Edisi Rabu, 3 Juli 2024 M / 26 Dzulhijjah 1445 H.
Menjadi manusia sempurna tanpa dosa atau kesalahan sedikit pun tentu sangat tidak mungkin. Bahkan dalam sebuah kalam hikmah disebutkan, “Manusia adalah tempat salah dan dosa”. Ungkapan sederhana, namun menyimpan banyak makna di dalamnya. Dengan ungkapan tersebut, manusia tidak mempunyai alasan untuk sombong dan merasa lebih baik dari orang lain, karena antara dirinya dan orang lain sama-sama pernah melakukan dosa.
Manusia dengan segala keterbatasan dan kekurangannya selalu diliputi kemungkinan berbuat dosa, baik disengaja atau tidak sekalipun. Apalagi jika hawa nafsu sudah menguasai jiwanya. Ia akan menjadi mainan yang sangat gampang untuk diajak berbuat kesalahan dan kemaksiatan. Bahkan, dalam kondisi itu, ketaatan seolah tidak bernilai sama sekali dalam kehidupannya.
Berikut ini adalah beberapa amalan penghapus dosa yang berhubungan dengan mu'amalah :
1. Menerima dan melayani tamu
“Apabila seorang tamu masuk pada suatu kaum, ia datang dengan membawa rizki, dan apabila keluar tamu itu keluarlah dia dengan ampunan dosa untuk mereka” (HR. Dailami dari Anas).
“Tamu itu datang dengan rezekinya (sendiri) dan ia pulang dengan membawa dosa kaum (yang ditamuinya), menghapuskan daripada mereka akan dosa mereka” (HR. Abu Syekh dari Abu Darda).
2. Mengantar jenazah dan Merahasiakan aib mayit
“Sesungguhnya pahala yang diberikan kepada seorang yang mukmin sesudah ia mati ialah semua orang-orang yang menghantarkan jenazahnya diberi ampunan (oleh-Nya)” (HR. Al-Baihaqi dari Ibnu Abbas).
“Siapa yang memandikan orang mati, lalu merahasiakan apa-apa yang terlihat padanya, Allah akan mengampunkan baginya empat puluh kali” (HR. Hakim dari Abu Rafi’ (Aslam).
3. Berprilaku baik pada hewan
“Ketika ada seekor anjing yang berputar-putar di sekitar sebuah sumur, anjing itu hampir saja mati karena kehausan. Tiba-tiba ada seorang wanita tuna susila dari kalangan Bani Israil melihatnya. Kemudian ia melepaskan sepatunya kemudian mengambil air dengannya dan diberinya anjing itu minum, akhirnya ia mendapat ampunan dari Allah” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
“Ketika seseorang sedang berjalan ia merasa sangat haus, kemudian ia menemukan sebuah sumur, lalu turun ke bawah, setelah meminum ia keluar (naik). Tiba-tiba ada seekor anjing yang menjulurkan lidahnya seraya memakan pasir karena kehausan. Orang itu berkata dalam hatinya : Rupanya anjing ini sedang kehausan seperti apa yang barusan aku alami. Lalu ia turun kembali kedalam sumur dan memenuhi khufnya dengan air; ia pegang khuf yang berisi air itu dengan mulutnya kemudian naik dan memberikan minuman kepada anjing itu. Akhirnya Allah berterima kasih terhadap orang itu dan memberinya ampunan. Keudian ada yang bertanya kepada nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang segera beliau jawab : “ (memberi sesuatu) kepada tiap-tiap makhluk yang mempunyai hati itu (termasuk) sedekah” (HR. Muslim).
4. Lemah lembut dalam menagih hutang
“Ada orang yang biasa menghutangkan kepada orang, maka jika ia menyuruh menagih kepada pesuruhnya, selalu berpesan, “Jika kamu dapati orang itu masih belum dapat membayar, maka maafkanlah, semoga Allah memaafkan kamu kelak. Maka ketika ia menemui Allah (wafat), Allah memafkannya”. (HR. Syaikhani dari Abu Hurairah).
5. Menolong sesama dan Menyebarkan salam
“Barangsiapa yang menahan sanggurdi (pelana) kendaraan saudaranya yang muslim dengan tidak mengharapkan sesuatu apa yang tidak merasa takut (segan) kepadanya maka diampunilah dosanya” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas)
“Sesungguhnya diantara amalan yang mewajibkan mendapat maghfirah (ampunan) ialah menyebarkan salam dan berkata baik” (HR. Al-Khara-ithy).
