Jumat, 31 Mei 2024

AYAT AL-QUR'AN TENTANG ALLAH

Edisi Jum'at, 31 Mei 2024 M / 22 Dzulqa'idah 1445 H.

Mengenal Allah adalah keniscayaan dan kewajiban yang paling utama bagi umat Muslim. Sebagai makhluk spiritual yang memiliki pengalaman fisik dan bukan sebaliknya, manusia pasti menyadari akan adanya sang pencipta. Akal sehat, di mana setiap manusia merasa memilikinya, tidak akan mampu memahami dan membayangkan bagaimana kehidupan yang maha luas ini bisa bergerak melalui hukum-hukum yang stabil.

Syekh M Nawawi Banten menawarkan jawaban ringkas atas empat pertanyaan terkait Allah, yaitu pertanyaan tempat, kualitas, waktu, dan jumlah bagi Allah.

“Jika seseorang bertanya kepadamu, ‘Allah di mana?’ maka jawablah, ‘Ia tidak bertempat dan tidak mengalami waktu.’ Jika kau ditanya, ‘Bagaimana Allah?’, jawablah, ‘Allah tidak serupa dengan sesuatu apa pun itu.’ Jika kau ditanya, ‘Kapan Allah (ada)?’, jawablah, ‘Dia awal yang tidak memiliki permulaan dan (Dia) akhir yang tidak memiliki penghabisan.’ Jika kau ditanya, ‘Allah berapa?’ jawablah, ‘Allah esa, bukan karena sedikit (kekurangan). Katakanlah Allah itu esa,’” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Kasyifatus Saja, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah], halaman 9).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala sering kali menyebut diri-Nya sendiri di dalam kitab-Nya Al-Quran. Allah sering menyatakan diri-Nya Maha Perkasa, Maha segala-galanya, Maha Luar Biasa, Maha Kuasa, dengan segala kebesaran-Nya. Dialah Dzat yang paling pantas menyombongkan diri. Maka dari itulah kita dilarang berbuat sombong karena berusaha menandingi Allah Ta’ala dalam sifat-Nya. Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (Q.S. Al-Mu’min : 60).

Atas dasar itulah kami tertarik untuk membawakan tulisan mengenai ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan Allah Tabaraka Wa Ta’ala.

1. Q.S. Al-Baqarah : 114 

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَنَعَ مَسَاجِدَ اللَّهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَىٰ فِي خَرَابِهَا ۚ أُولَٰئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَنْ يَدْخُلُوهَا إِلَّا خَائِفِينَ ۚ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalanghalangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat. (Q.S. Al-Baqarah : 114).

2. Q.S. Ali ‘Imran : 103 

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Q.S. Ali ‘Imran : 103).

3. Q.S. An-Nisaa’ : 32 

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. An-Nisaa’ : 32).

4. Q.S. Al-Maa’idah : 72 

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam", padahal Al-Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (Q.S. Al-Maa’idah : 72).

5. Q.S. Al-An’aam : 19 

قُلْ أَيُّ شَيْءٍ أَكْبَرُ شَهَادَةً ۖ قُلِ اللَّهُ ۖ شَهِيدٌ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ ۚ وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَٰذَا الْقُرْآنُ لِأُنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ ۚ أَئِنَّكُمْ لَتَشْهَدُونَ أَنَّ مَعَ اللَّهِ آلِهَةً أُخْرَىٰ ۚ قُلْ لَا أَشْهَدُ ۚ قُلْ إِنَّمَا هُوَ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ وَإِنَّنِي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ

Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: "Allah." Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al-Quran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Quran (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui." Katakanlah: "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)." (Q.S. Al-An’aam : 19).

6. Q.S. Al-A’raaf : 86 

وَلَا تَقْعُدُوا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوعِدُونَ وَتَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِهِ وَتَبْغُونَهَا عِوَجًا ۚ وَاذْكُرُوا إِذْ كُنْتُمْ قَلِيلًا فَكَثَّرَكُمْ ۖ وَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ

Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. Al-A’raaf : 86).

7. Q.S. Al-Anfaal : 1 

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَنْفَالِ ۖ قُلِ الْأَنْفَالُ لِلَّهِ وَالرَّسُولِ ۖ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ ۖ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman." (Q.S. Al-Anfaal : 1).

8. Q.S. At-Taubah : 59 

وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آتَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللَّهِ رَاغِبُونَ

Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah," (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka). (Q.S. At-Taubah : 59).

9. Q.S. Yunus : 18 

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَٰؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah." Katakanlah: "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan (itu). (Q.S. Yunus : 18).

10. Q.S. Huud : 31 

وَلَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ إِنِّي مَلَكٌ وَلَا أَقُولُ لِلَّذِينَ تَزْدَرِي أَعْيُنُكُمْ لَنْ يُؤْتِيَهُمُ اللَّهُ خَيْرًا ۖ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا فِي أَنْفُسِهِمْ ۖ إِنِّي إِذًا لَمِنَ الظَّالِمِينَ

Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa): "Aku mempunyai gudang-gudang rezki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib", dan tidak (pula) aku mengatakan: "Bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat", dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu: "Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka." Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka; sesungguhnya aku, kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang zalim. (Q.S. Huud : 31).

11. Q.S. Yusuf : 40 

مَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِهِ إِلَّا أَسْمَاءً سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ ۚ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۚ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Q.S. Yusuf : 40).

12. Q.S. Ar-Ra’d : 16 

قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ ۚ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ نَفْعًا وَلَا ضَرًّا ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ ۗ أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ ۚ قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah." Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?." Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa." (Q.S. Ar-Ra’d : 16).

13. Q.S. Ibrahim : 22 

وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ ۖ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي ۖ فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ ۖ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ ۖ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِنْ قَبْلُ ۗ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu." Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. (Q.S. Ibrahim : 22).

14. Q.S. An-Nahl : 70 

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّاكُمْ ۚ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ قَدِيرٌ

Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Q.S. An-Nahl : 70).

15. Q.S. Al-Israa’ : 1 

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-Israa’ : 1).

16. Q.S. Al-Kahf : 1 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya; (Q.S. Al-Kahf : 1).

17. Q.S. Maryam : 58 

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ مِنْ ذُرِّيَّةِ آدَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْرَائِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَا ۚ إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُ الرَّحْمَٰنِ خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا

Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. (Q.S. Maryam : 58).

Itulah pembahasan kita mengenai ayat-ayat Al-Quran tentang Allah. Sebenarnya hampir seluruh surah di Al-Quran menyebutkan Allah Ta’ala kecuali beberapa saja. Kami hanya mengambil beberapa saja di antara yang sangat banyak. Semoga ayat-ayat di atas menjadi renungan bagi kita akan besarnya kekuasaan dan keagungan Allah Tabaraka Wa Ta’ala.

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Jum'at, 31 Mei 2024 M / 22 Dzulqa'idah 1445 H.

Ingat Allah Jangan Hanya Diwaktu Susah

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

ﺗَﻌَﺮَّﻑْ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓِﻲ ﺍﻟﺮَّﺧَﺎﺀِ ﻳَﻌْﺮِﻓُﻚ ﻓِﻲ ﺍﻟﺸِّﺪَّﺓِ

“Kenalilah (ingatlah) Allah  di waktu senang pasti Allah  akan mengenalimu di waktu sempit.” (HR. Tirmidzi).

Beberapa Pelajaran yang Terdapat dalam Hadits:

1- Hendaknya jangan jadikan mengingat Allah Subhanahu Wa Ta'ala pilihan terakhir ketika gembira, namun tiba-tiba menjadi pilihan utama ketika bersedih dan susah.

2- Setiap orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala wajib meyakini, bahwa sumber ketenangan jiwa dan ketentraman hati yang hakiki adalah dengan berzikir kepada kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, membaca al-Qur’an, berdoa kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya yang maha Indah, dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya.

3- Seorang ulama salaf berkata, “Sungguh kasihan orang-orang yang cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini.” maka ada yang bertanya, “Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini?” Ulama ini menjawab, “Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya.”

4- Allah Subhanahu Wa Ta'ala menolong Nabi Yunus dalam berbagai kesusahan. Di tengah ganasnya lautan, dalam perut ikan, karena beliau sering mengingat Allah Subhanahu Wa Ta'ala di waktu lapang.

5- Hendaklah di waktu senang dan lapang kita melaksanakan Shalat malam meminta dan mencari ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala, banyak bersedekah, Membaca Al-Qur'an, Beristigfar dan dzikir, dan amalan yang mudah yang lainnya.

Tema Hadits yang Berkaitan dengan Al-Qur'an : 

1- Allah Azza wa Jalla berfirman :

ﻓﻠﻮ ﻻ ﺃﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﺒﺤﻴﻦ، ﻟﻠﺒﺚ ﻓﻲ ﺑﻄﻨﻪ ﺇﻟﻰ ﻳﻮﻡ ﻳﺒﻌﺜﻮﻥ

“Maka kalau sekiranya dia (sebelumnya) tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit (kiamat).” (QS. Ash Shaaffaat: 144).

2- Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’du: 28).

Kamis, 30 Mei 2024

MANFAAT AIR PUTIH SAAT BERBUKA PUASA

Edisi Kamis, 30 Mei 2024 M / 21 Dzulqa'idah 1445 H.

Air putih adalah air murni yang didapat karena rezeki dari Allah serta menjadi sesuatu yang sangat berharga, manusia dan semua makhluk tak akan bisa hidup tanpa adanya air putih, manusia mungkin bisa menghabiskan waktu tanpa makan namun jika menghabiskan  waktu tanpa minum, manusia tidak akan mampu bertahan hidup terlebih organ tubuh makhluk hidup 90% lebihnya membutuhkan air.

