Edisi Selasa, 10 Oktober 2023 M / 24 Rabiul Awwal 1445 H.
Jihad menurut syariat Islam adalah berjuang/usaha/ikhtiyar dengan sungguh-sungguh. Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan Din (atau bisa diartikan sebagai agama) Allah atau menjaga Din tetap tegak, dengan cara-cara sesuai dengan garis perjuangan para Rasul dan Al-Quran.
Memahami kata ‘jihad’ harus dan mutlak membaca Quran dan Hadits;
وجاهدوا في الله حق جهاد
Berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. (QS. al-Hajj: 78).
الذين آمنوا وهاجروا وجاهدوا في سبيل الله بأموالهم وأنفسهم أعظم درجة عند الله وأولئك هم الفائزون
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (QS. at-Taubah: 20).
Jihad yang dilaksanakan Rasul adalah berdakwah agar manusia meninggalkan kemusyrikan dan kembali kepada aturan Allah, menyucikan qalbu, memberikan pengajaran kepada ummat dan mendidik manusia agar sesuai dengan tujuan penciptaan mereka yaitu menjadi khalifah Allah di bumi dengan damai dan saling mengasihi.
Namun dalam berjihad, Islam melarang pemaksaan dan kekerasan, termasuk membunuh warga sipil yang tidak ikut berperang, seperti wanita, anak-anak, hingga manula.
Jihad dalam bentuk perang dilaksanakan jika terjadi fitnah yang membahayakan eksistensi umat antara lain berupa serangan-serangan dari luar.
Berikut ini adalah beberapa Hadits-hadits tentang Jihad dan perang:
1. Hadits Kesatu
Aku menginginkan berperang di jalan Allah, lalu aku terbunuh, dihidupkan lagi dan mati lagi, lalu dihidupkan lagi. (HR. Bukhari).
Kedua kaki hambaKu yang dilibat debu dalam perang fisabilillah tidak akan tersentuh api neraka. (HR. Bukhari).
2. Hadits Kedua
Berjaga-jaga satu malam dalam perang fisabilillah lebih afdhol dari seribu malam dishalati malam harinya dan dipuasai siang harinya. (HR. Al Hakim).
3. Hadits Ketiga
Puncak persoalan adalah Islam. Barangsiapa pasrah diri (masuk Islam) maka dia selamat. Tiangnya Islam adalah shalat dan atapnya adalah jihad (perjuangan). Yang dapat mencapainya hanya orang yang paling utama di antara mereka. (HR. Ath-Thabrani).
4. Hadits Keempat
Manusia yang paling dekat derajatnya kepada derajat kenabian ialah para mujahidin dan ilmuwan (cendekiawan) karena kaum mujahidin melaksanakan ajaran para rasul dan ilmuwan membimbing manusia untuk melaksanakan ajaran nabi-nabi. (HR. Ad-Dailami).
5. Hadits Kelima
Berjihadlah melawan kaum musyrikin dengan harta, jiwa dan lidahmu. (HR. An-Nasaa’i).
Tiada setetes yang lebih disukai Allah ‘Azza wajalla daripada setetes darah di jalan Allah. (HR. Ath-Thahawi).
6. Hadits Keenam
Barangsiapa memberi perlengkapan bagi seorang yang berperang di jalan Allah maka dia terhitung ikut berperang dan barangsiapa ikut memenuhi kebutuhan keluarga (menyantuni) orang yang berperang maka dia terhitung ikut berperang di jalan Allah. (HR. Bukhari).
7. Hadits Ketujuh
Wahai segenap manusia, janganlah kamu mengharap-harap bertemu dengan musuh. Mohonlah kepada Allah akan keselamatan. Bila bertemu dengan mereka maka bersabarlah (yakni sabar menderita, gigih, ulet dan tabah dalam melawan mereka). Ketahuilah, surga terletak di bawah bayang-bayang pedang. (HR. Bukhari).
8. Hadits Kedelapan
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bila melepas pasukan yang akan pergi berperang (tanpa disertainya) berpesan: “Dengan nama Allah, dengan disertai Allah, di jalan Allah dan atas sunah Rasulullah. Janganlah kamu berlebihan mengambil barang rampasan tanpa seijin pimpinan pasukan. Janganlah kamu berkhianat dan jangan pula melakukan sadisme (menganiaya) terhadap musuh. Jangan membunuh anak-anak, wanita-wanita dan laki-laki yang telah tua.” (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud).
9. Hadits Kesembilan
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengikutsertakan kaum wanita dalam peperangan. Mereka mengobati orang yang terluka. Rasulullah tidak pernah memberi mereka bagian dari harta rampasan tetapi memberi mereka dari kelebihan (sisa) pembagian. (HR. Muslim).
10. Hadits Kesepuluh
Kalau kamu melakukan perdagangan dengan riba, hanya menjadi peternak-peternak dan senang hanya dengan bertani saja dan meninggalkan jihad (perjuangan) maka Allah akan menimpakan kehinaan atasmu. Kamu tidak dapat mencabut kehinaan itu sehingga kamu kembali kepada Ad Dienmu. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
11. Hadits Kesebelas
Ada tiga hal yang menyebabkan tidak bergunanya seluruh amalan, yaitu: syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua, dan lari menghindari pertempuran (dalam perang fisabilillah) (HR. Ath-Thabrani).
12. Hadits Keduabelas
Suatu kaum yang meninggalkan perjuangan akan Allah timpakan kepada mereka azab. (HR. Ath-Thabrani).
Tidak ada hijrah lagi sesudah fathu Mekah selain jihad, niat, dan apabila diserukan berangkat (pergi berperang) maka berangkatlah. (HR. Bukhari).
