Edisi Sabtu, 4 Maret 2023 M / 11 Sya'ban 1444 H.
Habib Ali telah mempelajari dan mengkhatamkan Al-Qur'an, serta berhasil menguasai ilmu-ilmu zahir dan batin sebelum mencapai usia yang biasanya diperlukan untuk itu. Sejak saat itu, ia diizinkan oleh para guru dan pendidiknya untuk memberikan ceramah dan pengajian. Habib Ali pun langsung menjadi pusat perhatian dan memperoleh tempat terhormat di hati setiap orang.
Selain aktif berdakwah, Habib Ali juga aktif menggemakan syiar Islam lewat pena. Di samping kitab Maulid Simthud Durar, ada pula karya lainnya yang disusun langsung olehnya maupun oleh murid-murid, para pengikut, dan keturunannya. Di antaranya adalah kitab-kitab kumpulan amalannya yang berisi wirid, hizib, ratib, dan lain-lain, yang sebagian besar berasal dari Al-Quran, hadits, dan amalan para ulama terkemuka.
Dua tahun sebelum wafat, Habib Ali kehilangan penglihatannya. Akhirnya pada waktu zuhur hari Ahad 20 Rabi'ul Akhir 1333 H/7 Februari 1915 M, di kota Seiwun, Hadhramaut, Habib Ali meninggal dunia. Kala itu, jenazah Habib Ali disalatkan di halaman Masjid Riyadh pada keesokan harinya dan diimami oleh anak dan khalifah (penggantinya), Habib Muhammad. Jenazahnya lalu dikebumikan di sebelah barat Masjid Riyadh.
1. Sesungguhnya didunia ini Allah memiliki sorga, barangsiapa masuk kedalamnya, ia tidak akan merindukan sorga akherat. Sorga itu adalah ma’rifat kepada Allah.
2. Gunakan kesempatan ketika masih muda. Belajar, belajar dan belajar. Dan saat sudah tua, perbanyaklah amal ibadah.
3. Tidak ada yang menyebabkan kerugian, kecuali keengganan kita dalam mengkaji kisah kaum shalihin.
4. Siapa tidak menempuh jalan leluhurnya pasti akan bingung dan tersesat. Wahai para keturunan Nabi, ikutilah jejak mereka (salaf) tempuhlah jalan yang lurus dan jauhilah segala bid’ah. Pergilah bersama mereka yang mencintai dan mentaati Allah dalam beramal dan menjauhi segala larangan-Nya. Ikutilah jejak mereka (salaf) selangkah demi selangkah. Berkat mereka, engkau akan mendapatkan banyak manfaat, luas, agung dan mulia budi pekerti mereka. Tak akan pernah kau dapati perselisihan dan pertentangan dalam ajaran mereka. Mereka bersunguh-sungguh dalam beramal, hingga dapat meraih kedudukan tinggi dan mulia.
5. Kenali kebenaran dari ahlinya. Berjalanlah bersama mereka, hendaknya kalaian berjalan dibelakang mereka. Kebahagiaan seluruhnya terletak didalam mengikuti mereka. Beruntung orang yang memuliakan mereka atau melihat orang yang melihat mereka. Beruntung orang yang hatinya menggantungkan dengan mereka dan melazimi jalan mereka. Karena tidak ada kaum yang sebaik mereka (salafus shaleh).
6. Tidak ada yang merintangi manusia dari Allah seperti nafs dandunia. Bahkan yang keluar paling akhir dari kepala kaum shiddiqin adalah nafs mereka. Jika dunia telah menguasai hati manusia, maka hati akan rusak sehingga tidak tahu jalan kebenaran. Sebab, teman dunia adalah setan. Jika dunia telah memasuki hati, temannya pasti akan mengikutinya dari belakang. Dan jika setan telah berada di dalam hati, maka ia akan merusaknya.
7. Jika mendengar sifat-sifat yang mulia ruh, kita merindukannya. Namun ruh terikat dalam kurungan.Jasad adalah tempat ruh dan kurungan ruh, tapi jugapembantu ruh. Makanan ruh adalah dzikir. Jika kamu sidq dalam berdzikir kepada Allah, niscaya kamuakan mencukupi diri dengan dzikir itu, kamu tidak akan membutuhkan makanan dan minuman. Kamu akan menjadi dseperti malaikat yang tidak makan dan minum, karena makanan malaikat adalah dzikir dan tasbih. Ruh sesungguhnya selalu ingin kembali ke asalnya.
