Edisi Jum'at 10 November 2023 M / 26 Rabi'ul Akhir 1445 H.
Keimanan seseorang bisa dilihat dari adanya ciri-ciri orang beriman. Iman merupakan hal mutlak yang harus dimiliki setiap sesorang Muslim. Tanpa adanya keimanan, segalanya hanyalah kosong dan tidak akan berarti. Seorang muslim wajib beriman, artinya meyakini adanya Allah, malaikat, kitabullah, rasul, hari kiamat, qada dan qadar. Dari iman inilah, maka seseorang bisa taat kepada Allah, menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Iman seseorang sering kali naik turun. Oleh karenanya sangat dianjurkan untuk istiqomah menjaga iman dengan terus meningkatkan ibadah dan konsisten dalam kebaikan. Rasullullah Shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan, amal yang paling dicintai oleh Allah adalah amal yang istiqomah walaupun sedikit.
Di dalam ciri-ciri orang beriman akan melahirkan kesalehan dalam pribadinya. Untuk mengenal ciri-ciri orang beriman tersebut, kita bisa menggalinya lewat ayat-ayat dalam Al-Qur’an maupun hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Untuk lebih memahaminya, berikut ini ciri-ciri orang beriman menurut Al-Qur'an dan Hadits yang dirangkum dari berbagai sumber :
1. Punya Rasa Takut Terhadap Allah Subhanahu WaTa'ala
Memiliki rasa takut terhadap Allah Subhanahu WaTa'ala merupakan satu dari ciri-ciri orang beriman. Dirinya tidak akan berani melanggar apapun apa yang telah ditetapkan menjadi suaru larangan Allah dan akan selalu mentaati setiap perintah-Nya.
Rasa takut terhadap Allah Ta'ala merupakan salah satu bentuk mengagungkan-Nya. Seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al-Anfal : 2
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang bila disebut nama Allah Subhanahu Wata’ala gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”
2. Khusyuk saat Melaksanakan Shalat
Khusyuk dalam shalat merupakan satu dari ciri-ciri orang beriman lainnya. Seseorang yang telah memiliki keimanan yang kuat akan lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah sholat, baik wajib atau sunnah meski banyak gangguan.
Allah Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya (Q.S. al-Mukminum 23:2).
3. Menjauhkan Diri dari Kegiatan yang Sia-sia
Ciri-ciri orang beriman tidak akan melakukan hal yang sia-sia atau tidak bermanfaat. Dirinya justru akan sibuk melakukan urasan ibadah yang akan menambah keimanannya. Allah Ta’ala pun berfirman:
وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
Artinya: dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang sia-sia (Q.S. Al-Mukminun 23: 3).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
Artinya: “Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976).
4. Senang Mendengar Bacaan Ayat Al-Qur’an
Senang mendengar bacaan ayat Al-Qur’an merupakan satu dari ciri-ciri orang beriman. Bukan hanya itu, keimanan dalam hati mereka juga semakin bertambah ketika mendengar ayat-ayat Allah Subhanahu WaTa'ala. Allah Ta’ala pun berfirman:
وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا
Artinya: “dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)” (QS. Al-Anfal: 2).
Rasulullah mengatakan:
“Orang mu’min yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, ibarat buah jeruk manis, rasanya enak dan baunya harum. Sedangkan orang mu’min yang tidak membaca Al-Qur’an tetapi mengamalkan isinya, ibarat buah kurma, rasanya enak dan manis tetapi tidak ada baunya. Adapun perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an, maka ibarat minyak wangi, baunya harum tetapi rasanya pahit. Sedangkan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an, ibarat buah kamarogan, rasanya pahit dan baunya busuk.” (Al-Bukhari & Muslim, 5).
5. Menunaikan Zakat
Menunaikan zakat termasuk ke dalam ciri-ciri orang beriman, karena dirinya tahu bahwa dengan berzakat atau bersedekah merupakan bukti keimanan seseorang. Orang-orang beriman hendaknya menunaikan kewajiban dan ibadah yang terkait harta ini dengan ikhlas untuk membersihkan harta dan menyucikan jiwa mereka.
Allah Ta’ala berfirman:
وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ
Artinya: “dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada mereka” (QS. Al-Anfal: 3).
Rasul juga pernah menjelaskan tentang bukti keimanan seseorang dapat dilihat dari shalat dan sedekahnya.
وَالصَّلَاةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ
Artinya: "Shalat adalah cahaya dan sedekah adalah bukti” (HR. Muslim no. 223).
6. Meneladani Rasul
Dalam ciri-ciri orang beriman bukan hanya sekedar menjalankan perintah Allah Subhanahu WaTa'ala saja, melainkan juga meneladani setiap perbuatan dan perkataan rasul. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, berkata:
“Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Aku tinggalkan dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya yaitu Kitabullah dan Sunnahku, serta keduanya tidak akan berpisah sampai keduanya mendatangiku di Telaga (di Surga).”
7. Tawakal
Tawakal merupakan satu dari ciri-ciri orang beriman. Orang tawakal dan ikhlas pada setiap ketetapan dan takdir yang diberikan Allah Subhanahu WaTa'ala.
وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Artinya: “Dan hanya kepada Allah-lah kalian betawakal, jika kalian benar-benar orang yang beriman” (QS. Al-Maidah : 23).
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Artinya: “Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dialah Yang Mencukupinya” (QS. Ath-Thalaq: 3).
8. Sabar
Kesabaran juga merupakan satu dari ciri-ciri orang beriman. seberat dan sesullit apapun ujian yang diberikan, maka dirinya akan selalu bersabar menghadapinya. Allah Subhanahu WaTa'ala berfirman dengan artinya yang berbunyi:
“Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (Al-Baqarah : 177).
