Edisi Selasa, 31 Oktober 2023 M / 16 Rabi'ul Akhir 1445 H.
Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan apa yang dilakukan. Dan dari amal tersebut nantinya yang akan mengantarkan ke surga atau neraka. Setidaknya ada beberapa amalan atau kebiasaan yang bisa dilakukan sebagai pintu masuk menuju surga.
Rasulullah telah memberikan beberapa penjelasan, yang akan menghantarkan kita menuju surga Allah Subhanahu Wa Taala. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad sebagaimana berikut:
أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
Artinya: Sebarkan kedamaian, berikan makanan, bersilaturrahimlah, shalatlah ketika orang-orang tidur, engkau akan masuk surga dengan damai.
Di antara orang islam yang masuk surga, ada yang langsung masuk ke dalamnya ada pula yang harus menunggu lama, dan ada juga yang harus mampir dulu ke neraka. Jika bisa memilih pastilah kita menginginkan masuk surga tanpa harus menunggu, tanpa harus mampir neraka, namun langsung masuk saja, tanpa dihisab tanpa diadzab. Bagaimana caranya? Berikut dijelaskan pembahasannya, 17 Amalan Masuk Surga Tanpa dihisab.
1. Bertauhid
Keutaamaan mempelajari tauhid merupakan ilmu yang paling agung, kewajiban yang paling wajib, dan perintah Allah yang terbesar. Oleh karena itulah, keistimewaan yang didapatkan oleh Al-Muwahhidin (orang-orang yang mentauhidkan Allah) itu banyak dan sangat besar.
Di antara keutamaan ilmu tauhid islam yang didapatkan oleh mereka adalah, Ahli Tauhid mendapatkan keamanan dan hidayah,
Tempat kembalinya adalah Surga, Allah Ta’ala menyelamatkannya dari neraka, Ahli Tauhid mendapatkan kesempatan diampuni seluruh dosa-dosanya,
Timbangan tauhid beratnya mengalahkan timbangan langit dan bumi.
Dan puncak keutamaan yang dianugerahkan kepada Ahli Tauhid adalah mendapatkan kesempatan masuk Surga tanpa hisab dan tanpa adzab.
2. Beramal Sesuai dasar hukum islam
Sa’id berkata, “Alangkah baiknya orang yang beramal sesuai dengan dalil yang didengarnya, namun Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhu menuturkan kepada kami hadits dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Aku telah diperlihatkan beberapa umat oleh Allah, lalu aku melihat seorang Nabi bersama beberapa orang (tidak sampai 10 orang). Seorang Nabi bersama seseorang dan dua orang, serta seorang Nabi yang sendirian. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku sekelompok orang yang sangat banyak. Aku mengira mereka itu umatku, namun disampaikan kepadaku, ‘Itu adalah Nabi Musa dan kaumnya.’
Selanjutnya, tiba-tiba aku melihat lagi sejumlah besar orang, dan disampaikan kepadaku, ‘Ini adalah umatmu, bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.’ Kemudian beliau bangkit dan masuk rumah. Orang-orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu.
3. Tawakkal
Dengan hukum beradab dengan Rasulullah, Ada di antara mereka yang mengatakan, ‘Barangkali mereka itu sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.’ Ada lagi yang mengatakan, ‘Barangkali mereka orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam dan tidak pernah menyekutukan Allah.’ dan mereka menyebutkan yang lainnya pula.
Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Lalu beliau bersabda, “Mereka itu adalah orang yang tidak minta diruqyah, tidak melakukan kay dan tidak melakukan tathayyur serta mereka bertawakal hanya kepada Rabb mereka.”
4. Meninggal dalam Keadaan Islam
“Sesungguhnya amalan itu hanya berdasarkan penutupnya” (HR. Al-Bukhari). sebab itu selalu panjatkan doa diwafatkan dalam islam.
5. Bersih dari Dosa Syirik dan Bid’ah
Maksud bersih dari dosa dengan segala macamnya (syirik atau bid’ah ) adalah seorang hamba meninggal dalam keadaan sudah bertaubat dari seluruh dosa atau dosanya sudah terlebur dengan pelebur (mukaffirat) dosa.
6. Bersih Dari Dosa Maksiat
Maksud bersih dari dosa dengan segala maksiat adalah seorang hamba meninggal dalam keadaan sudah bertaubat dari seluruh dosa atau dosanya sudah terlebur dengan pelebur dosa. Jadi, yang dijadikan patokan di sini adalah akhir hidup seseorang, karena Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
وَإِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيْمِ
“Sesungguhnya amalan itu hanya berdasarkan penutupnya” (HR. Al-Bukhari).
