Selasa, 17 Oktober 2023

ADAB MAKAN DAN MINUM DALAM ISLAM

Edisi Selasa, 17 Oktober 2023 M / 2 Rabi'ul Akhir 1445 H.

Salah satu tujuan diutusnya Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam adalah menyempurnakan akhlak manusia. Karena itulah, Islam sangat memperhatikan perkara adab, termasuk adab makan dan minum yang merupakan kebutuhan primer dalam hidup manusia.

Perhatian Islam terhadap perkara makan dan minum ini tertera dalam surah Al-Baqarah ayat 168:

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu," (QS. Al-Baqarah [2]: 168).

Adab makan dan minum dalam Islam berkaitan dengan dua hal, yaitu zat makanan yang akan dikonsumsi dan tata cara mengonsumsi makanan tersebut. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi Wassalam adalah suri tauladan bagi umat islam dan segala perilakunya menjadi pedoman hidup bagi seluruh manusia. Tidak hanya akhlak yang mulia dan tuntunannya dalam beribadah, Rasul juga mencontohkan pada umatnya bagaimana cara melakukan sesuatu dengan baik dan benar seperti halnya saat makan dan munum. 

Aktivitas buruk yang telah menjadi kebiasaan kita sehari-hari adalah makan dan minum sambil berdiri, makan atau minum dengan tangan kiri, tidak berdoa sebelum makan atau minum, dan membuang-buang makanan. Islam sangat peduli dengan semua aktivitas manusia. Mulai dari hal kecil sampai dengan hal-hal besar di atur oleh Islam. Termasuk bagaimana adab makan dan minum manusia. 

Berikut ini adalah 17 adab makan dan minum dalam Islam sesuai sunnah Rasul :

1. Makan makanan yang halal 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memerintahkan kepada kita agar memakan makanan yang halal lagi baik. Allah Ta’ala telah berfirman, yang artinya:“Hai para rasul, makanlah yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu`minun: 51).

2. Memuji makanan dan tidak mencelanya 

Dianjurkan memuji makanan dan dilarang mencelanya. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. Apabila beliau menyukainya, maka beliau memakannya. Dan apabila beliau tidak suka terhadapnya, maka beliau meninggalkannya. (HR. Muslim).

3. Mendahulukan makan daripada Shalat, jika makanan sudah dihidangkan 

Yang dimaksud dengan telah dihidangkan yaitu sudah siap disantap. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Apabila makan malam telah dihidangkan dan shalat telah ditegakkan, maka mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesa-gesa (pergi shalat) sampai makanmu selesai.” (Muttafaqun ‘alaih).

Manfaatnya, agar hati kita tenang dan tidak memikirkan makanan ketika shalat. Oleh karena itu, yang menjadi titik ukur adalah tingkat lapar seseorang. Apabila seseorang sangat lapar dan makanan telah dihidangkan hendaknya dia makan terlebih dahulu. Namun, hendaknya hal ini jangan sering dilakukan.

4.Tidak menggunakan alat makan yang terbuat dari emas dan perak 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Orang yang minum pada bejana perak sesungguhnya ia mengobarkan api neraka jahanam dalam perutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

5.Menggunakan tiga jari ketika makan 

Makan dengan tiga jari (yaitu dengan ibu jari, telunjuk, dan jari tengah) kemudian menjilati jari dan wadah makan selesai makan. Ka’ab bin Malik radhiyallahu ’anhu berkata, “Saya melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam makan dengan tiga jarinya. Apabila beliau telah selesai makan, beliau menjilatinya.” (HR. Muslim).

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian selesai makan, maka janganlah ia mengusap jari-jarinya hingga ia membersihkannya dengan mulutnya (menjilatinya) atau menjilatkannya pada orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Maksudnya yaitu menjilatkan pada orang lain yang tidak merasa jijik dengannya, misalnya anaknya saat menyuapinya, atau suaminya.

6. Sebaiknya tidak menyantap makanan yang masih panas atau sangat dingin 

Jangan menyantap makanan dan minuman dalam keadaan masih sangat panas ataupun sangat dingin karena hal ini membahayakan tubuh. Mendinginkan makanan hingga layak disantap akan mendatangkan berkah berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,“Sesungguhnya yang demikian itu dapat mendatangkan berkah yang lebih besar.” (HR. Ahmad).

7. Menyantap makanan dari yang terdekat 

Makan mulai dari makanan yang terdekat. Umar Ibnu Abi Salamah radhiyallahu’anhuma berkata, “Saya dulu adalah seorang bocah kecil yang ada dalam bimbingan (asuhan) Rasulullah. Tangan saya (kalau makan) menjelajah semua bagian nampan. Maka Rasulullah Shallallahu  alaihi wasallam menegur saya, ‘Wahai bocah bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang terdekat denganmu.’ Maka demikian seterusnya cara makan saya setelah itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini sekaligus sebagai penguat dari adab makan sebelumnya dan menjelaskan bagaimana cara menasihati anak tentang adab-adab makan. Lihatlah bahwa nasihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat dipatuhi oleh Umar Ibnu Abi Salamah pada perkataan beliau, “ … demikian seterusnya cara makan saya setelah itu.“

8. Memungut, membersihkan dan memakan makanan yang jatuh 

Memungut makanan yang jatuh, membersihkannya, kemudian memakannya.Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam, “Jika salah satu dari kalian makan lalu makanan tersebut jatuh, maka hendaklah ia memungutnya dan membuang kotorannya kemudian memakannya. Jangan ia biarkan makanan itu untuk setan.” (HR. At-Tirmidzi).

