Selasa, 02 Juli 2024

AMALAN PENGHAPUS DOSA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIMANAN

Edisi Selasa, 2 Juli 2024 M / 25 Dzulhijjah 1445 H.

Manusia tentunya tak luput dari melakukan perbuatan dosa walau itu kecil. Maka dari itu, sudah menjadi kewajiban dari manusia adalah untuk menghilangkan dosa atau tazkiyatun nafs, mensucikan diri dan jiwa dari dosa-dosa yang pernah dilakukan. Disadari atau tidak, disengaja atau tidak, setiap manusia pasti pernah melakukan perbuatan dosa dan kesalahan. Baik kesalahan itu yang berhubungan dengan Allah maupun yang berhubungan dengan sesama hamba.   

Dan sebagai seorang muslim dan mukmin, ketika ia melakukan sebuah perbuatan dosa maka ia pasti ingin dosanya tersebut dapat dihapus dan terampuni. Karena bila tidak, maka dosa dan kesalahan yang ia perbuat itu akan membawa dampak buruk baginya, baik ketika ia masih hidup di dunia atau kelak ketika ia hidup di alam akhirat. Untuk itu seorang yang melakukan kesalahan dituntut untuk segera meminta maaf dan bertobat demi melebur dosa dan kesalahannya itu.

Hal ini pernah disampaikan oleh Rasulullah bahwa setiap manusia pasti berbuat dosa. Dan sebaik-baik pelaku dosa adalah orang yang menyadari kesalahannya lalu bertobat darinya.

Rasulullah shallallȃhu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:  

 كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Artinya: “Setiap anak keturunan Adam itu berbuat dosa. Dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah orang-orang yang mau bertobat” (HR Ibnu Majah).

Berikut ini adalah beberapa amalan penghapus dosa yang berhubungan dengan keimanan :

1. Membaca Syahadat 

“Tiadalah dari seorang hamba yang membaca “Laa Ilaaha Illallah, Muhammadur Rasulullah” melainkan Allah Ta’ala berfirman: “Benarlah hamba-Ku, Aku adalah Allah, tidak ada Tuhan melainkan Aku. Aku menjadikan saksi kamu semua wahai para malaikat-Ku. Aku benar-benar telah mengampuninya dari dosanya yang telah berlalu dan yang akan datang” (Hadits dalam Tanqihul Qaul).

“Barangsiapa menyaksikan (percaya) bahwa tiada Tuhan melainkan Allah tiada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan pesuruh-Nya, dan bahwa Nabi Isa itu hamba Allah dan pesuruh-Nya dan kalimat-Nya yang Ia jatuhkan kepada Maryam dan roh daripada-Nya dan bahwa Surga itu hak dan bahwa neraka itu juga hak, maka barangsiapa yang menyaksikan yang demikian itu, niscaya Allah memasukkan dia ke sorga, sesuai dengan amal yang telah dilakukannya” (HR. Syaikhani dari Ubadah bin Shamit).

2. Membaca Shalawat 

“Telah datang kepadaku utusan dari Tuhanku ‘Azza wa Jalla maka dia berkata: “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atas engkau diantara ummatmu, maka, Allah Subhanahu wa ta’ala menuliskan baginya sepulu ganjaran (kebaikan) dan menghapuskan daripadanya sepuluh kejahatan, lalu mengangkatkan Allah baginya sepuluh derajat dan memberikan Allah atasnya (membalasi Allah) yang seumpamanya”  (HR. Ahmad dari Abi Thalhah).

“Perbanyak olehmu shalawat atasku, maka sesungguhnya shalawat kamu atasku adalah ampunan bagi dosanya, dan carilah olehmu dariku derajat yang tinggi dan wasilah (jalan), maka sesungguhnya jalanku di sisi Tuhanku, itu adalah syafa’at bagi kamu” (HR. Ibnu ‘Asakir dari Hasan bin Ali).

“Tiada seorang hambapun dari ummatku yang mengucapkan shalawat kepadaku dengan satu shalawat secara ikhlas dari pihak dirinya sendiri, melainkan Allah memberi balasan atasnya sepuluh shalawat, dan dituliskan Allah baginya 10 kebajikan, dan dihapuskan Allah daripadanya 10 kejelekan”. (HR. Abu Nu’aim).

Dari Abdul Aziz bin Shuhaib dari Anas bin Malik ra. Berkata, saya berdiri disisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau bersabda:  “Siapa bershalawat atasku di setiap hari Jum’at sebanyak 80 kali, maka Allah Ta’ala mengampuni dosanya delapan puluh tahun”, kemudian saya bertanya : “Wahai Rasulullah, bagaimana (cara) bershalawat atasmu?” Beliau bersabda : “Hendaknya engkau membaca : “Allahumma shalli ‘alaa Muhammadin ‘abdika wa rasuulikan nabiyyil ummiyyi”.

