Sabtu, 28 Oktober 2023

BAHAYA KEBODOHAN DALAM ISLAM

Edisi Sabtu, 28 Oktober 2023 M / 13 Rabi'ul Akhir 1445 H.

Kebodohan merupakan salah satu perkara yang amat dibenci oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Sebagaimana perkara yang lain seperti penyakit hati. Betapa kebodohan dapat menjadi sebuah pedang yang tajam karena pada dasarnya kebodohan merupakan sifat yang amat disukai oleh iblis dan syaitan. Terdapat perbedaan antara ketidaktahuan dan kebodohan.

Sebab kebodohan biasanya senantiasa bersama dengan orang yang malas, sedangkan ketidaktahuan disebabkan karena memang belum belajar dan tidak mengerti mengenai perkara tersebut. Telah ditegaskan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Idzaa wussidal amru ilaa ghoiri ahlihi fantadziris saa’ah.”  Apabila perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah kiamat. (HR Al-Bukhari dari Abi Hurairah).

Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam telah dapat memprediksi bahwa kelak akan datang masa dimana orang-orang yang bodoh yang lebih banyak berbicara. Sehingga ia berbicara mengenai ilmu yang tidak ada dasarnya, orang bodoh akan selalu ingin terlihat pintar sehingga ia akan berbicara tanpa paham betul apa maknanya. Sebagaimana hal tersebut telah diperingatkan dalam Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

Dari Anas radhiyallahu'anhu: Sesungguhnya di depan Dajjal ada tahun-tahun banyak tipuan –di mana saat itu– orang jujur didustakan, pembohong dibenarkan, orang yang amanah dianggap khianat, orang yang khianat dianggap amanah, dan di sana berbicaralah Ruwaibidhoh.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, apa itu Ruwaibidhoh? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Orang yang bodoh (tetapi) berbicara mengenai urusan orang banyak/ umum. (Hadits dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Abu Ya’la, dan Al-Bazzar, sanadnya jayyid/ bagus. Dan juga riwayat Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Lihat Kitab Fathul Bari, juz 13 halaman 84).

Islam sendiri mengartikan kebodohan sebagaimana zaman Jahilliyah, ketika itu banyak orang yang tersesat karena kebodohannya. Sehingga kemudian Allah menurunkan wahyu pertamanya yakni surat Al-Alaq ayat 1-5. Dalam ayat pertamanya bermakna “Bacalah”, artinya bahwa manusia harus selalu belajar agar tidak terjerumus dalam kebodohan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala berikut :

“Sesungguhnya sejelek-jeleknya binatang di sisi Allah adalah orang-orang yang tuli dan bisu (dalam menerima kebenaran), yaitu orang-orang yang tidak berakal.” (QS. Al-Anfal : 22).

Kebodohan memiliki bahaya yang sebenarnya bahkan tidak anda sadari. Namun, akan sangat rugi jika kita terperangkap dalam kebodohan tanpa mau berusaha untuk keluar.  Karena itu, berikut 17 bahaya kebodohan dalam islam, yang akan membuat anda semakin memahami pentingnya memperdalam ilmu. Simak selengkapnya.

1. Tidak Dapat Memilah Mana yang Baik dan yang Buruk 

Bahaya kebodohan yang pertama ialah, sebagai manusia kita tidak akan bisa memaknai dan membedakan hal yang benar dan salah, akibat dari tidak adanya pengetahuan yang memadai. Sehingga cenderung melakukan segalanya sesuai dengan hasrat. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :

“Orang bodoh itu bagaikan lalat yang tidak hinggap kecuali pada kulit yang terluka, dan dia tidak mau hinggap pada kulit yang normal. Adapun orang yang berakal, ia akan memilah-milah, ini yang baik, dan ini yang tidak baik”.

2. Memiliki Pengetahuan Sempit 

Sudah pasti kebodohan akan membuat seseorang memiliki pengetahuan yang sempit. Sehingga banyak hal yang tidak akan ia ketahui. Sedangkan di zaman sekarang, anda yang terkungkung dalam kebodohan tidak akan dapat berkembang dan maju, padahal persaingan semakin keras kedepannya. Sehingga manusia memang diciptakan untuk selalu belajar. Sebagaimana Abdullah bin Mas’ud berkata:

“Seseorang tidaklah dilahirkan dalam keadaan berIlmu (agama) karena sesungguhnya ilmu itu diperoleh dengan belajar.”

3. Tidak Memiliki Prestasi 

Kebodohan akan membuat seseorang tidak memiliki prestasi apapun. Terutama dibidang akademik. Ia akan tertinggal jauh dari rekan yang lebih pintar dan mereka yang selalu mau belajar. Kondisinya akan sama saja ketika di dunia kerja, anda tidak akan mampu bersaing dengan rekan kerja yang lebih produktif. Sehingga sudah pasti prestasi kerja akan menurun, dan berbahaya bagi karir anda kedepannya. 

