Kamis, 31 Maret 2022

17 KUMPULAN HADITS YANG BERKAITAN DENGAN PUASA (BAGIAN 1)

Edisi Jum'at, 1 April 2022 M / 29 Sya'ban 1443 H. 

Sesungguhnya ibadah puasa yang diwajibkan kepada kita, sebagai generasi masa kini, atau sebagai umat akhir zaman hanyalah puasa di bulan Ramadhan. Selain dari ibadah puasa itu hanyalah puasa sunnah yang dianjurkan kepada orang-orang muslim untuk melengkapi kekurangan-kekurangan dalam puasa wajibnya dan sebagai kegiatan ibadah yang dicintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala.   

Bila ada puasa wajib selain dari puasa Ramadhan seperti puasa nazar dan kifarat, itu disebabkan bersyarat, karena ada nazar dari seseorang atau ada pelanggaran hukum yang mewajibkan puasa kifarat. Sekiranya tidak ada nazar yang dilakukan seseorang atau tidak ada pelanggaran yang mengakibatkan puasa kifarat, maka tidak ada puasa wajib kecuali puasa Ramadhan. 

Ramadhan merupakan bulan diturunkannya al-Qur’an, yang menjadi pedoman dan petunjuk abadi bagi umat manusia. Dalam bulan itu, dakwah Islamiyah mulai digalakkan dan di dalamnya terdapat malam Qadar, malam indah yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Pelaksanaan puasa dalam bulan ini, merupakan suatu ibadah dan pengabdian serta kenangan yang sangat berkesan yang selalu hidup dalam diri setiap muslim. 

Bulan yang suci itu penuh dengan kebaikan dan keutamaan, sehingga setiap orang yang memahami keberadaannya pasti akan mengisi bulan puasa itu dengan ibadah dan muamalah yang terpuji. Bila kita memahami apa yang ada dan terjadi dalam bulan Ramadhan, pasti kita ingin agar seluruh tahun dijadikan bulan Ramadhan.

Berikut ini adalah beberapa hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan puasa :

1. Puasa Ramadhan dapat menghapus dosa yang telah lalu 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam  bersabda : Barang siapa yang menegakkan lailatul qadar (mengisi dengan ibadah) karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu, dan barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu. (H.R. Bukhari no. 1901).

2. Anjuran berbuka puasa dengan kurma 

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ يَقُوْلُ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

Dari Anas bin Malik ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam berbuka dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat, kalau tidak ada dengan kurma, kalau tidak ada juga beliau minum beberapa teguk. (H.R. Abu Daud no. 2358, Tirmidzi no. 700).

3. Makan sahur mengandung berkah 

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السُّحُوْرِ بَرَكَةً

Dari Anas radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Makan sahurlah kalian, karena (makan) di waktu sahur itu mengandung barakah. (H.R. Muslim no. 2603).

4. Doa berbuka puasa 1 

عَنْ مُعَاذِ بْنِ زُهْرَةَ أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ اَللهم لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Dari Muadz bin Zuhrah, sampai kepadanya bahwasanya Nabi ketika berbuka puasa beliau berdoa : ALLAAHUMMA LAKA SHUMTU WA 'ALAA RIZQIKA AFTHARTU (Ya Allah, karena Engkau aku berpuasa, dan dengan rezeki pemberian-Mu aku berbuka). (H.R. Abu Daud no. 2360, Baihaqi no. 8392 dan lainnya). 

5. Doa berbuka puasa 2 

مَرْوَانُ - يَعْنِى ابْنَ سَالِمٍ - الْمُقَفَّعُ - قَالَ رَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقْبِضُ عَلَى لِحْيَتِهِ فَيَقْطَعُ مَا زَادَ عَلَى الْكَفِّ وَقَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Marwan bin Salim Al Muqaffa' berkata : Saya melihat Ibnu Umar menggenggam jenggotnya dan memotong jenggot yang melebihi telapak tangan. Dan ia berkata : Dahulu Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam apabila berbuka puasa beliau mengucapkan: DZAHABAZH ZHAMAA`U WABTALLATIL 'URUUQU WA TSABATAL AJRU IN SYAA ALLAAH (Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan telah tetap pahala insya Allah).  (H.R. Abu Daud no. 2359, Baihaqi no. 8391 dan lainnya).

6. Anjuran mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka puasa 

عَنْ أَبِى ذَرٍّ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِبِلاَلٍ أَنْتَ يَا بِلاَلُ تُؤَذِّنُ إِذَا كَانَ الصُّبْحُ سَاطِعًا فى السَّمَاءِ فَلَيْسَ ذَلِكَ بِالصُّبْحِ إِنَّمَا الصُّبْحُ هَكَذَا مُعْتَرِضًا. ثُمَّ دَعَا بِسَحُوْرِهِ فَتَسَحَّرَ وَكَانَ يَقُوْلُ لاَ تَزَالُ أُمَّتِى بِخَيْرٍ مَا أَخَّرُوْا السَّحُوْرَ وَعَجَّلُوا الْفِطْرَ

Dari Abu Dzar bahwa Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda pada Bilal : Wahai Bilal, kalau subuh telah beranjak ke langit maka itu bukanlah subuh, subuh itu nampak seperti ini,  lalu beliau menyuruh untuk sahur dan beliau pun sahur seraya bersabda : Umatku akan selalu dalam kebaikan selama mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka puasa. (H.R. Ahmad no. 22127).

