Kamis, 11 Juli 2024

KEUTAMAAN MENYANTUNI ANAK YATIM DI HARI AYURA

Edisi Kamis, 11 Juli 2024 M / 4 Muharram 1446 H.

Menyantuni anak yatim menjadi salah satu amalan yang dianjurkan pada tanggal 10 Muharram. Dalam hal ini, Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam senantiasa mengasihi dan menyantuni kepada anak yatim. menyantuni anak yatim di bulan Muharram adalah salah satu sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam. 

Selain dicontohkan oleh Rasulullah, Allah juga telah menyampaikan di dalam Al-Quran bahwa seorang muslim hendaknya memberikan kasih sayang kepada anak-anak yatim. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri"  (QS. An-Nisa : 36).

Pada hari Asyura tepatnya tanggal 10 bulan Muharram disunnahkan kepada umat Islam untuk menyantuni anak yatim, karena dihari tersebut memiliki beberapa keutamaan salah satunya dilembutkan hatinya oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Pada tanggal 10 Muharram atau hari Asyura umat Islam rutin mengadakan kegiatan, mulai dari arak-arakan, karnaval, sampai pada acara inti menyantuni anak yatim.

Berikut ini adalah Keutamaan menyantuni anak yatim di bulan Muharram hari Asyuro yang dapat menjadi pengetahuan bagi kita semua tentang pentingnya menyantuni anak yatim di hari Asyuro.

1. Mendapat perlindungan di hari Kiamat 

Orang-orang yang menyantuni anak yatim akan mendapatkan balasan kebaikan di akhirat dan akan mendapat perlindungan di hari kiamat.

Rasulullah bersabda yang artinya:

"Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran, di hari kiamat Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan mengazab orang yang mengasihi anak yatim, dan bersikap ramah kepadanya, serta bertutur kata yang manis. Dia benar-benar menyayangi anak yatim dan memaklumi kelemahannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas kekayaan yang diberikan Allah kepadanya," (HR. AT – Thabrani).

Menyantuni anak yatim tentu tidak harus pada bulan Muharram saja. Namun pada saat bulan Muharram, segala amalan baik telah dijanjikan akan dilipatgandakan ganjarannya, begitu pula semua perbuatan buruk.  

2. Mendapatkan kemudahan di surga 

Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata:

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; "Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini", kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya," (HR. Bukhari).

Selain itu pada Surat Al Baqarah ayat 220 yang artinya: "Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah memperbaiki keadaan mereka adalah baik." 

Dari dalil di atas, jelas bahwa dengan menyantuni anak yatim akan mendapatkan balasan di surga. Hal ini juga dikuatkan pada hadits lain yang mengatakan bahwa, 

"Barangsiapa yang memelihara anak yatim di tengah kaum muslimin untuk memberi makan dan minum, maka pasti Allah memasukkannya ke dalam surga, kecuali jika ia telah berbuat dosa yang tidak dapat diampuni." (HR.Tirmidzi).

3. Pahala seperti berjihad 

Pahala menyantuni atau merawat anak yatim bahkan setara dengan orang berjihad di jalan Allah. Hal itu sebagaimana disampaikan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah berikut ini.

"Berbahagialah orang-orang yang di rumahnya terdapat anak yatim karena Rasulullah memberikan jaminan pertama, memiliki pahala yang setara dengan jihad. Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam pernah bersabda, "Barang siapa yang mengasuh tiga anak yatim, maka bagaikan bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar setiap pagi dan sore menghunus pedangnya untuk berjihad di jalan Allah. Dan kelak di surga bersamaku bagaikan saudara, sebagaimana kedua jari ini, yaitu jari telunjuk dan jari tengah.” (HR. Ibnu Majah).

4. Mendapatkan kebaikan yang berlimpah 

 Keutamaan menyantuni anak yatim selanjutnya ini tertuang di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh radhiyallahu'anhu Pada hadits tersebut tertulis bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:

“Barang siapa mengusap kepala anak yatim piatu laki-laki atau perempuan karena Allah, adalah baginya setiap rambut yang diusap dengan tangannya itu terdapat banyak kebaikan.”