4. Suka Mengada-ada 

Kebodohan akan membuat seseorang menutupinya dengan sikap yang mengada-ngada. Demi tidak ingin dianggap bodoh maka ia akan memberikan informasi yang bahkan sumbernya tidak jelas. Apalagi jika berkumpul dengan orang yang sama-sama bodoh. Pastinya si bodoh tetap ingin kelihatan pintar dibandingkan dengan yang lain.

5. Banyak Bicara 

Jika ada pepatah “Tong kosong nyaring bunyinya” , mungkin benar memang bahwa kebodohan akan membuat seseorang menjadi banyak bicara. Namun, pembicaraannya sama sekali tidak berkualitas. Hal ini merupakan dalih untuk menutupi kebodohannya tersebut.

6. Gampang Ditipu Orang Lain 

Lain lagi cerita bahwa kebodohan akan mudah membuat seseorang ditipu daya atau muslihat. Lebih gampangnya orang bodoh akan sangat mudah diakali. Ini tidak lain karena ia tidak memiliki pengetahuan yang luas. Sehingga rata-rata orang bodoh sangat gampang sekali ditipu. Sehingga perlunya memperbaiki diri dalam islam , cara mensyukuri nikmat allah , dan cara agar hati tenang dalam islam .

7. Mudah Dipengaruhi 

Bahaya kebodohan yang berikitnya ialah, seorang yang tidak berpengetahuan luas biasanya akan lebih mudah dipengaruhi. Karena ketidaktahuannya maka ia akan cenderung gampang ditarik dan dipengaruhi. Entah pengaruh itu benar atau tidak maka ia akan menelannya mentah-mentah. Tentunya hal ini sangat berbahaya apalagi jika sampai dicekoki oleh hal yang buruk dan berbau maksiat.

8. Memiliki Pandangan  Yang Sesat 

Kebodohan akan membuat seseorang memiliki pandangan yang sesat. Sebab  karena ketidaktahuannya ia akan meyakini bahwa hal tersebut benar. Padahal belum tentu kebenarannya atau malah sebaliknya akan menyesatkan. Karenanya kita selalu dianjurkan untuk bertanya kepada ahlinya, agar tidak semakin sesat. Sebagaimana firman Allah Ta'ala berikut ”

“Bertanyalah kepada ahli zikir (berilmu) jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl : 43).

9. Menimbulkan Kerusakan 

Sesungguhnya kebodohan merupakan peyebab kerusakan di bumi ini bahkan tanpa mereka sadari. Sebagaimana dalam Firman Allah Subhanahu wa ta'ala berikut :

”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: ”Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS. Al-Baqarah: 11-12).

10. Membawa Paham yang Menyesatkan 

Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash, berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda’: “Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan menariknya dari hati hamba-hambanya (ulama), akan tetapi mengambil ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga apabila tidak terdapat ulama, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh menjadi pemimpin mereka, lalu orang-orang bodoh itu akan ditanya (dimintai fatwa), kemudian mereka berfatwa tanpa ilmu, maka orang-orang bodoh itu menjadi sesat dan menyesatkan orang lain”. (H.R Bukhari dan Muslim).

11. Memiliki Pemahaman yang Salah 

“Akan muncul pada akhir zaman, suatu kaum yang umurnya masih muda (yakni sedikit ilmunya), rusak akalnya. Mereka berkata dengan sebaik-baik perkataan manusia (yakni suka membahas masalah agama). Mereka membaca al-Qur`an, namun Al Qur’an tidak melewati kerongkongannya” (yakni salah dalam memahami al-Qur`an). (HR. Bukhari Muslim).

12. Kobodohan Seperti Terlepasnya Busur dari Anak Panah 

“Mereka telah terlepas dari agama, bagaikan terlepasnya anak panah dari busurnya. Apabila kalian menemui mereka, bunuhlah mereka, karena terdapat ganjaran bagi yang membunuh mereka di sisi Allah pada hari kiamat nanti.” (HR. Bukhari dan Muslim).

13. Pemimpin yang Bodoh akan Menyesatkan Umatnya 

Kebodohan akan sangat berbahaya jika sampai dimiliki oleh seorang pemimpin. Baik pemimpin agama ataupun pemimpin negara. Pemimpin negara yang bodoh pasti akan menyesatkan para rakyat dan umatnya. Sebab pemikiran yang keluar bukan berasal dari pengetahuan yang benar-benar telah diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Karenanya telah jelas dikatakan bahwa kita dianjurkan untuk memilih pemimpin yang cerdas.

14. Sengsara di dunia dan akherat 

Pada akhirnya, dampak buruk dari kebodohan adalah sengsara di dunia dan celaka di akhirat.

Ibnul Qayyim rohimahullah berkata : “Tidaklah diragukan bahwa kebodohan adalah pokok dari segala kerusakan dan kejelekan yang didapatkan oleh seorang hamba di dunia dan di akhirat adalah dampak dari kebodohan”. (Miftaah Daaris Sa’adah, 1/87).

