Edisi Ahad, 14 Juli 2024 M / 7 Muharram 1446 H.
Muharram merupakan bulan yang mulia dan termasuk dalam bulan-bulan yang haram (asyhurul hurum). Pada bulan Muharram memiliki suatu hari yang merupakan hari mulia dalam Islam. Hari itu adalah hari Asyura pada tanggal 10 Muharram.
Pada hari Asyura ini umat Islam disunnahkan untuk berpuasa. Para ulama berpendapat bahwa puasa Asyura itu hukumnya wajib sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan pada tahun kedua hijriah. Maka, setelah diwajibkan puasa Ramadhan, puasa ini menjadi puasa sunah 'muakkad' (sangat dianjurkan). Dan inilah pendapat kebanyakan ulama.
Namun, pendapat yang lain mengatakan bahwa puasa ini memang sejak dulu hukumnya sunah ’muakkad’, tidak wajib, hingga diwajibkan puasa Ramadhan, maka hukumnya kembali menjadi sunah biasa. Namun pendapat ini lemah, seperti yang ditegaskan Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani. Berikut ini adalah beberapa keutamaan Puasa Asyura :
1. Menghapus Puasa Setahun yang Lalu
Keutamaan yang pertama dari puasa asyura adalah puasa ini mampu menghapus dosa selama satu tahun yang lalu. Hal ini disebutkan dalam sebuah hadits berikut:
عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)
Diriwayatkan dari Abu Qatadah radhiyallahu'anhu: sungguh Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari asyura, lalu beliau menjawab: Puasa asyura melebur dosa setahun yang telah lewat (HR Muslim).
Dari hadits di atas dapat menjadi motivasi kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan hambanya di dalam A-Quran surah al-Baqarah ayat 148 artinya:
"Bagi setiap umat ada kiblat yang dia menghadap ke arahnya. Maka, berlomba-lombalah kamu dalam berbagai kebajikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
2. Menjadi Hamba Yang Bertakwa
Keutamaan selanjutnya yakni untuk mendekatkan diri kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan menambah keimanan dan ketakwaan kita, salah satunya dengan berpuasa sunnah. Sebagaimana di dalam Al-Quran dijelaskan dalam surah al-Baqarah ayat 183, artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa."
3. Mendapat Pahala Setara 10 Ribu Malaikat
Pada puasa Sunnah di bulan muharram akan mendapatkan setara dengan 10 ribu malaikat, bagaimana dengan kesempatan ini untuk kita tidak mengambil dan berpuasa sunnah Tasu’a dan Asyura.
"Barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharam), maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberinya pahala 10.000 malaikat. Dan, barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharam), maka ia diberi pahala 10.000 orang berhaji dan berumrah dan 10.000 pahala orang mati syahid. Barang siapa mengusap kepala anak anak yatim di hari tersebut, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala menaikkan dengan setiap rambut satu derajat. Barang siapa memberi makan kepada orang mukmin yang berbuka puasa di hari Asyura, maka seolah olah ia memberi makan seluruh umat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka." (HR. Muslim).
4. Puasa Utama
Melalui Hadits riwayat Muslim, disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda bahwa puasa yang utama selain puasa wajib di bulan Ramadhan setiap tahun adalah puasa yang dilakukan di bulan Muharram. Termasuk di dalamnya puasa Asyura dan Tasu’a.
Seperti dijelaskan dalam Al-quran, bulan Muharram memang masuk dalam salah satu dari empat bulan mulia selain Ramadhan. Tentu saja ibadah yang dilaksanakan di bulan tersebut penilaiannya akan berbeda di mata Allah Subhanahu Wa Ta'ala, jika dibandingkan dengan ibadah di bulan lain.
Apapun ibadah yang dilakukan di bulan Muharram, mendapatkan ganjaran luar biasa. Sebagai bagian dari keutamaan puasa Asyura, tentu puasa yang dilakukan juga akan mendapatkan ganjaran yang berlipat ganda. Apalagi jika mengkaji sejarah dari puasa Asyura, yang juga sempat dijadikan puasa wajib sebelum Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan wahyu melalui Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam tentang puasa yang wajib di bulan Ramadhan.
5. Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
Banyak sekali perilaku mulia Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang patut ditiru, salah satunya adalah melakukan puasa Asyura. Dimana awalnya merupakan salah satu langkah meneladani Nabi Musa Alaihissalam.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala sangat suka jika umatnya menjalankan apa yang sudah dilakukan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam sebelumnya. Oleh karena itu, ketika menjalankan sunnah rasul berupa puasa Asyura tentu akan mendapatkan keistimewaan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Sama halnya dengan melakukan sunnah rasul yang lainnya seperti menyantuni anak yatim di bulan Muharram, melakukan puasa Tasu’a pada tanggal 9 Muharram, menjaga diri dari hal yang buruk, memotong kuku, memakai celak, dan masih banyak lagi.
Semakin banyak sunnah rasul yang berhasil dilakukan, maka kemungkinan untuk meraih lebih banyak pahala dan keistimewaan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan terwujud.