Sebab itu air putih selalu dibahas menjadi sesuatu yang terbaik untuk pelepas dahaga dan mengembalikan energi ketika berbuka puasa di samping makan makanan yang manis seperti kurma, air putih memiliki kandungan yang luar biasa untuk apapun termasuk buka puasa. Berikut ini 17 manfaat air putih saat buka puasa.

1. Menghidupkan Energi Secara Total 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

“Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?.” (QS. 21: 30). 

Tiap berbuka puasa, misalnya tidak ada makanan atau minuman lainnya, hanya dengan air putih akan mampu mengembalikan kembali energi yang selama seharian berkurang, air putih menjadi pilihan yang terbaik dan menjadi zat yang paling bergizi serta paling bermanfaat untuk seluruh organ tubuh sebagaimana dijelaskan dalam ayat ayat Al Qur’an tentang air.

Air putih yang diminum ketika berbuka puasa dan diminum sebelum makan mampu masuk ke dalam organ tubuh dan mengisi sel sel di dalamnya sehingga seluruh organ terasa segar dan energy yang telah hilang kembali lagi, air putih jauh lebih baik daripada air lain yang memiliki kandungan tertentu seperti air yang dingin atau air yang mengandung soda dan bahan lain, sebaiknya selalu mendahulukan air putih sebagai bahan minuman yang utama ketika berbuka puasa.

2. Kesehatan Organ Tubuh 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Minumlah dengan 3 kali tegukan” (HR. Tirmidzi). 

Air putih akan menyehatkan organ tubuh manusia ketika diminum saat buka puasa dibandingkan dengan minuman lain yang mungkin berdampak lain terhadap tubuh seperti es atau soda, tentunya khasiat akan lebih baik lagi jika diminum sesuai dengan anjuran Rasulullah, yaitu dalam satu gelas tiga kali tegukan, tidak langsung diminum seketika sebab jika langsung diminum seketika akan mempengaruhi kerja ginjal dan lambung sebagaimana keutamaan minum sambil duduk.

3. Melancarkan Metabolisme 

Metabolisme tubuh akan lancar ketika berbuka puasa diawali dengan air putih, terlebih ketika diminum dengan porsi cukup yaitu 8 gelas sehari dan diawali dengan memuji asma Allah sesuai tips sehat ala Rasulullah. “Sesungguhnya Allah ridha terhadap seorang hamba yang menikmati makanan, lalu memuji Allah sesudahnya atau meneguk minuman, lalu memuji Allah sesudahnya”. (HR Muslim).

4. Menghilangkan Lelah 

Air putih mampu menghilangkan lelah dan dahaga dalam tubuh terlebih ketika seharian berpuasa karena air putih mampu dengan cepat masuk ke dalam organ tubuh manusia dan mengisi sel sel di dalamnya dengan energy dan sesuai dengan gaya hidup sehat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

“Dan kami turunkan dari langit air yang amat bersih, agar kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati” (QS Al-Furqon: 48-50).

5. Menjernihkan Pikiran 

Air putih baik diminum dalam kondisi normal, yakni tidak dalam kondisi dingin yang karena almari pendingin dan tidak terlalu panas, air putih yang normal mampu menyegarkan dan menjernihkan pikiran karena bersifat sebagai penetral racun di seluruh tubuh sehingga membuat jiwa tenang dalam islam. Zaadul Ma’aad pernah mengatakan,  “Air yang terlalu panas atau terlalu dingin kedua-duanya adalah merusak.”

6. Mencegah Sakit 

Air putih baik untuk diminum di buka puasa dan mampu mencegah berbagai penyakit sebab ait putih memiliki kandungan yang murni, tidak memiliki campuran atau sesuatu yang berbahaya bagi tubuh.

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Zamzam lima syuriba lahu”, yang artinya “Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya”.

7. Mencegah Obesitas 

Air putih yang dikonsumsi sebelum makan di buka puasa akan membantu mencegah obesitas karena mampu menahan nafsu makan dan wajib baik minum menggunakan tangan kanan. 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda :

“Dan apabila ingin minum, hendaklah minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim).

8. Anjuran Rasulullah 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda :

“Janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad no 8135). Dianjurkan untuk minum air putih sambil duduk ketika buka puasa sebab sesuai dengan kondisi organ tubuh dan dapat mencegah tersedak dan berbagai penyakit lain.

9. Memiliki Kandungan Murni 

“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk bernafas atau meniup wadah air minum.” (HR. Turmudzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728). 

Sebaiknya selalu minum air putih yang murni dan bersih yakni air yang berasal dari sumur bersih atau sumber bersih lainnya dan dalam kondisi matang.

10. Baik Untuk Tenggorokan 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda :

“Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.” Anas mengatakan, “Oleh karena itu ketika aku minum, aku bernafas tiga kali.” (HR. Bukhari no. 45631 dan Muslim no. 2028). 

Air putih akan menyegarkan tenggorokan dan menyejukkan karena berbahan murni dan tidak terkandung pengawet atau campuran buatan lainnya.

11. Menghilangkan Pusing 

Pusing kadang terjadi karena kekurangan cairan atau kurang air ketika sahur, air putih akan menetralkan dan menghilangkan pusing. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit)”.[Q.S  An-Nur : 43].

Selain itu pusing ketika bulan ramadhan dapat terjadi karena banyaknya bermalasan dan tidak melakukan aktifitas apapun sehingga organ tubuh dan peredaran darah justru tidak akan lancar ketika bangun dari tidur kepala akan pusing serta beresiko lainnya, yang terbaik adalah tetap beraktifitas sehat dan minum air putih.

12. Menguatkan Tubuh 

Air putih akan menyehatkan dan menguatkan tubuh sebagaimana firman Allah sebab air putih adalah murni dan Allah menciptakan sebagai bahan bahan terbaik untuk kesehatan tubuh manusia. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

“Ingatlah, Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kakimu“.[QS. Al-Anfal : 11].

13. Menghilangkan Penyakit 

Air putih dapat menghilangkan penyakit ketika dikonsumsi dengan porsi dan cara yang benar yakni sesuai dengan porsi dan minum dengan menggunakan adab adab sesuai syariat islam. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

“Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Tuhan bagi orang-orang yang mendengarkan pelajaran”. [QS. An-Nahl : 65].

14. Kesehatan Jantung 

Jantung termasuk organ tubuh yang dapat sehat karena air putih, air putih dapat menetralkan racun dalam darah dan memperingan kerja jantung.  

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

”Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya”. [QS  Al-Mukminun : 18].

15. Tidur Nyenyak 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

”dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar”. Dengan minum air putih di saat berbuka puasa, tubuh akan fit dan memiliki dampak memberi waktu tidur yang nyenyak sehingga keesokan paginya dapat melakukan aktifitas dengan lancar dan sahur dengan segar.[QS. Al-Mursalat : 27].

16. Menetralkan Racun 

Air putih mampu bersifat sebagai penetral racun dan mampu menghilangkan racun dengan cara membawa racun keluar dari tubuh melalui keringat atau urin, terlebih jika meminumnya ketika buka puasa sebelum makan, tubuh akan terasa sehat dan memiliki peredaran darah yang lancar serta memiliki tubuh yang bersih di seluruh organ.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

“Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur”. [QS. Fathir : 12].

17. Menyeimbangkan Nutrisi Tubuh 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang”. [QS. Al-Mulk : 4].

Air putih akan membuat tubuh seimbang sebab dengan air putih ketika berbuka puasa gizi yang masuk dapat terserap dengan baik dan gizi tersebut ditujukan di organ organ yang membutuhkan sehingga seluruh organ memiliki kualitas yang baik dan tercegah dari segala kerusakan atau segala penyakit yang berbahaya.

Demikian artikel tausiah kali ini, semoga mudah dipahami dan dapat menjadi tambahan wawasan islami  untuk anda. Terima kasih sudah membaca. 

Semoga bermanfaat ...


ONE DAY ONE HADITS

Kamis, 30 Mei 2024 M / 21 Dzulqa'idah 1445 H.

Meski Sedang Puasa Wajib atau Sunah Wajib Memenuhi Undangan Walimahan

عن أبي هريرة -رضي الله عنه- قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: «إذا دُعِيَ أحدكم فليُجب، فإن كان صائما فليُصَلِّ، وإن كان مُفْطِرا فليَطْعَمْ».

Dari Abu Hurairah Raḍiyallāhu'anhu, ia berkata, Rasulullah Sallallāhu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila salah seorang dari kalian diundang (resepsi pernikahan) hendaklah menghadirinya. Jika berpuasa, hendaklah mendoakan (orang yang mengundang). Jika tidak berpuasa, hendaklah ia makan (hidangannya)!"  (HR. Muslim).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1- Hadits ini memberi penjelasan bahwa seorang Muslim yang diundang menghadiri resepsi pernikahan oleh saudara Muslimnya, maka dia wajib datang untuk menyenangkan hatinya dan ikut merasakan kebahagiaan bersama saudara Muslimnya.

2- Jika dia sedang berpuasa wajib, seperti puasa qadā` dan puasa nazar, maka ia tetap harus datang dan tidak usah makan, tetapi hendaknya dia mendoakan kebaikan dan keberkahan untuk mereka. 

3- Jika puasanya itu sunah maka boleh baginya membatalkan puasanya dan memakan hidangan yang ada. Diapun boleh meneruskan puasanya jika dia menginginkan untuk tidak membatalkannya. Hanya saja dia wajib memberitahukan kepada pihak pengundang bahwa dia sedang berpuasa, agar tidak terjadi prasangka. Namun, kehadirannya tetap wajib baik dalam kondisi berpuasa ataupun tidak.  

