Edisi Senin, 20 Mei 2024 M / 11 Dzulqa'idah 1445 H.
Tanggal 20 Mei 1908 menjadi momentum bersejarah dan berharga bagi bangsa Indonesia untuk bangkit dalam perjuangan mewujudkan kemerdekaan yang saat ini bisa dirasakan nikmatnya oleh para generasi penerus bangsa. Sudah menjadi keharusan bagi generasi yang tidak ikut berjuang mengangkat senjata merebut kemerdekaan dengan darah dan nyawa, untuk bersyukur kepada Allah Subhanahu WaTa'ala dengan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan ini.
Kebebasan yang kita jalani selama ini sungguh menyimpan riwayat pedih dan keras bagi para pejuang yang telah gugur mendahului kita. Bagaimana kebebasan itu? Ya yang kita tinggali sekarang ini yaitu kemerdekaan bangsa kita. Pahlawan-pahlawan bangsa telah berupaya sekeras mungkin dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Bangsa yang bebas dari penjajahan bangsa lain.
Banyak pelajaran yang bisa kita petik dari jasa-jasa pahlawan, kita harus berani dan bisa beranggung jawab dalam menjalankan tugas hak dan kewajiban kita untuk kehidupan individu dan bersosial. Yang terutama kita harus bisa memberi manfaat yang baik untuk orang lain, akan sangat baik jika kita bisa berjasa untuk orang lain.
Untuk bisa mengetahui sikap bijak para pahlawan bangsa Indoneisa, berikut telah dirangkum kumpulan quotes heroik dan bijak para pahlawan kita.
1. Ir. Soekarno
“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”
– Ir. Soekarno
“Nasionalisme yang sejati, nasionalismenya itu bukan semata-mata copy atas tiruan dari Nasionalisme Barat, akan tetapi timbul dari rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan.”
– Ir. Soekarno
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.”
– Ir. Soekarno
“Kami menggoyangkan langit, menggemparkan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 ½ sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita.”
– Ir. Soekarno
“Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tapi budak.”
– Ir. Soekarno
2. Mohammad Hatta
“Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.”
– Mohammad Hatta
“Tak ada harta yang pusaka yang sama berharganya dengan kejujuran”
– Mohammad Hatta
“Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki.”
– Mohammad Hatta
“Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata membela cita-cita.”
– Mohammad Hatta
3. KH.Hasyim Asyari
“Jangan Jadikan perbedaan pendapat sebagai sebab perpecahan dan permusuhan. Karena yang demikian itu merupakan kejahatan besar yang bisa meruntuhkan bangunan masyarakat, dan menutup pintu kebaikan di penjuru mana saja.”
– KH. Hasyim Asy’ari
“Agama Dan Nasionalisme Adalah Dua Kutub Yang Tidak Berseberangan. Nasionalisme Adalah Bagian Dari Agama Dan Keduanya Saling Menguatkan.”
– KH. Hasyim Asy’ari
4. Buya Hamka
"Kemerdekaan suatu negara dapat dijamin teguh berdiri apabila berpangkal pada kemerdekaan jiwa."
– Buya Hamka
"Tuan boleh kata muslim itu fanatik, tapi tuan juga harus denga kata hati tuan bahwa itu adalah modal besar bagi kemerdekaan Indonesia. Untuk tuan tahu, itu bukanlah fanatik, itu adalah gairah."
– Buya Hamka
5. Bung Tomo
“Jangan memperbanyak lawan, tetapi perbanyaklah kawan.”
– Bung Tomo
“Jika ada yang layak disebut pahlawan, maka ribuan rakyat yang gugur itulah yang paling layak menyandang sebutan pahlawan.”
– Bung Tomo
“Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka…Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka”
– Bung Tomo
6. Nyi Ageng Serang
"Untuk keamanan dan kesentausaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerah yang tidak ternilai harganya."
– Nyi Ageng Serang
7. H.O.S Tjokroaminoto
“Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator.”
– H.O.S Tjokroaminoto
8. Cut Nyak Dien
"Saat terbaik untuk membuktikan bahwa kita adalah pemenang yaitu saat ketika kita tampak kalah."
– Cut Nyak Dhien
"Pada waktu kita khawatir, kita terkadang lebih percaya pada masalah kita dari pada janji Allah."
– Cut Nyak Dhien
"Cuma sedikit orang yang rela menjadi kecil sehingga bisa dipakai oleh Allah untuk melewati lubang-lubang ujian yang sempit."
– Cut Nyak Dhien
"Penjagaan terbaik bagi generasi muda adalah contoh yang baik bagi generasi tua."
– Cut Nyak Dhien
“Dalam menghadapi musuh, tak ada yang lebih mengena daripada senjata kasih sayang.”
– Cut Nyak Dien
9. R. A Kartini
"Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang."
– R.A Kartini
“Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.”
– R. A Kartini
“Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu.”
– R. A Kartini
10. Mohammad Natsir
“Untuk mencapai sesuatu, harus diperjuangkan dulu. Seperti mengambil buah kelapa, dan tidak menunggu saja seperti jatuh durian yang telah masak.”
– Mohammad Natsir
11. Jenderal Soedirman
“Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasad ini, tetapi jiwaku dilindungi benteng merah putih. Akan tetap hidup, tetap menuntut bela, siapapun lawan yang aku hadapi.”