7. Pahala memberi makan orang yang puasa 

عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِىِّ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Dari Zaid bin Khalid Al-Juhaniy ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa memberi makanan untuk berbuka bagi orang yang puasa, maka ia mendapat pahala sebanyak pahala orang yang puasa itu, tidak kurang sedikitpun. (H.R. Tirmidzi no. 812, Ahmad no. 17496).

8. Sedekah pada bulan Ramadhan lebih utama 

عَنْ أَنَسٍ قَالَ سُئِلَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَىُّ الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ فَقَالَ شَعْبَانُ لِتَعْظِيْمِ رَمَضَانَ. قِيْلَ فَأَىُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ

Dari Anas ia berkata, Nabi Shallallahu alaihi Wasallam pernah ditanya : Puasa apa yang lebin utama setelah puasa Ramadhan? Maka beliau menjawab : Sya'ban untuk mengagungkan Ramadhan. Ditanya kembalai : Kapankah sedekah yang lebih utama? beliau menjawab :  Sedekah pada bulan Ramadhan. (H.R. Tirmidzi no. 665, Baihaqi no. 8780).

9. Doa orang yang berpuasa tidak ditolak 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ يَرْفَعُهَا اللهُ دُوْنَ الْغَمَامِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُوْلُ بِعِزَّتِى لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِيْنٍ

Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda :  Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak : Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat, dan dibukanya pintu-pintu langit dan Allah berfirman : Demi kemulyaan-Ku, Aku benar-benar akan menolongmu sekalipun beberapa waktu lagi. (H.R. Ibnu Majah no. 1824, Ahmad no. 9994).

10. Boleh memakai celak ketika puasa 

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتِ اِكْتَحَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ صَائِمٌ.

Dari Aisyah ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam memakai celak sedang beliau berpuasa (H.R. Ibnu Majah no. 1748).

11. Berbuka (Puasa) karena Menyaksikan Hilal 

عَنْ أَبِى عُمَيْرِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ عُمُوْمَةٍ لَهُ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  أَنَّ رَكْبًا جَاءُوْا إِلَى النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ   يَشْهَدُوْنَ أَنَّهُمْ رَأَوُا الْهِلاَلَ بِالْأَمْسِ فَأَمَرَهُمْ أَنْ يُفْطِرُوْا وَإِذَا أَصْبَحُوْا أَنْ يَغْدُوْا إِلَى مُصَلاَّهُمْ.

Dari Abu Umair bin Anas dari paman-pamannya di kalangan sahabat Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bahwasanya telah datang suatu rombongan, mereka menyaksikan hilal satu Syawal. Maka beliau menyuruh mereka berbuka dan ketika waktu pagi mereka berangkat ke tempat shalat mereka.  (H. R.Abu Daud no. 1159).

12. Batas Waktu Qadha Puasa adalah Bulan Sya'ban 

عَنْ أَبِيْ سَلَمَةَ قَالَ سَمِعْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا تَقُوْلُ كَانَ يَكُوْنُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ فَمَا أَسْتَطِيْعُ أَنْ أَقْضِيَ إِلَّا فِي شَعْبَانَ قَالَ يَحْيَى الشُّغْلُ مِنَ النَّبِيِّ أَوْ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dari Abu Salamah berkata, aku mendengar Aisyah Radhiyallahu'anha berkata : Aku berhutang puasa Ramadhan dan aku tidak bisa mengqadhanya kecuali pada bulan Sya'ban. Yahya berkata : Karena dia sibuk dari Nabi atau bersama Nabi Shallallahu alaihi Wasallam (H.R. Bukhari no. 1950).

13. Larangan Berpuasa pada Hari Arafah di Padang Arafah 

عَنْ عِكْرِمَةَ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى أَبِى هُرَيْرَةَ فِى بَيْتِهِ فَسَأَلْتُهُ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَاتٍ فَقَالَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَاتٍ

Dari Ikrimah ia berkata : Aku menemui Abu Hurairah di rumahnya, lalu aku bertanya padanya tentang berpuasa pada hari Arafah di padang Arafah, maka Abu Hurairah menjawab : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam melarang berpuasa pada hari Arafah di padang Arafah. (H.R Ibnu Majah no. 1804, Ahmad  no. 8252 dan lainnya). 

14. Hadits keutamaan datangnya bulan Ramadhan 

أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَقُوْلُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِيْنُ

Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: Apabila datang bulan Ramadlan pintu-pintu surga dibuka sedang pintu-pintu neraka ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu. (H.R.Bukhari no. 3277).

15. Hadits keutamaan puasa asyura 

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ وَسُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Dari Abu Qatadah berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam, ditanya tentang puasa hari Asyura, Maka beliau menjawab : Ia dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu". (H.R. Muslim no. 2804).

16. Hadits keutamaan puasa arafah 

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ وَسُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

Dari Abu Qatadah Radhiyallahu'anhu berkata : "Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam ditanya tentang puasa hari Arafah (tanggal 9 dzulhijjah), Maka beliau menjawab : Ia dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang". (H.R. Muslim no. 2804).

17. Hadits keutamaan makan sahur 

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السُّحُوْرِ بَرَكَةً

Dari Anas Radhiyallahu'anhu, ia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Makan sahurlah kalian, karena (makan) di waktu sahur itu mengandung barakah." (H.R. Muslim no. 2603).

Semoga bermanfaat....

17 KUMPULAN HADITS YANG BERKAITAN DENGAN LARANGAN DALAM ISLAM (BAGIAN 6)

Edisi Kamis, 31 Maret 2022 M / 28 Sya'ban 1443 H. 

