Sabtu, 07 Oktober 2023

CARA MENGENDALIKAN EMOSI MENURUT ISLAM

Edisi Sabtu, 7 Oktober 2023 M / 21 Rabi'ul Awwal 1445 H.

Emosi merupakan perasaan yang lazim dimiliki oleh setiap manusia. Biasanya manusia dapat merasakan emosi karena dipengaruhi oleh suasana hati. Suasana hati yang sedang sedih, marah, dan gembira merupakan contoh dari macam-macam emosi.

Akan tetapi, emosi lebih diidentikkan dengan marah. Sebagai contoh, seseorang berkata, “Si fulan orangnya emosian, mudah marah. Kalian berhati-hatilah dengan dia.” Perkataan semacam itu tentu pernah kita dengar. Entah di jalan atau ketika kita sedang berkumpul bersama teman.

Penting bagi kita untuk menjaga emosi. Karena emosi tentu akan mempengaruhi diri kita pribadi dan lingkungan sekitar. Ada beberapa manfaat ketika kita dapat menjaga emosi, yaitu:

a. Disenangi banyak orang. Kebanyakan orang akan lebih menyukai tipikal seseorang yang tidak mudah emosi, sehingga mereka akan lebih disenangi.

b. Mudah dalam bergaul sesuai Pergaulan dalam islam. Bergaul dengan orang yang memiliki emosi yang stabil akan lebih menyenangkan dan mudah diterima di lingkungan pergaulannya.

c. Tidak mudah dipengaruhi atau dihasut. Dalam keadaan emosi yang stabil akan lebih mudah berpikir dengan jernih, sehingga tidak mudah untuk dipengaruhi atau dihasut.

d. Fisik dan mental akan menjadi sehat. Orang yang mudah emosi tekanan darahnya akan tinggi. Detak jantung dan otot pun akan lebih tegang. Sehingga dapat menurunkan daya tahan tubuh. Selain itu, orang yang emosian tidak dapat menghadapi masalah dengan tenang dan membuat mentalnya terganggu dan mudah stres.

e. Terhindar dari perselisihan atau pertengkaran. Perselisihan atau pertengkaran umumnya disebabkan oleh emosi. Jika kita dapat menjaga emosi otomatis akan terhindar dari kedua hal tesebut.

Selain bermanfaat, menjaga emosi juga diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala :

“Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf.” (QS. Asy Syuura: 37).

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

“Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat. Orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya di saat marah.” (HR. Bukhari).

1. Membaca Ta’awudz 

Hal pertama yang dilakukan dalam Cara Mengendalikan Emosi Menurut Islam adalah mengendalikan emosi. Emosi atau marah berasal dari hawa nafsu. Di mana hal tersebut adalah merupakan titik lemah manusia yang selalu diincar oleh syaitan. Oleh karena itu, sebaiknya kita segera meminta pertolongan dan perlindungan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Dari sahabat Sulaiman bin Surd Radhiyallahu'anhu beliau menceritakan: Suatu hari saya duduk bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika itu ada dua orang yang saling memaki. Salah satunya telah merah wajahnya dan urat lehernya memuncak. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

“Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: “A’uudzu billahi minas syaithanir rajiim,” marahnya akan hilang.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Menjaga Lisan dengan Diam 

Ketika sedang emosi, hal yang paling sulit untuk dikendalikan adalah perkataan. Biasanya semakin banyak kata yang terucap saat emosi atau marah, maka semakin banyak pula kita menebar kebencian dan hal yang tidak baik yang keluar dari mulut. Oleh karena itu, apabila kita sudah mulai merasa emosi atau marah, sebaiknya kita lekas berdiam. Tutup mulut dan jaga lisan.

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu'anhu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

“Jika kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad).

3. Merubah Posisi 

Ketika sedang emosi atau marah, maka sebaiknya mengambil posisi yang lebih rendah. Maksudnya adalah ketika kita emosi atau marah di saat sedang berdiri, maka hendaklah kita duduk untuk meredakan emosi tersebut. Jika kita marah pada saat posisi duduk, maka hendaklah kita berbaring. Dengan begitu kita akan sulit untuk bergerak atau melakukan perlawanan pada saat marah.