5. Dijamin akan Masuk Surga 

Surga menjadi tempat impian semua orang, berbagai cara dilakukan umat muslim untuk memperoleh ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan mendapatkan tempat di surga-Nya.

Seperti yang kita tahu tujuan hidup manusia di dunia yaitu mempersiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat. Akhirat merupakan kehidupan abadi yang kekal dan menjadi tujuan akhir dari perjalanan hidup manusia.

Rasulullah bersabda :

"Orang yang memelihara anak yatim di kalangan umat muslimin, memberikannya makan dan minum, pasti Allah akan masukkan ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni." (HR Tirmidzi dari Ibnu Abbas). 

6. Mendapatkan Pertolongan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala 

Allah tidak hanya menjanjikan surga kepada orang-orang beriman yang mau merawat dan menyantuni anak yatim. Tapi Alla Subhanahu Wa Ta'ala juga akan memberikan uluran tangan kepada orang-orang tersebut ketika mereka mengalami masalah atau kesulitan.

Sebagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:

"Barang siapa yang menghilangkan kesusahan orang mukmin di dunia maka Allah akan menghilangkan kesusahannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang meringankan kesulitan orang mukmin di dunia maka Allah akan meringankan kesulitannya di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib orang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di akhirat. Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya." (HR Muslim dan Ashhabus Sunan dari Abu Hurairah). 

7. Terhindar dari Siksaan di Akhirat 

Siksaan di akhirat tidak seperti di dunia, yang mana siksaan tersebut sangat pedih dan menyakitkan. Tentunya setiap orang tidak ingin merasakan siksaan tersebut, salah satu cara agar terhindar dari siksa akhirat yaitu dengan menyantuni anak yatim.

Sebagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:

"Demi Yang Mengutusku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat nanti orang yang menyayangi anak yatim, lemah lembut pembicaraan dengannya, menyayangi keyatiman dan kelemahannya. (HR Thabrani dari Abu Hurairah).

8. Berkesempatan Menjadi Teman Rasulullah di Surga 

Bertemu Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam di dalam mimpi saja sudah menjadi angan-angan setiap muslim. Apalagi menjadi teman Beliau saat di surga nanti, tentunya menjadi suatu impian besar yang membahagiakan.

Orang yang memelihara anak yatim akan masuk surga berdekatan dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Sebab, kedekatan itu seperti jari telunjuk dengan jari tengah. Sebagaimana sabda Rasulullah:

"Aku dan orang yang mengasuh atau memelihara anak yatim akan berada di surga begini. Kemudian beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah dan merenggangkannya sedikit." (HR Bukhari, Tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad dari Sahl bin Sa’d). 

9. Mendapat Gelar Abror (Orang yang Taat kepada Allah) 

Keutamaan menyantuni anak yatim dan memberi makan mereka beserta orang miskin merupakan tanda orang-orang yang abrar. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:

"Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan (abror) minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. Yaitu mata air (dalam surga) yang diminum oleh hamba-hamba Allah dan mereka dapat memancarkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan." (QS. Al Insan: 5–6).

Diberikan gelar oleh sesama manusia menjadi salah satu kehormatan bagi kita. Tapi bagaimana jika kita mendapat gelar dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala ?

10. Dilembutkan Hatinya 

Seseorang yang menanggung anak yatim dan juga mengasihi anak yatim, maka akan dilembutkan hatinya oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan dicukupi kebutuhan setiap harinya. Sebab seseorang yang mengasihi anak yatim maka akan menjadi figur orangtua untuk anak yatim tersebut. Kasih sayang yang dicurahkan pada anak yatim akan melembutkan hati sebab kekerasan hati manusia hanya berasal dari akhlak yang buruk seperti kikir, dusta, dengki dan sebagainya.

Tidak semua orang memiliki hati yang lemah lembut, ada juga sebagian yang sangat keras hatinya.

Sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (Shahi Al-Jami’, Abu Darda: 80).