3. Membaca kalimat tahlil 

“Malaikat maut mendatangi seseorang yang baru saja meninggal kemudian sang malaikat membelah semua anggota tubuhnya, dan ternyata ia tidak menemukan suatu amal kebaikanpun yang dilakukannya. Kemudian ia membelah dadanya hatinya dan ternyata ia tidak menemukan suatu kebaikanpun di dalamnya. Lalu ia membuka kedua rahangnya, dan ternyata ia menemukan ujung lidahnya menempel pada langit-langit mulutnya, rupanya orang tersebut baru saja membaca kalimah “Laa Ilaaha Illallah” (Tidak ada tuhan selain Allah), maka akhirnya ia mendapatkan ampunan berkah kalimah ikhlas tersebut” (HR. Ibnu Abid Dunya dari Abu Hurairah).

“Pengamalan Laa Ilaaha Illallah, tidak ada suatu amalanpun yang dapat menyamainya, dan ia dapat melebur semua dosa” (HR. Ibnu Majah).

4. Ridha dengan takdir kebutaan 

“Sekali-kali tidaklah dicobai seorang hamba dengan sesuatu yang lebih dari syirik, dan sekali-kali tidak dicobai dengan sesuatu sesudah syirik lebih dari hilang penglihatannya, dan sekali-kali tidaklah dicobai hamba dengan hilang penglihatannya, lalu dia sabar, melainkan Allah mengampuni dosanya” (HR. Bazzar dari Baridah).

5. Memperbanyak dzikrullah 

“Tiadalah suatu kaum yang duduk mengingat (berdzikir) kepada Allah, kecuali menyeru mereka yang ada di langit, “Bangunlah kamu (dari dudukmu) dalam keadaan mendapat ampunan”. (HR. Adh-dhiya’ dari Anas).

6. Ridha dengan tumbuhnya uban 

“Tiada seorang muslimpun yang beruban sehelai rambutnya dalam Islam, melainkan Allah tuliskan untuknya satu kebaikan dan Allah hapuskan daripadanya satu kesalahannya”. (HR. Abu Dawud dari Ibnu Umar).

7. Membaca surah ya siin 

“Barangsiapa yang membaca surah Yasiin untuk mencari ridha Allah, diampuni Allah baginya apa yang terdahulu dari dosanya, maka bacalah surah itu di dekat orang yang akan mati” (HR. Baihaqi dari Mu’qal bin Yasar).

8. Membaca 4 surah 

“Barangsiapa yang membaca: “Al-Fatihah, Qul-huwallahu ahad, Qul a’udzu birobbil falaq dan Qul a’udzu birabbinnas”, tujuh kali, tujuh kali, sebelum ia melipat kedua kakinya apabila imam telah mengucapkan salam pada hari Jum’at (shalat Jum’at), diampunilah baginya dosanya yang terdahulu dan yang terkemudian” (HR. Abul As’ad al-Qosyiri dari Anas).

9. Memperbaharui syahadat 

“Siapa yang permulaan ucapannya “Laa ilaaha Illallah” dan pada akhir ucapannya “Laa ilaaha Illallah” dan ia melakukannya seribu kejelekan (maksudnya dosa-dosa kecil), jika ia hidup seribu tahun, maka Allah tidak akan menanyakan dosanya sama sekali” (Hadits terdapat dalam Tanqihul Qaul).

“Siapa mengucap “Laa ilaaha Illallah, Muhammadur Rasulullah” satu kali, maka dosa (kecil)nya diampuni sekalipun dosa-dosa itu seperti buih dilautan” (Hadits terdapat dalam Tanqihul Qaul).

10. Membaca Bismillah dan Menulis Bismillah 

“Siapa membaca “Bismillaahir Rahmaanir Rahiim” sekali, maka (dileburlah dosa kecilnya) sehingga dosanya tidak ada yang tertinggal seberat dzarrah (debu) pun” (Hadits dalam Tanqihul Qaul).

“Siapa menulis “Bismillah” lalu memperindah (tulisannya) karena mengagungkan Allah, maka diampunilah dosanya yang telah lalu dan yang akan datang” (Hadits dalam Tanqihul Qaul).

11. Mengikut  Rasul-Nya (menjalankan sunnah) 

“Katakanlah hai Muhammad! Jika kamu mencintai Allah, maka ikutlah kamu dengan aku, niscaya Allah akan mengasihimu dan Dia akan mengampuni dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Ali Imran (3) : 31).

12. Ridha dengan sempitnya rezeki dan Musibah 

“Sesungguhnya diantara dosa, ada dosa yang tidak dapat diampuni oleh amal shalat, puasa, hajji dan umrah, tetapi ditutupi oleh kesusahan-kesusahan dalam mencari penghidupan” (HR. Ibnu ‘Asakir).

“Tidak seorang muslimpun yang tertimpa suatu musibah, yaitu penyakit atau lainnya, melainkan Allah gugurkan dengan sebab itu dosa-dosanya, sebagaimana pokok kayu menggugurkan daunnya” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud).

