Edisi Selasa, 25 Juni 2024 M / 18 Dzulhijjah 1445 H.
Ghaib artinya tidak terlihat, kasat mata, tidak bisa dibuktikan ilmiah dan tidak bisa ditangkap dengan indera penglihatan kita (selama di dunia). Adapun makhluk yang ghaib misalnya malaikat dan jin. Sementara perkara ghaib seperti alam barzakh, surga, neraka, hari kiamat dan lain sebagainya. Adapun manusia tidak ada satupun yang mengetahui perkara ghaib, hanya Allah saja yang mengetahuinya. Para nabi dan rasul pun tahu perkara ghaib karena wahyu dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala Ta’ala. Kita pun wajib mengimani yang ghaib meskipun itu tidak bisa dibuktikan secara akal dan ilmiah. Karena ini perintah Allah Robbul ‘Alamin Jalla Dzikruhu.
Hanya Allah yang mengetahui perkara ghaib. Namun Allah memberikan informasi kabar ghaib atau sesuatu yang belum terjadi kepada mereka yang dikehendaki-Nya. Salah satunya adalah Nabi Muhammad. Mukjizat Nabi yang berkaitan dengan hal-hal ghaib dianggap sebagai bukti paling kuat bahwa beliau memang utusan Allah.
Pada tulisan kali ini kita akan membahas mengenai ayat-ayat Al-Quran yang membicarakan tentang ghaib. Simak selengkapnya di bawah ini.
1. Q.S. Ath-Thuur : 41
أَمْ عِنْدَهُمُ الْغَيْبُ فَهُمْ يَكْتُبُونَ
Apakah ada pada sisi mereka pengetahuan tentang yang gaib lalu mereka menuliskannya? (Q.S. Ath-Thuur : 41).
2. Q.S. Al-A’raaf : 188
قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ ۚ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (Q.S. Al-A’raaf : 188).
3. Q.S. Al-An’aam : 50
قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ
Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" (Q.S. Al-An’aam : 50).
4. Q.S. Al-An’aam : 59
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (Q.S. Al-An’aam : 59).
5. Q.S. Al-An’aam : 73
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۖ وَيَوْمَ يَقُولُ كُنْ فَيَكُونُ ۚ قَوْلُهُ الْحَقُّ ۚ وَلَهُ الْمُلْكُ يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ ۚ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ ۚ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-An’aam : 73).
6. Q.S. Al-Hasyr : 22
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ ۖ هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ
Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Hasyr : 22).
7. Q.S. Al-Hujuraat : 18
إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Hujuraat : 18).
8. Q.S. Al-Jinn : 26
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. (Q.S. Al-Jinn : 26).
9. Q.S. Al-Jinn : 27
إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (Q.S. Al-Jinn : 27).
10. Q.S. Al-Jumu’ah : 8
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (Q.S. Al-Jumu’ah : 8).
11. Q.S. Al-Maa’idah : 116
وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَٰهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ ۖ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ ۚ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ ۚ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai ‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?." Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib." (Q.S. Al-Maa’idah : 116).
12. Q.S. Ali ‘Imran : 179
مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَىٰ مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّىٰ يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ ۗ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَجْتَبِي مِنْ رُسُلِهِ مَنْ يَشَاءُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا فَلَكُمْ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar. (Q.S. Ali ‘Imran : 179).
13. Q.S. An-Najm : 35
أَعِنْدَهُ عِلْمُ الْغَيْبِ فَهُوَ يَرَىٰ
Apakah dia mempunyai pengetahuan tentang yang ghaib, sehingga dia mengetahui (apa yang dikatakan)? (Q.S. An-Najm : 35).
14. Q.S. An-Naml : 65
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (Q.S. An-Naml : 65).
15. Q.S. Ar-Ra’d : 9
عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيرُ الْمُتَعَالِ
Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi. (Q.S. Ar-Ra’d : 9).
16. Q.S. As-Sajdah : 6
ذَٰلِكَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
Yang demikian itu ialah Tuhan Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (Q.S. As-Sajdah : 6).
17. Q.S. Huud : 123
وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Huud : 123).
