Edisi Kamis, 9 Desember 2021 M / 4 Jumadil Awwal 1443 H.
Di tahun 1127, Syekh Abdul Qadir sudah mulai tampil di masyarakat menjadi pendakwah, mengajar dan berfatwa untuk semua Mazhab. Lewat kemampuannya berdakwah dan mengajar, Syekh Abdul Qadir langsung menarik minat banyak tokoh muslim dunia pada masanya. Terlebih, beliau juga dikabarkan berhasil mengajak sejumlah Yahudi dan Nasrani untuk ikut memeluk Islam. Dimana pada masa itu perpindahan keyakinan tergolong hal yang sangat mustahil dilakukan.
Kemampuan Syekh Abdul Qadir Jailani dalam berkhotbah sangat luar biasa. Hingga ia dikatakan sebagai tokoh yang paling bisa mempengaruhi dan mengubah pola pikir masyarakat Irak di abad ke-12. Penganut ajaran Syekh Abdul Qadir pun menyebar cepat. Dari kalangan orang kaya, pedagang, petani hingga orang-orang pinggiran. Dari masyarakat Irak, Afrika, Mesir, India, hingga Indonesia.
Semenjak tahun 1127 hingga 25 tahun lamanya, Syekh Abdul Qadir memutuskan untuk menyepi. Ia menjadi pengembara sufi di padang pasir Irak. Ketika memperdalam sufi ini, Syekh Abdul Qadir banyak melakukan tirakat, riyadhah dan mujahadah melawan hawa nafsu. Berikut ini beberapa kata-kata nasehat Syeikh Abdul Qadir Jailani yang penuh hikmah :
1. Cela Dan Aib
Mereka melihat cela dan aibmu. Barang siapa tidak mengetahui tempat keberuntungan, lalu dia jelas tidak akan beruntung.“Syekh Abdul Al-Jaelani”
2. Sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam
Takutlah kamu dengan firasat seorang mukmin. Sebab ia memandang sesuatu dengan cahaya Illahi.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
3. Kekasih Allah Subhanahu WaTa'ala
Para kekasih Allah Subhanahu WaTa'ala terhadap makhluk adalah buta, tuli, dan bisu. “Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
4. Hati
Jika hati mereka telah dekat dengan Allah Azza Wajalla, maka mereka tidak mendengar dan melihat selainnya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
5. Kedudukan
Mereka berada pada kedudukan antara Al-Jalal dan Al-Jamal, tidak berpaling ke kanan ataupun ke kiri.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
6. Bagi Mereka
Bagi mereka tidak ada belakang, yang ada hanyalah depan. Manusia, Jin, Malaikat, dan Makhluk yang lainnya melayani mereka.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
7. Karunia (Fadhal)
Demikian pula hukum dan ilmu. Karunia (fadhal) merupakan santapan dan penyegarnya. Mereka makan dari fadhal-Nya dan minum susu-Nya. Mereka minum, mereka merasa bising terhadap suara-suara manusia, tetapi mereka tinggal bersama-dengannya (makhluk). Mereka menyuruh makhluk melaksanakan perintah Allah Subhanahu WaTa'ala, mencegah makhluk dari mengerjakan larangan-larangan-Nya, sebagai penerus ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam. Merekalah pewaris yang sebenarnya.“Syekh Abdul Al-Qodir”
8. Bertindak
Para kekasih Allah Subhanahu WaTa'ala itu tidak pernah bertindak dan bersikap demi diri dan nafsu sendiri.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
9. Cinta Dan Benci
Mereka mencintai sesuatu karena Allah Azza Wajalla dan membenci sesuatu karenanya. Semuanya demi dia, tidak ada bagian yang di berikan kepada nya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
10. Zuhud
Terimalah nasib dengan zuhud, tidak dengan kebencian. Orang yang makan sambil menangis tidak sama dengan orang yang makan sambil ketawa, dalam menerima segala ketentuan-Nya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
11. Senantiasalah
Senantiasalah hatimu dengan Allah Azza Wajalla. Berserah dirilah atas keburukan nasib.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
12. Obat
Kamu memakan sesuatu yang di berikan oleh tabib dan sesuai dengan obatnya, adalah lebih baik daripada makan sesuatu yang kamu sendiri tidak mengetahui asal-usulnya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
13. Hatimu
Selama hatimu keras terhadap amanat, maka hilanglah rahmat dirimu, dan hilanglah pula segala yang ada padamu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
14. Amanat
Hukum-hukum syariat itu amanat yang di bebankan kepadamu, sedangkan kamu meninggalkan dan menghianatinya. Tidak berguna lagi jika amanat lenyap dari hatimu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
15. Karunia Allah Subhanahu WaTa'ala
Andai kata tanpa karunia Allah Azza Wajalla, mana mungkin orang berakal mentadbir negara, bergaul dengan para penghuninya, yang telah dilanda sifat riak, nifak, zalim bergelimang syubhat dan haram.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
16. Kekufuran
Benar telah tersebar kekufuran, Ya Allah. Kami mohon pertolongan kepada-Mu dari kefasikan kelancangan. Telah banyak kelemahan melanda para zindik.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
17. Rahasia
Sungguh telah ku bongkar rahasia rumah kamu. Tetapi aku mempunyai dasar yang memerlukan pembina. Aku mempunyai anak-anak yang memerlukan pendidikan. Seandainya Ku Ungkap Sebagian Rahasiaku, tentu hal ini merupakan pangkal perselisihan antara aku dengan kamu. "Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.