Edisi Kamis, 9 Mei 2024 M / 30 Syawal 1445 H.
Istri adalah seorang wanita yang mengabdikan diri untuk suami dan keluarga. Seorang istri memiliki kelebihan dan kekurangan. Seorang istri juga manusia biasa yang selalu berusaha memberikan yang terbaik dan berbuat baik pada keluarganya. Ada kalanya seorang istri berbuat salah atau melakukan sesuatu yang tidak sesuai syariat agama atau tidak sesuai dengan perintah suaminya hingga membuat suaminya marah. Ada pula seorang istri yang sering dinasehati oleh suami tetapi tidak melaksanakan hingga suami marah dan berbuat kasar kepadanya, seperti membentak dan memukul.
Bagaimana pandangan islam dalam hal tersebut? Apakah diperbolehkan seorang suami memukul istri? Kita tentu pernah mendengar tentang teladan sifat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam kepada para istrinya, dalam keadaan marahpun beliau selalu bersikap lemah lembut dan tidak pernah menyakiti apalagi memukul istrinya. Untuk lebih memahami perihal ini menurut islam, mari simak artikel berikut tentang larangan memukul istri dalam islam yang diambil berdasarkan berbagai firman Allah dari Al Qur’an dan hadits Rasul dari berbagai riwayat.
1. Perbuatan Tidak Baik
Perbuatan baik ialah perbuatan yang pantas atau dianjurkan dan diakui oleh semua orang baik dalam etika umum atau dari segi islami. Semua orang pasti mengetahui bahwa memukul termasuk perbuatan yang tidak baik sebab termasuk perbuatan kasar dan menyakiti orang lain. “Sebaik baik suami adalah yang paling baik kepada istrinya, sejelek jelek suami adalah yang paling buruk kepada istrinya”. (HR Muslim).
Kewajiban suami terhadap istri dalam islam ialah berbuat baik kepada istrinya. Dalam islam, memukul termasuk contoh perbuatan suami yang tidak baik, apalagi dilakukan oleh laki laki kepada perempuan yang seharusnya disayangi dan dilindungi. Islam menyukai kedamaian dan kasih sayang, islam bukan agama yang mengajarkan tindakan tersebut.
2. Menyusahkan Istri
“Jika mentaatimu, maka janganlah kamu mencari cari alasan untuk menyusahkannya”. (QS An Nisa : 34).
Istri yang tidak berbuat salah, atau selalu taat pada suami, tidak boleh untuk disusahkan. Seperti halnya tindakan memukul merupakan salah satu hal yang menyusahkan istri, sebab menimbulkan rasa sakit dalam hati juga secara fisik. Cara rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menyayangi istri salah satunya ialah dengan menyenangkannya dan tidak pernah berlaku kasar atau menyusahkan istri, kita sebagai umat islam wajib mencontoh teladan tersebut.
3. Tidak Boleh Melukai
Istri yang tidak taat ketika dinasehati, boleh dipukul dengan syarat untuk kebaikan, tetapi bukan pukulan pada wajah atau pukulan yang melukai. Pukulan tersebut hanya berupa teguran ringan dan tidak boleh meninggalkan bekas kesakitan pada fisik istri. “Dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai”. (HR Muslim).
Dalam hal ini ialah istri yang sebelumnya telah ditegur dengan cara dinasehati, didiamkan, hingga dijauhi atau pisah tempat tidur. Alasan yang dilakukan juga wajib karena syariat islam, bukan karena keinginan pribadi atau karena hawa nafsu. Sebab selalu ada balasan menyakiti orang lain dalam islam, jangan sampai hawa nafsu membuat seorang suami tega menyakiti istrinya sendiri.
4. Bukan Lelaki Sholeh
“Sesungguhnya mereka itu yang suka memukul istrinya, bukan orang yang baik diantara kamu”. (HR Ibnu Majah).
