Edisi Ahad, 5 Mei 2024 M / 26 Syawal 1445 H.
Anak adalah anugrah yang selalu diharapkan dalam kehidupan keluarga, anak diibaratkan dengan sosok yang bisa memberikan kebahagiaan dan rezeki pada orang tua baik itu melalui rezeki dalam hal keuangan maupun dalam hal amalan. Ada berbagai kepercayaan mengenai anak, ada yang merasa memiliki sedikit anak yang penting mampu memberikan kebahagiaan sepenuhnya, ada pula yang merasa punya banyak anak tak masalah bagaimanapun kondisi keuangannya sebab Allah yang maha memberi rezeki.
Memiliki banyak anak, apalagi anak yang saleh dan salehah merupakan harta terbesar bagi orang tua. Betapa banyak orang tua yang sudah tua renta dan sepuh, dahulunya menyesal hanya punya anak satu atau dua, karena kini mereka kesepian di usia senja mereka. Anak-anak mereka yang hanya sedikit dan sibuk dengan urusan masing-masing atau terpisah di pulau yang jauh. Mereka menyesal dan berangan-angan, sekiranya dahulu punya anak yang banyak sehingga mereka tidak kesepian dan banyak yang perhatian pada mereka di usia senja. Terlebih anak yang saleh berusaha menyenangkan orang tua dan mencari ridha kedua orang tuanya.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسُخْطُ الرَّبِّ فِي سُخْطِ الْوَالِدِ
“Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua” (Shahih al-Adabil Mufrad no. 2).
Pada kesempatan tausiah sore ini mari kita simak 17 manfaat memiliki banyak anak dalam islam berikut ini :
1. Mengikuti Anjuran Allah
Allah memang menganjurkan untuk memiliki banyak anak terlepas dari bagaimana kondisi keuangan yang dihadapi sebab bagi Allah hal itu merupakan jalan untuk banyak berbuat amal kebaikan dan jalan untuk mencari rezeki yang lebih berkah di jalanNya beserta doa pembuka rezeki dari segala penjuru.“ …dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untuk kamu (yaitu anak)” [QS. Al-Baqarah/2 : 187].
2. Memperbanyak Umat Muslim
Rasul bangga dengan laki laki yang menikah dengan perempuan yang subur hingga bisa memiliki banyak anak dan menjadi anak anak tersebut umat islam yang sholeh mengikuti ajaran islam beserta 5 rukun islam dalam ajaran islam. “Nikahilah perempuan yang pecinta (yakni yang mencintai suaminya) dan yang dapat mempunyai anak banyak, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab (banyaknya) kamu di hadapan umat-umat (yang terdahulu)” [Shahih Riwayat Abu Dawud].
3. Berkah Dunia Akherat
Rasul selalu mendoakan agar sahabatnya memiliki banyak anak sehingga bisa memperbanyak rezeki dan memperbanyak jalan kebaikan yakni dengan keutamaan mengajarkan ilmu dalam islam dan pemahamanan agama yang kuat untuk anak anaknya. “Ya Allah ! Banyakkanlah hartanya dan anaknya, dan panjangkanlah umurnya dan ampunkanlah ia” [Derajad hadits ini Hasan].
4. Amal Jariyah
“Dari Abu Hurairah, Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Setiap manusia dilahirkan ibunya atas dasar fitrah Maka apabila kedua orang tuanya muslim, maka jadilah dia anak muslim..” [Riwayat Muslim dan lain-lain]. Tentunya anak akan menjadi sesuatu yang kekal amalnya jika mampu mengarahkan kepada jalan kebaikan sehingga pahala terus mengalir hingga akherat sebab memiliki amal jariyah.
5. Kebaikan Hingga Akherat
“Dari Abu Hurairah : Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Apabila manusia itu telah mati maka terputuslah dari semua amalnya kecuali tiga perkara yaitu Anak shalih yang mendo’akannya” [Riwayat Muslim dan lain-lain].