Dari Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menasehatkan: “Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).

4. Mengingat Keutamaan Menjaga Emosi 

Ada berbagai macam manfaat atau keutamaan dalam menjaga emosi seperti yang telah disebutkan di atas. Jadikanlah pacuan untuk meredakan emosi atau amarah. Ingat selalu apa saja yang akan kita dapatkan ketika berhasil menahan emosi. Rayuan untuk menjaga emosi juga disampaikan dalam hadits.

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

“Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki.” (HR. Abu Daud, Turmudzi).

5. Mengingat Akibat dari Emosi 

Selain mengingat manfaat dari menjaga emosi, sebaiknya juga ingatlah akibat dari emosi tersebut. Ada beberapa akibat yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, misalnya: terjadi perselisihan atau pertengkaran, hubungan menjadi tidak baik, timbul rasa dendam, sulit untuk bergaul, tidak memiliki teman, dsb.

6. Berwudhu 

Cara Mengendalikan Emosi Menurut Islam yang ampuh adalah dengan berwudhu. Sesungguhnya marah itu adalah bersumber dari syaitan. Mereka menggoda dan menjerumuskan kita dengan kemarahan. Syaitan terbuat dari api, sedangkan api akan padam dengan air. Maka ketika sedang emosi atau marah, hendaklah berwudhu untuk meredam emosi tersebut.

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

“Sesungguhnya marah itu dari syaitan, dan syaitan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).

7. Mandi 

Sama halnya dengan berwudhu, mandi juga dapat meredam emosi atau marah. Karena emosi atau marah itu bersumber dari syaitan, maka mandi juga dapat meredam emosi tersebut.

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

“Marah itu dari syaitan, syaitan dari api, dan air bisa memadamkan api. Apabila kalian marah, mandilah.” (HR. Abu Nuaim).

8. Membaca Istighfar 

Amalan istighfar dapat menenangkan hati dan pikiran sebagai alternatif Cara Mengendalikan Emosi Menurut Islam. Karena sejatinya beristighfar itu adalah meminta ampun kepada Allah atas dosa-dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat. Dengan begitu, hati dan pikiran akan lebih lega dan jiwa tenang ketika ada sesuatu yang mengganggu ataupun membuat emosi dan marah.

9. Berdzikir 

Berdzikir merupakan amalan yang sangat dianjurkan kepada umat islam untuk dikerjakan kapanpun. Berdzikir tidak memandang waktu-waktu tertentu. Akan tetapi, berdzikir ketika sedang emosi atau marah dapat membuat hati menjadi tenang. Dengan hati yang tenang, maka emosi pun dapat dikendalikan.

10. Membaca Al Qur’an 

Al Qur’an merupakan kitab suci yang sangat istimewa. Al Qur’an juga memiliki beberapa nama layaknya Asmaul Husna bagi Allah. Salah satu nama lain dari Al Qur’an adalah Asy Syifa yang artinya obat penyembuh. Sesungguhnya emosi atau marah merupakan penyakit hati. Adapun obat dari penyakit hati adalah Al Qur’an. Dengan membaca Al Qur’an, hati yang panas akan menjadi sejuk dan dapat membuat pikiran dan hati menjadi tentram.

11. Shalat Sunnah 

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa salah satu cara untuk mengendalikan emosi adalah dengan berwudhu. Sebagimana syarat sah dalam shalat, apabila sebelum melakukan shalat diwajibkan untuk berwudhu.

Dari berwudhu saja kita sudah dapat mengendalikan emosi, terlebih kita melakukan shalat, maka hati dan perasaan akan menjadi lebih tenang. Shalat sunnah dapat dilakukan kapan saja, maka sangat cocok dilakukan ketika sedang emosi atau marah. Selain itu, di dalam shalat terdapat doa-doa dan ayat-ayat Al Qur’an. Maka lengkap sudah semua yang kita butuhkan untuk mengendalikan emosi.

