Jumat, 26 Juli 2024

KUMPULAN HADITS YANG BERKAITAN DENGAN KEMATIAN DAN JENAJAH (BAGIAN 1)

Edisi Jum'at, 26 Juli 2024 M / 19 Muharram 1446 H

Kematian merupakan hal yang pasti datang. Tak pandang siapa, kapan, di mana, dan bagaimanapun kondisinya, ketika ajal menjemput, tak ada satu pun yang akan bisa menghindar darinya. 

Allah subhanahu wata’ala berfirman :

 كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ 

“Setiap jiwa pasti merasakan mati,” (QS Ali ‘Imran ayat 185).

Kematian adalah sebuah jembatan yang menghubungkan dua kehidupan, yaitu kehidupan dunia dan akhirat. Dunia adalah tempat kita menanam bekal menuju kehidupan yang kekal nan abadi, apa yang akan kita panen di akhirat merupakan hasil dari apa yang kita tanam di dunia.  Nabi menyebut orang yang mempersiapkan dirinya untuk bekal kehidupan setelah mati sebagai orang cerdas. Sebaliknya, orang yang tenggelam dalam nafsu duniawi, disebut Nabi sebagai orang yang lemah.

Berikut ini adalah beberapa hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan kematian dan Jenajah :

1. Penyebab siksa kubur 

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ مَرَّ بِقَبْرَيْنِ يُعَذَّبَانِ فَقَالَ إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيْرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيْمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيْدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا بِنِصْفَيْنِ ثُمَّ غَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً فَقَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ لِمَ صَنَعْتَ هٰذَا فَقَالَ لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا

Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu anhu berkata, dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bahwasanya beliau berjalan melewati dua kuburan yang penghuninya sedang disiksa, lalu beliau bersabda: "Keduanya sungguh sedang disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa disebabkan karena berbuat dosa besar. Yang satu disiksa karena tidak bersuci setelah kencing sedang yang satunya lagi karena selalu mengadu domba" Kemudian beliau mengambil sebatang dahan kurma yang masih basah daunnya lalu membelahnya menjadi dua bagian kemudian menancapkannya pada masing-masing kuburan tersebut. Mereka bertanya: "Kenapa anda melakukan ini?". Nabi Shallallahu alaihi Wasallam menjawab: "Semoga diringankan (siksanya) selama batang pohon ini basah". (H.R. Bukhari no. 1361).

2. Orang Shaleh Meninggal, Sisanya Adalah Seperti Ampas 

عَنْ مِرْدَاسٍ الْأَسْلَمِيِّ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْهَبُ الصَّالِحُوْنَ الْأَوَّلُ فَالْأَوَّلُ وَيَبْقٰى حُفَالَةٌ كَحُفَالَةِ الشَّعِيرِْ أَوِ التَّمْرِ لَا يُبَالِيْهِمُ اللهُ بَالَةً قَالَ أَبُوْ عَبْدِ اللهِ يُقَالُ حُفَالَةٌ وَحُثَالَةٌ

Dari Mirdas Al-Aslami dia berkata; Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Orang-orang shalih akan pergi (wafat) satu demi satu, hingga yang tersisa adalah orang-orang yang kwalitasnya seperti ampas gandum atau kurma, dan Allah tidak memperdulikan mereka." (H.R. Bukhari no. 6434).

3. Mendoakan mayat setelah dikubur 

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الْمَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ فَقَالَ اسْتَغْفِرُوْا لِأَخِيْكُمْ وَسَلُوْا لَهُ التَّثْبِيْتَ فَإِنَّهُ اْلآنَ يُسْأَلُ

Dari Utsman radhiyallahu anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam apabila telah selesai mengubur mayat, beliau berdiri di atas kubur dan bersabda : Mohonkanlah ampunan untuk saudaramu dan mintakan ketetapan iman, karena ia sekarang sedang ditanya.  (H.R. Abu Daud no. 3223, Baihaqi no. 7315).