Tema hadits yang berkaitan dengan al quran : 

-Orang yang berpuasa meninggalkan makan, minum, dan hubungan intim karena Allah, maka Allah akan menganti dengan kenikmatan di surga seperti disebut dalam ayat,

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ

“(kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (QS. Al Haqqah: 24).

Rabu, 29 Mei 2024

ADZAB MENGHINA AL-QUR'AN YANG MENGERIKAN

Edisi Rabu, 29 Mei 2024 M / 20 Dzulqa'idah 1445 H.

Al-Qur'an adalah pedoman umat islam. Sebagai pondasi dasar dalam kehidupan umat islam, Al-Quran memiliki peran penting terhadap kehidupan umat islam dan juga pondasi dalam bangunan aturan islam. Al-Quran adalah kitab petunjuk dan penting kiranya untuk selalu dipelajari dan menjadi panduan dalam hidup kita.

Walaupun begitu, ada juga orang-orang kafir atau munafik yang tidak mau untuk mengimani bahkan menjalankan kitab Al-Quran. Mereka menganggap bahwa Al-Quran adalah kitab yang tidak sesuai dengan hak hak mereka, kebebasan, tertinggal zaman, bahkan juga penghalang kehidupan mereka. Untuk itu, banyak diantaranya mereka yang suka menghina Al-Quran dan menjatuhkan Al-Quran.

Orang-orang yang menghina Al-Quran bukan saja akan dibiarkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Kelak akan ada balasannya bagi mereka yang menghina Al-Quran dan adzab yang pedih yang didapatkan di dunia dan akhirat.

Penghina Al-Quran sejatinya telah menghina Allah dan Rasululllah sebagai penyampai wahyu. Begitupun ia menghina rukun islam, rukun iman, fungsi agama islam, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia. Mereka yang menghina Al-Quran tentu saja bukan berarti akan dibiarkan dan tidak diadzab oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Baik di dunia ataupun di akhirat, mereka akan mendapatkan sanksi. Tentunya di akhirat lebih pedih. Penghinaannya bagi Al-Quran membuat cahaya Al-Quran tidak bisa masuk ke dalam dirinya karena ia tutup sendiri dengan penghinaannya. 

Berikut adalah balasan dari Allah bagi mereka yang menghina Al-Quran.

1. Tergolong Orang-Orang yang Dzalim 

Orang-orang yang menghina Al-Quran tentu akan mendapat adzab Allah. Orang-orang tersebut adalah orang-orang yang dzalim. Orang yang dzalim adalah yang tidak bisa menempatkan sesuatu secara fungsi dan kebenarannya. Ia menempatkan Al-Quran sebagai hinaan atau mungkin olokan padahal Al-Quran adalah kitab suci yang seharusnya diangkat dan dihargai keberadannya bagi umat manusia. 

Bagi mereka yang dzalim terhadap Al-Quran, sejatinya ia telah dzalim terhadap dirinya sendiri. Membiarkan Al-Quran tidak masuk ke dalam diri dan hidupnya sendiri.

2. Tergolong Orang-Orang Munafikin 

Orang-orang yang menghina Al-Quran akan Allah berikan balasan yaitu tergolong sebagai orang-orang munafikin. Orang-orang munafik adalah mereka yang menutup kebenaran, bukan mempelajari atau mendalaminya namun menghina. Orang-orang seperti ini tentu tertutup mata hatinya akan kebenaran yang ada. Tentu adzab Allah sangat pedih kelak bagi orang-orang munafikin.

Hal ini juga disampaikan Allah, “Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam, “ (QS. An Nisa : 140).

3. Seperti Kaum Yahudi dan Nasrani 

Di zaman Rasulullah dulu, bahkan sejak nabi-nabi terdahulu, kaum Yahudi dan Nasrani selalu saja menghina Al-Quran, Islam, dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka sering kali mengolok-olok Nabi dan tidak pernah berhenti sebelum Rasulullah mengikuti mereka. Tentu saja mereka itu bukanlah orang-orang yang akan mendapat rahmat dan hidayah Allah, hidupnya akan penuh kesesatan.

4. Tidak Mendapatkan Hidayah Allah 

Hidayah Allah sejatinya bukan datang tiba-tiba begitu saja. Hidayah Allah Ta'ala turun dan diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang benar-benar mencari kebenaran, sungguh-sungguh terhadap apa yang menjadi kebenaran, bukan sekedar menunggu tanpa sebuah proses.

Banyak sekali orang-orang yang awalnya tidak mengerti dan paham Al-Quran akhirnya benar-benar beriman kepada Al-Quran karena telah membandingkan, berproses, mengikuti kajiannya dan lain sebagainya. Untuk itulah hidayah diturunkan bagi mereka yang benar-benar berproses, bukan menghina AL-Quran saja.

5. Tidak Mendapatkan Rahmat dan Karunia Allah 

Orang-orang yang menghina Al-Quran tentunya tidak akan mendapatkan rahmat dan karunia dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Orang-orang seperti ini tidak akan mendapatkan cahaya kebenaran dari Allah Ta'ala karena mata dan hatinya tertutup. Rahmat dan Karunia Allah tentu akan Allah berikan kepada mereka yang hatinya tulus ikhlas dan lurus mencari kebenaran, bukan tertutup oleh budaya, keturunan, kebiasaan, dsb.

Tidak mengdapatkan Rahmat dan Hidayat Allah adalah sebuah bentuk adzab tersendiri. Tentu kehidupan manusia tanpa hal tersebut akan kosong dan hampa.

6. Tidak Akan Mendapatkan Petunjuk Kebenaran 

Orang-orang yang menghina Al-Quran tidak akan mendapat petunjuk kebenaran. Dalam hidup tentunya kita membutuhkan petunjuk dalam hidup. Hal ini tentunya dibutuhkan agar kita tahu harus bagaimana melangkah dan mengarahkan hidup. Sebagaimana kita di jalan raya dan berpergian, tentunya membutuhkan petunjuk tersebut.

Hal ini sebagaimana cerita dalam Al-Quran tentang orang-orang yang hanya mengikuti Nenek Moyangnya dan menutup kebenaran Al-Quran.

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”.(QS Al Baqarah : 170).

7. Tersesat Hidupnya dalam Kegelapan 

Orang-orang yang menghina Al-Quran dalam hidupnya akan benar-benar tersesat sebagaimana seorang yang buta dan tidak tau arah. Mungkin ia akan bahagia di dunia menikmati kehidupannya di dunia, tetapi di akhirat tidak akan selamat. Hal ini juga sebagaimana disampaikan dalam Al-Quran,

“Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.” (QS. Al Maidah : 77).

8. Mendapat Penghinaan dari Allah 

Seburuk-buruknya adzab dari Allah, bagi mereka yang menghina Al-Quran akan mendapatkan penghinaan dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Penghinaan dari Allah lebih kejam dan buruk ketimbang penghinaan dari sekedar manusia. Tentu itu adalah adzab yang pedih. Hal ini juga sebagaimana yang Allah sampaikan dalam Al-Quran,

“Allah berfirman: “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku”. (QS Al Mu’minun : 108).

9. Bermuka Hitam di Hari Kiamat 

Saat kiamat nanti, ada sebagian orang yang memiliki muka putih berseri. Sedangkan sebagian lagi akan bermuka hitam dan muram yang didapat karena sudah melakukan dosa besar dalam Islam yakni selalu menghina Islam semasa hidupnya.

Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): “Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu“. [QS. Al Imron 3:116].

10. Tidak Dibukakan Pintu Langit 

Allah Subhanahu wa ta'ala juga berfirman jika orang orang yang sudah melakukan fitnah dalam Islam dan juga mendustakan ayat Al Quran dan menghina agama Islam juga tidak akan pernah dibukakan pintu pintu langit atau ampunan dan tidak akan masuk ke surga sampai unta masuk lubang jarum dan akan mendapat pembalasan yang sangat kejam.

Allah Ta'ala berfirman yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan pintu-pintu langit (ampunan) dan mereka tidak (pula) masuk surga, hingga unta masuk ke lobang jarum.  Demikianlah Kami membalas orang-orang yang berbuat kejahatan.”[QS. al-A’raaf:40].

11. Balasan di Neraka Bagi Mereka yang Menghina Al-Quran 

Tentu, orang-orang yang menghina Al-Quran akan mendapatkan Adzab dari Allah kelak di akhirat. Tentunya sebagaimana disampaikan Al-Quran, adzab Akhirat lebih pedih ketimbang di dunia. “Bagi mereka azab dalam kehidupan dunia dan sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras dan tak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah.” (QS Ar Rad : 34).

Tentunya adzab ini bukan dalam arti kekejaman Allah tanpa adanya kasih sayang pada manusia. Sesungguhnya Allah telah memberikan petunjuk, alat indra, fisik, jiwa atau ruhani yang sejatinya dapat manusia gunakan memahami ayat-ayatNya. Untuk itu, adzab nya sangat berat kelak di akhirat.

Bentuk Azab yang Allah berikan kelak di akhirat diantaranya adalah sebagaimana orang-orang dzalim, munafik, dan kafir yang tidak mau mengikuti Al-Quran. 

12. Mendapatkan Selimut dan Tikar Tidur Api 

Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut api neraka.  Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim, (QS Al-Araf : 41).

13. Minum Air Mendidih 

Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu. (QS Al-An’am : 70).

14. Pakaian dari Api Neraka 

Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. (QS Al Hajj : 19).

15. Muka dibakar oleh Api Neraka 

Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. (QS Al Mu’minunn : 104).