Suami yang baik tentu yang lembut tingkah lakunya pada istri, yang memiliki ketegasan tetapi tidak dilakukan dengan cara yang kasar. Lelaki yang sholeh terlihat dari cara perlakuannya pada istrinya. Jika ia baik maka baik pula akhlaknya, dan sebaliknya. Ciri ciri laki laki sholeh menurut islam salah satunya ialah yang mampu membahagiakan dan baik pada istrinya.
5. Lelaki Selalu Membutuhkan Istri
Suami dan istri selalu saling membutuhkan satu sama lain. Baik dalam hal nafkah, kasih sayang, juga dalam berbagai keperluan pribadi. Seorang suami wajib berbuat baik kepada istrinya dalam keadaan apapun, tidak hanya ketika membutuhkan atau menginginkan sesuatu. “Bagaimana mungkin seorang diantara kalian sengaja mencambuk istrinya sebagaimana ia mencambuk budaknya, lalu ia menyetubuhinya di sore harinya?”. (HR Tirmidzi).
Ada hukum istri menolak bersetubuh dalam islam yang merupakan wujud ketaatan, suami pun harus membalasnya dengan kasih sayang.
6. Bukan Teladan Rasulullah
“Rasulullah tidak pernah memukul istrinya walau sekalipun”. (HR Muslim). Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam selalu memberi teladan yang baik dan menganjurkan umatnya untuk mengikuti teladan tersebut. Begitu pula halnya dengan cara beliau dalam memperlakukan istri. Dalam keadaan marah pun Rasulullah tidak pernah memukul istrinya.
7. Bukan Pemimpin yang Baik
Suami adalah pemimpin bagi istri. Sudah selayaknya seorang pemimpin wajib memimpin dan menuntun dengan cara yang baik agar menimbulkan rasa kasih sayang antara keduanya. “Kaum pria adalah qawwam (pemimpin) bagi kaum wanita”. (QS An Nisa : 34).
Istri dalam kehidupan keseharian akan mengikuti teladan suami, jika suami berbuat kasar kepadanya seperti memukul, maka sang istri pun nantinya akan meniru dengan berbuat kasar pula pada anak anaknya atau ketika melayani suaminya, sehingga keikhlasan dalam rumah tangga menjadi berkurang.
8. Lelaki Wajib Bertanggung Jawab
“Suami kelak akan ditanya pertanggungjawaban tentang mereka (keluarganya)”. (HR Al Bukhari no.2554).
Seorang suami kelak di akherat akan ditanya amal perbuatan yang dilakukannya, termasuk bagaimana perlakuan terhadap istrinya. Jika berbuat baik, maka ia juga akan mendapat balasan yang baik di akherat, tetapi jika ia berlaku kasar, maka suami tersebut juga akan dimintai pertanggung jawabannya. Sebab telah menyakiti istrinya secara fisik dan hatinya.
9. Jauh dari Rahmat Allah
“Karena disebabkan rahmat Allah lah engkau dapat bersikap lemah lembut dan lunak kepada mereka (keluarganya). Sekiranya engkau adalah seorang yang kaku, keras, lagi berhati kasar, tentu mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu”. (QS Ali Imran : 159).
Penjelasan dari firman Allah tersebut ialah, seorang suami yang bersifat kasar mungkin akan mampu membuat istrinya mengikuti segala keinginannya, tetapi hal tersebut dilakukan bukan karena taat, melainkan karena rasa takut. Tetapi jika suami menuntun istri dengan lemah lembut, maka istri akan jauh lebih terbuka dan mau menjalankan perintah suami atas dasar kasih sayang dan wujud ketaatan pada suaminya. Hal itu lebih baik, tidak akan ada rasa terpaksa pada hati istri.
10. Tidak Sesuai Syariat Islam
Islam mengajarkan cara bergaul antara suami istri dengan cara yang baik. Memukul istri bukanlah perbuatan yang baik menurut islam sebab bukan perbuatan yang dilakukan atas dasar kasih sayang dan kelembutan. “Dan bergaullah dengan mereka (para istri) dengan cara yang baik”. (QS. An Nisa : 19).