13. Ta’at kepada Allah dan Takut kepada Allah 

“Dan setiap hamba yang ta’at kepada-Ku, pasti Aku memberinya sebelum meminta kepada-Ku, dan mengabulkannya sebelum berdo’a kepadaKu, serta mengampuninya sebelum minta ampunan kepadaKu” (Hadits Qudsi Fiwayat Tamam, Ibnu ‘Asakir dan Dailami dari Abdurrahman bin Ka’ab bin Malik yang bersumber dari bapaknya).

“Jika seseorang gemetar tubuhnya karena merasa takut kepada Allah, maka berguguranlah dosa-dosanya daripada dirinya sebagaimana daun-daun berjatuhan dari pohon yang kering” (Hadits diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dan Abbas bin Abdul Muthalib).

14. Membaca surah al-Ikhlas 

“Barangsiapa membaca surah al-Ikhlash, 10 kali sesudah shalat subuh (Dhuha), maka ia tidak akan terkena dosa dalam sehari tersebut walaupun syetan ngotot menggodanya” (Hadits diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib).

15. Bertaqwa 

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu Furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu, dan Allah mempunyai karunia yang besar" (QS. Al-Anfal (8) : 29).

16. Membaca surah al-Mulk (tabarak). 

“Didalam Qur’an ada surah berisi 30 ayat dapat membela seseorang hingga diampunkan baginya, yaitu Tabarakalladzi Biyadihil Mulku” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dari Abu Hurairah).

17. Memanjangkan bacaan  La ilaha ilallah 

“Barangsiapa membaca “Laa Ilaaha Illallah” dengan memanjangkan bacaan (kalimat) itu maka akan hancur 4000 dosa besar” (Hadits diriwayatkan dari Anas bin Malik).

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Selasa, 2 Juli 2024 M / 25 Dzulhijjah 1445 H. 

Orang Yang Beriman Harus Mencari Ilmu Kebaikan

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَنْ يَشبَعَ المُؤمِنُ مِنْ خَيْرٍ يَسمَعُهُ حَتَّى يَكُونَ مُنْتَهَاهُ الْجَنَّةُ. (رواه الترمذي)

Dari Abu Said al Khudri radhiyallahu 'anhu (Semoga Allah meridhoinya), sesungguhnya Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda; “Orang yang beriman itu tidak pernah puas mendengarkan hal-hal yang baik sampai dia mencapai syurga.” (HR. At-Tirmidzi, dan dishahihkan Al-Hakim 4/129).

Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :

1- Dalam hadits di atas disebutkan bahwa seorang Mukmin harus mencari ilmu kebaikan, baik kebaikan untuk di dunia maupun kebaikan  untuk di akhirat yang kelak bisa mengantarkannya menuju nikmat Allah yang abadi yaitu Surga.

2- Mukmin yang mencari ilmu kebaikan harus berfikir secara Islami.

3- Agama Islam menganjurkan mempergunakan akal pikiran untuk menganalisa, meneliti semua makhluk dan alam benda ciptaan Allah ini, agar iman dan keyakinan semakin hidup dan semakin tinggi mutunya.

4- Manusia melihat semua alam ciptaan Allah Ta’ala yang ditangkap oleh penglihatan, dipikir di dalam alam pikirnya, dirasakan pertimbangannya dalam hati, sebagai anugerah Tuhan yang perlu dimanfaatkan sebagai ibadah.

5- Berfikir itu pelita yang hidup di dalam hati manusia. Ia merupakan jalannya perasaan yang dikirimkan melalui otak manusia untuk dilaksanakan oleh aggota badan dan panca indera. Hamba Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang suka berfikir, akan menghidupkan ruhaninya, menyegarkan otaknya, dan menyegarkan pelaksanaan ibadahnya.

6- Mukmin yang berfikir secara Islami pada umumnya akan mencari ilmu kebaikan. Sehingga dengan ilmu kebaikan itulah karakter atau akhlak seorang mukmin dapat terbentuk dengan baik sesuai petunjuk Ilahi Robbi.

Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :

1- Merekalah orang-orang yang mendapat berita gembira dalam kehidupan dunia dan akhiratnya;

... فَبَشِّرْ عِبَادِ ۞ الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللّٰهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ ۞

"Oleh itu gembirakanlah hamba-hambaKu yang berusaha mendengar perkataan-perkataan yang sampai kepadanya lalu mereka memilih dan menurut akan yang sebaik-baiknya (pada segi hukum ugama); mereka itulah orang-orang yang diberi hidayah petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang berakal sempurna." (QS. Az-Zumar/39: 17-18).

2- Islam menganjurkan umatnya mempergunakan akal pikiran untuk menganalisa, meneliti semua makhluk dan alam benda ciptaan Allah ini, agar iman dan keyakinan semakin hidup dan semakin tinggi kualitasnya;

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِ ۙ ۞ الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۚ  رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًا ۚ  سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ  ۞

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka." (QS. Ali 'Imran/3: 190-191).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.