Edisi Jum'at, 3 Mei 2024 M / 24 Syawal 1445 H.
Tidak hanya bagi kehidupan di dunia, menuntut ilmu dianjurkan dalam Islam. Terdapat dalil-dalil dari Al-Qur`an maupun hadits yang menjelaskan pentingnya menuntut ilmu. Pengetahuan agama ini perlu orangtua ajarkan pada anak agar si Kecil lebih semangat dalam belajar.
Hal ini karena ilmu dan pengetahuan yang diajarkan pada anak akan bermanfaat bagi mereka saat menjalani kehidupan. Terlebih, setiap ilmu dan pengetahuan akan berkembang seiring berjalannya waktu.
Jadi, sebaiknya anak memang diarahkan untuk menuntut ilmu agar tidak tertinggal. Pasalnya, pendidikan menjadi hal yang penting bagi setiap orang. Apa saja bunyi hadits menuntut ilmu? Simak penjelasan berikut ini :
1. Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap umat
Jelaskanlah pada anak bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim. Tidak ada pengecualian karena sesungguhnya seluruh umat Islam wajib untuk belajar. Hal ini telah dijelaskan dalam hadits menuntut ilmu:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya: "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah no. 224).
2. Menuntut ilmu membawa seorang muslim pada kebaikan
Menuntut ilmu termasuk perkara yang dapat membawa seorang muslim pada kebaikan. Mulai dari mendapatkan pahala hingga dipermudah langkahnya menuju surga. Hal ini telah dijelaskan dalam hadits menuntut ilmu berikut:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًايَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا,سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ . رَوَاهُ مُسْلِم
Artinya: "Barang siapa menempuh satu jalan (cara) untuk mendapatkan ilmu, maka Allah pasti mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim).
3. Hadits menuntut ilmu tentang keberkahan
Menuntut ilmu akan mendatangkan kebaikan. Dalam hadits lainnya juga disebutkan, menuntut ilmu dapat menghadirkan keberkahan, baik saat perjalanan ketika hendak menuntut ilmu maupun saat pulang.
Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi. Berikut bunyinya:
مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبُ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ
Artinya : "Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang."
4. Hadits menuntut ilmu dan keutamaannya
Menurut hadits, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda bahwa menuntut ilmu memiliki keutamaan. Berikut bunyi doanya:
إِنَّكُمْ قَدْ أَصْبَحْتُمْ فِي زَمَانٍ كَثِيرٍ فُقَهَاؤُهُ، قَلِيلٍ خُطَبَاؤُهُ، كَثِيرٍ مُعْطُوهُ، قَلِيلٍ سُؤَّالُهُ، الْعَمَلُ فِيهِ خَيْرٌ مِنَ الْعِلْمِ، وَسَيَأْتِي زَمَانٌ قَلِيلٌ فُقَهَاؤُهُ، كَثِيرٌ خُطَبَاؤُهُ، كَثِيرٌ سُؤَّالُهُ، قَلِيلٌ مُعْطُوهُ، الْعِلْمُ فِيهِ خَيْرٌ مِنَ الْعَمَلِ
Artinya: "Sungguh kalian sekarang benar-benar berada di sebuah zaman yang banyak orang-orang faqihnya, sedikit para penceramahnya, banyak para pemberi, dan sedikit para peminta-minta. Amal di masa ini lebih baik daripada ilmu. Akan datang sebuah zaman nanti di mana sedikit orang-orang faqihnya, banyak para penceramahnya, sedikit para pemberi, dan banyak para peminta-minta. Ilmu di masa itu lebih baik daripada amal." (HR. Ath-Thabrani).
5. Menuntut ilmu akan bermanfaat hingga akhir hayat
Tidak hanya mendatangkan banyak manfaat bagi kehidupan di dunia, menuntut ilmu juga akan membawa kebaikan hingga akhir hayat. Berikut hadits menuntut ilmu yang menjelaskannya:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: "Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak salih yang berdoa untuknya." (HR. Muslim).
6. Hadits menuntut ilmu dan doa Rasulullah yang menyertainya
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam juga akan mendoakan para umat Islam yang mencari ilmu di jalan Allah Subhanahu Wa Taala Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits bahwa:
قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِمِ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانِ فِي الْبَحْرِ
Artinya: "Dari Abu Ad Darda` ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya akan memintakan ampun untuk seorang alim makhluk yang di langit dan di bumi hingga ikan hiu di dasar laut." (HR. Ibnu Majah).