12. Berpuasa Sunnah 

Puasa sunnah memiliki berbagai manfaat, salah satunya adalah dapat mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam diri. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa emosi atau marah adalah merupakan salah satu bagian dari hawa nafsu tersebut. Sehingga dengan begitu kita akan mudah mengendalikan emosi atau amarah di dalam diri.

13. Memaafkan 

Saling memaafkan adalah salah satu hal terindah dalam hidup ini. Dengan saling memaafkan, suasana hati akan menjadi tenang, perasaan dendam pun tidak akan datang dan hidup pun akan menjadi damai dan harmonis. Tidak akan terjadi perselisihan atau perkelahian atau bahkan peperangan jika kita saling memaafkan.

Emosi atau marah juga dapat seketika redam ketika kita saling memaafkan. Oleh karena itu, apabila ketika kita sedang emosi atau marah kepada seseorang, maka hendaklah segera saling memaafkan. Sehingga emosi tersebut dapat terhenti.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

“Dan jika mereka marah mereka memberi maaf.” (QS. Asy-Syuura: 37).

14. Introspeksi Diri atau Tafakur 

Bertafakur atau introspeksi diri berarti merenungkan setiap perbuatan dan perkataan yang telah kita lakukan. Apakah setiap perbuatan dan perkataan kita telah benar dan tidak menyinggung perasaan orang lain, atau sebaliknya. Salah satu manfaat bertafakur adalah dapat membentengi diri dari perilaku yang berlebihan terhadap sesuatu, misal marah.

15. Berpikir Positif 

Selalu berpikir positif dalam menghadapi persoalan dan masalah menjadikan pikiran kita tenang. Selain pikiran tenang, dengan berpikir positif juga berarti kita mudah memaklumi dan mengambil hikmahnya, baik perkataan ataupun perbuatan orang lain.

16. Membaca doa ketika marah. 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan umatnya untuk membaca doa ketika marah. Dengan hati yang ingat kepada Allah, maka kemarahan yang tadinya meluap menjadi reda. Rasa kesal dan jengkel yang tadinya menguasai hati menjadi sirna, dan pikiran yang tadinya kacau menjadi terkontrol.

Allahummaghfirli dzanbi, wa adzhib ghaizha qalbi, wa ajirni minas syaithani

"Ya Allah, ampunilah dosaku, redamlah murka hatiku, dan lindungilah diriku dari pengaruh setan."

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam  memberikan nasehat kepada kita agar dapat mengendalikan kemarahan. Salman al-Farisi radhiyallahu 'anhu berkata, “Janganlah marah! Kalaupun Anda marah, kendalikan lisan dan tangan Anda.” 

17. Hadapilah dengan cara yang lebih baik 

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, “Dan tidaklah sama antara kebaikan dan kejahatan. Hadapilah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik. (sehingga) orang yang tadinya bermusuhan denganmu tiba-tiba menjadi kawan akrab. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (QS. Fushilat: 34-36).

Menurut Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam membaca surah Fushilat ayat ke 34 dan menafsirkannya dengan ungkapan, “Bersabar ketika marah dan memberi maaf ketika dijahati. Jika itu dilakukan Allah Subhanahu wa ta'ala  akan melindungi mereka dan musuh akan takluk pada mereka.”

Dengan emosi yang terjaga diharapkan kita dapat hidup bahagia dalam islam, menjalankan hidup sesuai akhlak dalam islam, dan memiliki jiwa yang tenang dalam islam.

Semoga bermanfaat...


ONE DAY ONE HADITS 

Sabtu, 7 Oktober 2023 M / 21 Rabi'ul Awwal 1445 H. 

Jangan Mudah Marah 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ : لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ [رواه البخاري]

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah ) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah. (Riwayat Bukhari).

Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 

1. Anjuran bagi setiap muslim untuk memberikan nasihat dan mengenal perbuatan-perbuatan kebajikan, menambah wawasan ilmu yang bermanfaat serta memberikan nasihat yang baik.

2. Larangan marah.

3. Dianjurkan untuk mengulangi pembicaraan hingga pendengar menyadari pentingnya dan kedudukannya.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran : 

- Meninggalkan sifat pemarah 

وَالْكاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعافِينَ

dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. (QS. Ali Imran: 134).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.