Itulah berbagai ayat Al-Quran yang membicarakan tentang ghaib. Semoga menambah pengetahuan dan wawasan kita seputar Al-Quranul Hakim.
Semoga bermanfaat....
ONE DAY ONE HADITS
Selasa, 25 Juni 2024 M / 18 Dzulhijjah 1445 H.
Firasat Seorang Mukmin
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اتَّقُوا فِرَاسَةَ المُؤْمِنِ، فَإِنَّهُ يَنْظرُ بنورِ اللهِ».وروى الطبراني قال الهيثمي في مجمع الزوائد: وإسناده حسن. وقال السيوطي في اللآلئ: الحديث حسن صحيح.
Dari Abu Amamah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,: “Takutlah pada firasat seorang mukmin. Sesungguhnya ia melihat dengan cahaya Allah” [HR. At-Thabrani, berkata Haistami didalam majmaul zawaid isnadnya hasan. Dan berkata Syuyuti didalam al lali'i: hadits hasan shohih].
Pelajaran yang terdapat didalam Hadits diatas :
1- Sungguh kita bisa merasakan, orang-orang sholeh punya satu kepekaan di dalam pergaulannya. Sampai para salafush shalih dulu mengatakan, “Perhatikan kedudukanmu di sisi Allah dari bagaimana para kekasih-Nya bersikap kepadamu. Sungguh karena dosa durhaka dari maksiatmu kepada-Nya, bisa jadi Allah sisipkan setitik perasaan benci padamu di hati orang-orang mukmin.”
2- Terkadang ia memang hanya perasaan tidak nyaman yang tak terjelaskan. Tapi di titik tertentu, ia menjelma amat nyata.
3- Seorang lelaki dari kalangan sahabat beliau masuk menghadiri majelis Sayyidina ‘Utsman ibn ‘Affan Radhiyallaahu ‘Anhu, demikian dikisahkan Imam Tajuddin As Subki dalam Thabaqat-nya. Setiba Sang Dzun Nurain menatap tajam ke arahnya dan menudingkan telunjuk sembari bertitah, “Takutlah kepada Allah dan bertaubatlah kepada-Nya, atau akan kukenakan hukuman ta’zir padamu sebagai peringatan bagi semua. Sungguh demi Allah, di matamu aku melihat ada bekas-bekas zina.” “Subhanallah”, sang lelaki terperanjat. “Apakah wahyu masih turun, sehingga Amirul Mukminin mengetahui perkara yang ghaib semacam ini?” Dia menyadari, dalam perjalanan menuju Masjid tadi dia berpapasan dengan seorang perempuan jelita. Dari tak sengaja, pandangannya berterusan hingga syahwatpun terbangkitkan. Tapi ya sampai di situ saja. Tidak lebih. “Bukan”, sahut Sayyidina ‘Utsman. “Ini bukan wahyu, ini adalah firasat seorang mukmin.”
4- Hadits ini menerangkan agar kita berhati hati dari pandangan orang mukmin karena mereka mempunyai kelebihan mengetahui pada aib keburukan kita. Lebih jelasnya lagi agar kita menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan Allah agar hal ini tidak diketahui oleh mereka orang-orang yang sholeh, sebab bila mereka melihat aib dari maksiyat kita, kita akan malu didepannya.
5- Yang dimaksud orang mukmin disitu adalah mukmin yang sempurna keimanannya, yang ahli ibadah, yang ahli sedekah, yang tidak mengambil memakan hak orang lain dengan cara bathil tidak bermaksiat, bukan setiap orang mukmin bisa mendapatkan keistimewaan ini. Hal ini dikarenakan kesucian batin mereka akan mencerahkan mata hatinya untuk bisa memandang apa apa yang tidak bisa dipandang oleh manusia biasa. merekalah yang seakan akan menjadi wali Allah untuk mengawasi gerak gerik manusia, sebagai salah satu bentuk dari amar makruf nahi munkar. Maka saat mereka melihat sesuatu maksiyat yang kita lakukan lantas marah karena marahnya Allah, mereka akan membenci karena kebencian Allah. Dia memandang dengan cahaya Allah.
Tema Hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :
Allah Subhanahu WaTa'ala berfirman :
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ
"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda. (QS. Al-Hijr: 75).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.