8. Dzikir adalah makanan yang sebenarnya. Kekuatan itu bukan berasal dari makanan dan minuman, namun kekuatan itu timbul karena kosongnya hati dari segala kesibukan duniawi. Jikahati telah kosong dari segala kesibukan, seorang hamba akan menjadi kuat. Bahkan dalam pandangan ahli suluk makanan itu melemahkan. Jika ruh telah kuat, jasad pun akan menjadi kuat. Sesungguhnya makanan tidak akan mengenyangkan, minuman tidak akan menghilangkan dahaga, tapi Allah-lah yang menjadikan seseorang menjadi kenyang dan puas setelah makan dan minum. Dan jika rohani seseorang telah kuat, dzikir menjadi makanannya.
9. Tidak tampaknya para wali bermanfaat bagi masyarakat dan juga bagi wali itu sendiri. Sebab, seorang wali dapat beristirahat dari manusia dan manusia tidak beradab buruk kepadanya.
10. Mungkin kau menyakini kewalian seseorang, tetapi setelah melihatnya kau lalu berprasangkaburuk. Seorang yang shaleh bukanlah orang yang mengetahui kebenaran melalui kaum shalihin. Akan tetapi orang shaleh adalah orang yang mengenal kaum shalihin melalui kebenaran.
11. Ketaatan dari orang yang makanannya haram, seperti bangunan yang didirikan di atas gelombang.
12.“Jadikanlah Al-Qur’an dan dzikir kepada Allah Subhanahu WaTa'ala bacaan sehari-harimu. Bertafakurlah terhadap nikmat Allah Subhanahu WaTa'ala. Jika mungkin, setiap waktu hanya ada antara dirimu dan Allah Subhanahu WaTa'ala, dan pada saat itu telitilah diri sendiri. Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda, “Telitilah dirimu, sebelum kalian diteliti.” Seseorang yang meneliti dirinya di dunia, perhitungan baginya akan lebih ringan di Akherat kelak.”
14. Niat merupakan pondasi amal. Seseorang akan memperoleh karunia sesuai dengan niatnya. Betapa sering niat membuat orang yang jauh dari Allah Subhanahu WaTa'ala menjadi dekat kepada-Nya dan merubah sesuatu yang sulit menjadi ringan. Oleh karena itu, dalam setiap perbuatan, ucapan dan amalnya seorang Mukmin, hendaknya menerapkan niat yang baik. Tidak ada seorang pun yang mencapai kesuksesan dan keberhasilan kecuali karena niat yang baik. Sabda kekasih Allah Subhanahu WaTa'ala yang paling Agung, Al-Musthafa Shallallahu 'alaihi Wasallam di bawah ini cukup menjadi bukti keutamaan niat . Rasulullah bersabda :
إنّماالأعمال بالنّيّات
Sesungguhnya ( balasan ) setiap amal tergantung dari niatnya. (HR. Bukhari dan Muslim).
نّيّة المؤمن خير من عمله
Niat seorang Mukmin lebih baik daripada amalnya.
15. Sudah menjadi sifat seorang Mukmin untuk menetapkan berbagai amal yang agung dan berusaha mengamalkannya, padahal dia hanya mampu mengamalkan sebagian darinya. Sebagai contoh adalah orang yang berniat menggunakan semua nafasnya ( waktunya ) untuk membaca wirid, dzikir atau untuk berpikir. Ternyata dia hanya mampu menggunakan sebagian waktunya saja. Apa yang telah dia kerjakan itu baik, tapi niatnya tersebut lebih baik dari amal yang telah dia kerjakan.”
16."Cinta (kepada Allah Subhanahu WaTa'ala) merupakan jalan paling mulia yang dapat membuat seseorang bertobat. Demi menyenangkan kekasihnya, seorang pecinta dapat melakukan sesuatu yang berada di luar kemampuannya. Apalagi untuk hal-hal yang mampu ia lakukan. Seorang pecinta akan berusaha sekuat tenaga meninggalkan segala sesuatu yang dapat membuat kekasihnya murka. Cinta adalah buah terbesar fikr. Merenung (Fikr) akan membuahkan rasa malu."
17. "Jika engkau merenungkan berbagai nikmat yang diberikan Allah kepadamu, maka engkau akan malu menggunakan berbagai nikmat itu untuk bermaksiat kepada-Nya. Selain membuahkan cinta dan rasa malu yang merupakan motivasi terkuat untuk bertobat, maka merenung juga membuahkan rasa takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala ( khosyyah ). Seseorang yang memikirkan berbagai bencana yang akan dia peroleh karena maksiat; seperti pengusiran, kemurkaan, siksa dan hijab serta menyadari keagungan dan kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan betapa keras siksa-Nya, maka mau tidak mau dia akan sangat takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.”
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.