7. Hadits menuntut ilmu dan imbalan mendapat derajat yang tinggi
Selain mendatangkan keberkahan, seorang muslim yang menuntut ilmu juga akan memiliki derajat lebih tinggi. Berikut bunyi haditsnya:
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ يَرْفَعُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ قَالَ يَرْفَعُ اللَّهُ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا بِدَرَجَاتٍ
Artinya: "Dari Ibnu Abbas Radhiyallahuanhu ketika menafsirkan ayat: (Allah meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu sekalian, dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Al-Mujadalah: 11); dia berkata maksudnya adalah “Allah meninggikan orang-orang yang diberi ilmu atas orang-orang yang beriman beberapa derajat." (HR. Darimi).
8. Hadits menuntut ilmu dan anjuran menghormati guru
Seorang muslim yang telah memiliki ilmu ini nantinya akan lebih paham bagaimana cara beramal. Jadi, arahkanlah anak untuk rajin belajar karena menuntut ilmu akan menjadikan mereka lebih cerdas. Sehingga, anak dapat beramal dengan tepat.
Jangan lupa mengajarkan anak untuk menghormati para guru yang memberikan ilmu Sebagaimana anjuran dalam hadits berikut:
تَعَلَّمُوْاوَعَلِّمُوْاوَتَوَاضَعُوْالِمُعَلِّمِيْكُمْ وَلَيَلَوْا لِمُعَلِّمِيْكُمْ ( رَواهُ الطَّبْرَانِيْ)
Artinya: "Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR Tabrani).
9. Hadits menuntut ilmu agar menjadi orang alim
Dilansir NU Online, orang alim adalah orang beriman yang bermanfaat. Ia memiliki ilmu yang berguna untuk dirinya sendiri dan orang lain.
أَفْضَلُ النَّاسِ المُؤْمِنُ العَالِمُ الذِي إِذَا احْتِيْجَ إليه نَفَعَ، وإن اسْتُغْنِيَ عنه أغْنَى نَفْسَه
Artinya: "Orang paling utama adalah seorang mukmin alim yang bermanfaat bila dibutuhkan dan mencukupi dirinya bila ‘tidak diperlukan." (HR Ibnu Asakir).
10. Tinta karya tulis ulama lebih berbobot dari darah para syuhada
Hadits menuntut ilmu ini menegaskan tentang kemuliaan para ulama yang memiliki karya tulis. Dalam hadits tersebut, karya tulis ulama bernilai tinggi daripada darah orang yang mati syahid.
يُوْزَنُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِدَادُ العُلَمَاءِ بِدَمِ الشُّهَدَاءِ
Artinya: "Pada hari kiamat tinta (karya tulis) ulama ditimbang bersama tetesan darah syuhada. (Hasilnya lebih berat nilai tetesan tinta ulama sebagaimana riwayat lain)." (HR Ibnu Abdil Barr, Ibnun Najjar, Ibnul Jauzi, As-Syairazi, Al-Marhabi, dan Ad-Dailami).
11. Hadits menuntut ilmu sampai ke negeri Cina
Bacaan hadits menuntut ilmu ini menegaskan tentang pentingnya belajar sampai ke tempat yang jauh. Simak bunyi haditsnya,
عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اطْلُبُوا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّينِ
Artinya: "Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu bahwa Rasullullah bersabda, `Tuntutlah ilmu walaupun ke negeri China." (HR. Imam al-‘Uqaili dalam adh-Dhu’afâ’ (2/230).
12. Hadits menuntut ilmu dan jaminan surga
Orang alim adalah ia yang tidak pernah puas dahaganya pada ilmu sampai ia tiba di surga. Berikut bunyi haditsnya:
لاَ يَشْبَعُ عَالِمٌ مِنْ عِلْمٍ حَتَّى يَكُونَ مُنْتَهَاهُ الْجَنَّةُ
Artinya: "Seorang alim tidak adakan pernah kenyang terhadap ilmu sampai ujungnya adalah surga." (HR Al-Qudha’i dalam Musnad As-Syihab).
13. Hadits tentang cara menuntut ilmu
Hadits ini menjelaskan 4 pilihan terbaik dalam menuntut ilmu. Dalam hadis menuntut ilmu ini, hindari pilihan kelima, yakni orang yang membenci ilmu dan pengetahuan.
كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنِ الخَامِسَةَ أي مُبْغِضًا فَتَهْلِكَ
Artinya: "Jadilah kamu seorang alim, pelajar, pendengar, atau pecinta (ilmu). Jangan kamu menjadi yang kelima, yaitu pembenci (ilmu), maka binasalah kamu." (HR Al-Bazzar, At-Thabarani, Al-Baihaki).