Pengertian hadits adalah segala yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam, yang menjadi tumpuan umat Islam hingga saat ini. Ajaran agama Islam memiliki kitab suci AlQuran sebagai petunjuk hidup. Hadits sebagai sumber hukum kedua setelah AlQuran.

Keberadaan hadits, menjadi pelengkap dan menyempurnakan supaya umat tidak salah paham dalam memaknai setiap ayat atau ajaran agama. Saat umat mempertanyakan hal baru dan belum terdapat di AlQuran serta hadits, maka diambil dari Ijma'. Kemudian berlanjut baru dijelaskan dan diperkuat dengan adanya Qiyas.

Ajaran Islam tidak memaksa, jika dipahami lebih mendalam dan memaknai pengertian hadits sebenarnya. Semua kembali pada diri sendiri, bagaimana menyikapi berbagai masalah. Keberadaan hadits, ijma' dan qiyas sebagai pedoman dalam memahami syariat Islam sesuai firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam AlQuran.

Berikut ini beberapa Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan larangan dalam Islam :

1. Larangan Menjulurkan Kain Sarungnya Karena Sombong 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَنْظُرُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Pada hari kiamat kelak, Allah tidak akan melihat orang yang menjulurkan kain sarungnya karena sombong. (H.R. Bukhari no. 5788).

2. Larangan Mengusir Teman dari Tempat Duduknya 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عِنْهُمَا عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يُقِيْمُ الرَّجُلُ الرَّجُلَ مِنْ مَجْلِسِهِ ثُمَّ يَجْلِسُ فِيْهِ

Dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhu dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam beliau bersabda : Janganlah seseorang membangunkan orang lain dari tempat duduknya kemudian ia duduk di situ. (H. R. Bukhari no. 6269).

3. Larangan Memotong Rambut dan Kuku bagi yang Berkurban 

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا دَخَلَتِ الْعَشْرُ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّىَ فَلاَ يَمَسَّ مِنْ شَعَرِهِ وَبَشَرِهِ شَيْئًا

Dari Ummu Salamah bahwa Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Jika telah tiba sepuluh (dzul Hijjah) dan salah seorang dari kalian hendak berkurban, maka janganlah mencukur rambut atau memotong kuku sedikitpun. (H.R.Muslim no. 5232).

4. Larangan Berpuasa pada Hari Arafah di Padang Arafah 

عَنْ عِكْرِمَةَ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى أَبِى هُرَيْرَةَ فِى بَيْتِهِ فَسَأَلْتُهُ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَاتٍ فَقَالَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَاتٍ

Dari Ikrimah ia berkata : Aku menemui Abu Hurairah di rumahnya, lalu aku bertanya padanya tentang berpuasa pada hari Arafah di padang Arafah, maka Abu Hurairah menjawab : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam melarang berpuasa pada hari Arafah di padang Arafah. (H. Ibnu Majah no. 1804, Ahmad  no. 8252 dan lainnya). 

5. Larangan makan dan minum dengan tangan kiri 

عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ جَدِّهِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِيْنِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِيْنِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ

Dari Abu Bakr bin 'Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Umar dari kakeknya Ibnu 'Umar; bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: Jika seseorang diantara kalian makan, maka hendaknya dia makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya pula. (H.R. Muslim no. 5384).

6. Larangan Melaknat Orangtuanya Sendiri 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو  رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَكْبَرِ الْكَبَائِرِ أَنْ يَلْعَنَ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يَلْعَنُ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ قَالَ يَسُبُّ الرَّجُلُ أَبَا الرَّجُلِ فَيَسُبُّ أَبَاهُ وَيَسُبُّ أُمَّهُ

Dari Abdullah bin 'Amru radhiyallahu'anhu dia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Sesungguhnya termasuk dari dosa besar adalah seseorang melaknat kedua orang tuanya sendiri, " beliau ditanya; "Kenapa hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Seseorang mencela (melaknat) ayah orang lain, kemudian orang tersebut membalas mencela ayah dan ibu orang yang pertama." (H.R. Bukhari no. 5973).

7. Larangan Mengambil tanah orang lain 

عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَخَذَ شَيْئًا مِنَ الْأَرْضِ بِغَيْرِ حَقِّهِ خُسِفَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلٰى سَبْعِ أَرَضِيْنَ

Dari Salim dari bapaknya berkata, Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Siapa yang mengambil sesuatu (sebidang tanah) dari bumi yang bukan haknya maka pada hari qiyamat nanti dia akan dibenamkan sampai tujuh bumi". (H.R. Bukhari no. 3196).

8. Larangan berprasangka buruk 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلَا تَحَسَّسُوْا وَلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا تَحَاسَدُوْا وَلَا تَدَابَرُوْا وَلَا تَبَاغَضُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا

Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam beliau bersabda: "Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta, janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari isu, saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci, tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara." (H.R. Bukhari no. 6064).

9. Setiap yang memabukkan adalah haram 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ وَكُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ وَمَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ فِي الدُّنْيَا فَمَاتَ وَهُوَ يُدْمِنُهَا لَمْ يَتُبْ لَمْ يَشْرَبْهَا فِي الْآخِرَةِ

Dari Ibnu Umar dia berkata, "Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Setiap yang memabukkan adalah khamer, dan setiap yang memabukkan adalah haram. Barangsiapa meminum khamer di dunia kemudian ia mati sedangkan ia biasa meminumnya, niscaya tidak akan diterima taubatnya dan tidak akan meminumnya di akhirat." (H.R. Muslim no. 5336).