11. Mendapatkan Pahala yang Berlipat dan Keberkahan. 

Keutamaan menyantuni anak yatim selanjutnya yaitu akan mendapatkan pahala yang berlipat-lipat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Dengan menyantuni dan memelihara anak yatim, maka akan banyak kelimpahan berkah yang ada pada rumah tersebut tidak peduli seberapa bagus atau jelek rumah tersebut. Sebaik-baik rumah di kalangan kaum muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan baik. Dan sejelek-jelek rumah di kalangan kaum muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim dan dia diperlakukan dengan buruk.” (HR. Ibnu Majah No. 3669).

12. Perbaikan Urusan Akhirat dan Dunia 

Apabila seseorang selalu mengasihi sesama yang berada di muka bumi, maka niscaya juga akan dicintai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala sehingga urusan di akhirat dan juga di dunia akan diperbaiki seperti yang telah dijanjikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala pada hamba-Nya yang selalu patuh pada perintah dan mengasihi sesama mereka.

“Orang-orang yang pengasih, akan dikasihi oleh Ar Rohman (Yang Maha Pengasih) Tabaaroka wa ta’ala. Kasihilah siapa yang ada dibumi niscaya engkau dikasihi oleh yang di langit.” [HR. Abu dawud, Tirmidzi dan lain-lain. As silsilatu shohihah : 925].

13. Menyucikan Jiwa 

Jiwa manusia tidak jarang terkotori dengan perbuatan yang dilakukan selama hidup di bumi. Salah satu penyebabnya adalah karena memiliki sifat yang terlalu berlebihan dalam mencintai dunia sehingga akhirnya menimbulkan sifat kikir dan tidak mau melakukan sedekah pada sebagian harta yang dimilikinya. Sikap tersebut tidak disukai Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan bahkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala sangat membenci orang yang mengumpulkan harta sebanyak mungkin sementara tidak ada keinginan untuk mengamalkan harta yang dimilikinya tersebut sehingga nantinya akan menjadi orang yang celaka.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, “Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya” (Q.S. Al-Humazah : 1-2).

Dalam ayat tersebut terlihat jika Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengancam orang yang mencintai harta yang dimilikinya, sehingga sangat baik untuk mulai menyantuni anak yatim supaya bisa menyucikan diri lebih baik lagi.

14. Sumber Cinta Allah dan Sesama 

Sebagai makhluk Allah yang beriman dan bertaqwa, sudah seharusnya kita memiliki rasa cinta dan juga kasih sayang jika mengharapkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga akan mencintai diri kita. Orang yang berbuat baik pada sesama seperti menyantuni anak yatim, maka juga akan memperoleh kasih sayang dan cinta berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, “jika kamu benar-benar mencinta Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S Ali-Imron : 31).

Tidak hanya sekedar mendapat cinta dan kasih sayang dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala namun menyantuni anak yatim juga akan membuahkan rasa cinta dan kasih sayang yang akan dicurahkan sesama umat muslim lainnya.

15. Menumbuhkan Sifat Murah Hati 

Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda, “Lima hal termasuk sunah para rasul, pemalu, murah hati, berbekam (hijamah), dan memakai wangi-wangian.” (HR Tirmidzi).

Murah hati menjadi tiang akal sehingga orang yang memberikan kasih sayang juga akan dikasihi. Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda, “Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antaramu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim).

16. Menjauhkan Dari Sikap Kikir 

Menyantuni anak yatim juga menjauhkan dari sikap kikir. Kikir menjadi sebuah penyakit manusia. Apabila kita menyantuni anak yatim atau bersedekah pada anak yatim meskipun dilakukan dengan harta yang sedikit, maka sifat kikir ini akan menghalangi sehingga membatalkan niat kita. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, “Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya.” (QS Al-Lail [92]: 18).

17. Menunaikan Hak Sesama Muslim 

Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda, “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati orangtua dan tidak menyayangi anak kecil.” (HR Bukhari dan Abu Dawud dengan sanad hasan).