Kedudukan anak dalam hukum islam adalah Anak yang sholeh akan memberikan kebaikan untuk orang tuanya yakni memberikan doa yang bisa melindungi orang tuanya dari azab atau keburukan di akherat.
6. Jalan Rezeki
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka.” (QS. Al An’am [6]: 151).
Allah tidak menyukai seseorang yang takut punya anak karena takut miskin dan takut tak bisa menghidupi, hal itu sama saja dengan tidak percaya akan kekuasaan dan kekayaan yang dimiliki oleh Allah.
7. Menambah Taqwa
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Thalaq [65]: 2-3).
Bagi yang ingin memiliki banyak anak dengan niat ibadah karena Allah dan memperbanyak jumlah umat muslim yang sholeh, maka baginya adalah jalan menjadi orang yang lebih bertaqwa.
8. Motivasi Kesuksesan
Anak adalah karunia. Kehadiran mereka adalah nikmat. Anak dan keturunan memang dapat melahirkan ragam kebaikan. Dalam kehidupan rumah tangga, anak-anak dan keturunan ibarat tali pengikat yang dapat semakin menguatkan hubungan pasangan suami istri. Dan dari sana lah kemudian akan tercipta keharmonisan dalam rumah tangga; sakinah, mawaddah dan rahmah. (Dari ceramah Syaikh Sa’ad As-Syitsry, Ahkam Al Maulud).
Memiliki anak banyak akan menjadikan kedua orang tuanya lebih banyak bekerja sama untuk memberikan kehidupan yang layak untuk anaknya, kedua orang tua menjadi jauh lebih bersemangat dalam mencari rezeki yang berkah dan mendekatkan diri satu sama lain untuk bersama sama memberikan kasih sayang dan segalanya yang terbaik.
9. Mendapat Syafaat
“Tidaklah seorang muslim yang ditinggal wafat oleh tiga orang anaknya yang belum baligh kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam surga karena keutamaan rahmat-Nya kepada mereka”. (HR. Bukhari, no. 1381).
Bagi yang mempunyai anak banyak namun ada takdir diambil oleh Allah tanpa penyebab yang dikarenakan orang tuanya maka orang tuanya akan menjadi jalan untuk nantinya mendapat syafaat.
10. Mengikuti Takdir Allah
“Tidaklah seorang muslim ditinggal mati oleh tiga anaknya yang belum baligh, melainkan ia akan dimasukkan ke dalam pintu surga yang mana saja yang ia mau.” (HR. Ibnu Majah, no. 1604. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih). Orang tua akan mendapatkan surga sesuai yang dijanjikan Allah selama mereka telah berusaha dan memberikan yang terbaik dalam merawat dan menghidupi anak anaknya.
11. Menyebarkan Lebih Banyak Ilmu
Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul-Nya yang mengajak kamu kepada suatu yang memberi (kemaslahatan/kebaikan) hidup bagimu.” (QS. al-Anfaal: 24).
Tentunya memiliki banyak anak akan membuat seseorang menjadi lebih banyak menyebarkan ilmu pada anak anaknya tersebut sehingga hal itu merupakan jalan pahala karena mengajak umat muslim menuju surga dan jalan kebaikan Allah.
12. Kehidupan yang Baik
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia), dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka (di akhirat) dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. an-Nahl: 97).
Orang tua yang mengerjakan amal sholeh dan mengajarkannya pada anak anaknya serta berusaha sebaik mungkin untuk memberikan penghidupan yang terbaik untuk anak anaknya atau memiliki tanggung jawab yang penuh maka akan mendapat kehidupan yang baik yang diliputi dengan kasih sayang yang penuh dari Allah.
