Selasa, 31 Oktober 2023

AMALAN MASUK SURGA TANPA DIHISAB

Edisi Selasa, 31 Oktober 2023 M / 16 Rabi'ul Akhir 1445 H.

Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan apa yang dilakukan. Dan dari amal tersebut nantinya yang akan mengantarkan ke surga atau neraka. Setidaknya ada beberapa amalan atau kebiasaan yang bisa dilakukan sebagai pintu masuk menuju surga.

Rasulullah telah memberikan beberapa penjelasan, yang akan menghantarkan kita menuju surga Allah Subhanahu Wa Taala. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad sebagaimana berikut:

 أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ  

Artinya: Sebarkan kedamaian, berikan makanan, bersilaturrahimlah, shalatlah ketika orang-orang tidur, engkau akan masuk surga dengan damai.  

Di antara orang islam yang masuk surga, ada yang langsung masuk ke dalamnya ada pula yang harus menunggu lama, dan ada juga yang harus mampir dulu ke neraka. Jika bisa memilih pastilah kita menginginkan masuk surga tanpa harus menunggu, tanpa harus mampir neraka, namun langsung masuk saja, tanpa dihisab tanpa diadzab. Bagaimana caranya? Berikut dijelaskan pembahasannya, 17 Amalan Masuk Surga Tanpa dihisab.

1. Bertauhid 

Keutaamaan mempelajari tauhid merupakan ilmu yang paling agung, kewajiban yang paling wajib, dan perintah Allah yang terbesar. Oleh karena itulah, keistimewaan yang didapatkan oleh Al-Muwahhidin (orang-orang yang mentauhidkan Allah) itu banyak dan sangat besar.

Di antara keutamaan ilmu tauhid islam yang didapatkan oleh mereka adalah, Ahli Tauhid mendapatkan keamanan dan hidayah,

Tempat kembalinya adalah Surga, Allah Ta’ala menyelamatkannya dari neraka, Ahli Tauhid mendapatkan kesempatan diampuni seluruh dosa-dosanya,

Timbangan tauhid beratnya mengalahkan timbangan langit dan bumi.

Dan puncak keutamaan yang dianugerahkan kepada Ahli Tauhid adalah mendapatkan kesempatan masuk Surga tanpa hisab dan tanpa adzab.

2. Beramal Sesuai dasar hukum islam 

Sa’id berkata, “Alangkah baiknya orang yang beramal sesuai dengan dalil yang didengarnya, namun Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhu menuturkan kepada kami hadits dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Aku telah diperlihatkan beberapa umat oleh Allah, lalu aku melihat seorang Nabi bersama beberapa orang (tidak sampai 10 orang). Seorang Nabi bersama seseorang dan dua orang, serta seorang Nabi yang sendirian. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku sekelompok orang yang sangat banyak. Aku mengira mereka itu umatku, namun disampaikan kepadaku, ‘Itu adalah Nabi Musa dan kaumnya.’

Selanjutnya, tiba-tiba aku melihat lagi sejumlah besar orang, dan disampaikan kepadaku, ‘Ini adalah umatmu, bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.’ Kemudian beliau bangkit dan masuk rumah. Orang-orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu.

3. Tawakkal 

Dengan hukum beradab dengan Rasulullah, Ada di antara mereka yang mengatakan, ‘Barangkali mereka itu sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.’ Ada lagi yang mengatakan, ‘Barangkali mereka orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam dan tidak pernah menyekutukan Allah.’ dan mereka menyebutkan yang lainnya pula.

Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Lalu beliau bersabda, “Mereka itu adalah orang yang tidak minta diruqyah, tidak melakukan kay  dan tidak melakukan tathayyur serta mereka bertawakal hanya kepada Rabb mereka.”

4. Meninggal dalam Keadaan Islam 

“Sesungguhnya amalan itu hanya berdasarkan penutupnya” (HR. Al-Bukhari). sebab itu selalu panjatkan doa diwafatkan dalam islam.

5. Bersih dari Dosa Syirik dan Bid’ah 

Maksud bersih dari dosa dengan segala macamnya (syirik atau bid’ah ) adalah seorang hamba meninggal dalam keadaan sudah bertaubat dari seluruh dosa atau dosanya sudah terlebur dengan pelebur (mukaffirat) dosa.

6. Bersih Dari Dosa Maksiat 

Maksud bersih dari dosa dengan segala  maksiat adalah seorang hamba meninggal dalam keadaan sudah bertaubat dari seluruh dosa atau dosanya sudah terlebur dengan pelebur dosa. Jadi, yang dijadikan patokan di sini adalah akhir hidup seseorang, karena Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

وَإِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيْمِ

“Sesungguhnya amalan itu hanya berdasarkan penutupnya” (HR. Al-Bukhari).

7. Jauh dari Syirik Besar dan Kecil 

As-Saabiqun bil khairaat (orang-orang yang bersegera dalam kebaikan) bahwa mereka adalah orang-orang yang selamat dari syirik besar maupun kecil. Mereka meninggalkan hal-hal haram dan makruh. Bahkan mereka meninggalkan sebagian hal yang mubah/halal. Mereka bersungguh-sungguh dalam melaksanakan amal ketaatan, baik amal yang wajib maupun yang sunnah. Mereka adalah orang-orang yang lebih dahulu berbuat kebaikan. Maka barangsiapa yang sampai pada tingkatan ini, maka ia masuk Surga tanpa hisab dan tanpa adzab.

8. Mengucap Syahadat Ketika Meninggal 

Pada ucapan asyhadu anna muhammadar rasulullah mengandung tuntutan jauh dari kemaksiatan dan bid’ah, hal itu disebabkan karena konsekuensi syahadat Muhammadar Rasulullah adalah taat pada perkara yang diperintahkan oleh rasulullah, membenarkan apa yang beliau infromasikan, menjauhi larangannya, dan tidak menyembah Allah melainkan sesuai dengan syari’at yang diajarkannya (QS. At-Tamhiid: 33).

9. Mengucap Laa Ilaaha Illallah Ketika Meninggal 

Perealisasian tauhid dengan sempurna adalah perealisasian syahadatain laa ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullah‘, karena pada ucapan seorang Ahli Tauhid laa ilaaha illallaah’, terdapat tuntutan pelaksanaan tauhid dan jauh dari syirik, dengan segala macamnya.

10. Pengikut Setia Rasulullah 

Daripada Abu Bakar , Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Aku dianugerahi Allah 70,000 orang dari umatku masuk syurga tanpa hisab. Wajah mereka nampak seperti bulan pada malam purnama. Hati mereka semuanya sama. Lalu, aku memohon tambahan kepada Allah dan Allah menambahkan untukku setiap satu orang menjadi 70,000 orang .” (Hadis riwayat Ahmad dalam Musnad dengan sanad yang sahih).

11. Orang yang Pertama Kali Masuk Islam di Masa Rasulullah 

Allah berfirman dalam surah Al Waqiah ayat 10-14 yang artinya: 

10.Dan orang-orang yang beriman paling dahulu,11. Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah.12. Berada dalam jannah kenikmatan.13. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,14. dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian (QS. Al Waqiah 10-14).

12. Memiliki Kesempurnaan Akhlak 

Golongan orang yang akan masuk syurga tanpa hisab adalah golongan yang sifatnya disebutkan dalam surah Al-Waqi’ah ayat 10 -14 . Allah memberi sifat kepada mereka sebagai orang-orang yang beriman paling dahulu dan mereka didekatkan kepada Allah di syurga. Mereka adalah segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian . Kepada mereka , Allah telah menanamkan kemuliaan , cinta takdir , dan keagungan . Mereka adalah cermin dalam iman , amal kebaikan , jihad , ilmu , anugerah , kelembutan hati , cinta , kesempurnaan , akhlak , dan keagungan .

13. Mendapat Buku Amal di Tangan Kanan 

Allah berfirman dalam surah Al Insyiqaq ayat 7-9 yang artinya :

7.Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, 8. maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,9. dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira (QS. Al Insyiqaq 7-9).

14. Orang yang Sabar Ketika Diuji dengan Penyakit Berat di Dunia 

” Pada hari kiamat kelak setelah timbangan timbangan amal dipasang, orang orang yang tekun shalat dipanggil untuk menerima pahala mereka secara penuh, orang orang yang tekun puasa dipanggil untuk menerima pahala mereka secara penuh, orang orang yang gemar berpuasa dipanggil untuk menerima pahala mereka secara penuh, dan orang orang yang pergi haji dipanggil untuk menerima pahala mereka secara penuh. Tetapi timbangan orang orang orang yang dicoba dengan peneritaan sakit tidak dipasang, mereka juga tidak diadili, mereka selain diberi pahala juga tidak dihisab “

15. Mati Syahid 

Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :” Pada hari kiamat nanti orang yang mati syahid dihadirkan untuk dihisab, dan orang yang suka bersedekah dihadirkan untuk dihisab. Orang orang yang dicoba dengan penyakit juga dihadirkan, namun tidak untuk dihisab maupun diadili. Mereka malah diberi pahala yang amat banyak. Sehingga orang orang sehat yang ada di padang mahsyar berharap tubuh mereka dipotong potong dan digunting agar bisa mendapat pahala yang baik disisi Allah “

16. Selalu Bersyukur 

Allah berfirman dalam Surat Ali Imran Ayat 145

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا ۗ وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا ۚ وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ

Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

17. Qana’ah (Menerima Apa Adanya) 

” Wahai cucuku selalulah bersikap qana’ah , niscaya kamu akan menjadi manusia yang paling kaya. Dan tunaikanlah kewajiban kewajiban, niscaya kamu akan menjadi manusia yang paling berbakti pada Allah. Wahai cucuku sesungguhnya di syurga ada terdapat pohon bernama Balwa yang diperuntukan bagi orang orang yang dicoba dengan derita penyakit. Untuk mereka tidak diadakan penimbangan amal, dan juga tidak diselenggarakan pengadilan. Tetapi malah dicurahkan pahala kepada mereka” . Beliau lalu membaca surat Az zumar ayat 10 :“Sesungguhnya hanya orang orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas”

Jika seseorang memiliki kebaikan yang sempurna misalnya dari segi akhlak, amalan kepada orang lain dsb namun ia memiliki sifat kafir dan syirik, maka ia tidak termasuk pada 17 golongan yang disebutkan di atas, melainkan mereka langsung dimasukkan ke dalam neraka tanpa dihisab amalnya terlebih dahulu walaupun mereka memiliki amal baik yang banyak selama hidup di dunia, hal itu terjadi karena setiap orang yang kafir dan syirik akan dipastikan masuk neraka sebab mereka melakukan segala hal di dunia bukan karena Allah dan tidak pernah menyembah kepada Allah, sebagaimana firman berikut,

ayat 20: Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman

ayat 21: Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi 

ayat : 22. Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam 

ayat : 23

Dan yang menyertai dia berkata : ” Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku.” 

ayat : 24. Allah berfirman :” Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala  

ayat 25: yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu,   

ayat 26: Yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat ( Surah Qaf 20-26).

Itulah amalan mulia yang mendapat janji dari Allah untuk masuk surga tanpa dihisab, semoga bisa menjadi motivasi untuk kita semua dalam meningkatkan amal mulia agar jauh dari api neraka. Demikian yang dapat penulis sampaikan, terima kasih telah meluangkan waktunya untuk membaca. 

Semoga bermanfaat...


ONE DAY ONE HADITS 

Selasa, 31 Oktober 2023 M / 16 Rabi'ul Akhir 1445 H. 

Jalan Menuju Surga 

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ جَابِرْ بْنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ اْلمَكْتُوْبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ، وَحَرَّمْت الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ ؟ قَالَ : نَعَمْ . [رواه مسلم]

Dari Abu Abdullah, Jabir bin Abdullah Al Anshary radhiallahuanhuma : Seseorang bertanya kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, seraya berkata : Bagaimana pendapatmu jika saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa Ramadhan, Menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram ) dan saya tidak tambah sedikitpun, apakah saya akan masuk surga ? Beliau bersabda : Ya. (Riwayat Muslim). 

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits: 

1. Setiap muslim dituntut untuk bertanya kepada ulama tentang syariat Islam, tentang kewajibannya dan apa yang dihalalkan dan diharamkan baginya jika hal tersebut tidak diketahuinya.

2. Penghalalan dan pengharaman merupan aturan syariat, tidak ada yang berhak menentukannya kecuali Allah ta’ala.

3. Amal saleh merupakan sebab masuknya seseorang kedalam syurga.

4. Keinginan dan perhatian yang besar dari para shahabat serta kerinduan mereka terhadap syurga serta upaya mereka dalam mencari jalan untuk sampai kesana.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran : 

1. Evaluasi diri / muhasabah 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ 

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS. Al-Hasyr: 18].

2. Rindu syurga 

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ 

Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir'aun, ketika ia berkata, "Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim, "

[QS. At-Tahrim:11].

3. Memperhatikan halal haram dalam kehidupan

قَاتِلُوا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلا بِالْيَوْمِ الآخِرِ وَلا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka sampai mereka membayar jizyah dengan patuh, sedangkan mereka dalam keadaan tunduk.[QS. At-Taubah:29].

Senin, 30 Oktober 2023

CARA MENGHINDARI RIYA' MENURUT ISLAM

Edisi Senin, 30 Oktober 2023 M / 15 Rabi'ul Akhir 1445 H.