10. Bahaya ghibah 

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَارْتَفَعَتْ رِيْحُ جِيْفَةٍ مُنْتِنَةٍ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَدْرُوْنَ مَا هَذِهِ الرِّيْحُ هَذِهِ رِيْحُ الَّذِيْنَ يَغْتَابُوْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ

Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata : Kami pernah bersama Nabi Shallallahu alaihi Wasallam lantas ada bau busuk yang melambung ke angkasa . Lalu Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tahukah kamu bau busuk apakah ini? Ini adalah bau busuk orang-orang yang ghibah (mengumpat) orang-orang mukmin. (H.R. Ahmad no. 15164).

11. Haram laki-laki memakai sutera dan emas 

عَنْ أَبِى مُوْسَى الأَشْعَرِىِّّ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حُرِّمَ لِبَاسُ الْحَرِيْرِ وَالذَّهَبِ عَلَى ذُكُوْرِ أُمَّتِى وَأُحِلَّ لإِنَاثِهِمْ

“Dari Abu Musa Al-Asy’ari, bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Diharamkan memakai kain sutera dan emas bagi umatku yang laki-laki, dan dihalalkan bagi umatku yang perempuan”. (H.R. Turmudzi no. 1824).

12. Nabi melaknat wanita yang mencukur bulu alisnya 

عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللهِ لَعَنَ اللهُ الْوَاشِمَاتِ ، وَالْمُسْتَوْشِمَاتِ ، وَالْمُتَنَمِّصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ ، الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللهِ تَعَالَى ، مَالِى لاَ أَلْعَنُ مَنْ لَعَنَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهْوَ فِى كِتَابِ اللهِ ( وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ )

Dari Alqomah dari Abdullah, Semoga Allah melaknat wanita membuat tato (dikulitnya) dan yang minta dibuatkan tato. Wanita yang mencukur bulu alisnya (atau yang mencukur sebagiannya agar tampak cantik), wanita yang meregangkan sedikit gigi-giginya supaya tambah indah, yang mengubah terhadap ciptaan Allah. Mengapakah aku tidak melaknat kepada orang yang dilaknat oleh Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, dan hal tersebut terdapat dalam kitabullah: Apa yang diberikan oleh Rosul, ambillah. (H.R. Bukhari no. 5931 dan Muslim no. 5695).

13. Nabi melaknat orang yang mentato dan orang yang minta ditato 

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ وَالْوَاشِمَةَ وَالْمُسْتَوْشِمَةَ

Dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhu, dia berkata; Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, melaknat orang yang menyambung rambutnya dan yang minta disambung rambutnya, dan orang yang mentato dan orang yang minta ditato. (H.R. Bukhari no. 5937).

14. Tidak Akan Masuk Surga Orang Yang Percaya Dukun 

عَنْ أَبِى سَعِيْدٍ الْخُدْرِىِّ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ صَاحِبُ خَمْسٍ مُدْمِنُ خَمْرٍ وَلاَ مُؤْمِنٌ بِسِحْرٍ وَلاَ قَاطِعُ رَحِمٍ وَلاَ كَاهِنٌ وَلاَ مَنَّانٌ

Dari Abu Said Al-Khudry ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tidak akan masuk surga lima golongan, yaitu orang yang gemar minum khamr (minuman keras), orang yang percaya sihir, memutuskan silaturrahim, percaya dukun, dan orang yang suka menyebut-nyebut pemberiannya. (H.R. Ahmad no. 11405).

15. Jangan Melanggar Yang Telah Ditetapkan Allah 

 عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِي جُرْثُوْمِ بْنِ نَاشِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى فَرَضَ فَرَائِضَ فَلاَ تُضَيِّعُوْهَا، وَحَدَّ حُدُوْداً فَلاَ تَعْتَدُوْهَا، وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلاَ تَنْتَهِكُوْهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلاَ تَبْحَثُوا عَنْهَا. 

Dari Abi Tsa’labah Al-Khusyani Jurtsum bin Nasyir ra, dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dia berkata : Sesungguhnya Allah ta’ala telah menetapkan kewajiban-kewajiban, maka janganlah kalian mengabaikannya, dan telah menetapkan batasan-batasannya janganlah kalian melampauinya, Dia telah mengharamkan segala sesuatu, maka janganlah kalian melanggarnya, Dia mendiamkan sesuatu sebagai kasih sayang buat kalian dan bukan karena lupa jangan kalian mencari-cari tentangnya. (H.R. Daruquthni no. 4445 dan lainnya).

16. Bila Mimpi Jelek Jangan Menceritkan Kepada Orang Lain 

أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُوْلُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ تَكْذِبُ رُؤْيَا الْمُؤْمِنِ ، وَرُؤْيَا الْمُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِيْنَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ . قَالَ مُحَمَّدٌ وَأَنَا أَقُوْلُ هَذِهِ قَالَ وَكَانَ يُقَالُ الرُّؤْيَا ثَلاَثٌ حَدِيْثُ النَّفْسِ، وَتَخْوِيْفُ الشَّيْطَانِ ، وَبُشْرَى مِنَ اللهِ، فَمَنْ رَأَى شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلاَ يَقُصُّهُ عَلَى أَحَدٍ ، وَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ . قَالَ وَكَانَ يُكْرَهُ الْغُلُّ فِى النَّوْمِ ، وَكَانَ يُعْجِبُهُمُ الْقَيْدُ ، وَيُقَالُ الْقَيْدُ ثَبَاتٌ فِى الدِّيْنِ

