Edisi Kamis, 16 Maret 2023 M / 23 Sya'ban 1444 H.
Manusia tidak bisa lepas dari dosa, atau bahkan dosa-dosanya sudah menumpuk, bukan berarti tidak ada lagi jalan untuk memperbaiki dirinya. Karena, betapa pun besar dan menggunung dosa seorang hamba, pintu rahmat Allah selalu terbuka. Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan manusia kesempatan untuk memperbaiki dirinya, yaitu dengan cara bertobat dari perbuatan-perbuatan yang berkonsekuensi dosa.
Pada riwayat lain, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam seperti diriwayatkan oleh sahabat Abu Musa Al-Asy‘ari membaca doa berikut ini.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطِيْئَتِي وَجَهْلِي، وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي جِدِّي وَهَزْلِي؛ وَخَطَئِي وَعَمْدِي؛ وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ المُقَدِّمُ، وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ، وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Allāhummaghfir lī khathī’atī wa jahlī, wa isrāfī fī amrī, wa mā anta a‘lamu bihī minnī. Allāhummaghfir lī jiddī wa hazlī, wa khatha’ī wa ‘amdī. Wa kullu dzālika ‘indī. Allāhummaghfir lī mā qadamtu wa mā akhkhartu, wa mā asrartu, wa mā a‘lantu, wa mā anta a‘lamu bihī minnī. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru, wa anta ‘alā kulli syai’in qadīrun.
Artinya, “Tuhanku, ampunilah kekeliruan dan kebodohanku, kelewatanbatasku dalam sebuah hal, dan dosaku yang mana Kau lebih tahu dariku. Tuhanku, ampunilah dosaku dalam serius dan gurauanku, kekeliruan dan kesengajaanku. Apa pun itu semua berasal dariku. Tuhanku, ampunilah dosaku yang terdahulu dan terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan kunyatakan, dan dosa yang mana Kau lebih tahu dariku. Kau maha terdahulu. Kau maha terkemudian. Kau maha kuasa ata segala sesuatu,” (HR Bukhari dan Muslim).
Berikut ini adalah beberapa amalan penghapus dosa yang berhubungan dengan keislaman :
1. Berjalan ke masjid
“Barangsiapa yang bersuci dirumahnya kemudian berjalan ke mesjid untuk menunaikan shalat fardhu, maka semua langkahnya dihitung yang satu untuk menghapuskan dosa dan yang kedua untuk menaikkan derajat” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
2. Shalat sunnah sesudah maghrib
“Barangsiapa shalat sesudah shalat maghrib enam rakaat dimana ia tidak berkata jelek diantara enam rakaat itu, maka enam rakaat itu sebanding dengan ibadah dua belas tahun, dan diampuni dosa-dosanya, walaupun sebanyak buih dilautan” (Hadits tersebut dalam Kasyful Ghummah, dan at-Targhiib wat Tarhiib).
3. I’tikaf
“Barangsiapa ber’i’tikaf dengan penuh keikhlasan dan keimanan, niscaya diampuni oleh Allah dosa-dosanya yang telah lalu” (Hadits diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu'anha).
4. Berwirid setelah shalat
“Barangsiapa yang membaca tasbih pada tiap-tiap usai shalat sebanyak 33 kali, membaca tahmid 33 kali dan membaca takbir 33 kali itu semua sembilan puluh sembilan. Dan kemudian ia membaca sebagai pelengkap menjadi seratus : Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarikalahuu lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiirun (Tiada tuhan yang patut diibadahi melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nyalah segala kerajaan, dan segala pujian dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu), niscaya dihapuslah dosa-dosanta sekalipun sebanyak buih dilautan”. (HR. Muslim).
“Tatkala turun ayat-ayat al-Fatihah dan ayat Kursi dan Syahidallahu dan Qulil Allahumma yang tersebut di atas, bergantunganlah ayat-ayat itu pada Arasy nya Tuhan dan berkata: “Ya Tuhan! Kenapa kami diturunkan pada suatu kaum yang bermak’siat kepadaMu? Demi keagungan dan kebesaranKu, Tuhan berfirman : “tiada seorang yang membacamu pada tiap akhir shalat kecuali telah Aku ampuni dosanya, Aku tempatkan dia dalam surga firdaus. Aku melihatnya tujuh puluh kali tiap hari dan mengabulkan baginya tujuh puluh hajat serendah-rendahnya adalah pengampunan dosa”. (Hadits tersebut dalam Durratun Nashihin).