6. Ziarah ke kubur orang tua
“Barangsiapa yang menziarahi kubur kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya pada hari Jum’at, lalu ia membaca didekatnya surah Yasin, maka ia akan mendapat ampunan dari Allah” (HR. Ibnu ‘Adi dari Abu Bakar).
“Barangsiapa yang menziarahi kubur kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya pada tiap-tiap Jum’at satu kali, maka ia mendapat ampunan dan tercatat sebagai orang yang berbakti (kepada orang tuanya)” (HR. Hakim dari Abu Hurairah).
7. Membaca do’a sebelum masuk pasar
“Barangsiapa memasuki pasar lalu membaca : “Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa hayyun laa yamuutu biyadihil khairu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiir” dengan mengeraskan suaranya , maka Allah menulis baginya sejuta kebaikan, menghapus bagimnya sejuta kejelekan dan mengangkat baginya sejuta derajat” (HR. At-Tirmidzi).
8. Jihad dengan harta dan diri
“Hai orang-orang yang beriman! Maukah kutunjukkan kepadamu suatu perdagangan yang bakal melepaskan kamu dari siksa yang pedih? (yaitu) berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan berperanglah pada jalan Allah (mempertahankan agama-Nya) dengan harta dan diri kamu. Itulah yang terlebih baik bagimu, jika kamu mngetahui. Jika kamu berbuat demikian, niscaya Allah mengampuni dosamu dan memasukkan kamu kedalam sorga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, begitu pula dimasukkan kamu kedalam rumah-rumah yang baik dalam surga tempat diam. Itulah kemenangan yang besar. Dan dianugerahi-Nya kamu nikmat yang lain yang kamu cintai yaitu pertolongan daripada Allah dan pembukaan yang dekat (membuka negeri Makkah) dan berilah kabar gembira kepada orang-orang mukmin” (Qs. Shaff : 10 – 13)
9. Kerja keras cari nafkah
“Barangsiapa yang sampai berpetang-petang dalam keadaan penat dan letih sehabis bekerja berat, petang itu ia mendapat ampunan Allah untuknya” (Hadits diriwayatkan dari Ibnu Abbas).
“Barangsiapa yang sampai bermalam-malam dalam keadaan letih sehabis mencari rezeki yang halal, bermalam-malam dia mendapat ampunan Allah baginya” (HR. Ibnu Asakir)
10. Meninggal sewaktu berjihad
“Hamba-Ku yang mana saja dari hamba-hamba-Ku yang menunaikan jihad pada jalan-Ku, Aku jamin untuk mengembalikannya (jika ia Kukembalikan) dengan segala apa yang didapatnya berupa pahala atau harta rampasan. Dan jika ia Kumatikan (dalam perang sabil itu), ia akan Kuampuni, Kuberi rahmat dan akan Kumasukkan kedalam sorga” (HQR. At-Tirmidzi dan Thabrani dari Ibnu Umar)
11. Membaca tahmid dan istighfar ketika haid
“Tidak seorang wanita berhaid melainkan haidnya menjadi penebus dosa baginya dan apabila ia membaca : “Alhamdulillahi ‘ala kulli hal wa astaghfirullaha min kulli dzanb” (bertahmid dan beristighfar) pada hari pertamanya ia dipastikan oleh Allah bebas dari neraka, melintasi shirath, aman dari adzab dan diberinya untuk tiap satu hari satu malam tingkat empat puluh syahid selama ia ingat dan berdzikir pada Allah dimasa haidnya” (Hadits diriwayatkan dari Aisyah).
12. Merayakan idul fitri
“Jika telah menyelesaikan puasa pada bulan Ramadhan dan keluarlah mereka merayakan hari rayanya – idul fitri – berfirmanlah Allah Subhanahu wa ta’ala kepada malaikatnya : Wahai para malaikatKu ! Tiap-tiap pekerja menuntut upahnya dan hamba-hambaKu yang telah menyelesaikan puasanya sebulan dan merayakan hari rayanya juga menuntut upahnya. Ketahuilah dan saksikan bahwa Aku telah mengampuni mereka”, maka terdengarlah suara panggilan : “Hai ummat Muhammad! Kembalilah kamu ke rumah! Allah telah menukar dosa-dosamu dan ma’syiatmu dengan pahala dan kebajikan dari karunia-Nya” (Hadits)
“Jika tiba hari raya idul fitri dan keluarlah orang berbondong-bondong melakukan shalat dan bersujud kepada Tuhannya, berfirman Allah Subhanahu wa ta’ala : Hai hamba-hambaKu ! Untuk-Ku kamu berpuasa dan untuk-Ku kamu berbuka dan untuk-Ku kamu shalat. Berdirilah kamu! Telah Ku ampuni dosamu yang dahulu maupun yang mendatang”. (Hadits tersebut dalam Durratun Nashihiin).
