Senin, 02 Oktober 2023

KEUTAMAAN BEKERJA KERAS DALAM ISLAM

Edisi Senin, 2 Oktober 2023 M / 16 Rabi'ul Awwal 1445 H.

Sebagai makhluk Allah Subhanahu wa ta'ala yang taat dan selalu menjalankan perintahNya, tentu saja tidak hanya berpangku tangan dengan melakukan doa secara terus menerus tanpa ada unsur usaha (bekerja keras) sedikitpun. Karena Allah Ta'ala berfirman dalam Al Qur’an:

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar–Ra’d 13 : 11).

Sudah sewajarnya anda selalu berusaha dengan bekerja keras namun diimbangi dengan doa untuk mendapatkan rezeki yang barokah dalam upaya menghidupi keluarga. Niat baik saja yang sudah anda ucapkan untuk melakukan apa saja demi keluarga, Allah akan memberikan kebaikan, apalagi jika anda sudah benar-benar merealisasikan ucapan anda tersebut dengan bekerja keras dan selalu ikhlas menjalaninya. 

Pada artikel tausiah kali ini akan membahas mengenai keutamaan bekerja keras dalam Islam. Untuk mengetahuinya lebih dalam lagi, anda bisa ikut menyimak penjelasan di bawah ini :

1. Menafkahi Keluarga Ternyata Lebih Utama Dibandingkan Dengan Ibadah Sunnah 

Hal ini dijelaskan di dalam hadits muslim yakni sebagai berikut :

“Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi)” (HR. Muslim no. 995).

2. Keikhlasan yang Anda Utamakan Dalam Bekerja Akan Menghasilkan Pahala 

“Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampai pun makanan yang kamu berikan kepada istrimu.” (HR. Bukhari no. 56).

3. Mengupayakan Nafkah Terbaik Bagi Keluarga Sama Halnya Seperti Anda Bersedekah 

“Harta yang dikeluarkan sebagai makanan untukmu dinilai sebagai sedekah untukmu. Begitu pula makanan yang engkau beri pada anakmu, itu pun dinilai sedekah. Begitu juga makanan yang engkau beri pada istrimu, itu pun bernilai sedekah untukmu. Juga makanan yang engkau beri pada pembantumu, itu juga termasuk sedekah” (HR. Ahmad 4: 131).

4. Harta yang Memang Sudah Dinafkahi Akan Mendapatkan Kebarokahan dan Gantinya 

“Tidaklah para hamba berpagi hari di dalamnya melainkan ada dua malaikat yang turun, salah satunya berkata, “Ya Allah, berilah ganti kepada orang yang senang berinfak.” Yang lain mengatakan, “Ya Allah, berilah kebangkrutan kepada orang yang pelit.” (HR. Bukhari no. 1442 dan Muslim no. 1010).

5. Keseriusan dan Kebenaran Nafkah yang Sudah Anda Usahakan Bagi Keluarga Akan Dimintai Pertanggung Jawaban 

“Allah akan bertanya pada setiap pemimpin atas apa yang ia pimpin” (HR. Tirmidzi no. 1705).

“Allah akan bertanya pada setiap pemimpin atas apa yang ia pimpin, apakah ia memperhatikan atau melalaikannya” (HR. Ibnu Hibban 10: 344).

6. Mengutamakan Nafkah Bagi Keluarga Akan Terhindar Dari Siksa Neraka 

Bermanfaat bagi orang lain memang tujuan dari kehidupan. Dengan anda mengutamakan nafkah kepada keluarga, anda akan terhindar dari siksa neraka, karena doa-doa baik yang dipanjatkan keluarga anda serta niat kuat yang anda terapkan. 

“Selamatkanlah diri kalian dari neraka walau hanya melalui sedekah dengan sebelah kurma” (HR. Bukhari no. 1417).

“Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuan lalu ia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka” (HR. Bukhari no 1418 dan Muslim no 2629).

“Barangsiapa mengeluarkan hartanya untuk keperluan kedua anak perempuannya, kedua saudara perempuannya atau kepada dua orang kerabat perempuannya dengan mengharap pahala dari Allah, lalu Allah mencukupi mereka dengan karunianya, maka amalan tersebut akan membentengi dirinya dari neraka” (HR. Ahmad 6: 293).