Abu Hurairah mengatakan, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Jika Zaman semakin mendekat, mimpi seorang mukmin nyaris tidak bohong, dan mimpi seorang mukmin adalah satu bagian dari empat puluh enam bagian kenabian, dan apa yang berasal dari kenabian tentu tidaklah bohong. Muhammad mengatakan : Dan aku katakan sedemikain ini. Ia juga mengatakan : Ada berita bahwa mimpi ada tiga, sekedar bisikan hati, ditakut-takuti setan dan kabar gembira dari Allah, maka barang siapa bermimpi suatu hal yang tak disukainya, jangan menceritakannya kepada seorang pun, hendaklah ia bangun dan mendirikan shalat. Juga Abu Hurairah berkata, Rasulullah juga membenci Al-ghull saat tidur (tidur terus menerus) dan beliau terkagum-kagum terhadap keistiqomahan beragama, dan makna Al-qaid adalah keteguhan beragama. (H.R. Bukhari no. 7017).

17. Haram Mengatakan Sesuatu yang Tidak Jelas Sumbernya 

 عَنْ وَرَّادٍ قَالَ كَتَبَ الْمُغِيْرَةُ إِلَى مُعَاوِيَةَ سَلاَمٌ عَلَيْكَ أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ إِنَّ اللهَ حَرَّمَ ثَلاَثًا وَنَهَى عَنْ ثَلاَثٍ حَرَّمَ عُقُوْقَ الْوَالِدِ وَوَأْدَ الْبَنَاتِ وَلاَ وَهَاتِ. وَنَهَى عَنْ ثَلاَثٍ قِيْلٍ وَقَالٍ وَكَثْرَةِ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةِ الْمَالِ

Dari Warrad dia berkata, Mughirah pernah berkirim surat kepada Mu'wiyah, Semoga engkau mendapat keselamatan. Amma ba'du, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya Allah mengharamkan tiga perkara dan melarang dari tiga perkara. Allah mengharamkan durhaka terhadap orang tua, mengubur anak perempuan hidup-hidup dan tidak mau memberi. Dan Allah melarang dari tiga perkara; mengatakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta. (H.R. Muslim no. 4583).

Semoga bermanfaat...

Rabu, 30 Maret 2022

17 KUMPULAN HADITS YANG BERKAITAN DENGAN LARANGAN DALAM ISLAM (BAGIAN 5)

Edisi Rabu, 30 Maret 2022 M / 27 Sya'ban 1443 H. 

Hadits sabagai sumber islam yang tidak kalah penting. Kenapa hadits digunakan untuk hukum islam? Karena Hadits merupakan pesan, nasihat, perilaku atau perkatan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam, segala sabda, perbuatan, persetujuan dan ketetapan dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam, akan dijadikan sebagai ketetapan hukum islam.

Hadits mengandung aturan-aturan yang terperinci dan segala aturan secara umum baik berupa anjuran maupun larangan. Muatan hadits masih penjelasan dari Al-Qur’an.  Perluasan atau makna di dalam masyarakat umum, hadits yang mengalami perluasan makna lebih akrab disebut dengan sunnah. 

Berikut ini adalah beberapa Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan larangan dalam Islam :

1. Larangan Menyebut-nyebut Pemberian 

عَنْ أَبِى ذَرٍّ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلاَ يُزَكِّيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ قَالَ فَقَرَأَهَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَ مِرَارٍ. قَالَ أَبُو ذَرٍّ خَابُوْا وَخَسِرُوْا مَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ الْمُسْبِلُ وَالْمَنَّانُ وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ

Dari Abu Dzar dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, beliau bersabda : Tiga golongan manusia yang Allah tidak akan mengajak mereka bicara pada hari kiamat, tidak melihat mereka, tidak mensucikan dosanya dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih. Abu Dzar berkata lagi, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam membacanya tiga kali. Abu Dzar berkata : Mereka gagal dan rugi, siapakah mereka wahai Rasulullah? Beliau menjawab : Orang yang melakukan isbal (memanjangkan pakaian), orang yang suka memberi dengan menyebut-nyebutkannya (karena riya'), dan orang yang membuat laku barang dagangan dengan sumpah palsu. (H.R. Muslim no. 306).

2. Larangan Menurunkan (Memanjangkan) Pakaian Karena Sombong 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَى مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ

Dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Allah tidak akan melihat orang yang menjulurkan pakaiannya dengan sombong. (H.R. Muslim no. 5574).

3. Larangan Mengapur Kuburan 

عَنْ جَابِرٍ قَالَ نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ

Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam telah melarang mengapur kuburan, duduk di atasnya, dan mendirikan bangunan di atasnya. (H.R. Muslim no. 2289).

4. Larangan Menikam Dirinya Hingga Mati 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي يَخْنُقُ نَفْسَهُ يَخْنُقُهَا فِي النَّارِ وَالَّذِي يَطْعُنُهَا يَطْعُنُهَا فِي النَّارِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata, Telah bersabda Nabi Shallallahu alaihi Wasallam : Barang siapa yang mencekik dirinya (hingga mati) maka dia akan dicekik di neraka dan barang siapa yang menikam dirinya (hingga mati) maka dia akan di tikam di neraka. ( HR. Bukhari no. 1365).