Pernahkah Anda melakukan sebuah amalan, lalu memamerkan atau menunjukkannya kepada orang lain dengan maksud untuk mendapatkan pujian? Berhati-hatilah, barangkali hati telah terjangkit penyakit riya’. Sifat riya’ sangatlah berbahaya. Riya’ bisa menghapus pahala, dijauhi oleh Allah Subhanahu wa ta'ala dan celaka di akhirat. Bahkan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam menggolongkan riya’ ke dalam syirik kecil. Sebagaimana sabda beliau:

"Sesuatu yang sangat aku takutkan yang akan menimpamu ialah syirik kecil . Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang apa yang dimaksud dengan syirik kecil itu , maka beliau menjawab yaitu riya’. ” (HR.Ahmad).

Menghindari sikap riya’ memang bukanlah perkara mudah. Sebab pada dasarnya sifat manusia itu senang dipuji. Hanya orang-orang tertentu berhati ikhlas yang bisa menghindari sifat riya’. Berikut ini adalah beberapa cara menghindari riya’ yang bisa kita praktekkan dalam keseharian. 

1. Menjaga tauhid 

Pertama-tama yang harus dilakukan untuk menghindari sifat riya’ adalah menanamkan pada diri bahwa Allah Maha Besar dan paling berhak untuk memiliki semua sifat baik. Dengan selalu mengingat kebesaran Allah, kita akan merasa kecil dan tidak pantas untuk merasa baik dan ingin dipuji makhluk lain.

Kita harus selalu melakukan cara agar tetap istiqomah di jalan Allah untuk mendekatkan diri pada-Nya. Dengan kita berusaha mendekatkan diri pada Allah, maka kita akan selalu berusaha menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Saat kita mengetahui bahwa sifat riya’ merupakan sifat yang dibenci oleh Allah, maka kita tidak akan mau memiliki sifat riya’.

2. Luruskan niat 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang memperoleh sesuai apa yang ia niatkan”. (H.R.Bukhari Muslim).

Cara menghindari riya yang kedua dengan meluruskan niat. Ingatlah bahwa segala macam perbuatan kita bergantung pada niat. Apabila niat kita baik, Lillahi Ta’ala (hanya karena Allah Ta'ala) maka insyaAllah itu akan dicatat sebagai pahala. Sebaliknya, jika terbesit rasa ingin dipuji oleh manusia maka perbuatan kita tidak memperoleh apapun. Bahkan bernilai dosa. Maka itu, sebelum melakukan sesuatu pastikan untuk memperbaiki niat dalam hati. 

3. Berdoa dan memohon pertolongan Allah Ta'ala 

Manusia adalah makhluk yang penuh dengan keterbatasan. Kita tidak bisa menghandle segala hal hanya dengan menggandalkan diri sendiri. Sudah menjadi keharusan bagi kita untuk melibatkan Allah dalam segala urusan. Termasuk berlindung dari sifat-sifat yang tercela seperti riya’. Jangan pernah lelah berdoa kepada Allah agar diperkuat keimanan dan dilindungi dari bisikan syetan. 

4. Menyadari kedudukan diri hanyalah seorang hamba 

Manusia terkadang sering lupa diri. Kenikmatan dunia yang begitu memukau (seperti harta benda, kedudukan, wajah yang rupawan, dan keturunan) kerapkali membuat manusia menjadi sombong dan riya’ (pamer). Padahal semua kenikmatan tersebut adalah pemberian Allah Subhanahu wa ta'ala. Tapi manusia menganggap itu diperoleh dari usahanya sendiri. Na’udzubillahi mindzalik. Pemikiran inilah yang kemudian memicu munculnya penyakit hati. Hingga membawa manusia ke dalam kesesatan.

Hendaknya kita menyadari bahwa kita hanyalah hamba Allah. Ciptaan Allah. Tak ada yang kita miliki di dunia ini. Semuanya hanya titipan yang bersifat fana dan pasti akan musnah. Apabila hati kita sanggup menyadari hal tersebut maka insyaAllah kita akan terhindar dari sifat riya’.

5. Mengendalikan hati 

Berusahalah mengendalikan hati agar tidak terbuai dengan pujian manusia. Sebuah pujian memang bisa memotiviasi diri menjadi lebih baik. Namun demikian, terkadang pujian juga bisa menjadi racun hingga membuat kita jadi riya’. Maka dari itu, cobalah untuk tidak berbangga diri. Ingatlah dan terus mengingat bahwa apa yang kita lakukan saat ini semata-mata karena izin Allah Ta'ala. Kita mampu beramal karena diberikan rezeki berkecukupan. Kita bisa sholat dengan sempurna karena diberikan kesehatan. Jadi berterimakasihlah pada Allah Subhanahu wa ta'ala.

6. Selalu mengingat akhirat 

Akhirat merupakan tempat kita hidup yang lebih kekal dibandingkan kehidupan di dunia. Maka, kita semua pasti menginginkan mendapat kelapangan dan ketenangan di akhirat nanti. Oleh karena itu, kita harus selalu beramal baik dan menjaga agar amal itu bernilai pahala di hadapan Allah. Dengan kita selalu mengingat akhirat, kita akan merasa takut berbuat riya’ dan melakukan cara merubah kepribadian menjadi lebih baik lagi karena tidak ingin pahala amal ibadah kita terkikis habis akibat sifat riya’.

7. Memperbanyak bersyukur 

Bersyukur dapat menjadi salah satu cara menghindari sifat riya’. Dengan memperbanyak rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, kita tidak akan terlalu mengharapkan pujian dari orang lain. Cukup Allah yang menjadi saksi hidup kita. Dan sering-seringlah mengucapkan Alhamdulillah. Jangan sampai kita pamer ibadah hanya agar banyak teman, agar dicintai, diagung-agungkan atau mungkin agar naik jabatan. Percayalah pujian dari manusia tidak akan berlangsung selamanya. Lebih syukuri apa yang ada dan niatkan segala sesuatu hanya untuk Allah Ta'ala. 

8. Terus-menerus mengingat Allah Ta’ala 

Telah dijelaskan dalam Al-Quran bahwasannya syaitan tidak akan pernah lelah menggoda manusia menuju jalan yang sesat. Sebab itu, manusia harus sering meminta perlindungan kepada Allah, salah satunya lewat berdizikir.  Aktivitas dzikir akan membuat kita terus mengingat Allah. Dengan demikian, syaitan akan sulit mencari celah untuk masuk. Umumnya orang-orang yang gemar berlaku riya; jarang sekali menyebut asma Allah, sebagaimana firmanNya:

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka . Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali” (QS. An Nisaa’:142).

9. Sembunyikan amal kebaikan seperti menyembunyikan aib 

Cara selanjutnya untuk menghindari riya’ yakni dengan menyembunyikan ibadah dan amal-amal kebaikan. Tapi ibadah umum yang tidak bisa disembunyikan, seperti solat jamaah di masjid, membaca Al-quran atau puasa tak perlu ditutupi. Yang terpenting berusahalah ikhlas. Sedangkan ibadah yang bersifat pribadi seperti beramal ke masjid, bersedekah, sholat tahajjud sebaiknya tak perlu dipamerkan. Cukup diri sendiri dan Allah Ta’ala yang tahu. Sembunyikan amal kebaikan layaknya kita menyembunyikan aib-aib dalam diri. Dengan demikian kita pun bisa terhindar dari pujian manusia dan jauh dari sifat riya’.

10. Belajar ikhlas 

Ikhlas adalah tiangnya sebuah amal shalih agar dapat diterima oleh Allah. Seseorang yang beramal dengan niat ikhlas dan tidak berharap pujian dari orang lain maka insyaAllah amalnya diterima oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam pernah bersabda:  “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”. (HR. Muslim).

11. Mengingat kematian 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian).” (HR At-Trimidzi, An Nasa’i, dan Ibnu Majah).

Jika memang sulit untuk menghindari riya’, cobalah memperbanyak mengingat kematian. Baik di hati maupun lisan. Ingatlah bahwa hidup tidak akan selamanya. Pujian manusia tidak berarti apapun dan tidak mendatangkan pahala. Jadi, untuk apa mengejar pujian manusia? Pujian berlebihan justru bisa menjerumuskan manusia ke lubang neraka.

12.Menggiatkan ibadah 

Salah satu ciri orang yang suka riya’ biasanya ibadahnya tidak rutin. Kadang sholat, kadang tidak sholat. Kebiasaan ini membuat seseorang semakin jauh dari Allah Ta'ala. Hatinya semakin kosong, sehingga penyakit pun mudah ‘hinggap’. Berbeda dari orang-orang yang khusyu’ dalam beribadah. Mereka sering membaca doa, Al-Quran, bersholawat, sholat juga rutin sehingga hatinya pun menjadi tenang dan tidak mudah tergoda dengan pujian manusia.

13. Membaca buku-buku agama 

Orang tidak berilmu biasanya mudah terjerumus ke jalan yang sesat. Mudah ikut-ikutan dan tidak memiliki prinsip hidup. Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan bahwa kebodohan dan kedzaliman adalah pangkal dari segala keburukan. Maka sebab itu, agar tidak terbawa pada keburukan maka perbanyaklah menggali ilmu pengetahuan. Khususnya ilmu agama. Karena agama menjadi perkara penting yang akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat. Rasulullah sholallohu ‘alaihi wassallam bersabda: “Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah).

Dengan memperbanyak membaca buku-buku agama, kita bisa memperoleh pengetahuan tentang bahayanya sifat riya’. Dan perihal pahala-pahala yang dijanjikan oleh Allah Ta'ala untuk orang-orang yang ikhlas. Dengan demikian kita bisa semakin termotivasi untuk berbuat ikhlas.

14. Menyadari bahwa Allah selalu mengawasi 

Cara menghindari riya’ selanjutnya dengan menyadari bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala selalu mengawasi kita. Bahkan disaat kita sendirian. Walaupun kita tidak bisa melihat Allah, tapi Allah bisa melihat kita. Rasulullah shollalllahu alaihi wasallam bersabda:

“Kamu menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya dan bila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu” (hadits Muttafaqun alaih).

15. Selalu mengingat bahaya riya’ 

Sebagian dari kita mungkin masih menganggap bahwa riya’ adalah hal yang sepele. Bahkan terkadang kita tidak sadar bahwa telah melakukan riya’. Ketahuilah bahwa riya’ itu sifat yang sangat berbahaya. Riya’ tidak hanya membuat kita terjerumus ke neraka, tapi riya’ juga dianggap syirik kecil, menghapus amal pahala, dan dianggap lebih kejam dari fitnah Dajjal.

Dari Abu Sa’id Al Khudri, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Maukah kukabarkan pada kalian apa yang lebih aku takutkan bagi kalian menurutku dibanding dari fitnah Al Masih Ad Dajjal?” “Iya”, sahut sahabat. Beliau pun bersabda, “Syirik khofi (syirik yang samar) di mana seseorang shalat lalu ia perbagus shalatnya agar dilihat orang lain.” (HR. Ibnu Majah).

16. Hidup dalam kesederhaan 

Walaupun kita memiliki banyak harta, kerabat atau teman, sebaiknya janganlah bersikap sombong. Cobalah untuk tetap sederhana dalam bersikap. Kesederhanaan membuat kita menjadi sosok yang lebih baik, ikhlas, dan tidak mudah melakukan riya’. Tidak perlu memamerkan amalan kita agar dipuji. Cukup bertindak sederhana, orang lain pasti bisa menilai apakah kita benar-benar orang baik atau bukan.

17. Memperbanyak meminta ampun pada Allah 

Sering-seringlah meminta ampunan kepada Allah Ta'ala. Kita manusia adalah tempatnya dosa dan khilaf. Terkadang bersikap pamer tapi tidak menyadari. Oleh karena itu, perbanyaklah beristighfar agar dosa-dosa kita dihapus oleh Allah. Dan teruslah memperbaiki diri dan bertaubat dari perbuatan-perbuatan yang tercela.

Kita juga tidak boleh berhenti berdoa memohon pertolongan Allah agar dihindarkan dari sifat riya’ dan mohon pertolongan-Nya untuk meluruskan hati saat beribadah kepada-Nya. Dengan selalu memohon ampun, kita sudah melakukan cara menjaga kesehatan hati untuk merasakan ketenangan dalam hidup.

Demikianlah beberapa cara menghindari riya’ yang bisa kita lakukan. Intinya kita harus belajar ikhlas agar terhindar dari sifat riya’. Serta tak lupa senantiasa selalu memohon pertolongan dari Allah Subhanahu wa ta'ala secara terus-menerus. 

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Senin, 30 Oktober 2023 M / 15 Rabi'ul Akhir 1445 H.

Hindari Riya' dan Sum'ah !

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ سُفْيَانَ حَدَّثَنِي سَلَمَةُ بْنُ كُهَيْلٍ و حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ سَلَمَةَ قَالَ سَمِعْتُ جُنْدَبًا يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرَهُ فَدَنَوْتُ مِنْهُ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللَّهُ بِهِ(البخاري)

Berkata Nabi shalallahu alaihi wa salam:

Barang siapa yang memperdengarkan (amalnya) maka Allah akan memperdengarkannya, dan barang siapa yang pamer (amalnya) maka Allah akan pamer dengan orang tersebut. (HR. Bukhori)

Beberapa Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:

1- Orang yang beramal dan memperdengarkan amalnya kepada orang lain maka dia termasuk orang yang  memamerkan amalnya kepada orang lain.