4. Anjuran mempercepat mengubur jenazah 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَسْرِعُوْا بِالْجِنَازَةِ، فَإِنْ تَكُ صَالِحَةً فَخَيْرٌ تُقَدِّمُونَهَا إِلَيْهِ، وَإِنْ يَكُ سِوَى ذَلِكَ فَشَرٌّ تَضَعُوْنَهُ عَنْ رِقَابِكُمْ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, beliau bersabda : Cepatkanlah kamu mengubur jenazah. Sekitranya jenazah itu baik maka kamu memajukan jenazah yang baik pada kebaikan dan sekiranya ia tidak baik, maka kamu meletakkan kejelekan dari lehermu. (H.R. Bukhari no. 1315, Muslim no. 2229 dan lainnya). 

5. Suami meninggal boleh di mandikan istrinya 

عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ عُمَيْسٍ : أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصَتْ أَنْ يُغَسِّلَهَا زَوْجُهَا عَلِىُّ بْنُ أَبِى طَالِبٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ

Dari Asma' binti Umais, bahwasanya Fatimah binti Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam telah berwasiat agar dimandikan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu (H.R. Baihaqi no. 6906).

6. wanita boleh berkabung bila ditinggal suaminya mati 

قَالَ يَزِيْدُ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ تُحِدُّ الْمَرْأَةُ فَوْقَ ثَلاَثٍ إِلاَّ عَلَى زَوْجٍ فَإِنَّهَا تُحِدُّ عَلَيْهِ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا وَلاَ تَلْبَسُ ثَوْباً مَصْبُوغًا إِلاَّ عَصْبًا وَلاَ تَكْتَحِلُ وَلاَ تَمَسُّ طِيبًا إِلاَّ عِنْدَ طُهْرِهَا

Yazid mengatakan; dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, beliau bersabda: Janganlah seorang wanita berkabung melebihi tiga hari, kecuali karena kematian suaminya, maka dia berkabung selama empat bulan sepuluh hari, jangan memakai pakaian yang berwarna warni kecuali pakaian beludru (pakaian kasar), jangan bercelak dan jangan pula memakai wewangian kecuali setelah suci. (H.R. Ahmad no. 21339 dan Abu Daud no. 2304).

7. kesaksian untuk jenazah 

عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَقُوْلُ مَرُّوْا بِجَنَازَةٍ فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا خَيْرًا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَبَتْ ثُمَّ مَرُّوْا بِأُخْرَى فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا شَرًّا فَقَالَ وَجَبَتْ فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَا وَجَبَتْ قَالَ هَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا فَوَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ وَهَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ شَرًّا فَوَجَبَتْ لَهُ النَّارُ أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللهِ فِي الْأَرْضِ

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata : Mereka (para sahabat) pernah melewati satu jenazah lalu mereka menyanjungnya dengan kebaikan. Maka Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: Pasti baginya. Kemudian mereka melewati jenazah yang lain lalu mereka menyebutnya dengan keburukan, maka Beliaupun bersabda: Pasti baginya. Maka kemudian Umar bin Al Khaththab radhiyallahu anhu bertanya: Apa yang dimaksud pasti baginya? Beliau menjawab: Jenazah pertama kalian sanjung dengan kebaikan, maka pasti baginya masuk surga sedang jenazah kedua kalian menyebutnya dengan keburukan, berarti dia masuk neraka karena kalian adalah saksi-saksi Allah di muka bumi. (H.R.Bukhari no. 1367).

8. Larangan wanita mengantar jenazah 

حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ بْنُ عُقْبَةَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ أُمِّ الْهُذَيْلِ عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ نُهِينَا عَنْ اتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ وَلَمْ يُعْزَمْ عَلَيْنَا

Dari Ummu Athiyyah radhiyallahu anha berkata: Kami dilarang mengantar jenazah namun beliau tidak menekankan (mengharamkan) hal tersebut kepada kami.(H.R.Bukhari no. 1278).