Neraka (Api) terpecah

“hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?” (QS Al Mulk : 8).

16. Kekal di dalam Neraka 

Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. (QS Athtaghabun : 10).

17. Makan Pohon Buah Zakum 

Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. (QS Ash shaffat : 63).

Itulah 17 gambaran adzab kelak jika Allah memasukkan manusia yang dzalim, sombong, dan menutup kebenaran ke dalam neraka. Semoga kita bukan termasuk kedalam golongan tersebut dan dapat selamat dari api neraka. 

Semoga bermanfaat.....


ONE DAY ONE HADITS

Rabu, 29 Mei 2024 M / 20 Dzulqa'idah 1445 H.


Ketika Alquran Hanya Menjadi Teori

عن علي رضي اللَّه عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

” يُوشِكُ أَنْ يَأْتِيَ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يَبْقَى مِنَ الْإِسْلَامِ إِلَّا اسْمُهُ، وَلَا يَبْقَى مِنَ الْقُرْآنِ إِلَّا رَسْمُهُ، مَسَاجِدُهُمْ عَامِرَةٌ وَهِيَ خَرَابٌ مِنَ الْهُدَى، عُلَمَاؤُهُمْ شَرُّ مَنْ تَحْتَ أَدِيمِ السَّمَاءِ مَنْ عِنْدَهُمْ تَخْرُجُ الْفِتْنَةُ وَفِيهِمْ تَعُودُ

Dari Ali radhiyallahu anhu berkata, bersabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam :

Akan datang pada manusia di kala itu Islam tidak tinggal melainkan namanya dan Alquran tidak tinggal melainkan tulisannya, masjid-masjidnya bagus namun kosong dari petunjuk, ulama’nya termasuk manusia paling jelek yang berada di bawah langit,karena dari mereka timbul beberapa fitnah dan akan kembali kepadanya (H.R Baihaqi).

Pelajaran yang terdapat di dalam al hadits : 

1- Alquran semakin indah bentuk dan cetakannya, tapi apakah itu semua berbanding lurus dengan pengamalan dan pengimplementasiannya? Yang ada, Alquran hanya dijadikan perlombaan, dijadikan mas kawin, dijadikan barang keramat dan lain sebagainya.

2-  Bila kondisi ini tetap terjadi, maka kelak Alquran –kalau tidak boleh dikatakan sekarang-, akan menjadi sekadar teori. Boleh jadi orang mengetahui kebaikan dari Alquran, namun tidak mungkin lagi diterapkan.

3- Ketika Alquran hanya menjadi teori, bagaimana mungkin bisa membangkitkan manusia dari kejahiliaannya. Mungkin sekarang banyak yang mengerti Alquran, tapi siapa yang berani menjamin, ilmunya berbanding lurus dengan amalnya.

4- Maka tidak salah jika nanti, -sebagaimana riwayat Muslim- Alquran – di samping bisa menjadi bukti kebaikan-, juga bisa menjadi bumerang bagi pembawa(penghafal, pembaca)nya. Ada baiknya kita menyimak hadits beliau: ‘Sesungguhnya Allah mengangkat dengan Alquran beberapa kaum dan Allah pun merendahkan beberapa kaum dengannya’ (HR. Muslim).

Tema hadits yang berkaitan dengan Al qur'an : 

-Dalam kitab yang berjudul, ‘al-Fawā`id (hal. 83)’, menerangkan bahwa salah satu bentuk pengacuhan Alquran adalah sebagai berikut:

Pertama, tidak mendengarkan, dan mengimaninya. 

Kedua, tidak mengamalkan, dan berhenti pada halal-haramnya, meski mengimani. 

Ketiga, tidak menjadikannya sebagai sumber hukum baik dalam masalah pokok maupun cabang. 

Keempat, tidak mentadabburi, memahami apa yang dimaksudkan oleh Pembicaranya(Allah). 

Kelima, tidak menjadikannya sebagai obat untuk semua penyakit hati.

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا 

Berkatalah Rasul, "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan.”[QS. Al Furqon :30]

Selasa, 28 Mei 2024

KEDUDUKAN SHALAT DALAM ISLAM DAN DALILNYA

Edisi Selasa, 28 Mei 2024 M / 19 Dzulqa'idah 1445 H.

Shalat merupakan salah satu ibadah yang menjadi kewajiban utama umat muslim dan merupakan rukun islam yang kedua. Allah berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 238 “Peliharalah semua shalat mu (fardhu) dan shalat Wusṭhā. Berdirilah karena Allah (dalam shalat) dengan khusyu.”

Pada ayat ini Allah menjelaskan hukum asasi antara manusia dengan Allah, yakni shalat. Karena itu, ayat ini dimulai dengan kata perintah. Peliharalah secara sungguh-sungguh, baik secara pribadi maupun saling mengingatkan antara satu dengan lainnya tentang semua shalat, dan peliharalah secara khusus shalat wustha, yakni shalat asar dan subuh, karena keutamaannya. Dan laksanakanlah shalat karena Allah Pemilik kemuliaan dan keagungan dengan khusyu, yakni dengan penuh ketaatan dan keikhlasan.

Dalam islam, shalat wajib terdiri dari 5 waktu yaitu subuh, dhuhur, ashar, maghrib, dan isya’ yang di dalamnya memiliki berkah berkah masing masing dan kerugian bagi yang tidak melaksanakan. Shalat menjadi jalan untuk mengingat sejenak dan berdoa kepada Allah, ketika sedang bekerja atau dalam kesibukan yang padat, dengan shalat akan membuat hati dan pikiran menjadi tenang dan lebih segar, yang tentunya akan membuat seseorang lebih bersemangat ketika kembali melanjutkan pekerjaan. Shalat juga merupakan salah satu ujian bagi umat mukmin, apakan ia mampu istiqomah menjalankannya dalam keadaan apapun.

Allah menjunjung tinggi amal ibadah shalat ini, berikut kedudukan shalat dalam islam

1. Tiang Agama 

“Pokok perkara adalah islam, tiangnya adalah shalat”. (HR Tirmidzi 2616).

Tiang berarti dasar utama sebuah bangunan, jika dasar tersebut rusak maka hancurlah bangunan tersebut. Begitu pula dengan shalat, jika seorang mukmin mampu menjalankan shalat dengan khusyu’ dan istiqomah InsyaAllah akan memiliki dasar yang kuat dalam kehidupan sehari hari, ia akan hidup sesuai syariat islam, dalam petunjuk Allah, dan jalan yang lurus.

2. Amalan yang Pertama Kali Dihisab 

Di hari kiamat nanti ketika semua makhluk dihitung amal nya, yang pertama kali dilihat adalah shalatnya, jika shalatnya baik maka keseluruhan dari amal perbuatannya dianggap baik, sebab itu hendaklah senantiasa menjalankan shalat wajib 5 waktu agar memiliki bekal untuk kehidupan akherat kelak, hal ini dijelaskan secara nyata dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda “amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya, apabila shalatnya baik maka dia akan mendapat keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi”.

3. Rukun Islam Kedua 

Sebagaimana kita ketahui bahwa rukun islam yang pertama adalah membaca syahadat, yang kedua adalah shalat seperti hadits berikut : “…rukun islam kedua yaitu mendirikan shalat…”. (HR Bukhari : 8).

Jika shalat tidak dijalankan sama saja tidak menjadi umat mukmin yang sempurna sebab tidak menjalankan kewajiban dasar (rukun) islam.

4. Diwajibkan Langsung Tanpa Perantara 

Allah memberi wahyu pada nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam untuk menyampaikan perintah kepada segenap umat muslim bahwa shalat adalah kewajiban, Allah menyampaikan perintah tersebut secara langsung kepada Rasululllah ketika Isra’ dan Mi’raj tanpa perantara malaikat Jibril. Hal itu menunjukkan pentingnya ibadah shalat dimana Allah langsung yang menyampaikan perintah tersebut.

5. Ciri Orang Bertaqwa 

Shalat merupakan kewajiban merata bagi umat muslim, setiap manusia diperintahkan untuk menyampaikan dan senantiasa saling mengingatkan untuk menjalankannya, dalam keluarga misalnya, seorang suami bertanggung jawab atas ibadah shalat istri dan anak anak nya kelak, wajib bagi nya untuk memastikan keluarga nya menjalankan ibadah shalat sebagai wujud dan cara meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah seperti firman Nya berikut, “dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Dan akibat yang baik itu adalah bagi orang yang bertaqwa”. (QS Thaha : 132).

6. Diperingan Oleh Allah 

Awalnya Allah mewajibkan shalat sebanyak 50 rakaat dalam sehari, ini menunjukkan bahwa Allah amat menyukai ibadah shalat. Kemudian Allah memberi keringanan dengan menurunkan menjadi shalat 5 waktu dalam sehari semalam, tetapi shalat tersebut tetap dihitung sebanyak pahala 50 shalat, ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan shalat di sisi Allah. Shalat 5 waktu tidaklah membutuhkan waktu yang lama, hendaknya kita senantiasa bisa menjalankannya tepat waktu sebab Allah senantiasa mengingat hamba yang mengingat Nya pula.

7. Dipuji Oleh Allah 

“dan ia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, ia adalah orang yang di ridhai di sisi Rabb Nya”. (QS Maryam : 55). 

Allah menyukai orang yang teguh dalam menjalankan shalat, shalat sama halnya dengan berdoa dimana semua bacaan di dalamnya adalah memohon perlindungan dan kebaikan kepada Allah, Allah akan memberi ridha pada setiap urusannya.