5. Membaca syahadat
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala telah menciptakan sebuah tiang di sisi Arasy. Jika seorang hamba-Nya membaca : “Laa ilaaha Illallah, Muhammad Rasulullah” bergoyanglah tiang itu dan bila Allah memerintahkan agar berhenti tenang kembali, berkata tiang itu : “Bagaimana aku dapat tenang kembali padahal Tuhan belum mengampuni dosa pembacanya”, lalu Allah berfirman: “Telah Aku ampuni dia” barulah kemudian tiang itu tegak, tenang kembali” (Hadits tersebut dalam Zubdatul Wa’idhin).
“Jika seorang hamba mu’min membaca “Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah” maka keluarlah dari mulutnya suatu makhluk – malaikat – dalam bentuk burung hijau, kedua sayapnya putih bertaburan dengan mutiara dan yaqut, satu sayap berada di masyriq (timur) dan satunya di maghrib (barat) bila dibentangkannya. Terbang naiklah burung itu kelangit dengan disertai suara dengungan seperti suara dengungannya lebah, lalu oleh malaikat penikul arasy diperintahkan : Berhentilah demi keperkasaan Allah dan keagungannya! Aku tidak akan berhenti, jawab burung itu, sebelum Allah mengampuni hamba yang membaca syahadat tadi, maka diberinyalah oleh Allah tujuh puuh ribu lidah yang beristighfar – memintakan ampun – bagi hamba itu sampai hari qiamat, dimana pada hari itu malaikat akan menuntunnya melewati shirat dan memasukkannya di sorga” (Hadits tersebut dalam Durratun Nashihin)
6. Puasa 6 hari di bulan syawal
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala telah menciptakan langit dan bumi dalam tempo enam hari di bulan Syawal, maka barangsiapa berpuasa enam hari itu, Allah akan mencatat pahala baginya menurut bilangan makhluknya dan akan menghapus segala ma’syiatnya serts mengangkat derajatnya” (Hadits tersebut dalam Durratul Wa’idhin)
7. Puasa ramadhan
“Barangsiapa berpuasa ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka ia diampuni dosanya yang terdahulu dan yang akan datang” (HR al-Khathib dari Ibnu Abbas).
“Barangsiapa berpuasa satu hari dari bulan ramadhan, maka diampunilah dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. Jika bulan ramadhan telah sempurna, maka ia ditetapkan tidak mempunyai dosa sampai satu tahun berikutnya. Jika ia mati sebelum ramadhan yang lain, maka ia datang pada hari kiamat tanpa dosa” (Hadits tersebut dalam Tanqihul Qaul).
8. Menjadi imam shalat
“Barangsiapa yang menjadi imam sahabat-sahabatnya dalam lima shalat fardhu dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (Hadits tersebut dalam Kasyful Ghummah).
9. Shalat taubat
“Tiada seorang hamba melakukan suatu dosa kemudian mengambil wudhu dan mengerjakan shalat dua raka’at, dan selepas itu ia meminta ampun kepada Allah, melainkan sudah pasti diampunkannya oleh Allah. Kemudian Baginda Nabi membaca ayat : “Dan orang-orang itu, apabila melakukan perbuatan keji atau mendzalimi diri sendiri, mereka ingat kepada Allah lalu memohon ampun kepada-Nya bagi dosanya. Siapa lagi yang akan mengampunkan dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak terus melakukan perbuatan yang buruk itu sedang mereka mengetahuinya (Qs. Ali Imran (3) : 135). Dan Baginda juga membaca ayat : “Dan sesiapa yang melakukan perbuatan jahat atau menzalimi akan dirinya sendiri, kemudian memohon ampun kepada Allah, niscaya akan mendapati Allah itu sebagai Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani” (QS. An-Nisa (4) : 110) (HR. Abu Daud al-Thayalisi).
