Jumat, 06 Oktober 2023

KASIH SAYANG ALLAH KEPADA HAMBANYA

Edisi Jum'at, 6 Oktober 2023 M / 20 Rabi'ul Awwal 1445 H.

Di dunia ini tidak ada kasih sayang terindah yang melebihi kasih sayang Allah Subhanahu wa ta'ala kepada Hamba-Nya. Namun sayangnya, manusia terkadang sering lupa. Tak jarang seseorang memberikan cinta berlebihan kepada pasangannya atau bahkan “pacar” yang jelas-jelas dalam islam dilarang. Padahal hukum pacaran dalam islam adalah dosa. Sedihnya lagi, apabila cinta tersebut ditolak ada yang memilih jalan bunuh diri. Naudzubillah mindzalik.

Kita sebagai manusia terkadang juga sering lupa untuk bersyukur. Saat diberikan kesenangan kita menjadi sombong. Dan ketika ditimpa musibah malah menyalahkan Allah Ta’ala. Padahal jika kita mampu memahami sebenarnya Allah itu sangat mencintai kita. Berikut ini adalah beberapa bukti kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada HambaNya:

1. Diberikan Kehidupan 

Bentuk kasih sayang Allah kepada hambaNya yang paling utama yakni Dia memberikan kehidupan. Ya, hidup itu anugerah! Dengan hidup maka kita bisa menikmati dunia, kita juga punya kesempatan masuk surga. Dan Allah menciptakan kita sebagai manusia dengan bentuk yang sangat sempurna. Semua itu patut disyukuri.

Dalam Al-Quran, Allah Ta’ala berfirman:

“Sungguh kami ciptakan manusia itu pada perwujudan yang lebih baik. Kemudian kami tempatkan dia kepada kerendahan yang lebih rendah. Kecuali orang-orang beriman dan beramal shaleh, maka untuk mereka upah yang terhingga.” (QS At-Tin: 4-6).

2. Meninggikan Derajat Orang Beriman 

Cara meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala bisa dengan memperdalam ilmu agama. Bagi orang-orang yang beriman dan juga bertakwa maka Allah akan meninggikan derajatnya diantara yang lain. Sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya:

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah ta'ala akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah Ta'ala akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Subhanahu wa ta'ala Maha teliti apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadalah: 11).

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujarat: 13).

3. Menjamin Rezeki Manusia 

Allah Ta’ala telah menjamin rezeki setiap makhluk di bumi. Bahkan hewan melata sekalipun. Coba pikirkan, kita bisa menghirup oksigen tanpa harus bayar. Kita bisa bertahan hidup hingga dewasa. Itu semua berkat Allah yang memang menghendaki rezeki bagi kita. Kalau kita mendapatkan harta itu bukan hanya atas usaha kita saja. Tapi karena ada campur tangan Allah. Maka itu, kita sebagai manusia tidak boleh sombong.

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak cucu Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk-mahluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Isra’: 70).

4. Memberikan Kenikmatan Dunia 

Terkadang manusia terlalu fokus dengan cobaan dan beban hidup. Sehingga lupa untuk bersyukur terhadap nikmat yang telah dimiliki. Padahal jika kita mampu berpikir sesungguhnya nikmat yang diberikan Allah itu banyak. Termasuk nikmat waktu dan sehat.

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. An Nahl: 18).

“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”  (Qs. An Nahl: 114).

Dari Ibnu Abbas, dia berkata Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. (HR Bukhari).

5. Mengampuni Dosa Hamba-Nya 

Apabila kita berbuat salah kepada manusia, mungkin orang itu masih sulit memaafkan kita. Sebab manusia memang suka menyimpan dendam. Berbeda dengan Allah Ta’ala, Dialah dzat yang Maha memaafkan segala dosa-dosa hamba-Nya.

“Katakanlah hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).

6. Selalu Membuka Pintu Taubat 

llah juga selalu membuka pintu taubat bagi hamba-hamba-Nya yang berdosa. Selama kita masih hidup, pintu itu akan selalu terbuka hingga ajal menjemput. Sedangkan syarat-syarat taubat agar diterima adalah dengan taubatan nasuha, shalat taubat dan sebagainya.

“Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari agar bertaubat orang yang berbuat jahat di siang hari dan Dia membentangkan tangan-Nya pada siang hari agar bertaubat orang yang berbuat jahat di malam  hari, sehingga matahari terbit dari barat (Kiamat).” (HR. Muslim).

“Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya?” (QS. At Taubah: 104).

“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisa’: 110).