8. Terhindar Dari Sesat 

Iblis senang melihat manusia dalam kondisi sesat, sebagai umat muslim tidak selayaknya terpengaruh oleh tipu daya iblis, umat muslim wajib memiliki landasan keimanan kuat yang tidak mudah lengah oleh godaan, dengan shalat, seseorang akan dilindungi dari bisikan syetan dan terhindar dari jalan yang sesat, orang yang tidak menjalankan shalat akan hidup dalam kebimbangan karena jauh dari petunjuk Nya, Allah menjelaskan dalam firman Nya “maka datanglah sesudah mereka pengganti orang yang menyia nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu mereka, maka mereka kelak akan menemui kesesatan”. (QS Maryam : 59).

9. Wasiat Rasulullah 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dalam setiap kesempatan senantiasa mengingatkan umat nya untuk istiqomah menjalankan shalat dengan menyampaikan pesan : “jagalah shalat kalian”. (HR Ahmad 6/290). 

Menjaga artinya selalu melaksanakan, dalam kondisi sehat atau sakit, muda atau tua, di rumah atau dalam kondisi bepergian, bahkan dalam kondisi perang pun shalat tetap wajib dijalankan.

10. Perkara yang Terakhir Hilang 

Jika shalat telah hilang, maka hilang pula agama secara keseluruhan. “Tali islam akan putus seutas demi seutas, setiap kali terputus manusia bergantung pada tali berikutnya. Yang paling awal terputus adalah hukumnya, dan yang paling terakhir adalah shalat”. (HR Ahmad 5/251).

Penjelasan dari hadits tersebut ialah, ketika seorang muslim terputus dari hukum islam, ia masih disebut sebagai umat islam, tetapi ketika ia putus shalat, maka putuslah agamanya atau disebut dengan kafir. Seseorang yang mengaku beragama Islam tetapi tidak menjalankan shalat maka tidak dianggap sebagai umat islam.

11. Kewajiban Sejak Anak Anak 

“Perintahkan anak anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Pukul mereka jika mereka berumur 10 tahun dan tidak mau menjalankan shalat”. (HR Abu Daud 495). 

Hadits di atas menegaskan bahwa shalat harus dibiasakan sejak kecil, hal ini merupakan kewajiban orang tua, ketika anak masih kecil wajib diajarkan dan diberi teladan untuk menjalankan shalat 5 waktu agar ketika dewasa nantinya dia menjalankan dengan istiqomah dan memiliki dasar iman yang kuat. Selain itu kewajiban muslim terhadap muslim lainnya adalah saling mengingatkan dalam hal kebaikan.

12. Tidak Bisa Digantikan 

Terkadang manusia dalam kondisi lalai, misalnya dalam kondisi sangat lelah dan tertidur hingga bangun melewati waktu subuh dan lupa menjalankan shalat subuh, maka dia tetap wajib mengganti shalat tersebut langsung ketika dia ingat jam berapapun dia bangun, hal ini wajib seperti dalam hadits berikut “Barang siapa yang lupa shalat atau tertidur, maka tebusannya ialah shalat ketika ia ingat”. (HR Muslim no 684). 

Allah maha pengampun, tentunya dalam kondisi yang tidak disengaja Allah memberi keringanan, tetapi hal tersebut tidak selayaknya menjadi kebiasaan, umat muslim harus menjalankan shalat wajib tepat waktu sebab sudah menjadi kewajiban. Sesuatu yang rutin dilaksanakan tentu akan terasa kurang atau mengganjal jika tidak dilakukan.

13. Dalam Keadaan Apapun 

“Jika kau takut ada bahaya maka shalatlah sambil berjalan kaki atau berkendaraan”. (QS Al Baqarah 238). 

Shalat tetap wajib dijalankan walaupun berada dalam perjalanan atau situasi yang tidak aman, boleh dilakukan dengan cara cara yang dijelaskan syariat islam seperti hadits di atas yaitu dijalanan dengan berjalan kaki atau berkendaran jika kondisi tidak memungkinkan untuk berhenti. Tentu akan memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah karena mampu menjalankan perintah Nya dengan istiqomah.

14. Mendapat Pertolongan Allah 

“Mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat”. (Al Baqarah : 153). 

Manusia senantiasa diuji Allah baik dengan kesenangan atau kedukaan, dengan ujian tersebut akan dinilai oleh Allah siapa hamba Nya yang memiliki amal terbaik, apapun yang kita alami baik dalam kondisi lapang atau sempit, shalat tetaplah menjadi kewajiban utama, ketika dalam kondisi lapang kita wajib shalat sebagai bentuk syukur kepada Allah, ketika kondisi sempit pun kita wajib shalat agar Allah memberikan ketenangan dan pertolongan. Orang yang mengingat Allah ketika senang akan diingat dan diberi petunjuk pula oleh Allah ketika dalam kondisi sempit.

15. Allah mencela orang yang melalaikan dan malas-malasan dalam menunaikan shalat. 

Allah Ta’ala berfirman,

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam: 59).

Dalam ayat lain disebutkan,

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An Nisa’: 142).

16. Allah membuka amalan seorang muslim dengan shalat dan mengakhirinya pula dengan shalat. 

Ini juga yang menunjukkan ditekankannya amalan shalat.

Allah Ta’ala berfirman,

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.” (QS. Al Mu’minun: 1-9).

17. Penyebab Masuk Neraka Jika Ditinggalkan 

Hidup di dunia hanyalah sementara untuk mencari bekal hidup di akherat yang pasti berjalan selama lamanya, begitu banyak diriwayatkan dalam Al Qur’an orang orang yang menyesal tidak menjalankan shalat ketika di dunia dan memohon agar dikembalikan ke dunia agar bisa memperbaiki amal perbuatannya, tentu tidak akan mungkin sebab ketika manusia telah kehilangan nyawa maka kehilangan kesempatan untuk beribadah.

Sebab itu kita yang masih diberi kesempatan wajib dipergunakan sebaik mungkin untuk beribadah sebanyak banyaknya dengan beriman kepada Allah, ada pepatah yang mengatakan “shalatlah sebelum dishalati”, yang menjelaskan bahwa kita wajib menjalankan shalat sebelum kita di shalati ketika meninggal dunia nanti, tentu setiap umat tidak ingin masuk neraka seperti kisah dalam ayat Al Qur’an berikut “Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam neraka saqar? Mereka menjawab dahulu kami tidak termasuk orang yang mengerjakan shalat’. (QS Al Muddatstsir : 42-43). Sebab itu bersyukurlah masih diberi kesempatan.

Demikian artikel tausiah kali ini, semoga menambah kecintaan anda untuk menjalankan ibadah shalat dengan istiqomah. 

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Selasa, 28 Mei 2024 M / 19 Dzulqa'idah 1445 H

Kriteria Imam Shalat

عن أبي مسعود البدرى رضي الله عنه قال، رسول الله صلى الله عليه وسلم قال

يَؤُمُّ اْلقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللهِ ، فَإِنْ كَانُوْا فِى الْقِرَاءَةِ سَوَاءٌ فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ ، فَإِنْ كَانُوْا فِى السُّنَّةِ سَوَاءٌ فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً ، فَإِنْ كَانُوْا فِى اْلهِجْرَةِ سَوِاءٌ فَأَقْدَمُهُمْ سِلْمًا (وَفِى رِوَايَةٍ : سِنًّا)، وَ لاََ يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِه (وفى رواية : فِي بَيْتِهِ) وَ لاَ يَقْعُدْ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلَّا بِإِذْنِهِ

Dari Abu Mas'ud AlBadri Radhiyallahu Anhu berkata rasulullah sallallahu wa salam bersabda:

“Yang (berhak) menjadi imam (suatu) kaum, ialah yang paling pandai membaca Kitabullah. Jika mereka dalam bacaan sama, maka yang lebih mengetahui tentang sunnah. Jika mereka dalam sunnah sama, maka yang lebih dahulu hijrah. Jika mereka dalam hijrah sama, maka yang lebih dahulu masuk Islam (dalam riwayat lain: umur). Dan janganlah seseorang menjadi imam terhadap yang lain di tempat kekuasaannya (dalam riwayat lain: di rumahnya). Dan janganlah duduk di tempat duduknya, kecuali seizinnya”

(HR Muslim 2/133). 

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits: 

1- Dengan demikian, yang paling berhak menjadi imam shalat secara berurutan adalah;

1. Yang paling pandai membaca al-Qur’an. Jika sama-sama pandai,

2. Yang paling mengerti tentang sunnah Nabi radhiyallahu ‘anhu. Jika sama-sama mengerti,

3. Yang paling pertama melaksanakan hijrah. Jika sama dalam hal hijrah,

4. Yang lebih dahulu masuk Islam. Jika bersama masuk Islam,

5. Yang lebih tua.

2- Selanjutnya, yang dimaksud dengan al-aqra’, apakah yang paling baik bacaannya ataukah yang paling banyak hafalannya? Jawabannya adalah yang paling baik bacaannya. Maknanya, yang bacaannya sempurna dengan pengucapan huruf sesuai dengan makhrajnya. Adapun keindahan suara bukanlah syarat. Jika ada dua orang;

1. Bacaan al-Qur’annya sangat baik.

2. Bacaannya baik, namun tidak sebaik orang pertama, hanya saja ia lebih menguasai fikih tentang shalat dibandingkan dengan orang pertama. Dalam hal ini, orang kedua lebih berhak untuk menjadi imam shalat.

3-  Pembahasan ini tidak berlaku jika pada pelaksanaan shalat berjamaah di sebuah masjid telah ditunjuk imam tetap, maka imam tetap tersebut yang paling berhak selama tidak ada uzur.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al Qur'an: 

-Kedudukan menjadi imam/pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa adalah sebuah keutamaan besar. Bahkan ia adalah do’a orang-orang yang sholeh. 