13. Sunnah Rasulullah
Dari Ma’qil bin Yasar al-Muzani radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Seorang lelaki pernah datang (menemui) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: Sesungguhnya aku mendapatkan seorang perempuan yang memiliki kecantikan dan (berasal dari) keturunan yang terhormat, akan tetapi dia tidak bisa punya anak (mandul), apakah aku (boleh) menikahinya?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak (boleh)”, kemudian lelaki itu datang (dan bertanya lagi) untuk kedua kalinya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali melarangnya, kemudian lelaki itu datang (dan bertanya lagi) untuk ketiga kalinya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Nikahilah perempuan yang penyayang dan subur (banyak anak), karena sesungguhnya aku akan membanggakan (banyaknya jumlah kalian) dihadapan umat-umat lain (pada hari kiamat nanti).” Bagi seorang perempuan yang masih gadis, kesuburan ini diketahui dengan melihat keadaan keluarga (ibu dan saudara perempuan) atau kerabatnya, lihat kitab ‘Aunul Ma’buud, 6/33-34). (HR Abu Dawud (no. 2050).
Rasulullah menganjurkan untuk menikahi wanita yang subur yang mampu memiliki banyak anak sehingga dalam kehidupan keturunan bisa diteruskan dan bisa menjadi jalan untuk lebih banyak lagi berbuat kebaikan serta menyebarkan amal sholeh, orang tua tersebut menjadi memiliki jalan yang seluas luasnya untuk mencari pahala yang mulia di sisi Allah.
14. Derajat Tinggi di Surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sungguh seorang manusia akan ditinggikan derajatnya di surga (kelak), maka dia bertanya: Bagaimana aku bisa mencapai semua ini? Maka dikatakan padanya: (Ini semua) disebabkan istigfar (permohonan ampun kepada Allah yang selalu diucapkan oleh) anakmu untukmu.” (Kitab al-Maudhuuaat (2/281), al-‘Ilal mutanaahiyah (2/636) keduanya tulisan imam Ibnul Jauzi, dan Silsilatul Ahaaditsidh Dha’iifah” (no. 3580).
Anak yang sholeh yakni yang sering berdzikir tidak hanya bermanfaat untuk anak tersebut saja namun juga memberikan kebaikan untuk kedua orang tuanya di akherat sehingga kedua orang tuanya ikut merasakan kesenangan di akherat dan jauh dari kegundahan, hal itu jika selama hidup orang tua berbuat baik dan mengajarkan kebaikan pada anaknya.
15. Pahala Mendidik dan Merawat
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata: “Memelihara diri (dari api neraka) adalah dengan mewajibkan bagi diri sendiri untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, serta bertobat dari semua perbuatan yang menyebabkan kemurkaan dan siksa-Nya. Adapun memelihara istri dan anak-anak (dari api neraka) adalah dengan mendidik dan mengajarkan kepada mereka (syariat Islam), serta memaksa mereka untuk (melaksanakan) perintah Allah. Maka seorang hamba tidak akan selamat (dari siksaan neraka) kecuali jika dia (benar-benar) melaksanakan perintah Allah (dalam ayat ini) pada dirinya sendiri dan pada orang-orang yang dibawa kekuasaan dan tanggung jawabnya.” (Taisiirul Kariimir Rahmaan, hal. 640). Mendidik dan merawat anak adalah hal yang mulia dimana hal itu akan mendapatkan banyak pahala sehingga ia menjadi seseorang yang jauh dari api neraka.
16. Mengharapkan doa baik dari anak yang shalih
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau do’a anak yang shalih.” (HR. Muslim no. 1631).
17. Mengharapkan syafa’at dari anak yang meninggal dunia.
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, dia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda,
مَا مِنْ النَّاسِ مُسْلِمٌ يَمُوتُ لَهُ ثَلَاثَةٌ مِنْ الْوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إِيَّاهُمْ
“Tidaklah seorang muslim yang ditinggal wafat oleh tiga orang anaknya yang belum baligh kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam surga karena keutamaan rahmat-Nya kepada mereka”. (HR. Bukhari, no. 1381).
Dari ‘Utbah bin ‘Abdin As-Sulami, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ لَهُ ثَلاَثَةٌ مِنَ الْوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ إِلاَّ تَلَقَّوْهُ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ دَخَلَ
“Tidaklah seorang muslim ditinggal mati oleh tiga anaknya yang belum baligh, melainkan ia akan dimasukkan ke dalam pintu surga yang mana saja yang ia mau.” (HR. Ibnu Majah, no. 1604. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Semoga bermanfaat....
