Edisi Kamis, 30 Desember 2021 M / 25 Jumadil Awwal 1443 H.
Imam Muhammad bin Idris As-Syafi'i Al-Quraisyi, (Mazhab Syafi'i) (Ulama Syafi'iyyah). Beliau dilahirkan di Ghuzzah tahun 150 H dan wafat di Mesir tahun 204 H. Beliau belajar kepada Imam Malik yang dikenal dengan mazhabul hadits, kemudian beliau pergi ke Irak dan belajar dari ulama Irak yang dikenal mazhabul qiyas (Keistimewaan beliau), Hafal Al-Qur'an di usia 7 Tahun, pandai diskusi dan intelektual.
Kita tentu tidak asing lagi dengan seorang ulama terkemuka sepanjang zaman ini, dialah Imam Syafi'i pendiri Madzhab Syafi'i yang banyak dianut di seluruh dunia, bahkan di Indonesia mayoritas penganut Madzhab Syafi'i. Imam Syafi'i lahir pada tahun 150 H. Ketika itu, bertepatan dengan wafatnya dua Ulama terkemuka yaitu Imam Abu Hanifah pendiri Madzhab Hanafi, dan Imam Ibn Jureij al-Makky, seorang mufti Hijaz. Ini disebut-sebut sebagai suatu firasat kelahiran Imam Syafi'i akan menggantikan dua ulama yang telah wafat tersebut, baik dalam keilmuan dan kesalehannya, kita dapat lihat kebenarannya sekarang ini.
Imam Syafi'i tentu memiliki keilmuan yang luhur di bidang agama, baik itu ilmu fiqih, hadits, sastra dan yang lainnya, sudah barang tentu kita teladani kesalehannya dan menyerap keilmuan-keilmuannya tersebut, termasuk mendengarkan nasehat nasehat imam syafi'i tentang ilmu.
Berikut di bawah ini kata kata imam Syafi'i tentang ilmu dalam bahasa Arab dan artinya :
1. Kesatu
من أراد الدنيا فعليه بالعلم، ومن أراد الآخرة فعليه بالعلم
Siapa yang menginginkan dunia maka harus dengan ilmu, dan siapa menginginkan akherat maka harus dengan ilmu
2. Kedua
ما تقرب إلى الله تعالى بشىء بعد الفرائض أفضل من طلب العلم
Tidak ada yang lebih afdhol untuk mendekatkan diri kepada Allah setelah ibadah-ibadah fardhu kecuali tholabu al-ilmi
3. Ketiga
ما أفلح فى العلم إلا من طلبه فى القلة، ولقد كنت أطلب القرطاس فيعسر على
Tidak beruntung dalam ilmu kecuali orang yang menuntutnya dalam kekurangan, saya dahulu pernah sangat kesulitan hanya sekedar mencari kertas
4. Keempat
لا يطلب أحد هذا العلم بالملك وعز النفس فيفلح، ولكن من طلبه بذلة النفس، وضيق العيش، وخدمة العلم، وتواضع النفس أفلح
Tidaklah seorang menuntut ilmu dalam kekayaan dan jiwa yang tinggi kemudian berhasil, tetapi siapa yang menuntut ilmu dengan jiwa yang merasa kurang, susah dalam penghidupan, mengabdi pada ilmu dan jiwa yang penuh tawadhu maka dia yang akan berhasil
5. Kelima
تفقه قبل أن ترأس، فإذا رأست فلا سبيل إلى التفقه
Belajarlah sebelum menjadi pemimpin, karena apabila kamu sudah jadi pemimpin tiada jalan untuk belajar.
6. Keenam
من طلب علما فليدقق؛ لئلا يضيع دقيق العلم
Barangsiapa menuntut ilmu hendaklah dengan cara yang teliti, agar tidak hilang detail-detail ilmu
7. Ketujuh
زينة العلماء التوفيق، وحليتهم حسن الخلق، وجمالهم كرم النفس
Keanggunan ulama adalah pengamalan akan ilmunya, perhiasan ulama adalah akhllak yang baik, keindahan ulama adalah jiwa yang mulia
8. Kedelapan
زينة العلم الورع والحلم
Perhiasan ulama adalah wara’ dan kesantunan
9. Kesembilan
ليس العلم ما حفظ، العلم ما نفع
Ilmu bukanlah apa yang dihafal, ilmu adalah apa yang bermanfaat (bagi pemiliknya).
10. Kesepuluh
فقر العلماء فقر اختيار، وفقر الجهال فقر اضطرار
Miskinnya ulama adalah pilihan, sedangkan miskinnya orang jahil adalah nasib.
11. Kesebelas
طلب فضول الدنيا عقوبة عاقب الله بها أهل التوحيد
Mencari kemewahan dunia adalah cobaan yang Allah timpakan kepada ahli tauhid
12. Kedua belas
قيل للشافعى: ما لك تدمن إمساك العصى ولست بضعيف؟ فقال: لأذكر أنى مسافر، يعنى فى الدنيا
Imam syafi’i ditanya : mengapa engkau selalu memegang tongkat padahal kamu bukan orang yang lemah? Beliau menjawab : suapaya aku ingat bahwa aku seorang musafir (yakni di dunia)
13. Ketiga belas
خير الدنيا والآخرة فى خمس خصال: غنى النفس، وكف الأذى، وكسب الحلال، ولبس التقوى، والثقة بالله عز وجل على كل حال
Kebaikan dunia dan akhirat terdapat dalam lima perkara; jiwa yang merasa cukup, tidak menyakiti orang, mencari rizki yang halal, selalu bertakwa dan selalu percaya dan bergantung kepada Allah dalam semua hal.
14. Keempat belas
أنفع الذخائر التقوى وأضرها العدوان
Simpanan yang paling bermanfaat adalah takwa, sedangkan yang paling berbahaya adalah permusuhan
15. Kelima belas
من أحب أن يفتح الله قلبه أو ينوره فعليه بالخلوة، وقلة الأكل، وترك مخالطة السفهاء، وبعض أهل العلم الذين ليس معهم إنصاف ولا أدب
Barangsiapa yang ingin Allah buka hatinya atau diberi cahaya maka hendaklah dia berkholwah (menyendiri untuk bertafakur), sedikit makan, meninggalkan bergaul dengan orang-orang “ideot”, serta meninggalkan pergaulan dengan sebagian ahli ilmu yang tidak memiliki objktifitas dan tidak memiliki adab.
16. Keenam belas
لَا يُدْرَكُ العِلْمُ إِلَّا بِالصَّبْرِ عَلَى الضُّرِّ
“Ilmu tidak akan didapat kecuali dengan bersabar atas kesulitan”
17. Ketujuh belas
قَلِيْلٌ مِنَ العِلْمِ مَعَ العَمَلِ بِهِ، أَنْفَعُ مِنْ كَثِيْرٍ مِنَ العِلْمِ مَعَ قِلَّةِ العَمَلِ بِهِ
"Sedikit ilmu yang dibarengi dengan amal, lebih bermanfaat dari pada banyak ilmu tapi sedikit beramal”
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.