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.

[QS. Al Furqon (25) : 74].

Senin, 27 Mei 2024

MANFAAT SEDEKAH DALAM ISLAM BERDASARKAN AL QUR'AN DAN HADITS

Edisi Senin, 27 Mei 2024 M / 18 Dzulqa'idah 1445 H.

Manfaat sedekah dalam Islam dijelaskan dalam Al Quran dan Hadits, sedekah menjadi salah satu amalan yang disukai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sedekah sendiri adalah perbuatan memberi kepada orang lain secara cuma-cuma tanpa melihat jumlah atau waktu yang telah dikeluarkan.

Terdapat banyak manfaat sedekah yang bisa didapat oleh seorang muslim yang mengamalkannya. Tidak hanya mendapatkan banyak pahala, sedekah juga dapat mendatangkan keberkahan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Peringatan itu mengingatkan kita akan pentingnya memberi.

Jika kita termasuk orang yang mampu, kita perlu melakukan amalan sedekah. Memberikan sebagian harta kita kepada orang yang benar-benar membutuhkannya. Dan anda tidak perlu khawatir, karena sedekah tidak akan membuat anda kekurangan, hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam :

“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan menambah wibawa kepada Allah”. (HR.Muslim).

Banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dengan melakukan amalan sedekah, berikut ini dirangkum dari berbagai sumber, tentang manfaat sedekah dalam Islam berdasarkan Al Quran dan hadits :

1. Sedekah menyembuhkan penyakit dan mencegah kematian 

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Obatilah orang sakitmu dengan sedekah.” (Shahih al-Jami).

Adalah baik untuk bersedekah ketika orang yang dicintai jatuh sakit untuk membantu menyembuhkan penyakit dan mencegah nasib buruk. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam juga mengatakan bahwa

“Sedekah meredakan kemarahan Tuhan dan mencegah kematian yang jahat.” (HR. Tirmidzi).

2. Sedekah memudahkan kesulitan dan menghilangkan bencana 

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Bersedekahlah segera, karena itu menghalangi bencana.” (HR. Tirmidzi).

Sebagai Muslim, kami percaya bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menciptakan kehidupan ini sebagai ujian iman dan kesetiaan kami melalui kesulitan. Memberi sedekah selama masa sulit menunjukkan iman yang kuat dan rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hanya rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang tak terbatas yang dapat mengubah situasi dan bersedekah adalah cara untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

3. Sedekah adalah investasi di dunia dan akhirat 

Pengembalian investasi bukanlah sesuatu yang biasanya anda kaitkan dengan sumbangan amal. Meskipun demikian, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berjanji kepada kita bahwa Dia akan meningkatkan kekayaan, rezeki dan membawa kita sukses dalam hidup ini dan di akhirat ketika kita bersedekah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. (QS.Al Hadid 57: 18)

4. Sedekah menebus dosa kita 

Nabi Shallallahu alaihi wasallam berkata: "Sedekah memadamkan dosa seperti air memadamkan api." (HR. Ibn Majah).

Pada hari kiamat, setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban atas dosa-dosanya, baik yang besar maupun yang kecil. Memberi sedekah secara teratur adalah cara sederhana untuk membantu menebus dosa yang telah kita lakukan secara sadar dan tidak sadar. 

5. Sedekah membuka pintu surga 

Hanya orang-orang mukmin yang dermawan dan bersedekah di jalan Allah, kepada orang tua, anak yatim, janda, orang sakit dan yang membutuhkan yang akan diizinkan masuk melalui Baab As-Sadaqah, salah satu dari 8 pintu menuju Jannah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ

Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya." (QS Al Zumar 39:73).

6. Sedekah memberikan naungan di hari kiamat 

Pada Hari Penghakiman, matahari yang membakar akan berada tepat di atas kepala kita dan semua orang akan ingin duduk di bawah naungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Orang yang bersedekah tersembunyi adalah salah satu dari tujuh orang yang akan diberi naungan. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Warna orang mukmin pada hari kiamat akan menjadi amalnya." (HR. Tirmidzi).

7. Sedekah memurnikan Nafs 

Kekayaan kita, tidak peduli seberapa besar atau kecil, adalah hadiah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan dalam beberapa kasus bahkan bisa menjadi beban. Kita bertanggung jawab atas bagaimana kita membelanjakannya dan harus berusaha membelanjakannya dengan bijak. Menghabiskan kekayaan kita untuk amal memadamkan keinginan duniawi dan mencapai pahala di akhirat. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS. Al Imran 3:92).

8. Sedekah menghapus dosa masa lalu 

Dengan sedekah dapat memadamkan dosa masa lalu

“Sedekah itu menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi).

Bahkan jika kita memiliki dosa sebesar Gunung Uhud yang mungkin kita semua miliki di beberapa titik, kita dapat secara proaktif menghapus dosa kita dengan memberikan sedekah kepada orang lain secara konsisten.

9. Sedekah menciptakan keseimbangan dan manfaat bagi seluruh masyarakat 

Sedekah bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan memastikan bahwa yang paling rentan, termasuk anak yatim, janda, orang sakit dan membutuhkan, memiliki kedudukan yang sama di masyarakat. Ingat, setiap tindakan kebaikan adalah sedekah, bukan hanya uang.

Nabi bersabda: “Senyummu untuk saudaramu adalah sedekah. Penghapusan Anda dari batu, duri, atau tulang dari jalan orang adalah sedekah. Bimbinganmu terhadap orang yang tersesat adalah sedekah” (HR. Bukhari).

10. Sedekah adalah cara untuk mendapatkan pahala setelah kematian 

Dengan memberikan Sadakah Jariyah atas nama anda atau orang yang anda cintai yang telah meninggal, Anda dapat memperoleh pahala yang berkelanjutan sekarang dan di akhirat. Contoh shadaqah jariyah antara lain membangun sumur, sekolah, rumah sakit, atau masjid. Keindahan shadaqah jariyah adalah mendapatkan pahala setiap digunakan, selama digunakan.

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam berkata: “Ketika seseorang meninggal, terputuslah amalannya kecuali tiga hal: Sedekah Jariyah (sedekah yang tiada henti); ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang mendoakannya (bagi yang meninggal).

11. Mensucikan dan meningkatkan kekayaan 

Manfaat sedekah yang selanjutnya adalah mensucikan kekayaan artinya, jika seseorang bersedekah atas kekayaannya, maka ini akan melindunginya dari hawar dan Allah Yang Maha Kuasa menambah rezekinya karena amal ini. Oleh karena itu, disebutkan dalam hadits:

“Harta tidak berkurang karena sedekah.” [HR. Muslim].

Disaksikan dengan jelas bahwa harta orang kikir dapat ditimpa musibah yang dapat merusaknya atau sebagian besar hartanya karena kebakaran, kerugian besar atau penyakit yang memaksanya berobat yang menghabiskan banyak hartanya. 

12. Keselamatan dari panasnya Hari Kebangkitan 

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Setiap manusia akan berada dalam naungan amalnya pada hari kiamat.” [HR. Ahmad]

Selanjutnya beliau bersabda tentang tujuh golongan orang yang Allah Ta'ala akan naungi dengan naungan yang Dia ciptakan pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya: “Seseorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang tangan kanannya menghabiskan;” [HR. Bukhari dan Muslim].

13. Sedekah membuat seseorang mencapai peringkat mukmin yang sempurna 

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri.” [HR. Muslim].

Jadi, sebagaimana seseorang suka diberi uang untuk memenuhi kebutuhannya, ia juga harus senang memberikannya kepada saudaranya. Dengan demikian, seseorang akan memiliki iman yang sempurna.

14. Allah melipatgandakan sedekah 700 kali lipat 

Sungguh Allah Maha Pemurah. Dia berjanji untuk melipatgandakan pahala anda sebanyak 700 kali lipat, atau bahkan lebih bagi siapa yang Dia kehendaki ketika anda bersedekah karena Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah 2:261).

15. Membantu umat Islam untuk mencapai taqwa 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

 Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujurat 49:13).

Taqwa atau takut kepada Allah lah yang mendorong umat Islam untuk mematuhi perintah Allah dan menjaga mereka dari melakukan kejahatan dan apa yang dilarang. Dengan bersedekah, kita mampu mencapai taqwa, dan menjadi yang paling mulia di mata Allah.

16. Melatih melepaskan cinta pada dunia 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya." (QS Al Imran 3:92).

Cara terbaik untuk berlatih melepaskan cinta kita untuk dunia ini adalah dengan melepaskannya. Lepaskan dengan bersedekah. Anda dapat menilai diri sendiri dan mencari tahu apa yang paling anda sukai.

17. Meningkatkan status di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala 

“Sedekah itu tidak mengurangi harta, tidak ada yang memaafkan kecuali Allah Subhanahu Wa Ta'ala meninggikan kehormatannya, dan tidak seorang pun merendahkan diri karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala kecuali Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengangkat derajatnya.” (Sahih Muslim).

Sangat wajar untuk berpikir bahwa kekayaan kita akan berkurang karena kita memberi lebih banyak sedekah kepada orang lain, tetapi Allah berfirman tidak demikian halnya dengan-Nya. Jika anda bersedekah dengan tulus karena-Nya, Allah akan menambah tidak hanya dalam kekayaan tetapi juga status anda di sisi-Nya.

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Senin, 27 Mei 2024 M / 18 Dzulqa'idah 1445 H. 