14. Keistimewaan orang yang menuntut ilmu
Hadits menuntut ilmu ini menerangkan tentang orang yang bodoh lebih berbahaya ketimbang orang yang miskin harta. Berikut bunyinya:
لَا فَقْرَ أَشَدُّ مِنَ الجَهْلِ
Artinya: "Tidak ada kefakiran yang lebih (parah) dari kebodohan." (HR Abu Bakar bin Kamil pada Mu’jamnya, Ibnun Najjar, Ibnu Hibban, dan Al-Qudha’i).
15. Pahala orang berilmu yang memberikan petunjuk
Ketika mengajarkan pada anak, coba beritahu hadis menuntut ilmu berikut. Hadis ini menegaskan tentang pahala berlipat yang akan didapatkan oleh orang berilmu yang memberikan petunjuk.
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى، كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا
Artinya: "Siapa yang mengajak kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun." (HR. Muslim no. 2674).
16. Ilmu sebagai warisan nabi
Hadits ini menjelaskan tentang keistimewaan ilmu. Para ahli ulama merupakan pewaris nabi. Ilmu ibarat warisan tak lekang waktu meski tidak berbentuk fisik.
Berikut bunyi hadits menuntut ilmu dan artinya:
اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا، وَلَكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Artinya: "Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup." (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah; no.6297).
17. Wajah orang yang menuntut ilmu bersinar
Berikut bunyi hadits menuntut ilmu. Hadits ini bisa dijadikan penyemangat bila anak susah belajar. Beritahu si Kecil bahwa menuntut ilmu dapat membuat wajahnya tampak berseri-seri.
نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ غَيْرَهُ، فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ، وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ
Artinya: "Semoga Allah menjadikan bercahaya seseorang yang mendengar hadits kami lalu menghafalnya hingga menyampaikannya kepada orang lain. Betapa banyak orang yang membawa (riwayat) fiqih kepada orang yang lebih faqih darinya. Betapa banyak orang yang membawa (riwayat) fiqih tetapi tidak faqih." (Shahih: HR. At-Tirmidzi no. 2656).
Itulah 17 hadits menuntut ilmu yang menjelaskan tentang keutamaan dan manfaat belajar dalam Islam. Mari, ajarkan pada anak kita agar mereka lebih bersemangat.
Semoga bermanfaat....
ONE DAY ONE HADITS
Jum'at, 3 Mei 2024 M / 24 Syawal 1445 H.
Perintah Kepada Anak-anak Untuk Mendirikan Shalat
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
مُرُوْا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun! Dan pukullah mereka ketika berusia sepuluh tahun (jika mereka meninggalkan shalat)! Dan pisahkanlah tempat tidur mereka (antara anak laki-laki dan anak perempuan)!
[Hadits ini hasan. Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 495; Ahmad, II/180, 187; Al-Hakim, I/197].
Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:
1- Setiap kepala rumah tangga bertanggung jawab atas orang-orang yang ada dalam rumah tangganya.
2- Setiap orang tua wajib menjaga diri dan keluarganya dari api neraka.
3- Setiap orang tua wajib mendidik istri dan anak-anaknya di atas agama Islam yang benar.
4- Pertama kali yang wajib diajarkan kepada istri dan anak-anak adalah tentang tauhid, mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allâh saja.
5- Wajib bagi orang tua mengajarkan keluarga dan anak-anaknya tentang wudhu dan shalat.
6- Orang tua wajib menganjurkan anak-anaknya shalat ketika mereka berumur tujuh tahun.
7- Pentingnya masalah tauhid dan shalat.
8- Boleh memukul anak bila ia tidak mau shalat, tetapi dengan pukulan yang mendidik dan tidak melukai.
9- Umur tamyîz (mulai berpikir dan bisa membedakan antara baik dan buruk) adalah umur tujuh tahun, sedangkan pubertas (mulai beranjak baligh) dimulai umur sepuluh tahun.
10- Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam membedakan antara umur tujuh tahun dan sepuluh tahun, agar para pendidik memperhatikan fase-fase pendidikan anak.
11- Orang tua wajib melindungi anak-anak mereka dari hal-hal yang menimbulkan fitnah dalam rumah tangga.
12- Orang tua wajib memisahkan tempat tidur anak laki-laki dan perempuan.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al Qur'an:
1- Perintahkanlah istri, anak-anak, dan anggota keluarga yang ada di rumah kita untuk mengerjakan shalat wajib yang lima waktu sehari semalam dan bersabarlah dalam menyuruh mereka melakukannya.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mengerjakan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberikan rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” [QS. Thâhâ/20:132].
2- Allâh Azza wa Jalla telah mengingatkan tentang generasi mendatang sepeninggal orang-orang yang taat dalam firman-Nya:
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. [QS. Maryam/19:59]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.