2-  Jika begitu maka tidak ada keikhlasan dalam beramal bagi orang yang suka memperdengarkan amalnya.

 3- Orang yang suka pamer nanti Allah akan pamer terhadap orang tersebut bahwa Allah maha kaya dan tidak membutuhkan amal dari orang tersebut.

4- Sebenarnya hadits ini sangat simple dan praktis namun  sulit dilakukan. 

5- Seorang manusia yang beramal harus memurnikan niatnya karena Allah dan tidak boleh menceritakan amalnya tersebut. 

6- Penceritaan terhadap amal seseorang berarti manusia tersebut tidak ikhlas dengan amalnya. 

7- Sebenarnya jika seseorang itu imannya kuat, dan didorong ilmu yang cukup maka ia akan menjadi orang ikhlas dalam beramal dan untuk memperkuat iman itu harus dilakukan secara integral dan kaffah.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Yakni dengan mengerjakan amal yang semata-mata hanya karena Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Demikianlah syarat utama dari amal yang diterima oleh-Nya, yaitu harus ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan syariat yang telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

Katakanlah (wahai Muhammad): "Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu hanyalah Tuhan Yang Satu; Oleh itu, sesiapa yang percaya dan berharap akan pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang soleh dan janganlah ia mempersekutukan sesiapapun dalam ibadahnya kepada Tuhannya".

[QS. Al-Kahfi 110].

2- Sifat orang munafik diantaranya, tiada ikhlas bagi mereka, dan amal mereka bukan karena Allah, melainkan hanya ingin disaksikan oleh manusia untuk melindungi diri mereka dari manusia; mereka melakukannya hanya dibuat-buat. Karena itu, mereka sering sekali meninggalkan shalat yang sebagian besarnya tidak kelihatan di mata umum, seperti shalat Isya di hari yang gelap, dan shalat Subuh di saat pagi masih gelap.

إِنَّ الْمُنافِقِينَ يُخادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خادِعُهُمْ وَإِذا قامُوا إِلَى الصَّلاةِ قامُوا كُسالى يُراؤُنَ النَّاسَ وَلا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلاَّ قَلِيلاً

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia.[QS. An-Nisa:48].

Minggu, 29 Oktober 2023

KEUTAMAAN SHALAT SUNNAH FAJAR SEBELUM SUBUH

Edisi Ahad, 29 Oktober 2023 M / 14 Rabi'ul Akhir 1445 H.

Shalat subuh merupakan shalat yang mungkin bagi sebagian orang sulit untuk dilaksanakan dengan tepat waktu karena sulit untuk bangun pagi. Padahal bagi seorang muslim yang paham, sebelum shalat subuh dilaksanakan ada waktu waktu shalat terbaik diantaranya shalat tahajud dan shalat sunnah Fajar sebelum subuh yang begitu banyak membawa kebaikan bagi yang melakukannya.

Shalat sunnah Fajar sebelum subuh dilaksanakan sebelum shalat subuh itu sendiri dilakukan dan dianjurkan untuk dilaksanakan di rumah sebab merupakan shalat sunnah. Dengan melakukan ibadah shalat sunnah ini berbagai kebaikan akan didapatkan dan tentunya akan menjadikan seseorang tersebut lebih disiplin dalam melakukan shalat fardhu lainnya. Berikut ini adalah 17 keutamaan shalat sunnah Fajar sebelum subuh secara lengkap.

1. Shalat Sunnah Terbaik 

“Dua raka’at fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725). Salah satu keutamaannya ialah menjadi shalat terbaik diantara shalat sunnah lainnya sebab dianggap lebih baik dari dunia dan seisinya, hal itu karena shalat subuh sendiri adalah shalat wajib yang terkadang sulit dilakukan karena sulitnya bangun pagi oleh orang orang tertentu, melakukan shalat sunnah subuh akan menguatkan dan mendisiplinkan waktu shalat subuh.

2. Jalan Masuk Surga 

“Dua raka’at shalat sunnah fajar lebih kucintai daripada dunia seluruhnya” (HR. Muslim no. 725). 

Tentunya setiap amalan baik yang dicontohkan oleh Rasulullah akan membawa ke surga, termasuk menjalankan shalat sunnah sebelum subuh yang merupakan teladan Rasulullah, bagi yang bisa melaksanakan tentunya akan menyimpan amal baik dalam dirinya serta jauh dari penyakit hati menurut islam.

3. Ringan dan Berpahala Besar 

“Shalat sunnah Shubuh tidaklah dilakukan melainkan setelah terbit fajar Shubuh. Dan dianjurkan shalat tersebut dilakukan di awal waktunya dan dilakukan dengan diperingan. Demikian pendapat Imam Malik, Imam Syafi’i  dan jumhur (baca: mayoritas) ulama.” (Syarh Shahih Muslim, 6: 3). Shalat sunnah sebelum subuh dapat dilakukan oleh siapa saja sebab termasuk amal ibadah yang ringan untuk dilakukan namun memiliki pahala yang luar biasa besar sebagaimana amalan penghapus dosa besar.

4. Kebaikan di Akherat 

Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang berbunyi : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca dalam dua rakaat shalat sunnah subuh surat Al Kafirun dan surat Al Ikhlas” (H.R Muslim 726). Bagi yang rutin melakukan shalat sunnah sebelum subuh disertai menjaga amalan lainnya dengan baik akan mendapatkan kebaikan di akherat dan mendapatkan bekal yang indah untuk kehidupan di akherat pula dan jauh dari siksa neraka.

5. Dilindungi di Hari Kiamat 

Hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma yang berbunyi : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam dua rakaat shalat sunnah subuh membaca ayat قُولُواْ آمَنَّا بِاللّهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْنَا  (Al Baqarah 136) pada rakaat pertama  dan membaca آمَنَّا بِاللّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ  (Ali Imran 52) pada rakaat kedua” ( HR. Muslim 727). Setiap yang melakukan shalat sunnah subuh dan shalat subuh dengan tepat waktu dan istiqomah di hari kiamat nanti akan mendapat syafaat dari Rasulullah sehingga ia terlindung dari segala bahaya di hari  kiamat menurut islam.

6. Mengikuti Sunnah Rasul 

Hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma yang berbunyi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam dua rakaat shalat sunnah subuh membaca firman Allah قُولُواْ آمَنَّا بِاللّهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْنَا (Al Baqarah 136) dan membaca تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ (Ali Imran 64)” (HR. Muslim 728). Mengikuti sunnah Rasul tentunya sebuah amalan yang baik sebab barang siapa yang menjadi pengikut Rasul dan menjalankan segala perintahNya kelak akan mendapat syafaatnya dan terhindar dari segala kesusahan.

7. Jalan Kebaikan 

“Jadikanlah shalat (sunnah) kalian di rumah kalian. Janganlah jadikan rumah kalian seperti kuburan.” (HR. Bukhari  1187). Jelas bahwa shalat sunnah sebelum subuh membawa banyak jalan kebaikan sebab dari sana akan menciptakan pribadi yang istiqomah dan tepat waktu dalam menjalankan shalat subuh sehingga dalam keseharian akan mampu melakukan segala sesuatu lebih disiplin.

8. Memohon Petunjuk 

“Sebaik-baik shalat seseorang adalah shalat di rumahnya kecuali shalat wajib.” (HR. Bukhari no. 731 dan Ahmad 5: 186, dengan lafazh Ahmad). Shalat sunnah sebelum subuh yang dianjurkan untuk dilakukan di rumah dapat dijadikan sebagai permohonan untuk manusia memohon petunjuk tentang segala sesuatu sambil menunggu adzan subuh tiba atau setelah adzan subuh sehingga masuk waktu doa yang mustajab.

9. Menunjukkan Rasa Taqwa 

“Barangsiapa yang belum shalat sunnah dua rakaat subuh maka hendaknya melakukannya setelah terbit matahari”. (HR. At Tirmidzi  424). Rasa taqwa akan terlihat oleh orang yang rutin menjalankan shalat wajib dan sunnah, bagi yang lupa pun dapat melakukannya setelah menjalankan shalat subuh itu.

10. Diampuni Dosa Dosanya 

Dari Qais bin Qahd radhiyallahu’anhu, bahwasanya ia shalat shubuh bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan belum melakukan shalat sunnah dua rakaat qabliyah subuh. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah salam maka ia pun salam bersama beliau, kemudian ia bangkit dan melakukan shalat dua rakaat qabliyah subuh, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat perbuatan tersebut dan tidak mengingkarinya. (HR. At Tirmidzi 1/133).

Jelas bahwa setiap perbuatan baik akan menjadi jalan pengampunan dosa dosa, shalat sunnah sebelum subuh yang dilanjutkan dengan banyak membaca dzikir kepada Allah tentunya akan menjadi jalan untuk pengampunan dosa dan menjadi jalan untuk lebih banyak melakukan kebaikan sehingga terlindung dari segala keburukan.

11. Kebiasaan Baik 

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu, walaupun sedikit.” (HR. Muslim 783). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela seseorang yang tidak kontinyu dalam beramal. Dikisahkan oleh sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padaku : “Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.” (HR. Bukhari 1152).

Shalat sunnah sebelum subuh akan menjadikan seseorang memiliki kebiasaan baik sebab terbiasa bangun pagi dan melakukan shalat tepat waktu, ia pun menjadi pribadi yang disiplin dan penuh kebaikan dan bisa memberi contoh pada orang terdekatnya untuk melakukan kebaikan yang sama pula sehingga kebaikan akan lebih banyak menular.

12. Mendisiplinkan waktu Shalat 

“Aku tidaklah pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat sunnah yang lebih semangat dibanding dengan shalat sunnah dua raka’at sebelum Fajar” (HR. Muslim no. 724). Rasulullah selalu semangat dan disiplin dalam mengerjakan shalat sunnah sebelum subuh, hal itu pula yang wajib dicontoh oleh setiap hambaNya sebab merupakan sunnah Rasul.

13. Bentuk Doa 

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah menjaga shalat sunnah yang lebih daripada menjaga shalat sunnah dua raka’at sebelum Shubuh”  (HR. Muslim no. 724). Shalat sunnah sebelum subuh yang dijaga merupakan bentuk doa agar bisa menjalankannya dengan istiqomah sehingga ia terhindar dari sifat malas dan penyakit hati.

14. Rutinitas Mulia 

“Ketika terbit fajar Shubuh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah shalat kecuali dengan dua raka’at yang ringan” (HR. Muslim no. 723). Jelas bahwa melakukan shalat sunnah sebelum subuh adalah rutinitas yang mulia sebab tidak semua orang mampu melakukannya, shalat sunnah sebelum subuh dapat mendekatkan kepada setiap kebaikan seperti disiplin di waktu shalat dan terbiasa beraktifitas sejak pagi.

Hal itu tidak hanya akan bermanfaat untuk akherat saja namun juga menanamkan kebiasaan baik untuk duniawi seperti terbiasa melakukan segala aktifitas sejak pagi dan terbiasa melakukan segala sesuatu dengan disiplin sehingga ketika melakukan segala sesuatu menjadi lebih baik dan menjadi lebih terarah.

15. Teladan Rasulullah 

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu diam antara adzannya muadzin hingga shalat Shubuh. Sebelum shalat Shubuh dimulai, beliau dahului dengan dua raka’at ringan.” (HR. Bukhari no. 618 dan Muslim no. 723). Rasulullah selalu memberi contoh untuk melakukan shalat sunnah sebelum subuh dan selalu rutin menjalankannya serta menjadikan hal tersebut sebagai salah satu teladan baik.

Hal itu pula yang wajib dicontoh oleh kita semua sebagai umatnya, walaupun dilakukan dengan rakaat yang ringan namun memiliki keutamaan dan pahala yang begitu besar serta memiliki berbagai dampak baik bagi kelanjutan shalat subuh yang dilakukan dan bagi segala aktifitas lain yang dilakukan, setiap yang melakukan tentu akan memiliki kebiasaan baik dan menjadi seseorang yang lebih disiplin dan lebih istiqomah dalam beribadah dan dalam kehidupan sehari hari.

16. Menutup Kekurangan Sholat Wajib 

Keutamaan sholat qobliyah subuh berikutnya untuk menutup kekurangan kita saat menjalankan sholat wajib. Sebagai manusia, kita selalu memiliki kekurangan. Begitu juga ketika melaksanakan ibadah sholat wajib. Tak jarang sholat yang kita lakukan terdapat kekurangan di bagian-bagian tertentu.

Untuk menutup kekurangan tersebut, dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat dari amalan-amalan mereka adalah shalat. Kemudian Allah Ta’ala mengatakan pada malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu, “Lihatlah kalian pada shalat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun, jika shalatnya terdapat beberapa kekurangan, maka lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah? Jika ia memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah pahala bagi hamba-Ku dikarenakan shalat sunnah yang ia lakukan. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.” (HR. Abu Daud).

17. Balasan Rumah di Surga 

Keutamaan sholat qobliyah subuh yang terakhir adalah mendapat balasan berupa rumah di surga. Keutamaan ini dijelaskan dalam hadits yang disampaikan dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkata,

“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan wajib, karena Allah, (sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.” (Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah aku mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut.” (HR. Muslim).

Demikian artikel tausiah kali ini, semoga bisa menjadi wawasan islami yang bermanfaat untuk anda dan bisa menjadi sesuatu yang diterapkan dalam kehidupan sehari hari, juga agar anda selalu memiliki wawasan islami yang luas dan memiliki jalan untuk selalu berbuat kebaikan. Terima kasih sudah membaca. 