13. Hadits Ketigabelas
Jika terjadi saling membunuh antara dua orang muslim maka yang membunuh dan yang terbunuh keduanya masuk neraka. Para sahabat bertanya, “Itu untuk si pembunuh, lalu bagaimana tentang yang terbunuh?” Nabi Shallallahu alaihi wasallam menjawab, “Yang terbunuh juga berusaha membunuh kawannya.” (HR. Bukhari).
Penjelasan:
Yang terbunuh berusaha membunuh tetapi kedahuluan terbunuh.
14. Hadits Keempatbelas
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melarang penyebaran racun (wabah penyakit / virus / senjata kimia) di negeri musuh. (HR. Ath-Thahawi).
Perang adalah tipu daya. (HR. Bukhari).
15. Hadits Kelimabelas
Saling berpesanlah untuk memperlakukan para tawanan dengan baik. (HR. Ath-Thabrani).
Kami tidak menggunakan bantuan kaum musyrikin untuk memerangi kaum musyrikin. (HR. Ahmad).
16. Hadits Keenambelas
Orang yang pergi berperang di jalan Allah dan yang pergi untuk menunaikan haji atau umroh adalah tamu-tamu Allah. Allah menyerukan kepada mereka, dan mereka menyambutnya dan mereka memohon kepada-Nya, lalu Allah mengabulkan permohonan mereka. (HR. Ibnu Majah).
17. Hadits Ketujuhbelas
Barangsiapa menolak ketaatan (membangkang) dan meninggalkan jama’ah lalu mati maka matinya jahiliyah, dan barangsiapa berperang di bawah panji (bendera) nasionalisme (kebangsaan atau kesukuan) yang menyeru kepada fanatisme atau bersikap marah (emosi) karena mempertahankan fanatisme (golongan) lalu terbunuh maka tewasnya pun jahiliyah. (HR. An-Nasaa’i).
Penjelasan:
Asysyathibi memberi definisi tentang yang dimaksud jama’ah, yaitu:
1. Orang-orang Islam yang berhimpun dalam satu urusan.
2. Mayoritas orang-orang Islam
3. Kumpulan ulama mujtahidin.
4. Jama’atul muslimin jika berhimpun di bawah komando seorang amir (pemimpin).
5. Para sahabat yang diridhoi Allah dan tentu pada kondisi yang khusus. Suatu jama’ah akan terbentuk bila ada musyawarah.
Semoga bermanfaat...
ONE DAY ONE HADITS
Selasa, 10 Oktober 2023 M / 24 Rabi'ul Awwal 1445 H.
Membantu Orang yang Berjihad di Jalan Allah
عن أَبي عبد الرحمن زيد بن خالد الجهني رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: ((مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا في سَبيلِ اللهِ فَقَدْ غَزَا، وَمَنْ خَلَفَ غَازيًا في أهْلِهِ بِخَيرٍ فَقَدْ غَزَا)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Abdur Rahman bin Zaid bin Khalid al-Juhani radhiyallahu'anhu katanya: "Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda: "Barangsiapa yang memberikan persiapan - bekal - untuk seseorang yang berjihad fi-sabilillah, maka dianggaplah ia sebagai orang yang benar-benar ikut berjihad - yakni sama pahalanya dengan orang yang ikut berjihad itu. Dan barangsiapa yang membantu kepada keluarga orang yang berjihad - fi-sabilillah - berupa suatu kebaikan - apa-apa yang dibutuhkan untuk kehidupan keluarganya itu, maka dianggap pulalah ia sebagai orang yang benar-benar ikut berjihad." (Muttafaq 'alaih).
Pelajaran yang terdapat di dalam Hadits :
1. Orang yang menggantikan perannya dalam keluarganya, maka dia telah berjihad, artinya jika seorang mujahid ingin berjihad, tetapi dia merasa berat meninggalkan keluarganya, siapa yang akan mengurus kebutuhan mereka, lalu dia mewakilkan kepada seorang lelaki muslim dan dia menjawab, “ saya akan menjaga keluargamu dengan baik.” Maka orang yang mau menggantikannya itu akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berjihad karena dia telah membantunya.
2. Dari sini dapat diambil pelajaran bahwa setiap orang yang membantu seseorang dalam mentaati Allah, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahalannya.
3. Jika kita membantu orang yang menuntut ilmu (pesantren) maka kita in syaa Allah mendapatkan pahala atau seperti pahalanya tanpa dikurangi pahalanya sedikitpun. Allah punya keluarga di bumi ini kata Rasulullah "Ahlul Qur'an" (jikalau kita belum mampu menjadi penghafal Qur'an maka jadilah kita sebagai penopang atau memfasilitasi mereka yang sedang berjihad di Pesantren Tahfidzul Qur'an).
4. Begitu juga jika kita membantu seseorang yang hendak mengerjakan sholat, seperti menyiapkan peralatan shalat berupa tempat, pakaian, peralatan wudhu, dan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam shalat, maka kita akan mendapatkan pahala shalatnya, tanpa dikurangi sedikit pun.
5. Kaidah umum yang dapat ditarik dari hadits ini bahwa siapa yang membantu seseorang dalam mentaati Allah, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahalanya tanpa dikurangi sedikit pun dari pahalanya.
Tema Hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :
Kebajikan adalah melaksanakan kebaikan, saling tolong menolong didalamnya, membantunya dan memudahkannya bagi manusia. Sedangkan takwa adalah menjaga diri dari keburukan. Tolong menolong dalam ketakwaan artinya menghalangi manusia dari berbuat jelek dan mengingatkan mereka darinya sehingga umat ini menjadi satu umat.
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.(QS.Al-Maidah:2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.