5. Larangan Membunuh Anak-Anak Serta Penghuni-Penghuni Gereja 

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَعَثَ جُيُوْشَهُ قَالَ اُخْرُجُوْا بِسْمِ اللهِ تُقَاتِلُوْنَ فِى سَبِيْلِ اللهِ مَنْ كَفَرَ بِا للهِ لاَ تَغْدِرُوْا وَلاَ تَغُلُّوْا وَلاَ تُمَثِّلُوْا وَلاَ تَقْتُلُوا الْوِلْدَانَ وَلاَ أَصْحَابَ الصَّوَامِعِ

Dari Ibnu Abbas, ia berkata, Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam apabila mengutus tentaranya, beliau bersabda : Berangkatlah dengan nama Allah, berperanglah di jalan Allah terhadap orang-orang yang kufur kepada Allah, jangan melampaui batas, jangan berkhianat, jangan mencincang dan jangan membunuh anak-anak serta penghuni-penghuni gereja (orang-orang yang sedang beribadah). (H.R. Ahmad no. 2780, Baihaqi no. 18618).

6. Larangan Membunuh Kafir Dzimmi 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَتَلَ قَتِيْلًا مِنْ أَهْلِ الذِّمَّةِ لَمْ يَجِدْ رِيحَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ أَرْبَعِيْنَ عَامًا

Dari Abdullah bin Amr dia berkata,  Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa yang membunuh seseorang dari ahli dzimmah (kafir Dzimmi) maka dia tidak akan mendapatkan bau surga, padahal baunya tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun. (H.R. Nasa'i no. 4764).

7. Larangan Membunuh Seorang Mukmin Tanpa Hak 

عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِغَيْرِ حَقٍّ

Dari Al-Bara bin Azib, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam pernah bersabda : Kehancuran dunia (nilainya) lebih ringan di sisi Allah dari pada seseorang membunuh seorang mukmin tanpa hak (alasan yang dibenarkan Allah). (H.R. Ibnu Majah no. 2717, Nasa'i no. 3998, Tirmidzi no. 1455).

8. Larangan Wanita Untuk Meminta Talak 

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا الطَّلاَقَ مِنْ غَيْرِ مَا بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ

Dari Tsauban berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Siapa pun wanita yang meminta talak pada suaminya tanpa alasan maka bau surga haram baginya. (H.R. Ahmad no. 23041).

9. Larangan Mengganggu Tetangga 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يُؤْذِى جَارَهُ

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah mengganggu tetangganya. (H.R Bukhari no. 5175, Muslim no 183).

10. Larangan saling mencaci-maki 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْتَبَّانِ مَا قَالَا فَعَلَى الْبَادِئِ مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُومُ

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Apabila ada dua orang yang saling mencaci-maki, maka cacian yang diucapkan oleh keduanya itu, dosanya akan ditanggung oleh orang yang memulai cacian selama orang yang dizhalimi itu tidak melampaui batas. (H.R. Muslim no. 6756).

11. Larangan saling mencari-cari isu (kesalahan) 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَهَجَّرُوا وَلَا تَدَابَرُوْا وَلَا تَحَسَّسُوْا وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Janganlah kalian saling mendiamkan, saling membelakangi, dan janganlah suka mencari-cari isu (meneropong kesalahan), serta (memusuhi). Tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. (H.R. Muslim no. 6702).

12. Larangan laki-laki berduaan dengan perempuan yang bukan mahromnya 

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا مَعَ ذِي مَحْرَمٍ فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ امْرَأَتِي خَرَجَتْ حَاجَّةً وَاكْتُتِبْتُ فِي غَزْوَةِ كَذَا وَكَذَا قَالَ ارْجِعْ فَحُجَّ مَعَ امْرَأَتِكَ

Dari Ibnu Abbas dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, beliau bersabda : Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan perempuan kecuali dengan ditemani mahromnya. Lalu seorang laki-laki bangkit seraya berkata, Wahai Rasulullah, isteriku berangkat hendak menunaikan haji sementara aku diwajibkan untuk mengikuti perang ini dan ini. Beliau bersabda : Kalau begitu, kembali dan tunaikanlah haji bersama isterimu. (H.R. Bukhari no. 5233).

13. Larangan berlebihan dalam segala hal 

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَتَصَدَّقُوْا وَالْبَسُوْا فِى غَيْرِ إِسْرَافٍ وَلَا مَخِيْلَةٍ

Dari Amr bin Syua’ib dari Bapaknya, dari kakeknya ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: makanlah, minumlah, bersedekahlah, dan berpakaianlah tanpa berlebihan dan tidak sombong. (H.R. Nasa'i no. 2559 dan Ibnu Majah no. 3736).

14. Larangan puasa satu atau dua hari sebelum bulan Ramadhan 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدُكُمْ رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ أَوْ يَوْمَيْنِ إِلَّا أَنْ يَكُوْنَ رَجُلٌ كَانَ يَصُوْمُ صَوْمَهُ فَلْيَصُمْ ذَلِكَ الْيَوْمَ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Janganlah seorang dari kalian mendahului bulan Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari kecuali apabila seseorang sudah biasa melaksanakan puasa (sunnat) maka pada hari itu dia dipersilahkan untuk melaksanakannya. (H.R. Bukhari no.1914).