6. Lebih Dekat Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Sebagai salah satu ibadah mulia dan keutamaan puasa Asyura, menahan lapar dan haus kemudian menjaga diri dari nafsu dan segala hal yang membatalkan puasa tentu mengingatkan diri tentang berbagai hal tentang keislaman.
Ditambah pula dengan menyelenggarakan berbagai ibadah lain mulai dari dzikir lalu puasa sunnah, memuliakan anak yatim juga akan semakin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Diri akan lebih terjaga dari hal-hal buruk karena melakukan berbagai hal di dalam hidup, semata-mata karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ketika sudah berada di titik tersebut, rasanya akan semakin dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
7. Puasa Tasu'a pelengkap puasa Asura
Puasa di hari Tasu’a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram menjadi pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram sekaligus menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura. Hal ini sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dari Ibnu Abbas, “Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya.” (HR Ahmad).
8. Pahala Sama dengan Puasa 30 Hari
Keutamaan selanjutnya dari puasa asyura adalah pahalanya yang sama dengan puasa 30 hari atau satu bulan penuh. Hal ini dinyatakan dalam hadits berikut:
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به)
Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr.)
9. Meneladani Nabi Musa
Puasa Asyura dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti jejak Nabi Musa Alaihissalam.
Nabi Musa Alaihissalam berpuasa pada hari ini sebagai ungkapan rasa syukur setelah Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyelamatkan beliau dan Bani Israel dari cengkeraman Firaun.
10. Amalan Sunah yang Mulia
Puasa Asyura adalah salah satu dari beberapa puasa sunnah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam.
Melaksanakannya menjadi amal ibadah yang mulia dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
11. Menjadi pembeda dari agama lain
Keutamaan puasa Tasua pada 9 Muharram adalah menjadi pembeda dari agama lain.
Sebagaimana hadiys yang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam menganjurkan umat Islam untuk berpuasa di hari Tasua agar menjadi pembeda dengan yang dilakukan oleh agama lain.
12. Puasa yang utama setelah Puasa Ramadhan
Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim juga menyebutkan puasa yang paling utama setelah puasa wajib di bulan Ramadan adalah puasa di bulan Muharram.
"Seutama-utama salat setelah salat wajib adalah salat pada sepertiga akhir malam, dan seutama-utama puasa setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan Muharam," bunyi Hadis Riwayat Muslim.
Puasa Tasua dan puasa sunah yang dilakukan di bulan Muharram lainnya, termasuk puasa Asyura memiliki nilai dan keutamaan yang besar dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
13. Puasa sunnah dibulan Muharram
Puasa Asyura merupakan salah satu puasa sunnah yang dilaksanakan di bulan Muharram, tepatnya pada tanggal 10 Muharram.
Awalnya puasa ini dilakukan oleh Nabi Musa Alaihissalam, sebagai bentuk rasa syukur yang sangat luar biasa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kala itu, Nabi Musa Alaihissalam dan umatnya yaitu Bani Israil diselamatkan dari musuh.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala membelah laut merah, lalu memberi kesempatan kepada Nabi Musa Alaihissalam dan umatnya untuk menyeberangi lautan. Setelah itu, laut ditutup kembali dan musuh yang masih mengejar diterjang gelombang air laut dan hanyut.
14. Balasan tempat terbaik di Surga
Pada zaman Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam beliau juga melanjutkannya dan awalnya menjadikan puasa Asyura sebagai puasa wajib. Namun setelah turunnya wahyu Allah Subhanahu Wa Ta'ala tentang puasa Ramadhan, maka puasa di tanggal 10 Muharram tersebut menjadi puasa sunnah sampai saat ini. menjaga diri dari nafsu dan segala hal yang membatalkan puasa tentu mengingatkan diri tentang berbagai hal tentang keislaman.
Apalagi, Allah memberikan janji berupa tempat paling baik di surga bagi orang yang gemar berpuasa. Bukan saja di bulan Ramadhan namun juga puasa sunnah, seperti di hari Asyura bulan Muharram.
15. Ganjaran Pahala
Dari berbagai hadits, juga disebutkan pahala yang akan didapatkan jika melaksanakan puasa Asyura juga sangat istimewa. Salah satunya adalah, dihapusnya dosa-dosa selama satu tahun yang sudah berlalu. Belum lagi pahala melaksanakan berbagai ibadah lain, yang juga sudah dijanjikan Allah Subhanahu Wa Ta'ala di dalam Al-quran.
Contohnya saja, selain keutamaan puasa Asyura yaitu menyantuni anak yatim di bulan Muharram terutama pada hari Asyura yang diganjar dengan pahala berkali lipat dari sedekah selain di bulan tersebut. Jika melakukan puasa dengan khusyuk, tentu pahala tersebut bisa dijadikan tabungan akhirat yang akan meringankan banyak dosa di dunia.
Siapa yang tidak ingin hal itu terjadi, oleh karenanya mulai sekarang tanamkan niat untuk mulai rutin menjalankan puasa mulia ini setiap tanggal 10 Muharram. Bila memungkinkan, lakukan pula sesuai anjuran Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yaitu berpuasa Tasu’a di tanggal 9 Muharram, tambahan puasa di tanggal 11 Muharram. Sehingga total puasa terbaik di bulan Muharram adalah tiga hari istimewa tersebut.