Manfaat Bersedekah

عَنْ أَسْمَاءَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَنْفِقِي وَلَا تُحْصِي فَيُحْصِيَ اللَّهُ عَلَيْكِ وَلَا تُوعِي فَيُوعِيَ اللَّهُ عَلَيْكِ

Dari Asma Radhiyallahu 'anhu Rasulullah ﷺ bersabda: 

Bersedekahlah, jangan engkau menghitung-hitungnya, agar Allah tidak menghitung-hitung pemberian-Nya kepadamu dan janganlah engkau menumpuk-numpuk (harta dengan tidak bersedekah) agar Allah tidak kikir kepadamu”. 

(HR. Bukhari No: 2402).

Beberapa Pelajaran yang terdapat dalam Hadits:

1- Mengeluarkan sedekah tidak akan membuat miskin seseorang, dengan sedekah akan menambah berkah. Sedekah bisa menambah umur. Nabi ﷺ  bersabda: “Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk (su’ul khotimah), Allah ﷻ akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri“. (HR. Thabrani).

2- Pahala sedekah akan dilipat gandakan. Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pahalanya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak“. 

(QS. Al-Hadid: 18).

3- Lipatan pahala sedekah pasti berlipat. Allah berfirman : “Perumpamaan orang-orang yang mendermakan harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan (balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas (anugrahNya) lagi Maha Mengetahui“.

(QS. Al-Baqarah: 261).

4- Sedekah dapat menghapuskan dosa-dosa. Nabi ﷺ bersabda: “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api“.

(HR. At-Tirmidzi)

5- Pahala sedekah mengalir terus hingga kiamat datang.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi ﷺ  bersabda: “Apabila anak cucu Adam itu mati, maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara yaitu: Shodaqoh jariyah, anak yang sholeh yang memohonkan ampunan untuknya (Ibu dan bapaknya) dan ilmu yang berguna setelahnya.“

6- Sedekah sebagai tameng di alam kubur. Nabi ﷺ  bersabda: “Sesungguhnya sedekah itu benar-benar akan dapat memadamkan panasnya alam kubur bagi penghuninya, dan orang mukmin akan bernaung dibawah bayang-bayang sedekahnya“. 

(HR. At-Thabrani).

7- Sedekah menjadi tabir dari neraka. Nabi ﷺ  bersabda: “Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma“.

(Muttafaqun ‘alaih).

Tema Hadits yang Berkaitan dengan Al-Qur'an:

1- Allah Azza wa Jalla berfirman :

إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْ‍‍رَضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّ‍‍ضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْ‍‍رٌ كَ‍‍رِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. (QS. Al-Hadid : 18).

2- Allah Azza wa Jalla berfirman :

مَثَلُ الَّذِينَ يُ‍‍نْفِ‍‍قُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَ‍‍تَتْ سَ‍‍بْ‍‍عَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُ‍‍نْبُ‍‍لَةٍ مِّ‍‍ائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَ‍‍نْ يَّ‍‍شَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 261).

Minggu, 26 Mei 2024

BAHAYA HIDUP BOROS DALAM ISLAM

Edisi Ahad, 26 Mei 2024 M / 17 Dzulqa'idah 1445 H.

Boros merupakan satu perilaku hidup yang tidak baik namun sulit untuk dihindari. Biasanya sifat hidup seperti ini banyak ditemui pada masyarakat modern yang terbiasa hidup mewah. Namun ada kalanya seseorang yang bergelimang harta pun tidak suka hidup boros ataupun bahkan sebaliknya. Sifat boros tergantung dari sisi kehidupan atau pribadi seseorang. Bahkan kecenderungan lingkungan tempat mereka hidup pun juga bisa mempengaruhi seseorang untuk bisa hidup boros.

Dalam pengertian yang lebih luas, boros dapat diartikan sebagai perilaku yang sering menghamburkan materi ataupun sumber daya lainnya secara berlebih-lebihan dengan tujuan yang tidak ada manfaatnya. Dalam pandangan islam, tabzir atau boros dianggap sebagai perbuatan yang dibenci oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Pasalnya Allah Ta'ala tidak suka dengan apa yang dilakukan secara berlebih-lebihan. Bahkan orang yang suka melebih-lebihkan atau suka hidup boros merupakan teman baik dari syaitan.

Hal ini juga dijelaskan dalam firman Allah Subhanahu wa ta'ala yang artinya:

“Dan janganlah kamu suka menghambur-hamburkan (hartamu) secara berlebih-lebihan (boros). Sesungguhnya perbuatan itu adalah saudaranya syaitan.” (QS. Israa’ ayat: 26-27).

Selain merupakan perbuatan yang tidak disukai Allah Ta'ala, boros juga memiliki bahaya dalam kehidupan yang anda jalani. Berikut bahaya hidup boros dalam islam yang harus anda ketahui dan jauhkan dari kehidupan anda sehari-hari:

1. Harta yang Diperoleh Cepat Habis 

Memiliki sifat boros bukan hanya akan merugikan kehidupan anda, melainkan apa yang selama ini anda cari akan lebih cepat habis meskipun anda giat dalam mencarinya.

Artinya harta yang selama ini anda terus cari akan terus mengalami kekurangan tanpa ada manfaat di balik itu semua. Akibatnya tentu harta yang diperoleh akan cepat habis padahal pemenuhan kebutuhan belum dilakukan secara sempurna. 

2. Tidak Memiliki Tabungan Dimasa Depan 

Karena orang yang boros suka membelanjakan barang-barang yang dianggap kurang dibutuhkan. Maka dalam kehidupan mereka pun juga jauh dari kata menabung. Orang yang boros tidak memiliki antisipasi terhadap masa depannya.

Yang difikirkan hanya meneruti hawa nafsu dan keinginannya untuk memperoleh barang atau sesuatu yang ia harapkan saja. Tanpa ada pertimbangan mengenai kehidupan di masa mendatang. 

3. Tidak Peduli dengan Kehidupan Sosial 

Orang yang boros bukan hanya menjadi sikap yang tidak baik dalam kehidupan mereka saja. Melainkan pada kehidupan sosial mereka juga. Artinya orang yang suka melebih-lebihkan atas hartanya terhadap apa yang membuatnya kurang bermanfaat. Akan menjauhkan dari kehidupan sosial yang seharusnya mereka jalin satu diantara yang lainnya.

Dalam kehidupan anda tentu masih banyak saudara yang jauh di bawah anda dengan standar hidup yang masih dari kata Layak. Disini setidaknya harta yang biasanya anda hamburkan tidak hanya bermanfaat untuk diri anda, melainkan bisa anda infakan kepada mereka yang membutuhkan. Namun hal tersebut, nampaknya kurang diperhatikan bagi mereka yang suka hidup boros. 

Menurut Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud:

“Tabzir atau boros adalah perilaku untuk menginfakan harta pada jalan yang tidak benar.” Dalam pendapat ini, orang yang boros diartikan sebagai orang yang sudah berada pada jalan yang tidak baik.

4. Hanya Akan Sibuk Mencari Harta 

Karena memiliki keinginan yang terus ingin dipenuhi, maka bagi orang yang suka hidup boros. Harta menjadi salah satu hal terpenting dalam kehidupan mereka. Mereka hanya akan sibuk mencari hartanya saja tanpa mempedulikan kehidupan yang lainnya.

Misalnya saja, orang yang boros memiliki keinginan yang besar terhadap pemenuhan kebutuhan mereka. Tentu dari situ mereka akan berusaha untuk mendapatkannya. Mereka akan bekerja dari pagi hingga pagi hanya untuk harta yang mereka cari tanpa adanya keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat.

5. Menjauhkan Diri dari Sikap Bersyukur 

Bersyukur menjadi bentuk kenikmatan yang kita rasakan atas apa yang telah diberikan oleh Sang Maha Pencipta. Ketika rasa kekurangan selalu ada dan ingin memenuhi setiap apa yang selalu diinginkan. Maka rasa syukur yang seharusnya ada, menjadi jauh dari kehidupan orang yang selalu memiliki sifat boros.

Hal inilah yang menjadikan sifat boros tidak disukai dalam pandangan islam. Karena menjauhkan diri dari rasa bersyukur dengan apa yang dimilikinya. Anda juga bisa mengetahui manfaat bersyukur kepada Allah dan cara bersyukur menurut islam.

6. Menimbulkan Sifat Negatif, Seperti Iri, Dengki, Kikir, dan sebagainya 

Orang yang boros cenderung memiliki sifat negatif seperti iri dengki, kikir dan sebagainya. Sifat tersebut bisa muncul seiring dengan sifat boros yang dimilikinya. Dimana saat seseorang hanya terpaku pada materi yang dimiliki untuk memenuhi segala keinginannya. Maka sifat seperti kikir dan sombong akan terus ada pada dirinya.

Dimana mereka akan merasa puas dan hebat dengan apa yang dimiliki. Namun ketika orang lain telah lebih dulu memiliki apa yang belum mereka miliki saat ini. Maka sifat seperti iri dan dengki akan timbul dalam hati mereka.

7. Gila Harta 

Orang yang boros akan cenderung menyukai kesenangan duniawinya semata. Dimana harta menjadi tolak ukur dalam kehidupan yang mereka jalani. Dengan memiliki harta yang berlimpah, artinya mereka bisa dengan mudah memenuhi setiap apa yang menjadi keinginannya.

Namun, di samping itu mereka juga akan bekerja keras tanpa henti untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Hal inilah yang menjadi penyebab mengapa orang yang boros bisa sangat gila harta pada kehidupan yang mereka jalani. Anda bisa melakukan tips bersyukur dalam islam, agar perilaku yang seperti ini bisa dihindari.