9. Anjuran berdiri bila melihat jenazah di bawa 

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا رَأَيْتُمُ الْجَنَازَةَ فَقُوْمُوْا فَمَنْ تَبِعَهَا فَلَا يَقْعُدْ حَتَّى تُوْضَعَ

Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam bersabda : Jika kalian melihat jenazah maka berdirilah dan barangsiapa mengiringinya janganlah dia duduk hingga jenazah itu diletakkan. (H.R.Bukhari no. 1310).

10. Jenazah baik dan buruk 

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىَّ  رَضِىَ اللهُ عَنْهُ  قَالَ كَانَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا وُضِعَتِ الْجِنَازَةُ فَاحْتَمَلَهَا الرِّجَالُ عَلَى أَعْنَاقِهِمْ ، فَإِنْ كَانَتْ صَالِحَةً قَالَتْ قَدِّمُوْنِى . وَإِنْ كَانَتْ غَيْرَ صَالِحَةٍ قَالَتْ لأَهْلِهَا يَا وَيْلَهَا أَيْنَ يَذْهَبُوْنَ بِهَا يَسْمَعُ صَوْتَهَا كُلُّ شَىْءٍ إِلاَّ الإِنْسَانَ ، وَلَوْ سَمِعَ الإِنْسَانُ لَصَعِقَ

Dari Abi Said Al-Khudri radhiyallahu anhu berkata, Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Bila jenazah diletakkan, lalu dibawa oleh beberapa laki-laki dipundaknya, maka bila ia baik akan berkata: Majukan (percepat) aku (ke kuburan). Bila ia tidak baik, ia berkata kepada keluarganya : Alangkah celakanya, ke manakah kamu membawaku? suara itu didengar oleh segala sesuatu, kecuali manusia. Seandainya meraka mendengarkannya akan pingsan. (H.R.Bukhari no. 1316).

11. Jenazah yang dishalati dengan tiga barisan, maka wajib (masuk surga) 

عَنْ مَرْثَدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الْيَزَنِىِّ قَالَ كَانَ مَالِكُ بْنُ هُبَيْرَةَ إِذَا صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ فَتَقَالَّ النَّاسَ عَلَيْهَا جَزَّأَهُمْ ثَلاَثَةَ أَجْزَاءٍ ثُمَّ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ ثَلاَثَةُ صُفُوْفٍ فَقَدْ أَوْجَبَ

Dari Martsad bin Abdillah Al-Yazaniyyi berkata : Malik bin Hubairah bila menshalati jenazah sedang orang-orang sedikit, maka beliau membariskan dengan tiga barisan. Kemudian beliau berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa yang dishalati dengan tiga barisan, maka wajib (masuk surga). (H.R. Tirmidzi no. 1045, Abu Daud no. 3168).

12. Mayat yang dishalati empat puluh orang, doanya diterima Allah 

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ  سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ فَيَقُوْمُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُوْنَ رَجُلًا لاَ يُشْرِكُوْنَ بِاللهِ شَيْئًا إِلاَّ شَفَّعَهُمُ اللهُ فِيْهِ

Dari Ibnu Abbas berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Setiap laki-laki muslim yang meninggal dunia, lantas empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, melakukan shalat kepadanya, maka Allah akan menerima syafaat (doa) mereka untuk mayat itu. (H.R. Muslim no. 2242).

13. Mayat yang dishalati seratus orang, doanya diterima Allah 

عَنْ عَائِشَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ مَيِّتٍ يُصَلِّى عَلَيْهِ أُمَّةٌ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ يَبْلُغُوْنَ مِائَةً كُلُّهُمْ يَشْفَعُوْنَ لَهُ إِلاَّ شُفِّعُوْا فِيْهِ

Dari Aisyah dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Setiap mayat yang dishalati oleh kaum muslimin yang berjumlah seratus lebih, di mana seluruhnya memberikan syafaat (doa) kepadanya, maka syafaat mereka itu diterima (oleh Allah). (H.R. Muslim no. 2241).