Semoga bermanfaat.....


ONE DAY ONE HADITS 

Ahad, 29 Oktober 2023 M / 14 Rabi'ul Akhir 1445 H.

Keutamaan Shalat Sunah Fajar 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عنْهَا عَنِ النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: “رَكْعَتاَ الفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنيَا وَمَا فِيْهَا “رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

وَفِي رِوَايَةٍ: “لَهُمَا أَحَبُّ إِليََّ مِنَ الدُّنْيا جَمِيْعاً”.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dari  nabi shalallahu alaihi wa salam bersabda, “Dua rakaat shalat Sunnah Fajar lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim). Dalam riwayat lain disebutkan, “Dua rakaat shalat Sunnah Fajar lebih aku sukai daripada dunia semuanya.” [HR. Muslim, no. 725].

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1- Di antara shalat-shalat sunnah, ada shalat sunnah yang memiliki keutamaan yang tak ternilai harganya. Dua rakaat yang memiliki keutamaan, sampai-sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkannya.

2-  Sebuah amalan ringan, namun sarat pahala, yang tidak selayaknya disepelekan seorang hamba. Amalan tersebut adalah dua rakaat shalat sunnah sebelum subuh atau disebut juga shalat sunnah fajar.

Dikisahkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata :

لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى شَيْءٍ مِنْ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا عَلَى رَكْعَتَيْ الْفَجْر

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah melakukan satu shalat sunnah pun yang lebih beliau jaga dalam melaksanakannya melebihi dua rakaat shalat sunnah fajar.” (HR Bukhari 1093 dan Muslim 1191).

3- Imam Ibnu Qayyim rahimahullah mengatakan : “ Ketika safar (perjalanan), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap rutin dan teratur mengerjakan shalat sunnah fajar dan shalat witir melebihi shalat-shalat sunnah yang lainnya. Tidak dinukil dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau melaksankan shalat sunnah rawatib selain dua shalat tersebut selama beliau melakukan safar (Zaadul Ma’ad I/315).

4- Di antara shalat-shalat sunnah, ada shalat sunnah yang memiliki keutamaan yang tak ternilai harganya.

5- Dua rakaat yang memiliki keutamaan, sampai-sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkannya.

6-  Sebuah amalan ringan, namun sarat pahala, yang tidak selayaknya disepelekan seorang hamba. Amalan tersebut adalah dua rakaat shalat sunnah sebelum shalat subuh atau disebut juga shalat sunnah fajar.

7- Hadits ini menunjukkan keutamaan shalat sunnah Fajar dua raka’at.

8- Apa saja yang Allah sediakan bagi hamba di surga (negeri yang kekal abadi) lebih baik dari dunia dan seisinya.

9- Shalat itu jadi penyejuk mata bagi seorang mukmin karena dalam shalat itu ada ketenangan dan thuma’ninah.

Tema hadits yang berkaitan dengan al quran : 

- Jika seorang hamba mendirikan shalat sesuai dengan ketentuan dan petunjuk syariat, maka shalat tersebut akan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS. Al-‘Ankabuut [29]: 45).

Sabtu, 28 Oktober 2023

BAHAYA KEBODOHAN DALAM ISLAM

Edisi Sabtu, 28 Oktober 2023 M / 13 Rabi'ul Akhir 1445 H.

Kebodohan merupakan salah satu perkara yang amat dibenci oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Sebagaimana perkara yang lain seperti penyakit hati. Betapa kebodohan dapat menjadi sebuah pedang yang tajam karena pada dasarnya kebodohan merupakan sifat yang amat disukai oleh iblis dan syaitan. Terdapat perbedaan antara ketidaktahuan dan kebodohan.

Sebab kebodohan biasanya senantiasa bersama dengan orang yang malas, sedangkan ketidaktahuan disebabkan karena memang belum belajar dan tidak mengerti mengenai perkara tersebut. Telah ditegaskan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Idzaa wussidal amru ilaa ghoiri ahlihi fantadziris saa’ah.”  Apabila perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah kiamat. (HR Al-Bukhari dari Abi Hurairah).

Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam telah dapat memprediksi bahwa kelak akan datang masa dimana orang-orang yang bodoh yang lebih banyak berbicara. Sehingga ia berbicara mengenai ilmu yang tidak ada dasarnya, orang bodoh akan selalu ingin terlihat pintar sehingga ia akan berbicara tanpa paham betul apa maknanya. Sebagaimana hal tersebut telah diperingatkan dalam Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

Dari Anas radhiyallahu'anhu: Sesungguhnya di depan Dajjal ada tahun-tahun banyak tipuan –di mana saat itu– orang jujur didustakan, pembohong dibenarkan, orang yang amanah dianggap khianat, orang yang khianat dianggap amanah, dan di sana berbicaralah Ruwaibidhoh.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, apa itu Ruwaibidhoh? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Orang yang bodoh (tetapi) berbicara mengenai urusan orang banyak/ umum. (Hadits dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Abu Ya’la, dan Al-Bazzar, sanadnya jayyid/ bagus. Dan juga riwayat Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Lihat Kitab Fathul Bari, juz 13 halaman 84).

Islam sendiri mengartikan kebodohan sebagaimana zaman Jahilliyah, ketika itu banyak orang yang tersesat karena kebodohannya. Sehingga kemudian Allah menurunkan wahyu pertamanya yakni surat Al-Alaq ayat 1-5. Dalam ayat pertamanya bermakna “Bacalah”, artinya bahwa manusia harus selalu belajar agar tidak terjerumus dalam kebodohan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala berikut :

“Sesungguhnya sejelek-jeleknya binatang di sisi Allah adalah orang-orang yang tuli dan bisu (dalam menerima kebenaran), yaitu orang-orang yang tidak berakal.” (QS. Al-Anfal : 22).

Kebodohan memiliki bahaya yang sebenarnya bahkan tidak anda sadari. Namun, akan sangat rugi jika kita terperangkap dalam kebodohan tanpa mau berusaha untuk keluar.  Karena itu, berikut 17 bahaya kebodohan dalam islam, yang akan membuat anda semakin memahami pentingnya memperdalam ilmu. Simak selengkapnya.

1. Tidak Dapat Memilah Mana yang Baik dan yang Buruk 

Bahaya kebodohan yang pertama ialah, sebagai manusia kita tidak akan bisa memaknai dan membedakan hal yang benar dan salah, akibat dari tidak adanya pengetahuan yang memadai. Sehingga cenderung melakukan segalanya sesuai dengan hasrat. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :

“Orang bodoh itu bagaikan lalat yang tidak hinggap kecuali pada kulit yang terluka, dan dia tidak mau hinggap pada kulit yang normal. Adapun orang yang berakal, ia akan memilah-milah, ini yang baik, dan ini yang tidak baik”.

2. Memiliki Pengetahuan Sempit 

Sudah pasti kebodohan akan membuat seseorang memiliki pengetahuan yang sempit. Sehingga banyak hal yang tidak akan ia ketahui. Sedangkan di zaman sekarang, anda yang terkungkung dalam kebodohan tidak akan dapat berkembang dan maju, padahal persaingan semakin keras kedepannya. Sehingga manusia memang diciptakan untuk selalu belajar. Sebagaimana Abdullah bin Mas’ud berkata:

“Seseorang tidaklah dilahirkan dalam keadaan berIlmu (agama) karena sesungguhnya ilmu itu diperoleh dengan belajar.”

3. Tidak Memiliki Prestasi 

Kebodohan akan membuat seseorang tidak memiliki prestasi apapun. Terutama dibidang akademik. Ia akan tertinggal jauh dari rekan yang lebih pintar dan mereka yang selalu mau belajar. Kondisinya akan sama saja ketika di dunia kerja, anda tidak akan mampu bersaing dengan rekan kerja yang lebih produktif. Sehingga sudah pasti prestasi kerja akan menurun, dan berbahaya bagi karir anda kedepannya. 

4. Suka Mengada-ada 

Kebodohan akan membuat seseorang menutupinya dengan sikap yang mengada-ngada. Demi tidak ingin dianggap bodoh maka ia akan memberikan informasi yang bahkan sumbernya tidak jelas. Apalagi jika berkumpul dengan orang yang sama-sama bodoh. Pastinya si bodoh tetap ingin kelihatan pintar dibandingkan dengan yang lain.

5. Banyak Bicara 

Jika ada pepatah “Tong kosong nyaring bunyinya” , mungkin benar memang bahwa kebodohan akan membuat seseorang menjadi banyak bicara. Namun, pembicaraannya sama sekali tidak berkualitas. Hal ini merupakan dalih untuk menutupi kebodohannya tersebut.

6. Gampang Ditipu Orang Lain 

Lain lagi cerita bahwa kebodohan akan mudah membuat seseorang ditipu daya atau muslihat. Lebih gampangnya orang bodoh akan sangat mudah diakali. Ini tidak lain karena ia tidak memiliki pengetahuan yang luas. Sehingga rata-rata orang bodoh sangat gampang sekali ditipu. Sehingga perlunya memperbaiki diri dalam islam , cara mensyukuri nikmat allah , dan cara agar hati tenang dalam islam .

7. Mudah Dipengaruhi 

Bahaya kebodohan yang berikitnya ialah, seorang yang tidak berpengetahuan luas biasanya akan lebih mudah dipengaruhi. Karena ketidaktahuannya maka ia akan cenderung gampang ditarik dan dipengaruhi. Entah pengaruh itu benar atau tidak maka ia akan menelannya mentah-mentah. Tentunya hal ini sangat berbahaya apalagi jika sampai dicekoki oleh hal yang buruk dan berbau maksiat.

8. Memiliki Pandangan  Yang Sesat 

Kebodohan akan membuat seseorang memiliki pandangan yang sesat. Sebab  karena ketidaktahuannya ia akan meyakini bahwa hal tersebut benar. Padahal belum tentu kebenarannya atau malah sebaliknya akan menyesatkan. Karenanya kita selalu dianjurkan untuk bertanya kepada ahlinya, agar tidak semakin sesat. Sebagaimana firman Allah Ta'ala berikut ”

“Bertanyalah kepada ahli zikir (berilmu) jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl : 43).

9. Menimbulkan Kerusakan 

Sesungguhnya kebodohan merupakan peyebab kerusakan di bumi ini bahkan tanpa mereka sadari. Sebagaimana dalam Firman Allah Subhanahu wa ta'ala berikut :

”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: ”Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS. Al-Baqarah: 11-12).

10. Membawa Paham yang Menyesatkan 

Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash, berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda’: “Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan menariknya dari hati hamba-hambanya (ulama), akan tetapi mengambil ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga apabila tidak terdapat ulama, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh menjadi pemimpin mereka, lalu orang-orang bodoh itu akan ditanya (dimintai fatwa), kemudian mereka berfatwa tanpa ilmu, maka orang-orang bodoh itu menjadi sesat dan menyesatkan orang lain”. (H.R Bukhari dan Muslim).

11. Memiliki Pemahaman yang Salah 

“Akan muncul pada akhir zaman, suatu kaum yang umurnya masih muda (yakni sedikit ilmunya), rusak akalnya. Mereka berkata dengan sebaik-baik perkataan manusia (yakni suka membahas masalah agama). Mereka membaca al-Qur`an, namun Al Qur’an tidak melewati kerongkongannya” (yakni salah dalam memahami al-Qur`an). (HR. Bukhari Muslim).

12. Kobodohan Seperti Terlepasnya Busur dari Anak Panah 

“Mereka telah terlepas dari agama, bagaikan terlepasnya anak panah dari busurnya. Apabila kalian menemui mereka, bunuhlah mereka, karena terdapat ganjaran bagi yang membunuh mereka di sisi Allah pada hari kiamat nanti.” (HR. Bukhari dan Muslim).

13. Pemimpin yang Bodoh akan Menyesatkan Umatnya 

Kebodohan akan sangat berbahaya jika sampai dimiliki oleh seorang pemimpin. Baik pemimpin agama ataupun pemimpin negara. Pemimpin negara yang bodoh pasti akan menyesatkan para rakyat dan umatnya. Sebab pemikiran yang keluar bukan berasal dari pengetahuan yang benar-benar telah diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Karenanya telah jelas dikatakan bahwa kita dianjurkan untuk memilih pemimpin yang cerdas.

14. Sengsara di dunia dan akherat 

Pada akhirnya, dampak buruk dari kebodohan adalah sengsara di dunia dan celaka di akhirat.

Ibnul Qayyim rohimahullah berkata : “Tidaklah diragukan bahwa kebodohan adalah pokok dari segala kerusakan dan kejelekan yang didapatkan oleh seorang hamba di dunia dan di akhirat adalah dampak dari kebodohan”. (Miftaah Daaris Sa’adah, 1/87).

15. Tidak bisa membedakan mana ajaran yang benar dan salah 

Akibat buruk dari kebodohan, manusia tidak akan bisa membedakan mana ajaran benar yang datangnya dari Allah dan Rasul-Nya dengan ajaran sesat yang datangnya dari setan. Akibatnya banyak manusia berbondong-bondong terjerumus kedalam ajaran dan faham sesat. Taklid buta (fanatisme), ta’ashub (bangga golongan), ghuluw (melampaui batas), semua itu dampak buruk dari kebodohan.