7. Jika Allah Mencintai Hamba, Makluk Langit dan Bumi Juga Mencintai 

Apa yang lebih menyenangkan dari dicintai oleh Alllah Ta’ala? Saat Allah mencintai hamba-Nya, maka Ia akan memerintahkan kepada penghuni langit dan bumi untuk mencintai hamba-Nya juga.

“Kalau Allah Subhanahu wa ta'ala mencintai seorang hamba, maka beliau memanggil Jibril. “Wahai Jibril! Aku mencintai si fulan, maka cintailah dia. Lalu Jibril memanggil penghuni langit. “Wahai penghuni langit! Sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka cintailah dia. Lalu penghuni bumipun mencintainya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

8. Tidak Menyegerakan Azab 

Kebaikan Allah berikutnya adalah Dia tidak menyegerakan azab kepada hamba-hambaNya yang berdosa. Mengapa demikian? Karena Allah senantiasa memberikan kesempatan untuk bertaubat. Tapi sayang, terkadang kita terlena dengan kesempatan tersebut dan justru menjadikannya sebagai waktu untuk bermaksiat. Naudzubillah Mindzalik.

“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melata pun akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.” (QS.Al-Fathir:45).

“Jika Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan- Nya di muka bumi sesuatu pun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.” (QS. An-Nahl:61).

9. Menjaga Manusia Setiap Saat 

Allah Ta’ala tidak pernah tidur. Dia senantiasa menjaga dan mengurus hamba-hambaNya di pagi dan malam hari. Maka itu, jangan pernah merasa sendirian. Sebab Allah Ta’ala selalu ada bersama kita. Allah itu dekat. Hanya saja pengelihatan kita tidak mampu menjangkaunya.

“Allah tidak mengantuk dan tidak tidur.” (QS. Al-Baqarah: 255).

10. Membalas Kebaikan dengan Berlipat Ganda Pahala 

“Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)”. (QS.Al-An’am:160).

11. Menjanjikan Kemudahan dibalik Kesulitan 

Setiap cobaan yang menimpa seseorang tidaklah terjadi tanpa arti. Melainkan Allah Ta’ala menjanjikan kemudahan sesudahnya. Kita hanya perlu bersabar dan ikhlas.

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (QS. Al-Insyirah: 4-5).

12. Menjadikan Waktu Malam untuk Tidur 

Mungkin banyak dari kita tak menyadari bahwa tidur itu nikmat yang luar biasa. Seseorang yang memiliki masalah insomnia biasanya juga bermasalah dengan kesehatannya. Dan tentu saja, insomnia itu sangat mengganggu kenyamanan. Maka itu bagi kita yang bisa tidur dengan nyenyak haruslah bersyukur kepada Allah Ta’ala.

“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS. Al Qashas : 73).

13. Mengabulkan Doa 

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Gafir: 60).

14. Jika Allah Menolong Hambanya, Maka Tidak Ada yang Bisa Mengalahkan 

“Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu selain itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.” (QS: Al Imran:160).

15. Diberikan nikmat kesehatan 

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari).

Banyak manusia yang sehat, namun tertipu dengan kesehatannya. Ia tak gunakan kesehatannya untuk taat, namun untuk maksiat. Sementara di luar sana ada sebagian orang yang ingin melakukan ketaatan, namun tak mampu melakukannya dikarenakan sakit yang di derita.

16. Diberikan akal dan pikiran 

Akal merupakan kelebihan yang diberikan oleh Allah Ta'ala kepada manusia. Dalam surat Al-Israa’ ayat 70 Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman yang artinya,

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Israa’ : 70).

Dari ayat tersebut dapat dikatakan bahwa akal merupakan kelebihan yang diberikan Allah Ta'ala kepada manusia dan sekaligus menjadi faktor pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

“Setiap sesuatu memiliki alat dan kendalinya, alat dan kendali bagi seorang mukmin adalah akalnya. Setiap sesuatu memiliki keutamaan, keutamaan seseorang ada pada akalnya. Setiap sesuatu memiliki puncak, puncaknya ibadah adalah akal. Setiap kaum pasti memiliki pemimpin, pemimpin para ahli ibadah adalah akal. Setiap orang kaya pasti memiliki harta, harta orang-orang yang bersungguh-sungguh adalah akalnya. Setiap yang runtuh adalah bangunan, bangunan yang paling megah di akhirat adalah akal. Setiap perjalanan yang ditempuh pasti terdapat tempat persinggahan, tempat persinggahan para muslimin adalah akal.”