11. Melanggar Perintah Allah
Allah memerintahkan kepada setiap umat mukmin untuk memperlakukan istrinya dengan biaik, yakni memberikan tutur kata yang baik dan senantiasa memperbagus penampilan sesuai kemampuan, hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan kasih sayang antar keduanya. “Yakni perindah ucapan kalian terhadap mereka (istri) dan perbagus perbuatan dan penampilan kalian sesuai kadar kemampuan”. (Al Hafidz Ibnu Katsir).
Jika seorang suami memukul istri hingga menyakiti dan melukai fiisknya, maka dia telah melanggar perintah Allah. Hal tersebut akan berpengaruh pada aspek lainnya, seperti keberkahan hidup dan rejeki, dimana doa seorang istri juga berpengaruh pada rejeki suami.
12. Melanggar Hak Istri
“Dan para istri memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf”. (QS Al Baqarah : 228).
Istri memiliki hak untuk disayangi dan dipenuhi nafkah lahir batinnya dengan cara yang semestinya. Istri tentu tetap memiliki kewajiban yang selalu dilaksanakannya setiap hari, dan sebagai gantinya istri juga memiliki hak untuk diperlakukan dengan baik dan dilindungi.
13. Tidak Memiliki Rasa Kasih Sayang
Suami yang baik ialah yang di dalam hatinya memiliki rasa kasih sayang dan kelembutan, kasih sayang itu diwujudkan dalam bentuk perilaku dan perkataan. Suami diperintahkan Allah untuk memberikan curahan kasih sayang pada istri sebab istri diciptakan dengan kodratnya untuk dipimpin suami dan dilindungi.
“Karena para istri adalah makhluk Allah yang lemah sehingga sepantasnya menjadi tempat curahan kasih sayang”. (Tuhfatul Ahwadzi).
14. Tidak Sesuai Anjuran Rasulullah
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam terkenal akan kasih sayangnya terhadap istri, Rasulullah senantiasa memperlakukan istrinya dengan penuh kasih sayang, senantiasa mendengar keluh kesahnya, juga melindungi dan menuntun istrinya ke jalan yang baik. Rasulullah pun memerintahkan hal itu kepada seluruh umatnya. “Hendaklah engkau bersikap lembut”. (HR Muslim no.2594).
Larangan memukul dalam islam ialah perbuatan yang tercela, wujud dari sifat manusia yang kalah akan hawa nafsu. Ketika seorang suami melamar istrinya dengan memohon kepada walinya, tentu ia berjanji akan menjaga dan melindungi wanita tersebut seumur hidupnya, janji tersebut wajib ditepati sebab merupakan bukti kesungguhannya.
15. Tidak Disukai Allah
Allah memiliki berbagai nama yang mewujudkan sifat Nya, seperti maha pengasih, maha penyayang, maha pengampun, juga maha pendengar. Semua itu mewujudkan sifat yang mulia. Sifat yang penuh kelembutan dan kasih sayang. Allah senantiasa mengurus dan memenuhi segala kebutuhan hamba Nya, begitu pula harapan Allah pada hambaNya, “Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam segala hal”. (HR Al Bukhari no.6024).
Yaitu untuk memperlakukan sesama dengan penuh kelembutan. Dengan orang lain saja Allah menganjurkan untuk bersikap lemah lembut. Apalagi dengan istri, yang merupakan teman hidup dalam suka dan duka, yang selalu mendampingi dan melayani suami setiap hari. Sebab itu larangan memukul istri dalam islam jelas alasannya, bahwa Allah tidak menyukai dan tidak memerintah hambaNya untuk berbuat kasar, perbuatan kasar hanyalah perbuatan yang mengikuti hawa nafsu syetan dan menjuruskan kepada keburukan.
16. Tanda suami yang gagal berumah tangga
Hal yang perlu diingat lainnya, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda bahwa, tidak ada orang yang memukul istrinya kecuali mereka yang gagal dalam hidupnya.
