Edisi Sabtu, 15 Januari 2022 M / 12 Jumadil Akhir 1443 H.
Ali Saleh Mohammed Ali Jaber (bahasa Arab: علي صالح محمد علي جابر) atau yang lebih dikenal dengan Syekh Ali Jaber (3 Februari 1976 – 14 Januari 2021) adalah pendakwah dan ulama berkebangsaan Arab Saudi dan Indonesia. Beliau juga menjadi juri pada Hafiz Indonesia dan menjadi dai dalam berbagai kajian di berbagai stasiun televisi nasional.
Ali Jaber telah menekuni membaca Al-Qur'an sejak kecil. Ayahnyalah yang awalnya memotivasi Ali Jaber untuk belajar Al-Qur'an. Dalam mendidik agama, khususnya Al-Qur'an dan shalat, ayahnya sangat tegas, bahkan tidak segan-segan memukul bila Ali Jaber kecil tidak menjalankan shalat. Keluarganya dikenal sebagai keluarga yang religius. Di Madinah beliau memiliki masjid besar yang digunakan untuk syiar Islam. Sebagai anak pertama dari dua belas bersaudara, Ali Jaber dituntut untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam.
Meski pada awalnya apa yang ia jalani adalah keinginan sang ayah, lama-kelamaan ia menyadari itu sebagai kebutuhannya sendiri dan pada usia sebelas tahun, ia telah hafal 30 juz Al-Qur'an. Berikut ini beberapa kata mutiara Syekh Ali Jaber yang menenangkan hati :
1. “ Insyaa Allah semua kejadian ada hikmah. Saya percaya dan yakin, tak ada yang buruk dari Allah. Mungkin dipandangan kita buruk, tapi di balik keburukan itu ada kebaikan.”
2. “ Saat dicaci di media sosial. Saya sampaikan. Terima kasih banyak, nasihat Anda sangat berarti bagi saya.”
3. “ Mari kita menjaga perdamaian dan kesatuan. Ada berbeda di antara kita, beda pandangan, beda pemahaman, itu wajar manusia.”
4. “ Beda daya otak dan daya pikir, tapi jangan gara-gara perbedaan itu dijadikan permusuhan.”
5. “ Saya duduk sama diri saya sendiri dan berpikir. Kenapa saya kok jadi begini, tak mau marah dan tidak mau menjelekkan orang. Saya mencari tahu kenapa saya istiqomah. Tidak bisa mereaksi caci maki. Akhirnya menemukan, kalau saya membalas itu tak ada manfaatnya. Melukai orang tak ada untungnya.”
6. “ Apabila orang lain punya salah, maafkanlah dia.”
“ Apa yang ada dihati, sama dengan yang diucapkan lidah.”
7. “ Kita tidak tahu apa urusan manusia sama Allah. Masing-masing punya rahasia sama Allah, yang barang kali tidak ada manusia lain pun yang tahu. Bisa jadi sebab kebaikan itu, terampuni dosanya.”
8. “ Kita nggak mau saling menyakiti, saling melempar. Beda pandangan bukan berarti bermusuhan.”
“ Saya lebih baik mengalah, daripada harus bertengkar.”
9. “ Ketika ditimpa musibah, ucapkan Alhamdulillah, Inna Lillahi wa inna ilayhi raji’un. Ini dari Allah. Kenapa Alhamdulillah dan tetap memuji Allah? Diyakini akan datang ketenangan yang luar biasa. “
10. “ Kita mohon maaf, semua bisa pandai berbicara yang terbaik dan mengambil kalimat yang terindah. Tapi kalau perilaku kita tidak pas dan tidak baik, buat apa.”
11. “ Saya selalu berprinsip, orang yang salah sama saya, saya doa ya Allah ampunilah dia. Kalau saya yang salah sama dia, ya Allah ampunilah saya.”
“ Saya tidak suka membalas dendam.”
12. “ Kalau saya tidak bisa menjaga nama baik negeri Indonesia, lebih baik saya cabut kewarganegaraan.”
13. “ Semakin kita mau meniru Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam, akan dipuji oleh manusia. Bahkan semua ahli menjadikannya sebagai figur akhlak yang mulia.”
14. “ Jika kalian main ke taman bunga yang indah, maka bunga yang paling indah lah yang bakalan dipetik terlebih dahulu.”
15. “ Kalau sudah menganggap diri menuntut kesalahan orang, berarti kita merasa lebih mulia daripada dia.”
16. “ Kita semua punya dosa dan aib, tapi Allah menutupi aib kita. Coba kalau setiap dosa, bau badan kita, malu kita. Makanya kalau urusan dengan Allah, jangan kita menghakimi orang.”
17. “ Tugas saya menyampaikan dan memilih kata-kata dalam menyampaikan hal yang menenangkan hati.”
Semoga bermanfaat .....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.