Menyantuni dan mengasuh anak yatim juga mengartikan kita sudah menunaikan hak kerabat kita. Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda, “Aku adalah yang Maharahman dan ini adalah rahim (sanak keluarga). Aku ambilkan nama rahim ini dari nama-Ku (yaitu Rahman dan Rahim). Barangsiapa yang menyambungnya (silaturahim), aku pasti menyambungnya dan barangsiapa yang memutuskannya maka aku akan menghancurkannya.”‘ (HR Bukhari dan Muslim).

Demikian 17 keutamaan menyantuni anak yatim di hari Asyuro yang dapat disampaikan pada kesempatan tausiah sore ini. 

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS 

Kamis, 11 Juli 2024 M / 4

Muharram 1446 H.

Mencintai dan Menyantuni Anak Yatim 

عن سهل بن سعد رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَنَا وَكَافِلُ اْليَتِيْمِ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ (رواه البخاري) 

“Aku (Muhammad Shallallahu alaihi wasallam) dan pengasuh anak yatim kelak disurga seperti dua jari ini (Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menunjuk jari telunjuk danjari tengah dan merapatkan keduanya)”. (HR. Bukhari).

Pelajaran yang terdapat dalam hadits : 

1- Anak yatim adalah anak yang ditinggal wafat oleh bapaknya sejak masih kecil sebelum dewasa.

2- Anak yatim telah kehilangan figure orang dewasa yang mencukupi kebutuhan(lahiriyah dan bathiniyah,menanggung anak yatim” adalah mengurusi dan memperhatikan semua keperluan hidupnya, seperti nafkah (makan dan minum), pakaian, mengasuh dan mendidiknya dengan pendidikan Islam yang benar.

3- Oleh karena itu, kita wajib menyantuni mereka agar penderitaan mereka berkurang dan mereka bisa merasakan kasih sayang dari saudara sesama Muslim.

4- Orang yang menyantuni anak yatim di dunia akan menempati kedudukan yang tinggi di surga dekat dengan kedudukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran : 

1- Ihsan (berbuat baik) kepada anak-anak yatim.

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْيَتَامَى قُلْ إِصْلاَحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ وَإِنْ تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَانُكُم

ْ

Dn mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: “Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, Maka mereka adalah saudaramu” (QS. Al-Baqarah: 220).

2- Hak-hak anak yatim.

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيماً فَآوَى* وَوَجَدَكَ ضَالّاً فَهَدَى* وَوَجَدَكَ عَائِلاً فَأَغْنَى

“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu dia melindungimu? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu dia memberikan kecukupan.” (QS. Adh-Dhuha: 6-8).

3- Harta anak yatim

وَابْتَلُواْ الْيَتَامَى حَتَّىَ إِذَا بَلَغُواْ النِّكَاحَ فَإِنْ آنَسْتُم مِّنْهُمْ رُشْداً فَادْفَعُواْ إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ وَلاَ تَأْكُلُوهَا إِسْرَافاً وَبِدَارًا أَن يَكْبَرُواْ وَمَن كَانَ غَنِيّاً فَلْيَسْتَعْفِفْ وَمَن كَانَ فَقِيراً فَلْيَأْكُلْ بِالْمَعْرُوفِ فَإِذَا دَفَعْتُمْ إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ فَأَشْهِدُواْ عَلَيْهِمْ وَكَفَى بِاللّهِ حَسِيبا

ً“Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barangsiapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut.” (QS. An-Nisa’: 6).

Tiga hal yang disyari’atkan dalam ayat tersebut berkenaan dengan harta anak yatim adalah; (1)kewajiban menjaga dan tidak memakan harta anak secara dzalim, (2) diperbolahkan bagi orang miskin yang menjadi wali (pengasuh) anak yatim untuk ikut memakan harta anak yatim secara patut (tidak berlebihan), dan (3) menyerahkan harta kepada anak yatim (pemiliknya) jika dia telah dewasa dan mampu memanfaatkan hartanya. 

4- Ancaman memakan harta anak yatim secara dzalim

إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْماً إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَاراً وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيراً

“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, Sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. An-Nisa’: 10).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.