“Artinya apa? Kenapa disebut gagal? Karena suami sebagai kepala rumah tangga sesungguhnya bertugas untuk menjaga rumah tangganya sehingga keluarga hidup harmonis. Kalau dia memukul, berarti dia menjadi orang atau suami yang gagal.”
17. Untuk menjaga keharmonisan rumah tangga
Adapun dalilnya adalah sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam ketika ditanya tentang hak istri atas suaminya, lalu beliau menjawab sebagai berikut.
"Di antara kewajibanmu (para suami) kepada mereka (para istri): engkau memberinya makan ketika engkau makan, dan engkau memberinya pakaian ketika engkau berpakaian, dan janganlah engkau memukul wajahnya, dan jangan pula menghinanya, dan jangan pula meng-hajr (memboikot) dirinya kecuali di dalam rumah." (Hadits sahih. Riwayat Abu Dawud (VI/180 no 2128), Ibnu Majah (I/593 no 1850), dan Ahmad (IV/447), dari Mu’awiyah bin Hairah RA).
Demikian artikel mengenai larangan memukul istri dalam islam, semoga menjadi wawasan islami yang bermanfaat untuk anda. Terima kasih sudah membaca.
Semoga bermanfaat....
ONE DAY ONE HADITS
Kamis, 9 Mei 2024 M / 30 Syawal 1445 H.
Cemburu Dalam Rumah Tangga
قَالَ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ : لَوْ رَأَيْتُ رَجُلاً مَعَ امْرَأَتِيْ لَضَرَبْتُهُ بِالسَّيْفِ غَيْرَ مُصَفِّحٍ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَتَعْجَبُوْنَ مِنْ غِيْرَةِ سَعْدٍ لأَنَا أَغْيَرُ مِنْهُ وَاللهُ أَغْيَرُ مِنِّيْ
“Sa’ad bin Ubadah radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Sekiranya aku melihat seorang laki-laki bersama dengan istriku (berzina), niscaya dia akan kutebas dengan pedang.’ Ucapan itu akhirnya sampai kepada Rasulullah. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Apakah kalian merasa heran atau kagum terhadap kecemburuan Sa’ad? Demi Allah, aku lebih cemburu daripadanya, dan Allah lebih cemburu daripadaku’” (HR. Bukhari).
Pelajaran yang terdapat didalam hadits :
1- Hadits ini memberikan petunjuk Allah dan rasulNya lebih cemburu, murka yang amat sangat daripada seorang laki-laki yang melihat seorang laki-laki bersama dengan istri, anak dan saudara perempuannya(berzina) atau mendekatinya.
2- Maka oleh karena itu Allah mengharamkan pebuatan keji(fakhisyah) yang nampak atau yang tersembunyi bahkan mendekatinya saja.
3- Bagi jiwa-jiwa yang suci dan aqal yang sehat perbuatan dosa besar dan keji(zina) atau mendekatinya merupakan pantangan besar yang harus dijauhi.
4- Di dalam kitab Sahihain melalui Ibnu Mas'ud Radhiyallahu Anhu disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda:
"لا أحد أغْيَر من اللَّهِ، مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ حَرَّم الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَر مِنْهَا وَمَا بَطنَ"
Tidak ada seorang pun yang lebih pencemburu daripada Allah, karena itulah Dia mengharamkan semua hal yang keji, baik yang tampak ataupun yang tersembunyi.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al quran :
1- Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
وَلا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
dan janganlah kalian mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang tampak di antaranya maupun yang tersembunyi. (QS. Al-An'am: 151).
2- Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang hamba-hamba-Nya berbuat zina, begitu pula mendekatinya dan melakukan hal-hal yang mendorong dan menyebabkan terjadinya perzinaan.Yakni dosa yang sangat besar. Dan suatu jalan buruk.
وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا
Dan janganlah kalian mendekati zina: sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,
(QS. Al-Isra: 32).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.