15. Tidak bisa membedakan mana ajaran yang benar dan salah 

Akibat buruk dari kebodohan, manusia tidak akan bisa membedakan mana ajaran benar yang datangnya dari Allah dan Rasul-Nya dengan ajaran sesat yang datangnya dari setan. Akibatnya banyak manusia berbondong-bondong terjerumus kedalam ajaran dan faham sesat. Taklid buta (fanatisme), ta’ashub (bangga golongan), ghuluw (melampaui batas), semua itu dampak buruk dari kebodohan.

16. Kemusryikan merajalela 

Bahaya kebodohan berikutnya kepercayaan kepada takhayul menjamur, bid’ah merajalela, ke syirikan sulit di basmi, kebenaran di tentang, Ulama pewaris Nabi di dustakan dan di hinakan, tapi sebaliknya para penyesat umat di dewakan semua itu akibat buruk dari kebodohan.

17. Terjadinya Kejahatan Dan Penipuan 

Fenomena sa’at ini, banyak manusia tertipu oleh para penyesat umat. Mereka di giring dengan keyakinan-keyakinan batil, di tipu dengan janji palsu, mereka dengan mudahnya percaya dengan ajaran menyesatkan yang datangnya dari setan.

Itulah, 17 bahaya kebodohan dalam islam. Tentunya semoga artikel tausiah ini semakin menambah pengetahuan anda. Sehingga akan menimbulkan motivasi dan semangat belajar yang lebih, terutama dalam mempelajari ilmu agama.  

Semoga bermanfaat ....


ONE DAY ONE HADITS 

Sabtu, 28 Oktober 2023 M / 13 Rab'iul Akhir 1445 H.

Orang yang Cerdas dan Bodoh 

عن ابي يعلى شداد ابن اوس رضي الله عنه قال قال رسول الله ص م الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ ، وَعَمِلَ لِمَا بعدَ المَوتِ ، والعَاجِزُ مَنْ أتْبَعَ نَفْسَهُ هَواهَا وَتَمنَّى عَلَى اللهِ الاَمَانِيَّ (رواه الترميذي)

Artinya: “Orang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersedia beramal sebagai bekal setelah mati. Dan orang yang rendah adalah yang selalu menurutkan hawa nafsunya. Disamping itu, ia mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 

1- Sesungguhnya modal utama yang dimiliki seorang hamba di dunia ini adalah umurnya. Jika ia gunakan umurnya untuk berbuat baik dan taat kepada Allah, niscaya ia akan meraih keuntungan yang besar dan keselamatan yang abadi di akhirat.

Namun jika ia gunakan masa hidupnya di dunia yang fana nan sebentar ini untuk berbuat dosa dan maksiat kepada Allah, maka pasti ia akan mendapat kerugian yang besar serta merasakan kesengsaraan dan kebinasaan yang abadi di alam akhirat kelak.

2- Oleh karena itu, orang yang pandai dan beruntung di dunia dan akhirat ialah siapa saja yang dapat mengekang dan menundukkan hawa nafsunya, serta membimbingnya untuk senantiasa memperbanyak amal shalih sebagai bekal perjalanan hidupnya menuju ke alam akhirat yang kekal nan abadi.

3- Artinya orang yang pandai ialah siapa saja yang menundukkan hawa nafsunya dan beramal untuk hari setelah kematian (yakni hari akhirat). Sedangkan orang yang lemah (bodoh) ialah siapa saja yang senantiasa mengikuti hawa nafsunya dan banyak berangan-angan kepada Allah (tapi tanpa beramal).

4- Berdasarkan hadits di atas, marilah kita semua bersungguh-sungguh dalam melakukan amal-amal kebajikan dan ketaatan kepada Allah, serta menjauhi segala perbuatan dosa dan maksiat hingga kematian menjemput kita.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran: 

1- Sungguh telah beruntung dan bahagia orang yang mensucikan jiwanya dengan melakukan amal-amal kebaikan dan ketaatan kapada Allah, mengikuti petunjuk Rasul-Nya, serta menjauhi apa saja yang dilarang-Nya. Dan sungguh telah merugi sebesar-besarnya siapa saja yang mengotori jiwanya dengan melalaikan kewajiban-kewajibannya kepada Allah, melanggar larangan-laranganNya, serta melumuri jiwanya dengan noda-noda dosa dan maksiat.

 قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

Artinya: “Sungguh telah beruntung orang yang mensucikan jiwanya. Dan sungguh telah merugi orang yang mengotori jiwanya.” (QS. Asy-Syamsi: 9-10).

2- Bersungguh-sungguh dalam melakukan amal-amal kebajikan dan ketaatan kepada Allah, serta menjauhi segala perbuatan dosa dan maksiat hingga kematian menjemput kita. 

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

Artinya: “Beribadahlah engkau kepada Tuhan-Mu hingga datang kepadamu kematian.” (QS. Al-Hijr: 99).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.