Kamis, 23 Desember 2021

KATA-KATA MUTIARA JALALUDDIN RUMI YANG INDAH DAN MENYEJUKKAN HATI (BAGIAN 1)

Edisi Kamis, 23 Desember 2021 M / 18 Jumadil Awwal 1443 H.

Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri atau dikenal dengan nama Jalaluddin Rumi merupakan seorang tokoh sufi yang terkenal pada zamannya. Beliau lahir di Samarkand pada tanggal 6 Rabiul Awwal 604 Hijriah atau 30 September 1207 Masehi. Beliau merupakan seorang penyair sufi yang telah memiliki banyak karya sastra, salah satunya yang paling terkenal ialah kumpulan puisinya al-Matsnawi al-Maknawi. Melalui karya tersebut Rumi menjadi salah satu seorang penyair sufi paling besar. Konon karya tersebut adalah sebuah revolusi terhadap ilmu kalam yang kehilangan semangat dan kekuatannya.

Dalam puisi-puisi Jalaluddin Rumi selalu menyampaikan bahwa Tuhan adalah sebagai satu-satunya tujuan, tidak ada yang menyamainya. Maka tak heran apabila hingga kini karya-karya dan pemikiran beliau hingga kini menginspirasi banyak orang. Berikut ini beberapa kata-kata mutiara Jalaluddin Rumi yang menyejukkan dan bisa menjadi refleksi diri :

1. Meskipun aku diam tenang bagai ikan, tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan.

2. Dia adalah Yang tidak mempunyai ketiadaan, saya mencintainya dan Saya mengaguminya.

3. Hawa nafsumu adalah induk segala berhala: berhala jasmani adalah ular, namun berhala ruhani adalah naga.

4. Kematian adalah jembatan yang menghubungkan orang yang mencintai dengan yang dicintainya.

5. Sufi adalah seorang lelaki atau seorang perempuan yang telah patah hati terhadap dunia.

6. Setiap penglihatan tentang keindahan akan lenyap. Setiap perkataan yang manis akan memudar.

7. Kemarin saya pintar, jadi saya ingin mengubah dunia. Hari ini saya bijaksana, jadi saya mengubah diri saya sendiri.

8. Ikat dua burung bersama. Mereka tidak akan dapat terbang, kendati mereka tahu memiliki empat sayap.

9. Hati saya begitu kecil, hampir tak terlihat. Bagaimana Anda bisa menempatkan kesedihan besar di dalamnya? Dengar, Dia menjawab, Mata Anda lebih kecil, namun mereka melihat dunia.

10. Hari ini, seperti hari lainnya, kita terjaga dengan perasaan hampa dan ketakutan.

11. Dengan cinta, yang pahit menjadi manis. Dengan cinta, tembaga menjadi emas. Dengan cinta, sampah menjadi jernih. Dengan cinta, yang mati menjadi hidup. Dengan cinta, raja menjadi budak. Dari ilmu, cinta dapat tumbuh. Pernahkah kebodohan menempatkan seseorang di atas tahta seperti ini?

12. Hikmah Tuhan menciptakan dunia supaya segala sesuatu yang ada dalam pengetahuan-Nya menjadi tersingkap.

13. Setiap orang melihat sesuatu yang tak terlihat menurut kadar cahayanya.

Semakin sering ia menggosok cermin hatinya, semakin jelaslah ia melihat segala.

14. Air berkata kepada yang kotor, "Kemarilah." Maka yang kotor akan berkata, "Aku sungguh malu." Air berkata, "Bagaimana malumu akan dapat dibersihkan tanpa aku?

15. Dalam perjalanan itu tak ada lorong sempit yang lebih sulit dari ini, beruntunglah orang yang tak membawa kedengkian sebagai teman.

16. Cinta mengubah kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta membawa perubahan-perubahan bagi siang dan malam.

17. Adakah pelukis yang melukis sebuah lukisan indah demi lukisan itu sendiri?

Semoga bermanfaat ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.