– Jenderal Soedirman
“Kebebasan berarti bebas melakukan semua kebaikan, bukan bebas lepas melakukan semua kejahatan tanpa boleh diadili.”
– Jenderal Soedirman
“Banyak orang menyebut penderitaan mereka sebagai nasib, namun sesungguhnya penderitaan adalah akibat kebodohan mereka sendiri.”
– Jenderal Soedirman
"Percaya dan yakinlah bahwa kemerdekaan satu negara yang didirikan di atas timbunan runtuhan ribuan jiwa, harta benda dari rakyat dan bangsanya tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia, siapa pun juga."
– Jenderal Soedirman
12. Sutan Syahrir
“Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan.”
– Sutan Syahrir
“Dan hanya semangat kebangsaan, yang dipikul oleh perasaan keadilan dan kemanusiaan. Yang dapat mengantar kita maju dalam sejarah dunia.”
– Sutan Syahrir
"Kemerdekaan nasional adalah bukan pencapaian akhir, tapi rakyat bebas berkarya adalah pencapaian puncaknya."
– Sutan Syahrir
13. Pangeran Diponegoro
“Pahlawan-pahlawan di dalam tentara kami, satu dengan yang lainnya berselisih, dan kemudian yang gagah berani menyerah.”
– Pangeran Diponegoro
“Hidup dan mati ada dalam genggaman Illahi. Takdir adalah kepastian, tapi hidup harus tetap berjalan. Proses kehidupan adalah hakikat, sementara hasil akhir hanyalah syariat. Gusti Allah akan menilai ketulusan perjuangan manusia, bukan hasil akhirnya. Kalaupun harus menjumpai kematian, itu artinya mati syahid di jalan Tuhan.”
– Pangeran Diponegoro
“Aku adalah pejuang! Sebagai pejuang, tugasku adalah berjuang. Soal kalah atau menang, itu bukan urusanku, karena tugasku adalah berjuang!”
– Pangeran Diponegoro
14. Ki Hajar Dewantara
“Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. (Di depan, seorang pendidik harus memberi orang guru harus memberi dorongan dan arahan.”
– Ki Hajar Dewantara
“Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat beranfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya”
– Ki Hajar Dewantara
“Lawan sastra ngesti mulya (Dengan ilmu kita menuju kemuliaan).”
– Ki Hajar Dewantara
15. KH. Ahmad Dahlan
“Kebenaran suatu hal tidaklah ditentukan oleh berapa banyaknya orang yang mempercayainya.”
– KH. Ahmad Dahlan
“Jangan suka menempatkan seseorang pada posisinya, tapi tempatkanlah diri saudara terlebih dahulu pada posisi yang benar.”
-- KH. Ahmad Dahlan
16. Abdul Muis
“Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda-pemudi kita tidak bisa, jika memang mau berjuang.”
– Abdul Muis
17. Mohammad Yamin
“Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri.”
– Mohammad Yamin
Semoga bermanfaat....
ONE DAY ONE HADITS
Senin, 20 Mei 2024 M / 11 Dzulqa'idah 1445 H.
Mencintai Tanah Air
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ فَنَظَرَ إِلَى جُدْرَانِ الْمَدِينَةِ أَوْضَعَ رَاحِلَتَهُ وَإِنْ كَانَ عَلَى دَابَّةٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا ( رواه الترمذي )
Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Muhammad Shallalahu 'alaihi wasallam apabila datang dari perjalanan dan melihat ke dinding Madinah beliau mempercepat kendaraannya, dan apabila beliau berada dia atas hewan beliau menggerakkannya karena kecintaannya kepada hewan tersebut.
(Hadits Riwayat Tarmidzi).
Pelajaran yang terdapat di dalam hadits :
1. Istifadah
Nasionalisme atau cinta tanah air memang bukan istilah yang lahir dari Islam, namun substansinya sebenarnya tidak bertentangan dengan Islam. Hadits ini menjadi dalil bahwa rasa cinta tanah air atau nasionalisme bukanlah paham thagut dan kafir sebagaimana dituduhkan oleh sebagian kelompok.
2. Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalany (w. 852 H) dalam kitabnya Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, menegaskan bahwa dalam hadits tersebut terdapat dalil (petunjuk) pertama, dalil atas keutamaan kota Madinah, kedua, dalil disyariatkannya cinta tanah air dan rindu padanya.
3. Maka, mencintai tanah air bisa diwujudkan dengan cara membela, berjuang untuk tanah air dengan semangat kebangkitan nasional 20 Mei 1908 dan mengisi kemerdekaan Indonesia yang sudah kita raih sejak 17 Agustus 1945 dengan menjaga persatuan, saling menghormati dan saling mengasihi sesama saudara setanah air sebagaimana dikatakan dalam istilah arab
حب الوطن من الإيمان
Mencintai tanah air adalah bagian dari iman.
Tema Hadits yang berkaitan dengan Al Qur'an :
1. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ
“Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.” (QS. Al Qashash: 85).
2. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
وَلَوْ أَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِم أَنِ اقْتُلُوْا أَنْفُسَكم أَوِ أخرُجُوا مِن دِيَارِكُمْ مَا فَعَلُوْه إِلَّا قليلٌ منهم
“Dan sesungguhnya jika seandainya Kami perintahkan kepada mereka (orang-orang munafik): ‘Bunuhlah diri kamu atau keluarlah dari kampung halaman kamu!’ niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka..." (QS. An-Nisa': 66)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.