7. Menafkahi Keluarga Dengan Sungguh-Sungguh Merupakan Ladang Amal Bagi Anda 

Semua doa baik yang dipanjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala  demi kelancaran anda dalam mencari nafkah merupakan ladang amal bagi anda. Banyaknya anggota keluarga yang mendoakan anda inilah yang menjadi modal awal anda mendapatkan banyak kebaikan. Semakin banyak yang mendoakan, akan semakin berpeluang besar kebaikan-kebaikan datang kepada anda. 

"Tidak ada yang lebih baik dari usaha seorang laki-laki kecuali dari hasil tangannya (bekerja) sendiri. Dan apa saja yang dinafkahkan oleh seorang laki-laki kepada diri, istri, anak dan pembantunya adalah sedekah.”

(HR. Ibnu Majah).

8. Bisa Mengetahui Makna Dari Kehidupan yang Sesungguhnya 

Sebagian waktu yang diberikan Allah kepada hamba-Nya, sudah selayaknya digunakan dengan sebaik mungkin untuk hal-hal yang sifatnya positif dan juga bermanfaat untuk banyak orang. Dengan bekerja keras anda akan mengetahui arti sesungguhnya dari kehidupan di dunia yang singkat. Hidup adalah sebuah perjuangan, jadi anda wajib bekerja keras untuk mengubah kualitas hidup keluarga anda menjadi lebih baik lagi. 

Dari Umar Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, maka niscaya Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada burung; ia pergi pagi hari dalam keadaan perutnya kosong, lalu pulang pada sore hari dalam keadaan kenyang”. 

[HR Tirmidzi, no. 2344; Ahmad (I/30); Ibnu Majah, no. 4164].

9. Bisa Menghargai Hasil yang Sudah Dicapai 

Seberapa kecilpun hasil yang sudah didapatkan berkat usaha dan kerja keras selama ini, maka anda akan lebih menghargainya. Karena anda merasakan bagaimana susahnya memperjuangkan suatu hal. Jadi anda akan berpikir berulang kali saat akan menghambur-hamburkannya ke hal yang kurang bermanfaat. Berbeda jika hasil tersebut diperoleh dari pemberian, pasti rasa menghargainya tidak lebih besar dibandingkan menghargai hasil jerih payah sendiri. 

“Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud alaihissalam memakan makanan dari hasil usahanya sendiri.”

(HR. Bukhari).

10. Mengetahui Bagaimana Beratnya Perjuangan Orang Tua Untuk Menghidupi Keluarga 

Setelah anda beranjak dewasa dan sudah mulai memasuki dunia kerja, pasti akan bisa berpikir bagaimana dulu perjuangan orang tua anda untuk menafkahi anak-anaknya. Anda akan lebih menghormati kedua orang tua karena merasakan sendiri bagaimana jerih payah saat bekerja.

Selanjutnya anda akan menyesali semua perilaku yang dulu pernah anda lakukan dan seringkali mungkin membuat orang tua menjadi terbebani. Misalnya saja saat anda banyak menuntut untuk dibelikan barang-barang yang anda inginkan. Pelajaran yang anda dapatkan di dunia kerja ini, akan sangat ampuh menjadi tamparan bagi anda kelak.

"Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah.” (HR. Bukhari).

Saat Rasulullah mencium tangan seorang sahabat yang melepuh karena bekerja, Rasulullah berkata, “Inilah tangan yang tak akan disentuh oleh api neraka.”

11. Bisa Menjaga Kehormatan dan Kemuliaan Diri Sendiri 

Bayangkan saja apabila anda hanya berpangku tangan di rumah dan tidak mempunyai penghasilan. Pasti akan banyak orang yang meremehkan anda karena dianggap tidak berguna bagi keluarga. Image anda akan menjadi buruk. Hal ini biasanya terjadi saat anda memang hanya bisa bermalas-malasan dan tidak berupaya untuk memperjuangkan suatu hal seperti halnya pekerjaan.

“Apabila Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melihat seseorang, kemudian merasa takjub, maka beliau bertanya, ‘Apakah ia bekerja? Jika orang-orang menjawab, “Tidak”; maka laki-laki akan jatuh hina di mata beliau. Para sahabat kemudian bertanya, “Bagaimana seperti itu, Ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Jika seorang mukmin tidak memiliki kerja (profesi), maka ia akan hidup dengan mengandalkan hutangnya.” (Kitab Al-Jaami’ juz 1/34).