16. Kemusryikan merajalela 

Bahaya kebodohan berikutnya kepercayaan kepada takhayul menjamur, bid’ah merajalela, ke syirikan sulit di basmi, kebenaran di tentang, Ulama pewaris Nabi di dustakan dan di hinakan, tapi sebaliknya para penyesat umat di dewakan semua itu akibat buruk dari kebodohan.

17. Terjadinya Kejahatan Dan Penipuan 

Fenomena sa’at ini, banyak manusia tertipu oleh para penyesat umat. Mereka di giring dengan keyakinan-keyakinan batil, di tipu dengan janji palsu, mereka dengan mudahnya percaya dengan ajaran menyesatkan yang datangnya dari setan.

Itulah, 17 bahaya kebodohan dalam islam. Tentunya semoga artikel tausiah ini semakin menambah pengetahuan anda. Sehingga akan menimbulkan motivasi dan semangat belajar yang lebih, terutama dalam mempelajari ilmu agama.  

Semoga bermanfaat ....


ONE DAY ONE HADITS 

Sabtu, 28 Oktober 2023 M / 13 Rab'iul Akhir 1445 H.

Orang yang Cerdas dan Bodoh 

عن ابي يعلى شداد ابن اوس رضي الله عنه قال قال رسول الله ص م الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ ، وَعَمِلَ لِمَا بعدَ المَوتِ ، والعَاجِزُ مَنْ أتْبَعَ نَفْسَهُ هَواهَا وَتَمنَّى عَلَى اللهِ الاَمَانِيَّ (رواه الترميذي)

Artinya: “Orang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersedia beramal sebagai bekal setelah mati. Dan orang yang rendah adalah yang selalu menurutkan hawa nafsunya. Disamping itu, ia mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 

1- Sesungguhnya modal utama yang dimiliki seorang hamba di dunia ini adalah umurnya. Jika ia gunakan umurnya untuk berbuat baik dan taat kepada Allah, niscaya ia akan meraih keuntungan yang besar dan keselamatan yang abadi di akhirat.

Namun jika ia gunakan masa hidupnya di dunia yang fana nan sebentar ini untuk berbuat dosa dan maksiat kepada Allah, maka pasti ia akan mendapat kerugian yang besar serta merasakan kesengsaraan dan kebinasaan yang abadi di alam akhirat kelak.

2- Oleh karena itu, orang yang pandai dan beruntung di dunia dan akhirat ialah siapa saja yang dapat mengekang dan menundukkan hawa nafsunya, serta membimbingnya untuk senantiasa memperbanyak amal shalih sebagai bekal perjalanan hidupnya menuju ke alam akhirat yang kekal nan abadi.

3- Artinya orang yang pandai ialah siapa saja yang menundukkan hawa nafsunya dan beramal untuk hari setelah kematian (yakni hari akhirat). Sedangkan orang yang lemah (bodoh) ialah siapa saja yang senantiasa mengikuti hawa nafsunya dan banyak berangan-angan kepada Allah (tapi tanpa beramal).

4- Berdasarkan hadits di atas, marilah kita semua bersungguh-sungguh dalam melakukan amal-amal kebajikan dan ketaatan kepada Allah, serta menjauhi segala perbuatan dosa dan maksiat hingga kematian menjemput kita.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran: 

1- Sungguh telah beruntung dan bahagia orang yang mensucikan jiwanya dengan melakukan amal-amal kebaikan dan ketaatan kapada Allah, mengikuti petunjuk Rasul-Nya, serta menjauhi apa saja yang dilarang-Nya. Dan sungguh telah merugi sebesar-besarnya siapa saja yang mengotori jiwanya dengan melalaikan kewajiban-kewajibannya kepada Allah, melanggar larangan-laranganNya, serta melumuri jiwanya dengan noda-noda dosa dan maksiat.

 قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

Artinya: “Sungguh telah beruntung orang yang mensucikan jiwanya. Dan sungguh telah merugi orang yang mengotori jiwanya.” (QS. Asy-Syamsi: 9-10).

2- Bersungguh-sungguh dalam melakukan amal-amal kebajikan dan ketaatan kepada Allah, serta menjauhi segala perbuatan dosa dan maksiat hingga kematian menjemput kita. 

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

Artinya: “Beribadahlah engkau kepada Tuhan-Mu hingga datang kepadamu kematian.” (QS. Al-Hijr: 99).

UCAPAN HARI SUMPAH PEMUDA 2023

Edisi Khusus Sabtu, 28 Oktober 2023 M / 13 Rabi'ul Akhir 1445 H.

Peringatan Sumpah Pemuda jatuh pada tanggal 28 Oktober setiap tahunnya, sebagaimana digelarnya Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928. Tahun ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menetapkan tema "Bersama Majukan Indonesia" untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda 2023.

Sementara, Dalam Islam sendiri juga memberikan perhatian penting bagi orang muda. Islam menekankan pentingnya merawat dan mengembangkan generasi yang kuat dan berkualitas. Sebagaimana dalam Al-Qur'an Q.S An-Nisa [4] ayat 9 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

 وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا

Artinya: "Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya)." 

Ayat ini menjadi peringatan bagi seluruh umat Muslim untuk menjaga dan melindungi generasi muda, terutama yang lemah dan membutuhkan. Generasi muda merupakan aset yang sangat berharga bagi bangsa dan agama. Anak muda adalah harapan masa depan, dan merekalah yang akan melanjutkan perjuangan para pendahulunya. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa mereka tumbuh dan berkembang dengan baik, baik secara fisik maupun mental.

Ada berbagai cara untuk merayakan peringatan Sumpah Pemuda, salah satunya membagikan ucapan selamat di media sosial. Selain itu, tidak ada salahnya juga untuk menyampaikan ucapan selamat Hari Sumpah Pemuda 2023 ini dalam Bahasa Inggris. Berikut 17 kata-kata ucapan selamat Hari Sumpah Pemuda 2023 dalam Bahasa Inggris dan artinya:

1. Happy Sumpah Pemuda Day 2023! Let's continue to unite for a stronger and more prosperous Indonesia.

Artinya: "Selamat Hari Sumpah Pemuda 2023! Mari terus bersatu untuk Indonesia yang lebih kuat dan makmur."

2. May the spirit of unity and nationalism continue to inspire us. Happy Sumpah Pemuda Day!

Artinya: "Semoga semangat persatuan dan nasionalisme terus menginspirasi kita. Selamat Hari Sumpah Pemuda!"

3. Celebrating the spirit of Sumpah Pemuda 2023, let's strive for a better future together.

Artinya: "Merayakan semangat Sumpah Pemuda 2023, mari bersama-sama berjuang untuk masa depan yang lebih baik."

4. Wishing all Indonesians a harmonious and prosperous Sumpah Pemuda Day 2023.

Artinya: "Selamat Hari Sumpah Pemuda 2023, semoga semua warga Indonesia hidup harmonis dan sejahtera."

5. Let's remember the brave souls who paved the way for our unity. Happy Sumpah Pemuda Day!

Artinya: "Mari ingat para jiwa pemberani yang membuka jalan bagi persatuan kita. Selamat Hari Sumpah Pemuda!"

6. On this Sumpah Pemuda Day, let's renew our commitment to a united Indonesia. Unity is our strength. Happy Sumpah Pemuda Day 2023!

Artinya: "Di Hari Sumpah Pemuda ini, mari kita perbarui komitmen kita untuk Indonesia yang bersatu." Persatuan adalah kekuatan kita. Selamat Hari Sumpah Pemuda 2023!"

7. Wishing everyone a day filled with pride and unity. Happy Sumpah Pemuda Day!

Artinya: "Semoga semua orang memiliki hari penuh kebanggaan dan persatuan. Selamat Hari Sumpah Pemuda!"

8. Let's celebrate the legacy of unity and diversity on Sumpah Pemuda Day 2023.

Artinya: "Mari merayakan warisan persatuan dan keberagaman di Hari Sumpah Pemuda 2023."

Artinya: "Mari merayakan warisan persatuan dan keberagaman di Hari Sumpah Pemuda 2023."

9. May the spirit of Sumpah Pemuda continue to inspire generations to come. Wishing you a celebrations!

Artinya: "Semoga semangat Sumpah Pemuda terus menginspirasi generasi-generasi mendatang. Selamat merayakan!"

10. Warm wishes on Sumpah Pemuda Day. Together, we stand stronger.

Artinya: "Ucapan hangat di Hari Sumpah Pemuda. Bersama, kita teguh."

11. Happy Sumpah Pemuda Day! Let's cherish the bond that unites us as Indonesians.

Artinya: "Selamat Hari Sumpah Pemuda! Mari hargai ikatan yang menyatukan kita sebagai bangsa Indonesia."

12. Wishing you a day filled with pride in our rich heritage. Happy Sumpah Pemuda Day 2023

Artinya: "Semoga Anda memiliki hari penuh kebanggaan akan warisan kita yang kaya. Selamat Hari Sumpah Pemuda 2023!"

13. Together, we are stronger. Happy Sumpah Pemuda Day 2023!

Artinya: "Bersama, kita lebih kuat. Selamat Hari Sumpah Pemuda 2023!

14. May the spirit of Sumpah Pemuda live on in our hearts. Wishing you a happy celebrations!

Artinya: "Semoga semangat Sumpah Pemuda tetap hidup di dalam hati kita. Selamat merayakan!"

15. Wishing you a day filled with unity and pride. Happy Sumpah Pemuda Day!

Artinya: "Semoga Anda memiliki hari penuh persatuan dan kebanggaan. Selamat Hari Sumpah Pemuda!"

16. Warmest wishes on Sumpah Pemuda Day. Together, we build a brighter future.

Let's celebrate the diversity that makes our unity strong. Happy Sumpah Pemuda Day 2023!

Artinya: "Ucapan terhangat di Hari Sumpah Pemuda. Bersama, kita membangun masa depan yang lebih cerah." Mari merayakan keberagaman yang membuat persatuan kita kuat. Selamat Hari Sumpah Pemuda 2023!"

17. Happy Sumpah Pemuda Day! Let's honor the past and shape a united future.

Wishing you a day filled with pride in our nation's journey. Happy Sumpah Pemuda Day 2023!

Artinya: "Selamat Hari Sumpah Pemuda! Mari menghormati masa lalu dan membentuk masa depan yang bersatu."Semoga Anda memiliki hari penuh kebanggaan akan perjalanan bangsa kita. Selamat Hari Sumpah Pemuda 2023!"

Semoga bermanfaat...

Jumat, 27 Oktober 2023

NAMA LAIN HARI KIAMAT MENURUT AL-QUR'AN

Edisi Jum'at, 27 Oktober 2023 M / 12 Rabi'ul Akhir 1445 H.

Beriman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima. Peristiwa datangnya hari tersebut sudah tertulis dengan jelas dalam Al Quran. Hari kiamat adalah hari akhir kehidupan seluruh manusia dan makhluk hidup di dunia yang sudah pasti terjadi. Namun, tidak ada yang dapat memprediksi kapan hari kiamat terjadi. Sebab, itu merupakan ketentuan sekaligus rahasia Allah Subhanahu WaTa'ala.

Datangnya hari akhir merupakan sebuah kepastian. Dalam surat Al Hajj ayat 7, Allah Subhanahu WaTa'ala berfirman :

وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ - ٧

Artinya: "Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur." (QS. Al Hajj: 7).

Dalam Al-Qur'an, hari kiamat ternyata memiliki beragam sebutan. Mari simak beberapa nama lain hari kiamat menurut Al-Qur'an berikut ini !

1. Yaumul Ba'ats (Hari Kebangkitan) 

Yaumul Ba'ats adalah hari di mana manusia akan dibangkitkan dari kuburnya. Dalam Al-Qur'an, sebutan Yaumul Ba'ats tercantum pada Qur'an Surat Ar-Rum ayat 56, yang berbunyi:

وَقَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ وَٱلۡإِيمَٰنَ لَقَدۡ لَبِثۡتُمۡ فِي كِتَٰبِ ٱللَّهِ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡبَعۡثِۖ فَهَٰذَا يَوۡمُ ٱلۡبَعۡثِ وَلَٰكِنَّكُمۡ كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ

Artinya:

“Sungguh, kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit. Maka inilah hari berbangkit itu, tetapi kamu tidak mengetahuinya.” (QS. Ar-Rum: 56).

2. Yaumul Hisab (Hari Perhitungan) 

Yaumul Hisab adalah hari saat datangnya perhitungan dari Allah Subhanahu WaTa'ala terhadap amal perbuatan manusia selama hidupnya. Sebutan Yaumul Hisab tercantum pada Qur'an Surat Shad ayat 53, yang berbunyi:

هَٰذَا مَا تُوعَدُونَ لِيَوۡمِ ٱلۡحِسَابِ 

Artinya:

“Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari perhitungan.” (QS. Shad: 53).

3. Yaumud Din (Hari Pembalasan) 

Yaumud Din atau hari pembalasan adalah hari di mana amal perbuatan yang berkaitan dengan pengamalan agama, akan dipertanggungjawabkan. Amalan tersebut termasuk amal shalat, puasa, zakat, sedekah, haji, dan lainnya.

Sebutan Yaumud Din ini tercantum dalam Qur'an Surat Al-Fatihah ayat 4.

مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ 

Artinya:

“Yang menguasai di Hari Pembalasan.” (QS. Al-Fatihah: 4).