16. Semangat Puasa dari Rasulullah
Dari riwayat hadits Shahih Bukhari dan Muslim disebutkan, Ibnu Abbas pernah berkata bahwa dia tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sangat sengaja dan antusias untuk melaksanakan puasa yang memiliki keutamaannya.
Seperti, pada saat melaksanakan puasa 10 Muharram atau Asyura dan saat melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan. Semangat tersebut tentu dapat pula dijadikan motivasi bagi umat muslim lainnya, untuk lebih siap dan benar-benar merayakan datangnya puasa Asyura. Mempersiapkan diri untuk melaksanakannya, lalu menjalankannya dengan benar-benar maksimal.
Jangan lupa untuk menyempurnakan ibadah puasa sunnah tersebut, dengan berbagai perbuatan mulia lainnya karena Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sangat gemar melakukan kebaikan-kebaikan yang patut ditiru juga dalam kehidupan.
17. Dilaksanakan di Bulan Mulia
Muharram merupakan bulan mulia, sama halnya dengan bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Ibadah yang dilakukan di bulan mulia sangat disukai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, ditambah pula ibadah puasa Asyura memang sudah dilakukan sejak zaman kenabian. Sehingga menjadi salah satu alasan keutamaan puasa Asyura, yang dapat dijadikan landasan pelaksanaannya.
Kenapa disebut bulan mulia? Bulan ini memiliki nama Syahrullah atau bulan Allah, pada zaman sebelum hijriyah dilarang melakukan pembunuhan dan peperangan pada bulan tersebut.
Segala bentuk maksiat juga sangat dilarang dilakukan di bulan mulia, sama halnya dengan bulan-bulan lainnya. Namun keutamaan bulan mulia, ketika larangan itu dipatuhi tentu akan memberikan dampak yang mulia pula. Alasan lainnya adalah bulan dimana orang dianjurkan untuk melakukan perbuatan mulia, baik kepada sesama, diri, sendiri dan lainnya.
Semoga bermanfaat....
ONE DAY ONE HADITS
Ahad, 14 Juli 2024 M / 7 Muharram 1446 H.
Keutamaan Puasa Asyura Begitu Besar
عن أبي قتادة قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) aku berharap kepada Allah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (9-10 Muharram) aku berharap kepada Allah akan dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).
Pelajaran yang terdapat didalam hadits :
1- Hukum puasa Asyura ialah sunnah berdasarkan hadits-hadits yang shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengindikasikan hal itu.
2- Hari Asyura adalah hari saat Allah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya, juga binasanya Fir’aun dan pengikutnya sehingga orang Yahudi berpuasa Asyura saat itu.
3-Keutamaan Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.
4- Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berpuasa pada hari itu sebagai bentuk syukur pada Allah. Beliau pun memerintahkan untuk berpuasa saat itu dengan menggabungkan hari sebelum atau sesudahnya.
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.
“Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
“Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,
فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 1134).
5 - Berpuasa pada 9 dan 10 Muharram lebih afdhol. Adapun berpuasa 10 dan 11 Muharram, itu pun sudah mencapai maksud untuk menyelisihi Yahudi dalam berpuasa.
6- Jika berpuasa tiga hari sekaligus, yaitu 9, 10, dan 11 Muharram tidaklah masalah. Untuk puasa tiga hari tersebut telah didukung dalam berbagai riwayat, “Berpuasalah Asyura ditambah hari sebelum dan sesudahnya.
7- Bagi yang tidak sempat melaksanakan puasa pada 9 dan 10 Muharram, boleh memilih 10 dan 11 Muharram. Karena yang kedua ini pun sama-sama mencapai maksud untuk menyelisihi Yahudi dalam melaksanakan puasa Asyura.
Semoga Allah beri kemudahan kepada kita untuk semangat dalam kebaikan."Wallahu waliyyut taufiq."
Tema hadits yang berkaitan dengan Al qur'an :
1- Orang yang berpuasa meninggalkan makan, minum, dan hubungan intim karena Allah, maka Allah akan menganti dengan kenikmatan di surga seperti disebut dalam ayat,
كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ
“(kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (QS. Al Haqqah: 24). Mujahid mengatakan bahwa ayat ini turun kepada orang-orang yang berpuasa. Lihat Lathoif Al-Ma’arif, hal. 21.
2- Hadits-hadits yang menyebutkan tentang penghapusan dosa karena amal kebaikan di atas sesuai dengan kandungan firman Allah ta’ala,
نَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ
“Sesungguhnya amal-amal kebaikan itu akan menghapuskan dosa-dosa.” (Qs. Huud [11]: 114).
3- Sebagaimana Allah juga menjadikan tindakan menjauhi dosa-dosa besar sebagai sebab dihapuskannya dosa-dosa kecil. Allah berfirman,
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا
“Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar yang dilarang kepada kalian
niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan kalian (dosa-dosa kalian yang kecil) dan Kami masukkan kalian ke tempat yang mulia (surga).(QS. An Nisa :31).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.