9. Punya Akhlak yang Baik
Ciri-ciri orang beriman lainnya adalah memiliki akhlak yang baik. Orang beriman tidak mungkin memiliki akhlak yang buruk, karena dirinya akan selalu meneladani Rasul yang berakhlak mulia. Abu Darda meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, mengatakan:
“Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat.” (At-Tirmidzi, 2002).
10. Selalu Bersyukur
Seseorang yang sedang ditimpa masalah, baik maupun buruk akan membuat dirinya selalu bersyukur atas apa yang dimilikinya. Inilah merupakan ciri-ciri orang beriman yang kuat. Allah berfirman:
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَٰنَ ٱلْحِكْمَةَ أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS: Luqman Ayat : 12).
11. Bergetar hatinya jika disebut nama Allah
Jika di sebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika di bacakan ayat suci Al-Qur’an, maka bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
(QS. al-Anfal:2).
12. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya
Allah Ta'ala berfirman :
الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
"Yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (Al-Anfal:3).
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (Al-Mu’minun:1)(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya (Al-Mu’minun:2).
13. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat
Allah Ta'ala berfirman :
وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
"dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.
(QS. al- Mu’minun: 3).
14. Menafkahkan rezki yang diterimanya
Allah Ta'ala berfirman :
الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
(QS. al-Anfal: 3).
وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ
"dan orang-orang yang menunaikan zakat,
(QS. al-Mu’minun: 4).
15. Menjaga kehormatannya dan orang-orang yang menjaga kemaluannya
Allah Ta'ala berfirman :
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".
(QS. An-Nuur : 30).
16. Memelihara amanah dan menepati janji
Allah Ta'ala berfirman :
وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ
"Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
(QS. al-Mu’minun: 8).
17. Berjihad dijalan Allah Dan suka menolong
Allah Ta'ala berfirman :
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
"Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia."
(QS. Al-Anfal : 74).
Semoga bermanfaat....
ONE DAY ONE HADITS
Jum'at, 10 November 2023 M / 26 Rabi'ul Akhir 1445 H
Hakikat Iman
Rasulullah ﷺ bersabda,
الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ
“Iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan ‘laa ilaha illallah’ (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat malu merupakan bagian dari iman.” (HR. Bukhari no. 9 dan Muslim no. 35).
Beberapa Pelajaran yang Terdapat dalam Hadits:
1. Dalam keyakinan yang benar yaitu keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang sesuai pemahaman Nabi ﷺ
dan para sahabat, iman itu tidak cukup keyakinan dalam hati, tetapi harus diucapkan di lisan dan dibuktikan dalam amal perbuatan anggota badan. Jadi, ada tiga komponen di dalam iman. Jika seseorang mengucapkan laa ilaha illallah, namun tiada amalan dalam hidupnya, seperti enggan untuk shalat sama sekali, maka pengakuannya sebagai muslim hanyalah pengakuan yang dusta.
2. Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman adalah perkataan di lisan, keyakinan dalam hati, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.
3. Disebutkan dalam hadits di atas bahwa cabang iman yang tertinggi ialah kalimat ‘laa ilaha illalah’ (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah ﷻ). Kalimat tersebut adalah pokok Islam dan Iman. Kalimat tersebut merupakan rukun pertama dari Islam dan yang bisa membuat seseorang masuk Islam.
4. Sedangkan cabang iman yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, yang dimaksud di sini adalah menyingkirkan setiap gangguan apa pun. Sedangkan meletakkan gangguan di jalanan termasuk sesuatu yang terlarang. Semisal memarkir mobil di tengah jalan dan mengganggu kendaraan yang lalu lalang, ini termasuk meletakkan gangguan di jalan. Mengalirkan air sehingga mengganggu orang lain di jalan, ini pun termasuk yang terlarang. Begitu pula meletakkan batu sehingga mengganggu di jalan, ini pun terlarang. Apalagi jika sampai meletakkan bom di jalanan, meskipun disebut sebagai jihad! Jika seseorang menyingkirkan gangguan-gangguan tadi dari jalanan, itu menunjukkan keimanannya.
5. Imam Al-Muzani mengatakan bahwa iman itu,
قَوْلٌ وَعَمَلٌ مَعَ اعْتِقَادِهِ بِالجَنَانِ قَوْلٌ بِاللِّسَانِ وَعَمَلٌ بِالجَوَارِحِ وَالأَرْكَانِ
“Iman itu perkataan dan perbuatan, bersama dengan keyakinan dalam hati, ucapan dalam lisan, dan amalan dengan anggota badan.”
Dari pengertian beliau rahimahullah, disimpulkan bahwa hakikat iman itu ada empat perkara:
Pertama: Perkataan hati yaitu pembenaran dan keyakinan.
Kedua: Perkataan lisan, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat.
Ketiga: Amalan hati, yaitu niat, ikhlas, cinta, patuh, menerima, dan tawakkal kepada Allah ﷻ.
Keempat: Amalan lisan dan anggota badan, yaitu membaca Al-Qur’an, berdzikir, amalan anggota badan, berdiri shalat, dan rukuk.
Tema Hadits yang Berkaitan dengan Al-Qur'an
Allah Azza wa Jalla berfirman :
وَمَا أَنْتَ بِمُؤْمِنٍ لَنَا وَلَوْ كُنَّا صَادِقِينَ
“Dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar.” (QS. Yusuf: 17)
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَۚوَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
‘Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.’ (QS. Al-Bayyinah: 5).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.