10. Mengerjakan shalat tasbih
“Wahai Abbas (bin Abdul Muthalib), wahai pamanda, ssukakah kamu aku beri, sukaah kamu aku anugerahi, sukakah kamu aku hadiahi, sukakah aku berbuat dengan kamu sepuluh macam kebiasaan? Apabila kamu berbuat yang demikian itu niscaya Allah akan mengampuni dosamu yang awal dan yang akhir, yang dahulu dan yang baru, yang disengaja dan yang tidak disengaja, yang kecil dan yang besar, yang tersembunyi dan yang terang-terangan, sepuluh kebiasaan itu adalah shalat empat rakaat pada setiap rakaat membaca surah al-Fatihah dan surat, maka apabila telah selesai bacaan surah pada rakaat pertama dalam keadaan berdiri bacalah : Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar (Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, Tiada Tuhan selain Allah dan Allah yang Maha Besar) sebanyak 15 kali, kemudian ruku’ dan membacanya 10 kali, kemudian bangkit dari ruku’ dan membacanya 10 kali, kemudian sujud dan membacanya 10 kali, kemudian bangkit dari sujud dan membacanya 10 kali, kemudian kembali sujud dan membacanya 10 kali, kemudian kamu mengangkat kepala dan membacanya 10 kali, maka yang demikian itu genap 75 kali dalam setiap rakaat, kamu lakukan yang demikian itu dalam empat rakaat, bila kamu mampu melakukannya pada setiap hari satu kali maka lakukanlah, apabila kamu tidak mampu maka dalam setiap jum’at satu kali, apabila kamu tidak dapat berbuat maka dalam setiap bulan satu kali, apabila kamu tidak dapat berbuat maka dalam setiap tahun satu kali, apabila kamu masih tidak dapat maka dalam seumur hidupmu satu kali” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Khuzaimah).
11. Memperbanyak sujud (shalat sunnah)
“Perbanyaklah engkau dari sujud, sungguh tiada engkau bersujud satu kali melainkan diangkat satu derajat, dan dihapuskan daripadamu satu khothi’ah (kesalahan/dosa)” (HR. Muslim dari Abu Abdillah atau Abdurrahman (Tsauban).
12. Shadaqah
“Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Baqarah (2) : 271).
“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api” (HR. Tirmidzi).
13. Puasa Arafah dan Hari ‘Asyura
“Puasa pada hari arafah, sesungguhnya saya ikhlas karena Allah agar puasa pada hari ‘arafah menghapus dosa-dosa tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya. Puasa pada hari ‘asyura, sesungguhnya saya ikhlas karena Allah agar ia menghapus (dosa-dosa) tahun sebelumnya” (HR. At-Tirmidzi).
14. Mengucap Aamin secara serentak
“Apabila imam (selesai) membaca : Ghairil maghdhubi ‘alaihim waladh dhaaliin, maka hendaklah kalian ucapkan : Aamiin. Maka siapa saja yang ucapan (aamiin) nya bersamaaan dengan ucapan (aamiin) nya para malaikat, niscaya diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim).
15. Membangunkan istri/ suami untuk tahajjud
“Tiada dari seorang suami yang bangun pada waktu malam lalu membangunkan isterinya dan jika tidur masih menguasai isterinya lalu ia memerciki air dimukanya sampai keduanya shalat dirumahnya dengan menyebut Allah ‘Azza wa Jalla sesaat pada waktu malam melainkan keduanya diampuni dosanya” (HR. Thabrani dari Abu Malik al asy’ari)
16. Memperbanyak ibadah di hari raya
“Bersungguh-sungguhlah kamu pada hari raya idul fitri (dengan) mengeluarkan sedekah dan mengamalkan amal-amal kebajikan seperti shalat dan zakat serta perbanyaklah pembacaan tasbih dan tahlil, karena pada hari itu Allah mengampuni dosamu dan menerima do’amu serta melihat kamu dengan rahmat dan pengampunan” (Hadits tersebut dalam Durratun nashihiin).
17. Menyempurnakan Wudhu
“Barangsiapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, maka keluar semua dosanya dari badannya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya” (HR. Muslim dari Usman bin Affan).
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.