Sungguh betapa mulianya agama ini, sampai-sampai sesuap nasi yang jatuh pun sangat dianjurkan untuk dimakan. Hal ini merupakan salah satu bentuk syukur atas makanan yang telah Allah Ta’ala berikan dan bentuk kepedulian kita terhadap fakir miskin.

9. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan 

Walaupun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mencontohkan hal ini, namun para salaf (generasi terdahulu yang shalih) melakukan hal ini. Mencuci tangan berguna untuk menjaga kesehatan dan menjauhkan diri dari berbagai penyakit.

10. Berdoa sebelum makan 

Membaca tasmiyah (basmallah) sebelum makan. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah’ (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka ucapkanlah ‘Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi’ (dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhir -aku makan-)” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

Manfaat membaca basmallah di setiap makan adalah agar setan tidak ikut makan apa yang kita makan. Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang duduk bersama seseorang yang sedang makan. Orang itu belum menyebut nama Allah hingga makanan yang dia makan itu tinggal sesuap. Ketika dia mengangkat ke mulutnya, dia mengucapkan, ‘Bismillaahi fii awwalihii wa aakhirihi’. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa dibuatnya seraya bersabda, “Masih saja setan makan bersamanya, tetapi ketika dia menyebut nama Allah maka setan memuntahkan semua yang ada dalam perutnya.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa`i).

11. Selalu menggunakan tangan kanan dan sambil duduk 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian makan, makanlah dengan tangan kanan dan minumlah dengan tangan kanan, karena sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim).

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mendoakan keburukan bagi orang yang tidak mau makan dengan tangan kanannya. Seseorang makan di hadapan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dengan tangan kirinya, maka beliau bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu.” Orang itu menjawab, “Saya tidak bisa.” Beliau bersabda, “Semoga kamu tidak bisa!” Orang tersebut tidak mau makan dengan tangan kanan hanya karena sombong. Akhirnya dia benar-benar tidak bisa mengangkat tangan kanannya ke mulutnya. (HR. Muslim).

Buruknya makan sambil berdiri dan boleh minum sambil berdiri, tetapi yang lebih utama sambil duduk. Dari Amir Ibn Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya radhiyallahu ’anhum, dia berkata, “Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum sambil berdiri dan sambil duduk.” (HR. Tirmidzi, hadits hasan shahih).

Nabi Shallallahu alaihi wasallam melarang seorang laki-laki minum sambil berdiri. Qatadah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kami bertanya kepada Anas, ‘Kalau makan?’ Dia menjawab, ‘Itu lebih buruk -atau lebih jelek lagi-.’” (HR. Muslim)

12. Duduk ketika makan 

Cara duduk Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam ketika makan, Beliau bersabda,“Aku tidak makan dengan bersandar.” (HR. Bukhari).

Maksudnya adalah duduk yang serius untuk makan. Adapun hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam saat makan duduk dengan menduduki salah satu kaki dan menegakkan kaki yang lain adalah dhaif (lemah). Yang benar adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam duduk bersimpuh (seperti duduk sopannya seorang perempuan dalam tradisi Jawa) saat makan.

13. Tuntunan bagi orang yang makan, tapi tidak merasa kenyang 

Tuntunan bagi orang yang makan tetapi tidak merasa kenyang.Para sahabat radhiyallahu ‘anhum berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan tetapi tidak merasa kenyang.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ”Barangkali kalian makan berpencar (sendiri-sendiri).” Mereka menjawab, ”Benar.” Beliau kemudian bersabda, “Berkumpullah kalian atas makanan kalian dan sebutlah nama Allah, niscaya makanan itu diberkahi untuk kalian.” (HR. Abu Dawud).

14. Bersyukur setelah makan 

Bersyukur kepada Allah Ta’ala setelah makan. Terdapat banyak cara bersyukur atas kenikmatan yang Allah Ta’ala berikan kepada kita, salah satunya dengan lisan kita selalu memuji Allah Ta’ala setelah makan (berdoa setelah makan).

Salah satu doa setelah makan yaitu, “alhamdulillaahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi ghaira makfiyyin walaa muwadda’in walaa mustaghnan ‘anhu rabbanaa.” (Segala puji bagi Allah dengan puja-puji yang banyak dan penuh berkah, meski bukanlah puja-puji yang memadai dan mencukupi dan meski tidak dibutuhkan oleh Rabb kita.” (HR. Bukhari).

15. Mengambil nafas di luar gelas ketika minum 

Minum tiga kali tegukan seraya mengambil nafas di luar gelas. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam minum sebanyak tiga kali, menyebut nama Allah di awalnya dan memuji Allah di akhirnya. (HR.Ibnu As-Sunni dalam ‘Amalul Yaumi wallailah (472)).