ONE DAY ONE HADITS
Ahad, 5 Mei 2024 M / 26 Syawal 1445 H.
Anak Investasi Dunia Akhirat
إِنَّ أُمِّيَ افْتُلِتَتْ نَفْسَهَا وَلَمْ تُوصِ، وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ، أَفَلَهَا أَجْرٌ، إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ تَصَدَّقْ عَنْهَا»
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa ada seorang lelaki yang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ibuku mati mendadak, sementara beliau belum berwasiat. Saya yakin, andaikan beliau sempat berbicara, beliau akan bersedekah. Apakah beliau akan mendapat aliran pahala, jika saya bersedekah atas nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya. Bersedekahlah atas nama ibumu.”
(HR. Bukhari 1388 dan Muslim 1004).
Dalam hadits yang lain, dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa ibunya Sa’d bin Ubadah meninggal dunia, ketika Sa’d tidak ada di rumah. Sa’d berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا، أَيَنْفَعُهَا شَيْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ»
“Wahai Rasulullah, ibuku meninggal dan ketika itu aku tidak hadir. Apakah dia mendapat aliran pahala jika aku bersedekah harta atas nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.”
(HR. Bukhari 2756).
Pelajaran yang terdapat di dalam hadits :
1. Hadits tersebut mengabarkan tentang perbuatan anak kepada orang tuanya, sedekah yang dilakukan anak tersebut pahalanya sampai kepada mayit karena memang Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam sendiri menegaskan perbuatan anak baik diniatkan maupun tidak secara khusus diniatkan orang tua yang telah wafat tetap mendapatkan keutamaan dengan sempurna.
2. Segala amal shalih yang diamalkan anaknya maka pahalanya akan sampai kepada kedua orang tuanya tanpa mengurangi pahala si anak tersebut, sebab si anak merupakan hasil usaha kedua orang tuanya. Beikut dalil yang menjadi rujukan adalah riwayat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda,
إِذَا مَاتَ ابن آدم الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثلاث ثَلَاثَةٍ : إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila anak Adam meninggal, maka terputus darinya semua amalan kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya.”
(HR. Muslim 4310).
3. Keutamaan memiliki anak shaleh tidak bias tergantikan oleh yang lain. Sampainya pahala amal perbuatan dan doa anak tidak diragukan lagi. Adapun dari pihak lain kita masih belum bisa memastikan karena dalil rujukan bukan dari firman Allah Subhanahu WaTa'ala dan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, tetapi hanya sebatas pendapat dan qoul saja.
4. Memiliki anak adalah sebuah rezeki dari Allah yang tiada tara. Anak bisa menjadi jalan pahala dan menjadi jalan ke surga selama orang tua bersungguh sungguh dalam menjalankan tugasnya yakni memberikan yang terbaik untuk anak sejak dalam kandungan hingga anak tersebut dewasa bahkan hingga anak tersebut berkeluarga dan mampu hidup dengan mandiri. Ajarkan yang pertama dan utama, maksudnya tanamkan akidah keimanan yang kokoh pada jiwa anak agar selalu merasa yakin Allah Subhanahu WaTa'ala selalu hadir menyertainya, dan yang keuda ajarkan shalat lima waktu di masjid dengan berjamaah. Bila kedua hal tersebut telah berhasil maka silahkan orang tua tersenyum dan siap-siap mengharap aliran pahala terus mengalir sekalipun sudah terlebih dahulu berada di alam kubur.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Qur'an :
Firman Allah Subhanahu WaTa'ala menegaskan bahwa amal perbuatan yang kita lakukan, dan semua perilaku dan perbuatan kita dicatat dan balas dengan keutamaan yang berlipat. Allah berfirman,
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآَثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
“Sesungguhnya Kami yang menghidupkan orang mati, Kami catat semua yang telah mereka lakukan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan semuanya kami kumpulkan dalam kitab (catatan amal) yang nyata.”
(QS. Yasin: 12).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.