4. Yaumul Hasrah (Hari Penyesalan) 

Nama hari kiamat yang satu ini tercantum dalam Qur'an Surat Maryam ayat 39:

وَأَنذِرۡهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡحَسۡرَةِ إِذۡ قُضِيَ ٱلۡأَمۡرُ وَهُمۡ فِي غَفۡلَةٖ وَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ 

Artinya:

“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputuskan, sedang mereka dalam keadaan lalai dan tidak beriman.” (QS. Maryam: 39).

5. As-Sa'ah (Hari yang Menentukan) 

Hari kiamat merupakan hari yang sudah dirancang dan ditentukan oleh Allah Subhanahu WaTa'ala. Inilah mengapa hari kiamat bisa juga disebut dengan As-Sa'ah atau hari yang menentukan. Sebutan ini terdapat dalam Qur'an Surat Ghafir ayat 59:

إِنَّ ٱلسَّاعَةَ لَأٓتِيَةٞ لَّا رَيۡبَ فِيهَا وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يُؤۡمِنُونَ 

Artinya:

“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.” (QS. Ghafir: 59).

6. Yaumul Tanad (Hari Saling Memanggil) 

Sebutan Yaumul Tanad terdapat dalam Qur'an Surat Ghafir ayat 32:

وَيَٰقَوۡمِ إِنِّيٓ أَخَافُ عَلَيۡكُمۡ يَوۡمَ ٱلتَّنَادِ 

Artinya:

“Wahai kaumku, ‘Sesungguhnya aku takut kepada kalian pada hari saling memanggil." (QS. Ghafir: 32).

7. Yaumul Fash (Hari Pemisahan atau Keputusan) 

Pemisahan dalam sebutan ini, berarti pemisahan antara orang yang beriman dengan orang kafir. Yaumul Fash tercantum dalam Qur'an Surat Ash Shaffat ayat 21, yang berbunyi:

هَٰذَا يَوۡمُ ٱلۡفَصۡلِ ٱلَّذِي كُنتُم بِهِۦ تُكَذِّبُونَ 

Artinya:

“Inilah hari pemisahan yang dahulu kamu dustakan.” (QS. Ash Shaffat: 21).

8. Yaumul Jama' (Hari Berkumpul) 

Yaumul Jama' atau yang bisa disebut juga Yaumul Jam'i adalah hari berkumpulnya seluruh manusia sejak zaman Nabi Adam Alaihissallam sampai manusia akhir zaman untuk ditanyakan seluruh amal perbuatannya selama hidup di dunia.

Sebutan ini terdapat dalam Qur'an Surat Asy-Syura ayat 7, yang berbunyi:

وَكَذَٰلِكَ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ قُرۡءَانًا عَرَبِيّٗا لِّتُنذِرَ أُمَّ ٱلۡقُرَىٰ وَمَنۡ حَوۡلَهَا وَتُنذِرَ يَوۡمَ ٱلۡجَمۡعِ لَا رَيۡبَ فِيهِۚ فَرِيقٞ فِي ٱلۡجَنَّةِ وَفَرِيقٞ فِي ٱلسَّعِيرِ 

Artinya:

“Dan memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul yang tidak ada keraguan padanya.” (QS. Asy-Syura: 7).

9. Yaumul Wa'id (Hari yang Dijanjikan) 

Nama lain hari kiamat yang satu ini terdapat dalam Qur'an Surat Qaf ayat 20, yang berbunyi:

وَنُفِخَ فِي ٱلصُّورِۚ ذَٰلِكَ يَوۡمُ ٱلۡوَعِيدِ 

Artinya:

“Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang dijanjikan.” (QS. Qaf: 20).

10. Yaumul Khulud (Hari yang Kekal) 

Yaumul Khulud merupakan nama lain hari kiamat yang terdapat di dalam Qur'an Surat Qaf ayat 34.

ٱدۡخُلُوهَا بِسَلَٰمٖۖ ذَٰلِكَ يَوۡمُ ٱلۡخُلُودِ 

Artinya:

“Masukilah ke (dalam surga) dengan keselamatan. Itulah hari yang kekal.” (QS. Qaf: 34).

11. Yaumul Khuruj (Hari Dikeluarkan dari Kubur) 

Yaumul Khuruj merupakan nama lain hari kiamat yang terdapat di dalam Qur'an Surat Qaf ayat 42.

يَوۡمَ يَسۡمَعُونَ ٱلصَّيۡحَةَ بِٱلۡحَقِّۚ ذَٰلِكَ يَوۡمُ ٱلۡخُرُوجِ 

Artinya:

“Pada hari ketika mereka mendengar suara dahsyat dengan sebenarnya. Itulah hari keluar(dari kubur).” (QS. Qaf: 42).

12. Yaumul 'Asir (Hari yang Sulit) 

Yaumul 'Asir merupakan nama lain hari kiamat yang terdapat di dalam Qur'an Surat Al-Mudassir ayat 9.

فَذَٰلِكَ يَوۡمَئِذٖ يَوۡمٌ عَسِيرٌ 

Artinya:

“Maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit” (QS. Al-Mudassir: 9).

13. Al-Qari'ah (Ketukan Keras) 

Sebutan hari kiamat yang ini, pasti sudah tidak asing lagi. Al-Qariah atau ketukan keras merupakan nama lain hari kiamat yang juga menjadi nama surat, yakni QS Al-Qariah.

وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلۡقَارِعَةُ 

Artinya:

“Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?” (QS. Al-Qari’ah: 3).

14. Al-Azifah (Suatu yang Dekat) 

Sebutan hari kiamat ini tercantum dalam Qur'an Surat An-Najm ayat 57, yang berbunyi :

أَزِفَتِ ٱلۡأٓزِفَةُ 

Artinya: “Yang dekat (hari Kiamat) telah makin mendekat.” (QS. An-Najm: 57).

15. Al Haqqah (yang Pasti) 

Al Haqqah merupakan sebutan lain bagi hari kiamat yang terdapat dalam Qur'an Surat Al-Haqqah ayat 3, yang berbunyi:

وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلۡحَآقَّةُ 

Artinya:

“Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?” (QS. Al-Haqqah: 3).

16. Ath Thammatul Kubra (Bencana Besar) 

Ath Thammatul Kubra atau bencana besar merupakan nama lain hari kiamat yang terdapat di dalam Qur'an Surat An-Nazi'at ayat 34, yang berbunyi:

فَإِذَا جَآءَتِ ٱلطَّآمَّةُ ٱلۡكُبۡرَىٰ 

Artinya:

“Maka apabila bencana yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.” (QS. An-Nazi’at: 34).

17. Al-Waqi'ah (Hari Kiamat) 

Sebutan Al-Waqi’ah terdapat dalam Qur'an Surat Al-Waqi'ah ayat 1, yang berbunyi:

إِذَا وَقَعَتِ ٱلۡوَاقِعَةُ 

Artinya: “Apabila terjadi hari kiamat.” (QS. Al-Waqi’ah: 1).

Itulah 17 nama lain hari kiamat yang terdapat di dalam Al-Qur'an. Semoga hal tersebut dapat menambah pengetahuan kita mengenai agama Islam, terutama tentang hari kiamat.

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Jum'at, 27 Oktober 2023 M / 12 Rabi'ul Akhir 1445 H.

Kegelapan di Hari Kiamat

عن جابر رضي الله عنه: أن رَسُول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((اتَّقُوا الظُّلْمَ؛ فَإنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ القِيَامَةِ. وَاتَّقُوا الشُّحَّ؛ فَإِنَّ الشُّحَّ أهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ. حَمَلَهُمْ عَلَى أنْ سَفَكُوا دِمَاءهُمْ، وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ)). رواه مسلم.

Dari Jabir radhiyallahu'anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Takutlah engkau semua - hindarkanlah dirimu semua - akan perbuatan menganiaya, sebab menganiaya itu akan merupakan berbagai kegelapan pada hari kiamat. Juga takutlah - hindarkanlah dirimu semua - akan sifat kikir, sebab kikir itu menyebabkan rusak binasanya ummat yang sebelummu semua. Itulah yang menyebabkan mereka sampai suka mengalirkan darah sesamanya dan pula menyebabkan mereka menghalalkan apa-apa yang diharamkan pada diri mereka." [HR. Muslim].

Pelajaran yang terdapat di dalam Hadist diatas:

1. Bagi seorang muslim yang baik, misi hidupnya hanya satu, berbuat kebaikan sebanyak mungkin selama menjalani kehidupan di dunia fana ini.

2. Namun, bagi mereka yang tujuan hidupnya bukan mengarah pada ibadah seperti yang diajarkan Nabi Shallallahu alaihi wasallam, bisa jadi visinya sebatas meraih kesenangan sesaat.

3. Orang pertama, untuk meraih impiannya, dia akan menggunakan jalur lurus sesuai aturan dari Allah dan Nabi-Nya. Karena itu orang-orang beriman lebih mengutamakan jalan kemaslahatan (kemanfaatan) dibanding kemudaratan. Mereka menghindari cara-cara dzalim untuk mendapatkan apa yang menjadi harapannya misalnya dalam mencari kedudukan, jabatan, popularitas, dan harta.

4. Sementara, orang-orang yang jauh dari Allah dan Nabi-Nya, jalur hidup yang ditempuh bukan cara-cara yang baik. Tak sedikit mereka menggunakan cara dzalim untuk mewujudkan apa yang menjadi target hidupnya. Mereka ini tak mengenal cara halal dan haram. Yang ada hanya satu cara: halal, haram hantam.

5. Jauh sebelum dunia ini ramai dihuni oleh orang-orang yang dzalim, maka jauh hari juga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sudah mengingatkan umatnya  terutama mereka yang beriman tentang bahayanya sifat dzalim ini.

6. Hadits di atas menegaskan bahwa kedzaliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat. Para pelakunya dihukum sesuai dengan kadar kedzalimannya.

7. Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengharamkan perbuatan dzalim atas para hamba-Nya serta melarang mereka saling mendzalimi, karena kedzaliman itu sendiri adalah haram secara mutlak.

8. Dalam sebuah hadits qudsi Allah Azza wa Jalla berfirman yang artinya,

“Wahai para hamba-Ku, Sesungguhnya Aku mengharamkan kedzaliman atas diri-Ku, dan Aku menjadikannya haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling mendzalimi” (HR. Muslim No. 2577, At-Tirmidzi No. 2495 ) dan Ibnu Majah No. 4257).

9. Imam Al-Maraghi menjelaskan, “Dzalim adalah perbuatan yang menyimpang dari jalan yang wajib ditempuh untuk mencari kebenaran. Sementara itu dalam Mu’jam dikatakan bahwa yang dimaksud dengan dzalim adalah perbuatan yang melampaui batas atau meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya.”

Tema Hadits yang berkaitan dengan ayat Al- Qur'an :

1- Allah pun telah mengisyaratkan “Apakah sama antara kegelapan dan terang?” Pasti sangatlah berbeda. Sebagaimana firman-Nya :

قُلْ مَن رَّبُّ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ قُلِ ٱللَّهُ ۚ قُلْ أَفَٱتَّخَذْتُم مِّن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنفُسِهِمْ نَفْعًۭا وَلَا ضَرًّۭا ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلْأَعْمَىٰ وَٱلْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِى ٱلظُّلُمَـٰتُ وَٱلنُّورُ ۗ أَمْ جَعَلُوا۟ لِلَّهِ شُرَكَآءَ خَلَقُوا۟ كَخَلْقِهِۦ فَتَشَـٰبَهَ ٱلْخَلْقُ عَلَيْهِمْ ۚ قُلِ ٱللَّهُ خَـٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍۢ وَهُوَ ٱلْوَٰحِدُ ٱلْقَهَّـٰرُ

Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah”. Katakanlah: “Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?”. Katakanlah: “Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”. (QS. Ar-Ra’d : 16).

2- Kata kegelapan bermakna seseorang tidak bisa melihat, atau buta, seperti disebutkan di dalam ayat:

وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةٗ ضَنكٗا وَنَحۡشُرُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَعۡمَىٰ  قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرۡتَنِيٓ أَعۡمَىٰ وَقَدۡ كُنتُ بَصِيرٗا

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” (QS. Thaha : 124-125).

Kamis, 26 Oktober 2023

ADAB LELAKI SEJATI MENURUT ISLAM

Edisi Kamis, 26 Oktober 2023 M / 11 Rabi'ul Akhir 1445 H.

Kewajiban dan tanggung jawab seorang anak laki laki menurut Islam tidak hanya tanggung jawab pada dirinya sendiri. Lebih dari itu, ia juga bertanggung jawab pada empat orang lainnya yaitu wanita yang sudah menjadi tanggung jawab laki laki: ibu, istri, anak perempuan dan juga saudara perempuannya. Beban moral yang ditanggung oleh seorang lelaki sangat besar dan wajib diketahui dengan baik supaya tidak terjerumus ke dalam dosa.

Tanggung jawab anak laki-laki dalam keluarga juga akan terasa lebih berat saat nanti ia sudah menikah. Maka sangat penting untuk mengetahui apa saja tanggung jawabnya kepada ibu menurut Islam sebagai persiapan mental dan modal.

Dalam Islam, Lelaki Itu Jantan, Lelaki itu berbeda dengan perempuan. Seperti halnya perempuan, lelaki diberikan kelebihan oleh Allah Subhanahu WaTa'ala. Namun, dalam Islam, kelebihan itu tidak hanya berkutat di soal fisik belaka. Ada mekanisme teknis (akhlak) dalam hal ini. Akhlak inilah yang membedakan seorang lelaki biasa dan seorang lelaki Muslim.