17. Menjanjikan Surga 

Surga adalah nikmat yang sangat luar biasa yang dijanjikan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Andai saja kita tahu betapa indahnya hidup di surga maka sudah tentulah kita akan menangis terharu atas kasih sayang yang diberikan Allah Ta’ala. Allah itu Maha Baik. Ada banyak sekali ayat al-quran yang menggambarkan kenikmatan di surga. Beberapa diantaranya:

“Para penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya, dan paling indah tempat istirahatnya.” (QS. Al-Furqon: 24).

“Dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya, serta kasur-kasur yang tebal lagi empuk.” (QS. Al-Waqi’ah: 32—34).

“Mereka selalu dikelilingi anak-anak muda yang selalu siap melayani mereka. Rupa mereka seakan-akan mutiara yang tersimpan.” (QS.Ath-Thur: 24).

“Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani- permadani yang indah.” (QS. Ar-Rohman: 74-76).

“Mereka mengenakan pakaian berwarna hijau yang terbuat dari sutra halus dan sutra tebal.” (QS. Al-Kahfi: 31).

“Mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.” (QS. Al- Furqon: 16).

Demikianlah bentuk-bentuk kasih sayang Allah Ta’ala kepada hamba-hambaNya. Semoga kita bisa menjadi seseorang yang taat dan patuh kepada Allah, mengamalkan rukun iman, rukun islam, Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman. Sehingga kelak mendapatkan tempat terindah di akhirat. Aamiin ya Rabbal Alamiin.

Semoga bermanfaat...


ONE DAY ONE HADITS

Jum'at, 6 Oktober 2023 M / 20 Rabi'ul Awwal 1445 H.

Meraih Kecintaan Allah

عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِيْ وَقَّاصٍ رضي الله عنه قاَلَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم يَقُوْلُ: “إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ الْغَنِيَّ الخَفِيَّ.” أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ.

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu ia berkata:

Aku pernah mendengar Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya Allāh mencintai seorang hamba yang bertaqwa, yang merasa cukup, dan yang rajin beribadah secara diam-diam.”

(HR Muslim).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1- Hadits ini menjelaskan tentang sifat Allah, yaitu “mencintai”, dimana Allah mencintai seorang hamba; Allah dicintai dan Allah mencintai.

2- Dan seorang hamba hendaknya berusaha untuk dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana perkataan Ibnul Qayyim rahimahullahu Ta’ala:

ليس الشأن أن تُحب ولكن الشأن أن تُحَب

Perkaranya bukan bagaimana engkau mengaku mencintai Allah, tetapi apakah kau dicintai Allah.

[Kitab Rawdhatul Muhibbin Wa Nuzhatul Musytaqin: 266].

3- Ini yang paling penting.

Oleh karenanya, seorang hamba hendaknya berusaha melakukan hal-hal yang bisa membuat dia bisa meraih kecintaan Allah kepada dirinya.

4- Diantara hal-hal yang bisa mendatangkan kecintaan Allah kepada seorang hamba, (maka) Rasulullāh shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan 3 perkara, yaitu:

⑴ At taqiyu. 

Menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan menjauhkan diri sejauh mungkin dari hal-hal yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

⑵ Al Ghaniyu.

Maksudnya adalah jiwanya yang kaya, qona’ah dengan apa yang Allah berikan kepadanya.

Dia ingin cukup dengan apa yang Allah berikan kepadanya.

⑶ Al Khafiy. 

Maksudnya, orang ini berusaha menjauhkan dirinya dari pandangan manusia, dia tidak ingin riya’ dan sum’ah.

Dia sibuk dalam perkara-perkara yang bermanfaat bagi dirinya; bermanfaat bagi dunianya maupun bagi akhiratnya.

Para ulama menyebutkan bahwa ini adalah dalil tentang keutamaan untuk mengasingkan diri, terutama di zaman-zaman fitnah.

Seseorang hendaknya jangan sibuk dengan fitnah, tetapi sibuk dengan yang bermanfaat, sibuk dengan ibadah.

Kita mohon kepada Allah agar menganugerahkan kepada kita keikhlashan.

5- Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita termasuk orang seperti ini dan bisa meraih kecintaan Allah Subhsnahu wa Ta’ala.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al qur'an : 

1-- Diantara kriteria orang yang dicintai Allah dan mencintai Allah. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ 

Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kalian yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. [QS. Al Maidah :54].

2- Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitahukan bahwa kekasih-kekasih-Nya adalah mereka yang beriman dan bertakwa, seperti yang ditafsirkan oleh banyak ulama. Dengan demikian, setiap orang yang bertakwa adalah wali (kekasih) Allah.

أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ  لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ 

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan(dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji)Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.[QS. Yunus: 62-63-64].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.