8. Ingin Selalu Hidup Mewah 

Sebenarnya saat melihat orang yang berkecukupan dalam segi harta dan materi yang ia miliki. Belum tentu jika orang tersebut memiliki gaya hidup yang mewah dan suka menghambur-hamburkan apa yang mereka miliki.

Namun di satu sisi bagi orang yang hidupnya tertanam jiwa yang boros, maka keinginan untuk bisa hidup serta mewah dan glamour justru akan terus mereka kejar untuk memenuhi keinginan atas nafsu yang mereka miliki.

9. Adanya Sifat Congkak atau Sombong 

Orang yang boros akan memiliki sifat congkak atau sombong yang ada di dalam diri mereka. Dimana ketika semua kebutuhan yang mereka inginkan tercapai. Maka rasa sombong dan menganggap dirinya yang paling hebat tentu akan ada di dalam dirinya.

Hal inilah mengapa boros sangat dibenci Allah Subhanahu wa ta'ala karena bisa menimbulkan perilaku negatif seperti sifat congkak atau kesombongan.

10. Hanya Menuruti Hawa Nafsu Belaka 

Keinginan untuk terus mengeluarkan harta benda demi sebuah keinginan yang diharapkan tentu hanyalah sebuah hawa nafsu yang tidak bisa dikendalikan. Hal ini juga terjadi pada mereka yang terbiasa hidup boros.

Misalnya saja, ketika seseorang terbiasa untuk menuruti hawa nafsunya demi memenuhi kebutuhan yang kurang bermanfaat. Maka sifat boros bisa terus menggerogoti kehidupan mereka dan ingin terus dan terus mencapai apa yang mereka inginkan.

11. Suka Berlebih-Lebihan dalam Pemanfaatan Sumber Daya 

Qotadah mengemukakan: “Yang namanya boros  atau tabzir adalah seseorang yang mengeluarkan nafkah dalam perbuatan maksiat kepada Allah Ta'ala, pada jalan yang keliru dan pada jalan yang membuatnya kerusakan dalam hidupnya.”

Sedangkan menurut Mujahit: “Seandainya seseorang telah menginfakan semua harta yang dimilikinya dalam jalan yang benar, maka hal tersebut bukanlah dalam sifak keborosan (tabzir). Namun apabila seseorang telah menginfakan hartanya meskipun itu hanya satu mud saja (ukuran telapak tangan) pada jalan yang salah, maka hal tersebutlah yang dinamakan keborosan (tabzir).”

Menurut pendapat di atas, sifat boros bukan hanya dari segi materi yang mereka hamburkan. Melainkan dari pemanfaatan sumber daya lainnya. Misalnya saja mereka suka berlebih-lebihan dalam menggunakan sumber mata air, listrik dan sebagainya. Dan sifat yang seperti itulah yang disebut dengan boros atau tabzir.

12. Jauh dari Sifat Sederhana 

Saat seseorang suka menghamburkan sesuatu yang mereka miliki dengan jalan yang keliru. Maka bukan hanya sifat sombong yang akan timbul dalam diri mereka. Melainkan sifat untuk bisa selalu sederhana pun seakan jauh dari kehidupan mereka.

Padahal Allah Ta'ala yang menyukai pada hambanya yang memiliki sifat sederhana, tidak boros, tidak sombong, iri, dengki dan sebagainya.

13. Temannya Syaitan dan Dibenci Allah 

Dalam firman Allah Subhanahu wa ta'ala yang artinya: “Dan janganlah kamu suka menghambur-hamburkan (hartamu) secara berlebih-lebihan (boros). Sesungguhnya perbuatan itu adalah saudaranya syaitan.” (QS. Israa’ ayat: 26-27).

Hal inilah yang membuat sifat boros harus dijauhkan dari kehidupan seseorang. Dimana apabila sifat boros terus ada di dalam hati mereka. Maka bukan hanya syaitan yang telah masuk untuk menggoda hawa nafsunya saja. Melainkan bahaya hidup boros inilah yang sangat dibenci oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. 

14. Banyak berutang dan dipenuhi rasa takut setiap hari 

Boros membuat anda akan berani berutang walaupun terdengar biasa tapi, jika keseringan justru membuat utang menumpuk. Alhasil, anda akan sulit membayarnya dan utang akan semakin membengkak. 

Hidup damai adalah impian semua orang dan anda akan mencari segala cara untuk tetap damai. Tetapi jika suka boros maka berpengaruh buruk bagi kehidupan sehari-hari. Rasa takut muncul karena anda tidak dapat mengikuti perkembangan zaman, dan khawatir ketika mencari uang agar menutupi utang. Beban pikiran akan sangat banyak sehingga tidak merasakan damai untuk selama-lamanya. 

15. Sulit untuk mencapai kesuksesan 

Tolak ukur kesuksesan dapat dinilai bagaimana cara mengatur keuangan. Jika boros maka kesuksesan sangat sulit dicapai bahkan anda terus berada di titik kegagalan. Belajar menabung tidak salah dan justru sangat disarankan. Tujuannya agar anda memiliki cadangan uang yang bisa dipakai apabila, memiliki keperluan yang mendesak. Ibaratnya, menyiapkan tabungan untuk masa depan saat menikmati masa kesuksesan. 

16. Hidup selalu merasa kekurangan 

Membiasakan diri dengan membeli barang-barang terbaru dan mahal justru membuat anda kecanduan. Ingin memiliki segalanya tetapi, dari segi keuangan tidak mampu sehingga sampai boros. Itu membuat hidup selalu kurang dan seiringnya berjalan waktu anda tidak dapat menguasai diri. Rasa kurang yang  dialami pasti berpengaruh dalam segala aspek kehidupan anda.  

17. Lebih rentan terkena stres 

Ternyata boros juga membuat anda lebih rentan terkena stres. Sebab ketika boros anda tidak sadar tentang seberapa besar pengeluaran. Dan pemasukan lebih kecil sehingga anda kekurangan. Setiap hari anda harus memikirkan bagaimana melanjutkan kehidupan hari esok dengan uang yang minus. 

Ini pemicu pertama yang membuat anda mudah stres, pikiran bertambah untuk hal yang tidak penting. Belum lagi ketika harus berutang dan memikirkan sumber penghasilan untuk menutupi utang. Tentu sangat banyak masalah yang terus datang sampai anda sulit mengendalikannya hingga stres. 

Itulah 17 bahaya hidup boros yang dapat disampaikan.  Memanjakan diri tidak harus dengan kemewahan tetapi, merasa cukup dan terus belajar menabung adalah kunci bahwa anda mencintai diri sendiri. 

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Ahad, 26 Mei 2024 M / 17 Dzulqa'idah 1445 H.

Tidak Pernah Merasa Cukup

وعن ابنِ عباسٍ رضي الله عنهما أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم، قَالَ: ((لَوْ أنَّ لابنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أحَبَّ أنْ يكُونَ لَهُ وَادِيانِ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إلا التُّرَابُ، وَيَتْوبُ اللهُ عَلَى مَنْ تَابَ)). مُتَّفَقٌ عليه. 

‏Dari Ibnu Abbas dan Anas bin Malik radhiallahu 'anhum bahawasanya Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda :

"Andaikata seorang anak Adam - yakni manusia - itu memiliki selembah emas, ia tentu menginginkan memiliki dua lembah dan sama sekali tidak akan memenuhi mulutnya kecuali tanah – yaitu setelah mati - dan Allah menerima taubat kepada orang yang bertaubat."

(Muttafaq 'alaih).

Pelajaran yang terdapat dalam Hadits:

1- Sesungguhnya manusia pada dasarnya serakah terhadap harta dunia sampai mati kecuali yang Allah beri taufik dan kelembutan hati untuk menyikapi harta dengan benar. Ada yang menghabiskan waktunya hanya untuk urusan dunianya, sampai lupa melakukan ketaatan dan lalai akan kehidupan kekal diakhirat.

2- Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah”, maksudnya: Tatkala manusia mati, perutnya ketika dalam kubur akan dipenuhi dengan tanah. Perutnya akan merasa cukup dengan tanah tersebut hingga ia pun kelak akan menjadi serbuk. (Syarh Ibnu Batthol).

 3- Hadits ini adalah celaan bagi orang yang terlalu tamak dengan dunia dan tujuannya hanya ingin memperbanyak harta. Oleh karenanya, para ulama begitu qona’ah dan selalu merasa cukup dengan harta yang mereka peroleh. (Syarh Ibnu Batthol).

4- Hadits ini adalah anjuran untuk zuhud pada dunia. Yang namanya zuhud pada dunia adalah meninggalkan segala sesuatu yang melalaikan dari Allah. (Keterangan Ibnu Rajab dalam Jaami’ul Ulum wal Hikam).

5- Manusia akan diberi cobaan melalui harta. Ada yang bersyukur dengan yang diberi. Ada pula yang tidak pernah merasa puas.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Yakni seandainya Allah memberi mereka lebih dari apa yang diperlukan oleh mereka berupa rezeki, niscaya hal itu akan mendorong mereka untuk bersikap melampaui batas dan berlaku sewenang-wenang; sebagian dari mereka akan berlaku demikian terhadap sebagian yang lainnya dengan penuh keangkuhan dan kejahatan

وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَٰكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.

[QS. Ash-Shura : 27].

2- Diantara sifat orang yang serakah.

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ

“Bermegah-megahan dengan harta telah mencelakakan kalian.”

(QS. At Takatsur: 1).

3- Watak buruk yang menjadi bawaan manusia dan cara menyikapinya


إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا * إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا * وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا * إِلا الْمُصَلِّينَ * الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ دَائِمُونَ * وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُومٌ * لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ [المعارج: 19- 25].

 Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah; dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta).

(QS. Al- Ma'arij: 19-25).