Banyak adab-adab dalam Islam bagi para lelaki yang mengarahkan mereka untuk jadi lelaki sejati. Maka yang menerapkan adab-adab tersebut insya Allah jauh dari suka sesama jenis atau LGBT, bahkan akan jadi lelaki yang sejati.

1. Islam melarang laki-laki menyerupai wanita 

Tidak diperbolehkan menyerupai lawan jenis dalam bertingkah-laku, berkata-kata, dan dalam semua perkara demikian juga dalam hal berpakaian. Laki-laki tidak boleh menyerupai wanita, demikian juga sebaliknya. Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhu, beliau berkata:

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُتَشَبِّهِينَ مِنْ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ ، وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنْ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan para wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Bukhari no. 5885).

Dalam riwayat lain dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhu, ia berkata:

لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُخَنَّثِينَ مِنْ الرِّجَالِ وَالْمُتَرَجِّلَاتِ مِنْ النِّسَاءِ وَقَالَ أَخْرِجُوهُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki yang kebanci-bancian dan para wanita yang kelaki-lakian”. Dan Nabi juga bersabda: “keluarkanlah mereka dari rumah-rumah kalian!” (HR. Bukhari no. 5886).

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:

ثلاثةٌ لا يَدخلُونَ الجنةَ: العاقُّ لِوالِدَيْهِ ، و الدَّيُّوثُ ، ورَجِلَةُ النِّساءِ

“Tidak masuk surga orang yang durhaka terhadap orang tuanya, ad dayyuts, dan wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Al Baihaqi dalam Al Kubra 10/226, Ibnu Khuzaimah dalam At Tauhid 861/2).

Maka hendaknya para lelaki gunakan pakaian yang dikenal sebagai pakaian lelaki, demikian juga wanita hendaknya gunakan pakaian yang dikenal sebagai pakaian wanita.

2. Islam mengharamkan lelaki memakai pakaian dan perhiasan yang menjadi kekhususan bagi wanita 

Islam membolehkan sebagian pakaian dan perhiasan khusus bagi wanita namun haram bagi lelaki, agar terbedakan penampilan wanita dan lelaki

Diantaranya, laki-laki Muslim dilarang menggunakan pakaian dari sutra. Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَن لبِس الحريرَ في الدُّنيا لم يلبَسْه في الآخرةِ وإنْ دخَل الجنَّةَ لبِسه أهلُ الجنَّةِ ولم يلبَسْه هو

“Barangsiapa yang memakai pakaian dari sutra di dunia, dia tidak akan memakainya di akhirat. Walaupun ia masuk surga dan penduduk surga yang lain memakainya, namun ia tidak memakainya” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya, no. 5437).

Ath Thahawi rahimahullah mengatakan:

الآثار متواترة بذلك

“Hadits-hadits tentang ini (larangan memakai sutra) mutawatir” (Syarah Ma’anil Atsar, 4/246).

Dan larangan ini berlaku untuk laki-laki. Adapun wanita dibolehkan menggunakan pakaian sutra. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

أُحلَّ الذهبُ والحريرُ لإناثِ أُمتي، وحُرِّم على ذكورِها

“Dihalalkan emas dan sutra bagi wanita dari kalangan umatku, dan diharamkan bagi kaum laki-lakinya” (HR. An Nasa’i no. 5163).

Demikianlah, agar laki-laki terbedakan dari wanita dari segi cara berpakaian.

3. Islam mewajibkan suami mencari nafkah, sedangkan istri tidak wajib bahkan untuk dibolehkan ada syarat-syaratnya 

Memberi nafkah merupakan kewajiban seorang suami. Islam telah menjadikan sikap menyia-nyiakan hak istri, anak-anak serta kedua orang tua dalam nafkah termasuk dalam kategori dosa besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كفى بالمرء إثما أن يضيع من يقوت

“Cukuplah seseorang itu berdosa bila ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud. Al Hakim berkata bahwa sanad hadits ini shahih).

Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun membolehkan bahkan menganjurkan menimbang faktor kemampuan memberi nafkah dalam memilih suami. Seperti kisah pelamaran Fathimah binti Qais radhiyallahu ‘anha:

عن فاطمة بنت قيس رضي الله عنها قالت‏:‏ أتيت النبي صلى الله عليه وسلم، فقلت‏:‏ إن أبا الجهم ومعاوية خطباني‏؟‏ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم‏:‏‏”‏أما معاوية، فصعلوك لا مال له ، وأما أبوالجهم، فلا يضع العصا عن عاتقه‏

“Dari Fathimah binti Qais radhiyallahu ‘anha, ia berkata: ‘Aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu aku berkata, “Sesungguhnya Abul Jahm dan Mu’awiyah telah melamarku”. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Adapun Mu’awiyah adalah orang fakir, ia tidak mempunyai harta. Adapun Abul Jahm, ia tidak pernah meletakkan tongkat dari pundaknya”.” (HR. Bukhari-Muslim).

Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak merekomendasikan Muawiyah radhiyallahu ‘anhu karena miskin. Maka ini menunjukkan bahwa masalah kemampuan memberi nafkah perlu diperhatikan.

Adapun wanita, tidak ada kewajiban bekerja dan mencari nafkah. Bahkan lebih utama bagi mereka untuk lebih banyak di rumah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ

“Dan tinggal-lah kalian (para wanita) di rumah-rumah kalian.” (QS. Al Ahzab [33]: 33).

Ibnu Katsir menjelaskan, “Ayat ini menunjukkan bahwa wanita tidak boleh keluar rumah kecuali ada kebutuhan” (Tafsir Al Quran Al Adzim 6/408).

4. Islam mewajibkan lelaki shalat berjamaah di masjid, sedangkan wanita lebih baik di rumah 

Laki-laki wajib menunaikan shalat berjama’ah di masjid. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لقد هممت أن آمر بالصلاة فتقام ثم آمر رجلا فيصلي بالناس ثم أنطلق معي برجال معهم حزم من حطب إلى قوم لا يشهدون الصلاة فأحرق عليهم بيوتهم بالنار

“Sungguh aku benar-benar berniat untuk memerintahkan orang-orang shalat di masjid, kemudian memerintahkan seseorang untuk menjadi imam, lalu aku bersama beberapa orang pergi membawa kayu bakar menuju rumah-rumah orang yang tidak menghadiri shalat jama’ah lalu aku bakar rumahnya” (HR. Bukhari no. 7224, Muslim no. 651).

Andaikan di rumah-rumah tidak ada wanita dan anak-anak kecil, beliau sudah melakukan hal tersebut. Sebagaimana dalam riwayat Ahmad disebutkan bahwa beliau Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

لولا ما في البيوتِ مِنَ النِّساءِ والذرِّيَّةِ لَأقَمتُ الصَّلاةَ، صلاةَ العشاءِ، وأَمَرتُ فتياني يُحَرِّقون ما في البيوتِ بالنَّارِ

“Andaikan di rumah-rumah tidak ada wanita dan anak-anak kecil sungguh aku akan dirikan shalat Isya kemudian aku perintahkan para pemuda untuk membakar rumah-rumah dengan api” (HR. Ahmad no. 8796).

Maka tidak mungkin sikap beliau demikian tegas dan kerasnya, andaikan shalat berjamaah di masjid hanya disunnahkan.

Adapun wanita, sebagaimana dipahami dalam hadits Abu Hurairah di atas, mereka (wanita) tidak wajib shalat berjama’ah di masjid. Karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam tidak jadi menghukum orang-orang yang mangkir shalat jama’ah dikarenakan di rumah-rumah ada para wanita. Menunjukkan para wanita tidak wajib shalat di masjid. 

Kemudian dalam hadits Ummu Humaid radhiallahu’anha, beliau berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُحِبُّ الصَّلاةَ مَعَكَ قَالَ قَدْ عَلِمْتُ أَنَّكِ تُحِبِّينَ الصَّلاةَ مَعِي وَصَلاتُكِ فِي بَيْتِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلاتِكِ فِي حُجْرَتِكِ وَصَلاتُكِ فِي حُجْرَتِكِ خَيْرٌ مِنْ صَلاتِكِ فِي دَارِكِ وَصَلاتُكِ فِي دَارِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلاتِكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ وَصَلاتُكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلاتِكِ فِي مَسْجِدِي قَالَ فَأَمَرَتْ فَبُنِيَ لَهَا مَسْجِدٌ فِي أَقْصَى شَيْءٍ مِنْ بَيْتِهَا وَأَظْلَمِهِ فَكَانَتْ تُصَلِّي فِيهِ حَتَّى لَقِيَتْ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ

“Wahai Rasulullah, saya ingin shalat bersama anda.” Maka Nabi menjawab: “Aku sudah tahu bahwa engkau ingin shalat bersamaku, namun shalatmu di kamar tempatmu tidur lebih baik daripada shalatmu di kamarmu. Shalatmu di kamarmu lebih baik daripada shalatmu di ruang tengah rumahmu. Shalatmu di ruang tengah rumahmu lebih baik daripada shalatmu di masjid kampungmu. Dan shalatmu di masjid kampungmu, lebih baik daripada shalatmu di masjidku ini”. Ummu Humaid lalu meminta untuk dibangunkan tempat shalat di pojok kamarnya yang paling gelap. Dan biasa melakukan shalat di sana hingga berjumpa dengan Allah ‘Azza wa Jalla (yaitu hingga beliau wafat)” (HR. Ibnu Hibban no. 2217, Ibnu Khuzaimah no. 1689).

5. Islam mewajibkan shalat jum’at, sedangkan wanita tidak diwajibkan 

Ulama ijma’ (sepakat) bahwa wanita tidak wajib melaksanakan shalat jum’at. Dari Thariq bin Syihab radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

الجمعةُ حقٌّ واجبٌ على كلِّ مسلمٍ فبجماعةٍ إلاَّ أربعةً عبدٌ مملوكٌ أوِ امرأةٌ أو صبيٌّ أو مريضٌ

“Shalat Jum’at adalah wajib bagi setiap Muslim dengan berjama’ah kecuali empat orang: hamba sahaya, wanita, anak kecil, orang sakit” (HR. Abu Daud no. 1067).

6. Islam mensyariatkan ketika mengingatkan imam dalam shalat, lelaki dengan suara, wanita dengan tepukan. 

Menunjukkan bahwa lelaki boleh lantang, sedangkan wanita dikedepankan sitr (menutup diri) dan malu. Dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idi radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا لِي رَأَيْتُكُمْ أَكْثَرْتُمُ التَّصْفِيقَ، مَنْ رَابَهُ شَيْءٌ فِي صَلاَتِهِ، فَلْيُسَبِّحْ فَإِنَّهُ إِذَا سَبَّحَ التُفِتَ إِلَيْهِ، وَإِنَّمَا التَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ

“Mengapa kalian tadi banyak bertepuk tangan? Barangsiapa menjadi makmum lalu merasa ada kekeliruan dalam shalat, hendaklah dia membaca tasbih. Karena jika dibacakan tasbih, dia (imam) akan memperhatikannya. Sedangkan tepuk tangan itu untuk wanita.” (HR. Bukhari no. 684 dan Muslim no. 421).

7. Islam menganjurkan agar lelaki tidak sisiran tiap hari 

Laki-laki tidak boleh berlebihan dalam merawat rambut sehingga sibuk dandan dan bersolek. Karena dandan dan bersolek itu tabiat wanita. Dari Abdullah bin Mughaffal radhiallahu’anhu:

نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ التَّرَجُّلِ إِلَّا غِبًّا

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam melarang laki-laki menyisir rambutnya kecuali ghibban (sehari menyisir, sehari tidak)” (HR. Abu Daud no.3628).

Bukan berarti tidak boleh menyisir setiap hari, namun makna hadits ini adalah larangan berlebihan dalam berdandan bagi lelaki. Sebagaimana dalam hadits Abdullah bin Buraidah radhiallahu’anhu:

كانَ ينْهانا عن كثيرٍ منَ الإرفاهِ

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam melarang kami terlalu banyak berdandan” (HR. Abu Daud no. 4160).

Asy Syaukani menjelaskan hadits Abdullah bin Mughaffal dengan mengatakan:

والحديث يدل على كراهة الاشتغال بالترجيل في كل يوم؛ لأنه نوع من الترفه

“Hadits ini menunjukkan dimakruhkannya menyibukkan diri dengan menyisir rambut setiap hari. Karena ini adalah bentuk terlalu banyak berdandan” (Nailul Authar, 1/159).

8. Islam melarang lelaki mencukur jenggot 

Diantara hikmahnya agar wajah lelaki tidak halus lembut seperti wanita. Banyak sekali dalil-dalil yang memerintahkan kaum lelaki untuk memelihara jenggot. Dan semuanya menggunakan gaya bahasa perintah. Dari Ibnu Umar radhiallahu’anhuma, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ ، وَفِّرُوا اللِّحَى وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ

“Bedakan diri kalian dengan orang-orang Musyrikin, lebatkanlah jenggot dan pendekkanlah kumis” (HR. Bukhari no. 5892, Muslim no. 259).

Dari Ibnu Umar radhiallahu’anhuma, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

انهكوا الشواربَ ، وأعفوا اللحى

“Pendekkanlah kumis dan biarkanlah jenggot” (HR. Bukhari no. 5893, Muslim no. 259).