7. Jauh dari Syirik Besar dan Kecil
As-Saabiqun bil khairaat (orang-orang yang bersegera dalam kebaikan) bahwa mereka adalah orang-orang yang selamat dari syirik besar maupun kecil. Mereka meninggalkan hal-hal haram dan makruh. Bahkan mereka meninggalkan sebagian hal yang mubah/halal. Mereka bersungguh-sungguh dalam melaksanakan amal ketaatan, baik amal yang wajib maupun yang sunnah. Mereka adalah orang-orang yang lebih dahulu berbuat kebaikan. Maka barangsiapa yang sampai pada tingkatan ini, maka ia masuk Surga tanpa hisab dan tanpa adzab.
8. Mengucap Syahadat Ketika Meninggal
Pada ucapan asyhadu anna muhammadar rasulullah mengandung tuntutan jauh dari kemaksiatan dan bid’ah, hal itu disebabkan karena konsekuensi syahadat Muhammadar Rasulullah adalah taat pada perkara yang diperintahkan oleh rasulullah, membenarkan apa yang beliau infromasikan, menjauhi larangannya, dan tidak menyembah Allah melainkan sesuai dengan syari’at yang diajarkannya (QS. At-Tamhiid: 33).
9. Mengucap Laa Ilaaha Illallah Ketika Meninggal
Perealisasian tauhid dengan sempurna adalah perealisasian syahadatain laa ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullah‘, karena pada ucapan seorang Ahli Tauhid laa ilaaha illallaah’, terdapat tuntutan pelaksanaan tauhid dan jauh dari syirik, dengan segala macamnya.
10. Pengikut Setia Rasulullah
Daripada Abu Bakar , Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Aku dianugerahi Allah 70,000 orang dari umatku masuk syurga tanpa hisab. Wajah mereka nampak seperti bulan pada malam purnama. Hati mereka semuanya sama. Lalu, aku memohon tambahan kepada Allah dan Allah menambahkan untukku setiap satu orang menjadi 70,000 orang .” (Hadis riwayat Ahmad dalam Musnad dengan sanad yang sahih).
11. Orang yang Pertama Kali Masuk Islam di Masa Rasulullah
Allah berfirman dalam surah Al Waqiah ayat 10-14 yang artinya:
10.Dan orang-orang yang beriman paling dahulu,11. Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah.12. Berada dalam jannah kenikmatan.13. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,14. dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian (QS. Al Waqiah 10-14).
12. Memiliki Kesempurnaan Akhlak
Golongan orang yang akan masuk syurga tanpa hisab adalah golongan yang sifatnya disebutkan dalam surah Al-Waqi’ah ayat 10 -14 . Allah memberi sifat kepada mereka sebagai orang-orang yang beriman paling dahulu dan mereka didekatkan kepada Allah di syurga. Mereka adalah segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian . Kepada mereka , Allah telah menanamkan kemuliaan , cinta takdir , dan keagungan . Mereka adalah cermin dalam iman , amal kebaikan , jihad , ilmu , anugerah , kelembutan hati , cinta , kesempurnaan , akhlak , dan keagungan .
13. Mendapat Buku Amal di Tangan Kanan
Allah berfirman dalam surah Al Insyiqaq ayat 7-9 yang artinya :
7.Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, 8. maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,9. dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira (QS. Al Insyiqaq 7-9).