15. Larangan Menampakkan kepuasan kepada Suami yang Tidak Ia dapatkan 

عَنْ أَسْمَاءَ أَنَّ امْرَأَةً قَالَتْ يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ لِى ضَرَّةً، فَهَلْ عَلَىَّ جُنَاحٌ إِنْ تَشَبَّعْتُ مِنْ زَوْجِى غَيْرَ الَّذِى يُعْطِيْنِى فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلْمُتَشَبِّعُ بِمَا لَمْ يُعْطَ كَلاَبِسِ ثَوْبَىْ زُوْرٍ

Dari Asma` bahwa seroang wanita bertanya : Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki madu (isteri lain dari suaminya), karena itu apakah aku akan mendapat dosa, bila aku menampak-nampakkan kepuasan dari suamiku dengan suatu hal yang tak diberikannya kepadaku? Maka Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Seorang yang menampakkan kepuasan dengan sesuatu yang tidak diberikan kepadanya adalah seperti halnya seorang yang memakai pakaian kepalsuan. (H.R. Bukhari no. 5219).

16. Larangan Memukul Istri 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ زَمْعَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَجْلِدُ أَحَدُكُمُ امْرَأَتَهُ جَلْدَ الْعَبْدِ، ثُمَّ يُجَامِعُهَا فِى آخِرِ الْيَوْمِ

Dari Abdullah bin Zam'ah dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, beliau bersabda : Janganlah salah seorang dari kalian memukul isterinya, seperti ia memukul seorang budak, namun saat hari memasuki waktu senja ia pun menggaulinya. (H.R. Bukhari no. 5204).

17. Larangan Memasuki Suatu Negeri yang Terjangkit Wabah Penyakit 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَامِرٍ أَنَّ عُمَرَ خَرَجَ إِلَى الشَّأْمِ، فَلَمَّا كَانَ بِسَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّأْمِ، فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَقْدَمُوْا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوْا فِرَارًا مِنْهُ

Dari Abdullah bin Amir bahwa Umar pernah bepergian menuju Syam, ketika dia sampai di daerah Sargha, diberitahukan kepadanya bahwa negeri Syam sedang terjangkiti wabah penyakit menular, lantas Abdurrahman bin Auf memberitahukan kepadanya bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Jika kalian mendengar wabah tersebut menjangkiti suatu negeri, maka janganlah kalian menuju ke sana, namun jika dia menjangkiti suatu negeri dan kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dan lari darinya. (H.R. Bukhari no. 5730).

Semoga bermanfaat....

Senin, 28 Maret 2022

17 KUMPULAN HADITS YANG BERKAITAN DENGAN LARANGAN DALAM ISLAM (BAGIAN 4)

Edisi Selasa, 29 Maret 2022 M / 26 Sya'ban 1443 H. 

Para rasul yang oleh Allah  diberi mandat sebagai uswah (teladan) bagi umat manusia di muka bumi selalu menampakkan etika, pekerjaan, ucapan, dan semua perbuatannya dengan penampilan yang baik. Analoginya begini. Para rasul Allah di muka bumi merupakan manusia pilihan yang Allah pilih untuk menyampaikan risalah kenabian. 

Mereka datang sebagai sosok penyelamat manusia dari kebodohan dan kesesatan menuju kehidupan berilmu dan hidayah. Dengannya Allah memerintahkan semua makhluk untuk menjadikan para rasul sebagai teladan yang dijadikan panutan. Tentu jika para rasul melakukan kesalahan, baik yang hukumnya makruh atau khilaful aula, maka umatnya juga dituntut melakukan pekerjaan-pekerjaan tidak baik itu. Sedangkan yang dinamakan ketaatan hanyalah untuk perbuatan baik tanpa menyalahi syariat sedikit pun. Maka tidak logis jika pembawa risalah dari Allah memerintahkan sebuah keburukan. (Ad-Dasuqi, Hâsyiyatud Dasûqi, halaman 181).   

Sebab itu, semua perbuatan yang dicontohkan para rasul tidak ada yang berhukum haram, makruh, khilaful aula maupun mubah, karena Allah memerintahkan manusia untuk mengikuti semua jejak langkah yang dicontohkan oleh mereka tanpa harus diperinci. Seolah Allah hendak menyampaikan bahwa semua tindakan para rasul adalah baik dan harus diikuti tanpa mengomentari dan memerinci. Semua perbuatan jika sudah dilakukan oleh para rasul maka menunjukkan perbuatan itu baik, kecuali beberapa perbuatan tertentu yang Allah khususkan bagi mereka, maka tidak dianjurkan diikuti. Bahkan haram bagi manusia lain untuk mengikutinya.

Berikut ini adalah beberapa Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan larangan dalam Islam :

1. Larangan Shalat Sunnah Bila Iqamah Sudah Dikumandangkan 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ إِذَا أُقِيمَتِ الصَّلاَةُ فَلاَ صَلاَةَ إِلاَّ الْمَكْتُوْبَةُ

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Apabila iqamah untuk shalat (wajib) telah dikumandangkan, maka tidak ada shalat kecuali shalat wajib (H.R. Muslim no. 1678).

2. Larangan Shalat Dengan Bertolak Pinggang 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ نَهَى أَنْ يُصَلِّىَ الرَّجُلُ مُخْتَصِرًا

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata : Nabi Shallallahu alaihi Wasallam melarang seseorang shalat dengan bertolak pinggang. (H.R. Muslim no. 1246 dan Bukhari no. 1220).

