Meskipun harus berjuang membantu perekonomian keluarga yang morat-marit dengan menjual ikan, ia tidak putus sekolah dan rajin berdiskusi di masjid tentang sains. Beliau bersekolah hingga usia 25 tahun. Di sekolah, Al-Jahiz mempelajari banyak hal, seperti puisi Arab, filsafat Arab, sejarah Arab dan Persia sebelum Islam, serta Al-Qur'an dan hadis

Al-Jahiz juga merupakan penganut awal determinisme lingkungan. Menurutnya, lingkungan dapat menentukan karakteristik fisik penghuni sebuah komunitas tertentu. Asal muasal beragamnya warna kulit manusia terjadi akibat hasil dari lingkungan tempat mereka tinggal. Berkat teori-teori yang begitu cemerlang, Al-Jahiz pun dikenal sebagai ahli biologi terbesar yang pernah lahir di dunia Islam. Ilmuwan yang amat tersohor di kota Basra, Irak itu berhasil menuliskan kitab Ritab Al-Haywan (Buku tentang Binatang). Dalam kitab itu dia menulis tentang kuman, teori evolusi, adaptasi, dan psikologi binatang. Al-Jahiz pun tercatat sebagai ahli biologi pertama yang mencatat perubahan hidup burung melalui migrasi. Tak cuma itu, pada abad ke-9 M. Al-Jahiz sudah mampu menjelaskan metode memperoleh ammonia dari kotoran binatang melalui penyulingan. Sosok dan pemikiran Al-Jahiz pun begitu berpengaruh terhadap ilmuwan Persia, Al-Qazwini, dan ilmuwan Mesir, Al-Damiri. Karirnya sebagai penulis ia awali dengan menulis artikel. Ketika itu Al-Jahiz masih di Basra. Sejak itu, ia terus menulis hingga menulis dua ratus buku semasa hidupnya. Pada abad ke-11, Khatib al-Baghdadi menuduh Al-Jahiz memplagiat sebagian pekerjaannya dari Kitab al-Hayawan of Aristotle. Selain al-Hayawan, beliau juga menulis kitab al-Bukhala (Book of Misers or Avarice & the Avaricious), Kitab al-Bayan wa al-Tabyin (The Book of eloquence and demonstration), Kitab Moufakharat al Jawari wal Ghilman (The book of dithyramb of concubines and ephebes), dan Risalat mufakharat al-sudan ala al-bidan (Superiority Of The Blacks To The Whites).

Suatu ketika, pada tahun 816 M ia pindah ke Baghdad. Al-Jahiz meninggal setelah lima puluh tahun menetap di Baghdad pada tahun 869, ketika ia berusia 93 tahun.

12. Kamaluddin Ad Damiri (1450); 

Beliau mengembangkan system taksonomi/ klasifikasi khusus ilmu hewan dan buku tentang kehidupan hewan.

13. Abu Bakar Al Baytar (1340); 

Beliau adalah pengarang buku tentang kedokteran hewan yang pertama.

14. Al Khazini (1121); 

Beliau adalah ahli kontruksi, pengarang buku tentang teknik pengukuran (geodesi) dan kontruksi keseimbangan, kaidah mekanis, hidrostatika, fisika, teori zat padat, sifat-sifat pengungkit/tuas, teori gaya gravitasi (jauh 900 thn dari Newton).

15. Al Farghani (870); 

Beliau adalah pengarang buku tentang pergerakkan benda-benda langit dan ilmu astronomi dan dipakai oleh Dante jauh kemudian.

16. Al Razi (abad ke8); 

Beliau adalah pengarang kitab Sirr Al Asrar (rahasianya rahasia) tentang penyulingan minyak mentah, pembuatan ekstrak parfum/minyak wangi (sekarang Perancis yang terkenal), ekstrak tanaman untuk keperluan obat, pembuatan sabun, kaca warna-warni, keramik, tinta, bahan celup kain, ekstrak minyak dan lemak, zat warna, bahan-bahan dari kulit, Mengembangkan penelitian tentang penyakit wanita dan kebidanan, penyakit keturunan, penyakit mata, penyakit campak dan cacar.

17. Banu Musa bersaudara (abad ke 9); 

Beliau adalah pengarang buku Al Hiyal (buku alat-alat pintar) yang berisikan 100 macam mesin seperti pengisi tangki air otomatis, kincir air dan system kanal bawah tanah (sekarang yang terkenal Belanda), teknik pengolahan logam, tambang, lampu tambang, teknik survei dan pembuatan tambang bawah tanah.

Semoga bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.