14. Orang yang Sabar Ketika Diuji dengan Penyakit Berat di Dunia
” Pada hari kiamat kelak setelah timbangan timbangan amal dipasang, orang orang yang tekun shalat dipanggil untuk menerima pahala mereka secara penuh, orang orang yang tekun puasa dipanggil untuk menerima pahala mereka secara penuh, orang orang yang gemar berpuasa dipanggil untuk menerima pahala mereka secara penuh, dan orang orang yang pergi haji dipanggil untuk menerima pahala mereka secara penuh. Tetapi timbangan orang orang orang yang dicoba dengan peneritaan sakit tidak dipasang, mereka juga tidak diadili, mereka selain diberi pahala juga tidak dihisab “
15. Mati Syahid
Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :” Pada hari kiamat nanti orang yang mati syahid dihadirkan untuk dihisab, dan orang yang suka bersedekah dihadirkan untuk dihisab. Orang orang yang dicoba dengan penyakit juga dihadirkan, namun tidak untuk dihisab maupun diadili. Mereka malah diberi pahala yang amat banyak. Sehingga orang orang sehat yang ada di padang mahsyar berharap tubuh mereka dipotong potong dan digunting agar bisa mendapat pahala yang baik disisi Allah “
16. Selalu Bersyukur
Allah berfirman dalam Surat Ali Imran Ayat 145
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا ۗ وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا ۚ وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
17. Qana’ah (Menerima Apa Adanya)
” Wahai cucuku selalulah bersikap qana’ah , niscaya kamu akan menjadi manusia yang paling kaya. Dan tunaikanlah kewajiban kewajiban, niscaya kamu akan menjadi manusia yang paling berbakti pada Allah. Wahai cucuku sesungguhnya di syurga ada terdapat pohon bernama Balwa yang diperuntukan bagi orang orang yang dicoba dengan derita penyakit. Untuk mereka tidak diadakan penimbangan amal, dan juga tidak diselenggarakan pengadilan. Tetapi malah dicurahkan pahala kepada mereka” . Beliau lalu membaca surat Az zumar ayat 10 :“Sesungguhnya hanya orang orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas”
Jika seseorang memiliki kebaikan yang sempurna misalnya dari segi akhlak, amalan kepada orang lain dsb namun ia memiliki sifat kafir dan syirik, maka ia tidak termasuk pada 17 golongan yang disebutkan di atas, melainkan mereka langsung dimasukkan ke dalam neraka tanpa dihisab amalnya terlebih dahulu walaupun mereka memiliki amal baik yang banyak selama hidup di dunia, hal itu terjadi karena setiap orang yang kafir dan syirik akan dipastikan masuk neraka sebab mereka melakukan segala hal di dunia bukan karena Allah dan tidak pernah menyembah kepada Allah, sebagaimana firman berikut,
ayat 20: Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman
ayat 21: Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi
ayat : 22. Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam
ayat : 23
Dan yang menyertai dia berkata : ” Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku.”
ayat : 24. Allah berfirman :” Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala
ayat 25: yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu,
ayat 26: Yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat ( Surah Qaf 20-26).
Itulah amalan mulia yang mendapat janji dari Allah untuk masuk surga tanpa dihisab, semoga bisa menjadi motivasi untuk kita semua dalam meningkatkan amal mulia agar jauh dari api neraka. Demikian yang dapat penulis sampaikan, terima kasih telah meluangkan waktunya untuk membaca.
Semoga bermanfaat...
ONE DAY ONE HADITS
Selasa, 31 Oktober 2023 M / 16 Rabi'ul Akhir 1445 H.
Jalan Menuju Surga
عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ جَابِرْ بْنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ اْلمَكْتُوْبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ، وَحَرَّمْت الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ ؟ قَالَ : نَعَمْ . [رواه مسلم]
Dari Abu Abdullah, Jabir bin Abdullah Al Anshary radhiallahuanhuma : Seseorang bertanya kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, seraya berkata : Bagaimana pendapatmu jika saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa Ramadhan, Menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram ) dan saya tidak tambah sedikitpun, apakah saya akan masuk surga ? Beliau bersabda : Ya. (Riwayat Muslim).
Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:
1. Setiap muslim dituntut untuk bertanya kepada ulama tentang syariat Islam, tentang kewajibannya dan apa yang dihalalkan dan diharamkan baginya jika hal tersebut tidak diketahuinya.
2. Penghalalan dan pengharaman merupan aturan syariat, tidak ada yang berhak menentukannya kecuali Allah ta’ala.
3. Amal saleh merupakan sebab masuknya seseorang kedalam syurga.
4. Keinginan dan perhatian yang besar dari para shahabat serta kerinduan mereka terhadap syurga serta upaya mereka dalam mencari jalan untuk sampai kesana.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran :
1. Evaluasi diri / muhasabah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS. Al-Hasyr: 18].
2. Rindu syurga
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir'aun, ketika ia berkata, "Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim, "
[QS. At-Tahrim:11].
3. Memperhatikan halal haram dalam kehidupan
قَاتِلُوا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلا بِالْيَوْمِ الآخِرِ وَلا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka sampai mereka membayar jizyah dengan patuh, sedangkan mereka dalam keadaan tunduk.[QS. At-Taubah:29].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.