Oleh karena itu tidak diperbolehkan memangkas jenggot, hukumnya haram. Terlebih lagi memangkas habis jenggot, para ulama mutaqaddimin ijma (sepakat) tentang keharamannya.

Ibnu Hazm mengatakan;

واتَّفَقوا أنَّ حَلقَ جميعِ اللِّحيةِ مُثْلةٌ لا تجوزُ

“Para ulama sepakat bahwa memangkas habis jenggot adalah sebuah maksiat, tidak diperbolehkan” (Maratibul Ijma’, 120).

Ibnu Qathan mengatakan:

واتفقوا أن حلق اللحية : مُثْلَة ، لا تجوز

“Ulama sepakat bahwa memangkas habis jenggot adalah maksiat, tidak diperbolehkan” (Al Iqna fi Masail Al Ijma‘, 2/3953).

9. Islam mensyariatkan jihad bagi lelaki. Sedangkan jihad bagi wanita adalah haji 

Jihad adalah amalan yang utama dan tinggi. Allah ta’ala berfirman:

لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً وَكُلّاً وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْراً عَظِيماً

“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai udzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk, satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar” (QS. An-Nisaa: 95).

Namun jihad itu hanya wajib bagi lelaki, wanita tidak ada kewajiban jihad perang. ‘Aisyah radhiallahu ‘anha bertanya kepada Rasulullah shallalallahu ‘alaihi wa sallam, 

يَا رَسَوْلَ اللهِ، هَلْ عَلَى النِّسَاءِ جِهَادٌ؟ قَالَ: جِهَادٌ لاَ قِتَالَ فِيْهِ، اَلْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ.

“Wahai Rasulullah, apakah ada jihad bagi wanita?” Beliau menjawab, “Jihad yang tidak ada peperangan di dalamnya, yaitu haji dan umrah” (HR. Ibni Majah II/968, no. 2901).

10. Disyariatkan pula semua hal yang termasuk i’dad jihad (persiapan jihad) 

Seperti berlatih berkuda, memanah, berenang, bahkan termasuk juga bela diri, lari, dan melatih fisik. Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiallahu’anhu) ia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: 

عَلَيْكُمْ بِالرَّمْيِ ، فَإِنَّهُ خَيْرٌ لَعِبِكُمْ

“hendaknya kalian latihan menembak karena itu permainan yang paling bagus bagi kalian” (HR. Al Bazzar dalam Musnad-nya (1048), Al ‘Athar dalam Juz-nya (52), Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Ausath (2093)).

Imam Nawawi ketika menjelaskan hadits:

ألا إنَّ القوةَ الرميُ

“ketahuilah bahwa al quwwah itu adalah skill menembak”

Beliau menjelaskan: “Dalam hadits ini dan hadits-hadits lain yang semakna ada keutamaan skill menembak serta keutamaan skill militer, juga anjuran untuk memberi perhatian pada hal tersebut dengan niat untuk jihad fii sabiilillah. Termasuk juga latihan keberanian dan latihan penggunaan segala jenis senjata. Juga perlombaan kuda, serta hal-hal lain yang sudah dijelaskan sebelumnya. Maksud dari semua ini adalah untuk latihan perang, mengasah skill dan mengolah-ragakan badan” (Syarh Shahih Muslim, 4/57).

11. Islam melarang khalwat dan ikhtilat 

Diantara hikmahnya lelaki akan lebih sering berkumpul bersama para lelaki dan terbentuk karakter lelaki. Munculnya sifat kewanitaan terkadang karena sering berkumpul dengan para wanita. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ

“Tidak boleh seorang laki-laki berduaan dengan perempuan kecuali dengan ditemani mahramnya” (HR. Bukhari no. 5233 dan Muslim no. 1341).

Imam An Nawawi berkata: “adapun jika lelaki ajnabi dan wanita ajnabiyah berduaan tanpa ada orang yang ketiga bersama mereka, hukumnya haram menurut ijma ulama. Demikian juga jika ada bersama mereka orang yang mereka berdua tidak malu kepadanya, semisal anak-anak kecil seumur dua atau tiga tahun, atau semisal mereka, maka adanya mereka sama dengan tidak adanya. Demikian juga jika para lelaki ajnabi berkumpul dengan para wanita ajnabiyyah di suatu tempat, maka hukumnya juga haram” (Syarh Shahih Muslim, 9/109).

12. Islam menganjurkan untuk bersegera menikah. 

Diantara hikmahnya, dengan menikah lelaki akan semakin timbul kelaki-lakiannya, dan wanita semakin timbul kewanitaannya. Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda,

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda, barangsiapa yang sudah sanggup menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu obat pengekang nafsunya” (HR. Bukhari no. 5056, Muslim no. 1400).

13. Islam melarang istri menolak ajakan berhubungan intim dari suami, bahkan bercumbu dengan istri termasuk sedekah. 

Lebih sering terjadi percumbuan dan hubungan intim antara suami istri, lebih baik. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ » قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ

“Hubungan intim antara kalian adalah sedekah”. Para sahabat lantas ada yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu malah mendapatkan pahala?’ Beliau menjawab, ‘Bukankah jika kalian bersetubuh pada wanita yang haram, kalian mendapatkan dosa? Maka demikian pula jika kalian bersetubuh dengan wanita yang halal, kalian akan mendapatkan pahala” (HR. Muslim no. 1006).

14. Islam menganjurkan untuk memiliki banyak anak. 

Tentu ini juga mempertajam sifat kelaki-lakian sang ayah. Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk memilih calon istri yang subur,

تزوجوا الودود الولود فاني مكاثر بكم الأمم

“Nikahilah wanita yang penyayang dan subur! Karena aku berbangga dengan banyaknya ummatku.” (HR. An Nasa’I, Abu Dawud).

15. Islam mengajarkan adab berjalan bagi lelaki yang jantan 

Jalan yang baik bagi lelaki adalah tegap, gagah, tenang tapi tidak lambat, tidak seperti orang malas dan juga tidak gemulai. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berjalan dengan enerjik, mengerahkan tenaganya, bukan jalannya orang yang malas atau loyo. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا مَشَى، مَشَى مَشْيًا مُجْتَمِعًا يُعْرَفُ أَنَّهُ لَيْسَ بِمَشْيِ عَاجِزٍ وَلا كَسْلانَ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam jika berjalan beliau berjalan dengan enerjik, sehingga sangat terlihat bahwa beliau bukan orang yang lemah dan juga bukan orang yang malas” (HR. Al-Baghawi no. 2140).

Maka berjalan yang baik adalah dengan tenang dan berwibawa tidak harus lambat dan loyo. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berjalan dengan tenang dan berwibawa namun juga cepat dan bertenaga. Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

إذا مشَى تكفَّأ تكفُّؤًا كأنَّما ينحَطُّ من صبَبٍ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam jika berjalan menghentakkan kakinya seakan-akan ia turun dari tempat yang tinggi” (HR. At-Tirmidzi dalam Asy-Syamail Al-Muhammadiyyah, no.120).

Ali Al-Qari menjelaskan makna hadits tersebut dengan mengatakan:

وَالْمَعْنَى يَمْشِي مَشْيًا قَوِيًّا سَرِيعًا. وَفِي شَرْحِ السُّنَّةِ: الصَّبَبُ الْحُدُورُ، وَهُوَ مَا يَنْحَدِرُ مِنَ الْأَرْضِ يُرِيدُ لَهُ أَنَّهُ كَانَ يَمْشِي مَشْيًا قَوِيًّا يَرْفَعُ رِجْلَيْهِ مِنَ الْأَرْضِ رَفْعًا بَائِنًا لَا كَمَنْ يَمْشِي اخْتِيَالًا وَيُقَارِبُ خُطَاهُ تَنَعُّمًا

“Maknanya, beliau berjalan dengan jalan yang kuat dan cepat. Dalam Syarhus Sunnah, ash-shabab artinya al-hudur, yaitu jalan yang digunakan untuk turun dari suatu tempat. Maksudnya, beliau berjalan dengan jalan yang kuat, dengan benar-benar mengangkat kakinya dari tanah, bukan seperti jalannya orang yang sombong atau seperti orang yang santai-santai” (Mirqatul Mafatih Syarah Misykatul Mashabih, 9/3704).

16. Islam menjadi pedoman hidupnya yang utama 

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِى مُسْتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa." (QS.Al-An'am : 153).

17. Ikhlas menjadi dasar hidupnya dan Taqwa menjadi bekal hidupnya 

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ

"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya."

(QS.Al-Baqarah : 207).

  وَآمِنُوا بِمَا أَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ وَلَا تَكُونُوا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ ۖ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ

Artinya: “Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur’an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa.”

(QS.Al-Baqarah : 41).

Dan masih banyak lagi insya Allah adab-adab yang lain yang jika kita renungkan ternyata membuat seorang lelaki menjadi lelaki sejati. Belum lagi jika kita membaca sirah para Nabi dan sahabat Nabi, mereka adalah lelaki sejati. Mereka gagah perkasa, baik dalam jihad ilmu maupun dalam jihad perang.

Semoga bermanfaat.. .


ONE DAY ONE HADITS 

Kamis, 26 Oktober 2023 M / 11 Rabi'ul Akhir 1445 H.

Sebaik-baik Laki-laki 

 عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى. 

“Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Rasulullah Shallallau ‘Alaihi Wasallam berasabda: “Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” [HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Majah no: 1977 dari sahabat Ibnu ‘Abbas no: 285].

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1- Hadits di atas, hadits yang sangat mulia. Sebuah hadits yang menunjukkan agar manusia bersikap mulia dan berlaku jujur.

2- Begitu pula bagi seorang suami khususnya, karena ia sebagai pemimpin dan bertanggung jawab kepada keluarga. Maka menjadi keharusan, agar kita mencerna tingkat urgensinya. 

3- Istri Harus Dikasihi, Bukan Dipecundangi. Allah menciptakan wanita sebagai makhluk yang lemah. Di sisi lain, seorang lelaki ditakdirkan untuk memimpin wanita dengan kelebihan yang dikaruniakan Allah baginya.

4- Sifatnya yang dominan, ingin mengatur, berkuasa akan tampak saat berinteraksi dengan anggota keluarga, khususnya sang istri; wanita asing yang masuk dalam kehidupan barunya. 

5- Tindak-tanduk si istri akan menguji kesabarannya. Lelaki yang buruk perangainya, akan terdorong berbuat aniaya kepada kaum yang lemah (istrinya). Kekerasan rumah tangga yang timbul dari suami terhadap istrinya, menunjukkan bahwa sang suami termasuk prototype orang yang lemah juga. Berbeda jika seorang suami termasuk sosok yang berkepribadian kuat, tegar lagi kokoh, maka hatinya tidak akan keras. Dia tidak tega berbuat aniaya terhadap kaum yang lemah.

6- Barangsiapa mampu menguasai diri saat berhadapan dengan mereka, yaitu para wanita, sungguh kebaikan telah muncul pada dirinya. 

7- Bahwa orang yang paling tinggi derajatnya dalam kebaikan dan paling berhak meraih sifat tersebut ialah, orang-orang yang paling baik perilakunya kepada keluarganya. Sebab, keluarga, mereka itu merupakan orang-orang yang paling berhak dengan wajah manis dan cara bergaul yang baik, curahan kebaikan, diusahakan mendapatkan manfaat, dilindungi dari bahaya. Jika ada lelaki yang demikian, niscaya ia berpredikat sebagai manusia yang terbaik. Jika ia bersikap sebaliknya, maka ia berada dalam keburukan. Banyak orang yang terjerumus dalam keteledoran ini.

8- Seorang lelaki, bila ia menjumpai keluarganya, maka menjadi sosok yang akhlaknya buruk, sangat pelit dan sedikit sekali berbuat baik kepada mereka. Tetapi, apabila bersama orang lain, maka engkau akan dihormati, akhlaknya melunak, jiwanya menjadi dermawan, ringan tangan. Tidak diragukan, laki-laki semacam ini adalah manusia yang terhalang dari taufik Allah, menyimpang dari jalan yang lurus. Semoga Allah memberikan keselamatan bagi kita dari hal itu.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al qur'an : 

1- Berinteraksi dengan perempuan (dalam konteks ini, istri) dengan cara yang baik lewat perbuatan dan perkataan yang terpuji sesuai dengan tuntunan syariat Islam dan tuntunan akal. Syekh Muhammad Sayyid Tanthowi mengutip perkataan Imam Ghazali, dalam tafsirnya Al-Wasith, bahwa tafsir dari ayat ini adalah berakhlak yang baik dengan istri dengan tidak menyakitinya atau bahkan berniat menyakitinya, bersabar atas kecerobohan dan kemarahan istri sambil menasehatinya, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam. 

Oleh karenanya, istri juga memiliki hak yang sama dengan suami. Ia berhak untuk disayangi, dimanjakan, dan dinafkahi baik lahir maupun batin. Istri bukan boneka yang bisa seenaknya dimainkan oleh suaminya, melainkan ia adalah Mitra Yang Setia bagi suami untuk sama-sama membangun sebuah keluarga bahagia di dunia hingga kelak di akhirat.

وَعاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئاً وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْراً كَثِيراً 

Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.[QS. An Nisa :19].

2- Hendaknya Suami memperbagus ucapan, perkataan, perbuatan dan tingkah laku kepada istri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Jika istri menyukainya, maka berbuatlah sesuai apa yang disukainya, 

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ

Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang baik (ma’ruf) [QS. Al baqarah :228].