Apabila Nabi Shallallahu alaihi wasallam minum, beliau bernafas tiga kali. Beliau bersabda, “Cara seperti itu lebih segar, lebih nikmat dan lebih mengenyangkan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Bernafas dalam gelas dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya, “Apabila salah seorang dari kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam gelas.”(HR. Bukhari).

16. Berkumur-kumur setelah minum susu 

Berdoa sebelum minum susu dan berkumur-kumur sesudahnya.Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Jika minum susu maka ucapkanlah, ‘Allahumma barik lana fihi wa zidna minhu’ (Ya Allah berkahilah kami pada susu ini dan tambahkanlah untuk kami lebih dari itu) karena tidak ada makanan dan minuman yang setara dengan susu.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (5957).

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Apabila kalian minum susu maka berkumur-kumurlah, karena sesungguhnya susu meninggalkan rasa masam pada mulut.” (HR. Ibnu Majah (499).

17. Jangan mubazir 

Jangan berlebih-lebihan dan boros. Sesungguhnya berlebih-lebihan adalah di antara sifat setan dan sangat dibenci Allah Ta’ala sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Isra` ayat 26-27 dan Al-A’raf ayat 31. Berlebih-lebihan juga merupakan ciri orang-orang kafir sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Seorang mukmin makan dengan satu lambung, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh lambung.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Demikian tausiah kali ini, semoga kita dimudahkan dalam mengamalkan ilmu yang kita ketahui. Karena hakikat ilmu adalah amal itu sendiri. Terima kasih telah meluangkan waktunya untuk membaca. 

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Selasa, 17 Oktober 2023 M / 2 Rabi'ul Akhir 1445 H. 

Makruh Minum dengan Berdiri

عن أبى هريرةُ رضي اللّه تعالى عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: لَا يَشْرَبَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ قَائِمًا (أخرجه مسلم)

Dari Abū Hurairah radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu, beliau berkata: Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Janganlah sekali-kali seorang dari kalian minum dalam kondisi berdiri”.

[HR. Imam Muslim].

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1- Perlu diketahui bahwa minum sambil duduk tetap diperintahkan karena mengingat adanya larangan minum sambil berdiri.

2- Sedangkan hadits lain menyebutkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam minum air zam-zam sambil berdiri. 

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu anhuma berkata,

سَقَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ زَمْزَمَ فَشَرِبَ قَائِمًا

“Aku memberi minum kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari air zam-zam, lalu beliau minum sambil berdiri” [HR. Bukhari no. 1637 dan Muslim no. 2027].

Mayoritas ulama menganggap bahwa hadits terakhir di atas menunjukkan bolehnya minum seperti itu. Bahkan dalam hadits yang lain disebutkan bahwa beliau minum juga sambil berdiri selain pada air zam-zam. Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata,

رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَشْرَبُ قَائِمًا وَقَاعِدًا

“Aku pernah melihat Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- minum sambil berdiri, begitu pula pernah dalam keadaan duduk” [HR. Tirmidzi no. 1883 dan beliau mengatakan hadits ini hasan shahih].

3- Dalam Syarh Shahih Muslim,  Imam Nawawi menjelaskan, setelah menyebutkan hadits-hadits yang membicarakan minum sambil berdiri bahwa hadits-hadits tersebut tidaklah bermasalah dan tidak ada yang dhoif, bahkan seluruhnya shahih. Pemahaman yang tepat, hadits yang menyebutkan larangan minum sambil berdiri menunjukkan makruhnya. Sedangkan hadits yang membicarakan cara minum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil berdiri menunjukkan bolehnya. Jadi kedua macam hadits tersebut tak saling kontradiksi. Demikiam penjelasan Imam Nawawi.

4- Kesimpulan yang lebih baik, tidak ada anjuran minum air zam-zam atau minum air yang yang lainnya sambil berdiri. Keadaan yang baik saat minum air tersebut adalah sambil duduk. Sedangkan yang disebutkan kalau beliau minum sambil berdiri adalah menunjukkan kebolehan sebagaimana keterangan Imam Nawawi rahimahullah di atas.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-qur'an : 

1- Seorang muslim minum sambil berjalan, minum dengan tangan kiri, tanpa berdoa, bahkan menyisakan minuman, hal ini seakan sudah menjadi pemandangan. Bila amal ibadah yang ringan saja sudah ditinggalkan dan disepelekan, bagaimana dengan amalan yang besar pahalanya?? Atau mungkinkah karena hal itu hanya merupakan suatu ibadah yang kecil kemudian kita meninggalkannya dengan alasan kecilnya pahala yang akan kita peroleh. Allah Ta'ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ 

“Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul, dan janganlah kamu merusakkan segala amalmu.” (QS. Muhammad 33).

2- Saat ini banyak kita jumpai seorang muslim yang menyepelekan amalan sunnah, namun berlebihan pada perkara yang mubah. Maka perhatikanlah firman Allah Ta’ala,

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.” (QS. Al-Hayr : 7).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.