14. Jangan Mengharapkan Kematian 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ إِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ يَزْدَادُ ، وَإِمَّا مُسِيْئًا فَلَعَلَّهُ يَسْتَعْتِبُ

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Jangan salah seorang diantara kalian mengharapkan kematian, kalaulah dia orang baik, siapa tahu bisa menambah kebaikannya, kalaulah dia jahat, siapa tahu ia bisa meminta penangguhan (untuk bertaubat). (H.R. Bukhari no.7235). 

15. Keutamaan Mati Syahid 

 عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ وَدِدْتُ أَنِّى لَأُقَاتِلُ فِى سَبِيٍلِ اللهِ فَأُقْتَلُ ثُمَّ أُحْيَا ثُمَّ أُقْتَلُ ، ثُمَّ أُحْيَا ، ثُمَّ أُقْتَلُ ، ثُمَّ أُحْيَا ، ثُمَّ أُقْتَلُ ، ثُمَّ أُحْيَا . فَكَانَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ يَقُولُهُنَّ ثَلاَثًا أَشْهَدُ بِاللهِ

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Demi Dzat yang jiwaku berada di kekuasaan-NYA, sungguh aku suka jika aku berperang fi sabilillah lantas aku terbunuh, kemudian dihidupkan, kemudian terbunuh, kemudian dihidupkan, kemudian terbunuh. Abu Hurairah mengulanginya tiga kali, saya bersaksi atas nama Allah. (H.R. Bukhari no.7227). 

16. Kematian dan Kebutuhan kita Ada di Negeri Itu 

عَنْ مَطَرِ بْنِ عُكَامِسٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَضَى اللهُ لِعَبْدٍ أَنْ يَمُوْتَ بِأَرْضٍ جَعَلَ لَهُ إِلَيْهَا حَاجَةً

Dari Mathar bin 'Ukamis dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Apabila Allah telah menetapkan kematian seseorang bertempat di suatu negeri, maka Allah akan menjadikan ia memiliki kebutuhan di negeri itu. (H.R. Tirmidzi no. 2297).

17. Posisi Imam Dalam Shalat Jenazah 

 عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ صَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصَلَّى عَلَى أُمِّ كَعْبٍ مَاتَتْ وَهِىَ نُفَسَاءُ فَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلصَّلاَةِ عَلَيْهَا وَسَطَهَا

Dari Samurah bin Jundub ia berkata : Aku shalat (jenazah) di belakang Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam, menshalatkan jenazah Ummu Ka'ab yang meninggal dunia ketika masa nifas (setelah melahirkan). Ketika itu Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam berdiri di sebelah pinggangnya. (H.R. Muslim no. 2279).

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS 

Jum'at, 26 Juli 2024 M / 19 Muharram 1446 H.

Muslim Meninggal Malam atau Hari Jum'at 

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ » (رواه الترمذي وأحمد)

Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu anhuma berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim meninggal dunia di hari Jumat atau pada malamnya melainkan Allah melindunginya dari fitnah kubur” (HR. Tirmidzi dan Ahmad).

Pelajaran yang  terdapat didalam Hadits : 

1- Keutamaan muslim yang meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat.

2- Adanya fitnah kubur.

3- Sebagian hamba Allah yang muslim diselamatkan dari fitnah kubur.

4- Diantara tanda-tanda husnul khotimah muslim yang meninggalkan pada hari jumat atau malam jumat. 

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran: 

1- Setiap jiwa akan merasakan mati dan orang-orang yang benar-benar sukses.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

[QS. Al-Imran : 185].

2- Adanya fitnah kubur

النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ

Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras".

[QS. Al-Ghaafir : 46].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.