12. Saat Bertemu Allah Kelak Wajah Akan Tampak Berseri-Seri 

Wajah berseri-seri tidak hanya di dapatkan karena anda selalu menjaga diri dalam keadaan selalu berwudhu. Melainkan bisa diperoleh dengan cara bekerja keras dengan niatan untuk menafkahi dan menghidupi keluarga.

“Barangsiapa mencari kehidupan dunia yang halal dan baik, maka ia akan menjumpai Allah Subhanahu wa ta'ala dengan muka berseri-seri bagaikan rembulan purnama.” (Muqaddimah Dustur, hal. 278).

13. Menutup Dosa-Dosa yang Pernah Dilakukan 

“Di antara dosa-dosa, ada dosa yang tidak bisa ditutupi dengan puasa dan sholat.” Para sahabat bertanya, “Lantas, apa yang bisa menutupi dosa itu Ya Rasulullah?” Rasulullah Shallllahu 'alaihi wasallam menjawab, “Keseriusan dalam mencari rejeki.” (Muqaddimah Dustur, hal. 278).

14. Berpeluang Besar Doa yang Dipanjatkan Bisa Terkabul 

“Barangsiapa mempunyai satu keinginan (yaitu kehidupan akherat), niscaya Allah akan mencukupkan kehidupan yang diinginkannya di dunia. Barangsiapa yang keinginannya bercabang-cabang, maka Allah tidak akan mempedulikan kebinasaannya di lembah manapun di dunia ini.” (HR. Hakim, Baihaqiy, dan Ibnu Majah).

15. Kehidupan Anda Menjadi Lebih Seimbang 

Coba saja anda bayangkan jika hidup anda hanya diisi dengan bermalas-malasan saja, apakah hal tersebut bisa dikatakan seimbang? Keseimbangan itu bisa anda peroleh dengan mengisi hari-hari anda untuk melakukan hal  hal yang bermanfaat dan sebagian waktunya bisa anda gunakan untuk beristirahat. Inilah yang bisa dikatakan sebagai hidup seimbang.

“Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Dan Kami jadikan siang untuk penghidupan.” (QS. An – Naba : 10-11).

16. Memelihara Kemuliaan sebagai Manusia 

Imam Ar-Raghib al-Ishfahani pernah berkata, “Siapa saja yang tidak mau berusaha dan bekerja maka nilai kemanusiaannya telah rusak bahkan nilai kebinatangannya, dan menjadi orang yang telah mati”.

Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll).” (HR Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengambil contoh yaitu masyarakat lebih menghargai tukang sayur keliling yang mampu menghidupi dirinya secara mandiri daripada pengangguran.

17. Bisa Dikatakan Akan Sejajar Dengan Para Syuhada 

“Pedagang yang amanah dan benar akan bersama dengan para syuhada di hari Kiamat nanti.” (HR Ibnu Majah dan Al Hakim)

Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (profesional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla.” (HR Ahmad).

Dapat diambil kesimpulan bahwa artikel tausiah kali ini yang membahas mengenai keutamaan bekerja keras dalam islam mungkin bisa anda jadikan motivasi dan sebagai bahan referensi dalam proses pembelajaran untuk menjalani kehidupan yang islami sehari-hari. 

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS 

Senin, 2 Oktober 2023 M / 16 Rabi'ul Awwal 1445 H. 

Makan dari Rizqi yang Halal 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً  وَقاَلَ تَعَالَى :  يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ . [رواه مسلم

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah Shalallohu 'alaihi Wa sallam bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalehlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Ya Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan. (Riwayat Muslim).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1. Dalam hadits diatas terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala kekurangan dan cela.

2. Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka siapa yang bersedekah dengan barang haram tidak akan diterima.

3. Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi Allah ta’ala.

4. Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari terkabulnya doa.

5. Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali mereka yang Allah kehendaki.

6. Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya amal perbuatan.

7. Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang haram.

8. Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan maksud agar dirinya diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah.

9. Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap akan terkabul.

10. Dalam hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do’a : Perjalanan jauh, kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kumal dan berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan kuat dalam permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian yang halal.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al Qur'an : 

1. Mempersembahkan yang terbaik kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala :

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

(QS. Al-Qasas: 77).

2. Mengkonsumsi yang halal

وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ

Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepada kalian, dan bertakwalah kepada Allah yang kalian beriman kepada-Nya. 

(QS. Al-Maidah : 88).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.