13. Berkorban
“Hai Aisyah berikanlah qurbanmu, sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosamu yang lalu untuk tiap tetes darah yang menetes di atas tanah. Bertanya Aisyah : “Adakah karunia ini khusus bagi kami ataukah bagi semua orang mukmin”. “Bagi kami dan bagi seluruh mukminin”, jawab Rasulullah (Hadits diriwayatkan dari Aisyah, terdapat didalam Durratun Nashihiin).
14. Berwasiat sebelum mati
“Barangsiapa mati setelah berwasiat niscaya ia mati pada jalan yang benar dan diatas sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ia mati dalam ketakwaan dan persaksian, serta ia mati dalam ampunan” (HR. Ibnu Majah)
15. Memaafkan pembunuh (tidak menuntut qishash) dan Melaksanakan ketentuan hukum (had)
“Barangsiapa bersedekah dengan darah (memberi maaf pembunuh) atau lainnya, maka baginya pelebur (dosa) dari hari ia dilahirkan sampai kepada ia berikan sedekah” (HR. Abu Ya’la).
“Hamba yang mana saja yang melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah kemudian hukuman dilaksanakan atasnya, niscaya dosa (perbuatan yang dilarang itu) terhapus” (HR. Hakim).
16. Memerdekakan budak
“Barangsiapa memerdekakan budak yang beriman, maka dia itu sebagai penebusnya dari neraka” (HR. Ahmad)
“Barangsiapa memerdekakan budak yang beriman, maka adalah ia itu sebagai penebusnya dari neraka” (HR. Abu Dawud dan Nasai).
17. Penyaksian orang-orang shaleh akan kebaikan seseorang
“Jika seseorang meninggal dan Allah mengetahui kejelekannya sedang orang-orang mengatakannya baik, maka Allah berfirman kepada Malaikat : “Kalian jadi saksi bahwa Aku terima hamba-Ku atas hamba-Ku yang mati. Kuampuni dia dengan sepengetahuan-Ku” (Hadits diriwayatkan dari Amir bin Rabi’ah).
Semoga bermanfaat....
ONE DAY ONE HADITS
Rabu, 3 Juli 2024 M / 26 Dzulhijjah 1445 H.
Amalan dimana Allah dan manusia akan mencintainya
عَنْ أَبِي الْعَبَّاس سَهْل بِنْ سَعْد السَّاعِدِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : ياَ رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ، فَقَالَ : ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ
[حديث حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد حسنة]
"Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad Assa’idi radhiallahuanhu dia berkata : "Seseorang mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, maka beliau berkata : Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku sebuah amalan yang jika aku kerjakan, Allah dan manusia akan mencintaiku, maka beliau bersabda: "Zuhudlah terhadap dunia maka engkau akan dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka engkau akan dicintai manusia." (Hadits hasan riwayat Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad hasan).
Pelajaran yang terdapat didalam Hadits diatas:
1- Menuntut kecukupan terhadap dunia adalah perkara wajib, sedang zuhud adalah tidak adanya ketergantungan dan terpusatnya perhatian terhadapnya.
2- Bersikap qanaah terhadap rizki yang halal dan ridho terhadapnya serta bersikap ‘iffah dari perbuatan haram dan hati-hati terhadap syubhat.
3- Jiwa yang merasa cukup dan iffah serta berkorban dengan harta dan jiwa di jalan Allah merupakan hakekat zuhud.
Tema Hadits yang berkaitan dengan ayat al-Qur'an:
1- Zuhud, Allah Subhanahu wa Ta'ala, menceritakan hinanya duniawi dan kefanaannya serta kesudahannya yang akan lenyap, dan bahwa dunia itu tidak kekal, dan bahwa kehidupan dunia itu tiada lain hanyalah senda gurau dan main-main. Yaitu kehidupan yang abadi lagi sebenarnya yang tiada kefanaan serta tiada penghabisannya, bahkan kehidupan akhirat terus berlangsung untuk selama-lamanya.
وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." [QS. Al-Ankabut : 64].
2- Menghindari penyakit hasad (dengki). Bagaimanapun rasa hasad tidak boleh dibiarkan tetap ada. Karena bisa jadi ketika iman kita sedang lemah, maka syetan akan berupaya agar kita berbuat jahat disebabkan rasa hasad tersebut.
بَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
"Ya Tuhan kami. beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hasyr: 10).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.