3. Larangan Doa Yang Melampaui Batas 

عَنْ أَبِى نَعَامَةَ أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ مُغَفَّلٍ سَمِعَ ابْنَهُ يَقُوْلُ اَللهم إِنِّى أَسْأَلُكَ الْقَصْرَ اْلأَبْيَضَ عَنْ يَمِيْنِ الْجَنَّةِ إِذَا دَخَلْتُهَا. فَقَالَ أَىْ بُنَىَّ سَلِ اللهَ الْجَنَّةَ وَتَعَوَّذْ بِهِ مِنَ النَّارِ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّهُ سَيَكُوْنُ فِى هَذِهِ الأُمَّةِ قَوْمٌ يَعْتَدُوْنَ فِى الطُّهُوْرِ وَالدُّعَاءِ

Dari Abu Na'amah bahwasanya Abdullah bin Mughaffal pernah mendengar anaknya berdoa dengan mengucapkan : Ya Allah, Sesungguhnya saya memohon kepada-Mu istana putih di sisi kanan surga apabila saya memasukinya.  Maka Abdullah bin Mughaffal berkata : Wahai anakku, mintalah surga kepada Allah dan berlindunglah kepada-Nya dari neraka, sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya akan ada suatu kaum dari umat ini yang berlebih-lebihan dalam hal bersuci dan berdoa. (H.R.  Abu Daud no. 96, Baihaqi 983).

4. Larangan Masuk Masjid Setelah Makan Bawang Putih 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِى غَزْوَةِ خَيْبَرَ مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ - يَعْنِى الثُّوْمَ - فَلاَ يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا

Dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhu, bahwa Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda saat terjadinya perang Khaibar : Barang siapa memakan dari pohon ini, yaitu bawang putih, maka jangan sekali-kali dia mendekati masjid kami. (H.R. Bukhari no. 853).

5. Dilarang memakan hasil jual beli anjing 

عَنْ أَبِى مَسْعُوْدٍ اَلْأَنْصَارِىِّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَمَهْرِ الْبَغِىِّ وَحُلْوَانِ الْكَاهِنِ

Dari Abu Mas'ud Al-Anshari radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam melarang makan hasil penjualan anjing, mahar seorang pezina dan upah bayaran dukun.  (H.R. Bukhari no. 2237, Muslim no. 4092).

6. Larangan mengurung kucing yang tidak diberi makan 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ  رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عُذِّبَتِ امْرَأَةٌ فِى هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ ، فَدَخَلَتْ فِيْهَا النَّارَ ، لاَ هِىَ أَطْعَمَتْهَا وَلاَ سَقَتْهَا إِذْ حَبَسَتْهَا، وَلاَ هِىَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ اْلأَرْضِ

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: Seorang wanita disiksa Allah pada hari kiamat lantaran dia mengurung seekor kucing sehingga kucing itu mati. Karena itu Allah memasukkannya ke neraka. Kucing itu dikurungnya tanpa diberi makan dan minum dan tidak pula dilepaskannya supaya ia dapat menangkap serangga-serangga bumi.  (H.R. Bukhari no. 3482, Muslim no. 5989).

7. Larangan mendiamkan sesama muslim lebih dari tiga malam 

عَنْ أَبِى أَيُّوبَ الأَنْصَارِىِّ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا وَخَيْرُهُمَا الَّذِى يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ

Dari Abu Ayyub Al- Anshari bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tidak halal bagi seorang muslim tidak bersapaan dengan saudaranya (sesama muslim) lebih dari tiga malam. Keduanya saling bertemu, tetapi mereka saling acuh tak acuh satu sama lain. Yang paling baik di antara keduanya ialah yang lebih dahulu memberi salam. (H.R. Muslim no. 6697).

8. Dilarang membunuh binatang untuk latihan memanah 

عَنْ هِشَامِ بْنِ زَيْدٍ قَالَدَخَلْتُ مَعَ أَنَسٍ عَلَى الْحَكَمِ بْنِ أَيُّوبَ فَرَأَى غِلْمَانًا أَوْ فِتْيَانًا نَصَبُوْا دَجَاجَةً يَرْمُوْنَهَا فَقَالَ أَنَسٌ نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُصْبَرَ الْبَهَائِمُ

Dari Hisyam bin Zaid ia berkata : Pernah aku dan Anas menemui Al-Hakam bin Ayyub, lalu Anas melihat seorang pemuda memasang seekor ayam untuk sasaran panahnya, maka Anas pun berkata : Nabi Shallallahu alaihi Wasallam telah melarang menjadikan binatang untuk dijadikan sasaran (latihan) tembak. (H.R. Bukhari no. 5513).

9. Larangan wanita memakai wewangian bila ke masjid 

عَنْ زَيْنَبَ امْرَأَةِ عَبْدِ اللهِ قَالَتْ قَالَ لَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا شَهِدَتْ إِحْدَاكُنَّ الْمَسْجِدَ فَلاَ تَمَسَّ طِيْبًا

Dari Zainab istri Abdullah ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi melarang berkata kepada kami : Jika salah seorang di antara kalian berangkat ke masjid, maka janganlah menggunakan wewangian. (H.R. Muslim no. 1025).

10. Dilarang membunuh binatang untuk main-main saja 

عَنْ عَمْرِو بْنِ الشَّرِيْدِ قَالَ سَمِعْتُ الشَّرِيْدَ يَقُوْلُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ قَتَلَ عُصْفُوْرًا عَبَثًا عَجَّ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْهُ يَقُوْلُ يَا رَبِّ إِنَّ فُلاَنًا قَتَلَنِى عَبَثًا وَلَمْ يَقْتُلْنِى لِمَنْفَعَةٍ

Dari Amru bin Syarid ia berkata, saya mendengar Asy-Syarid berkata ; Saya mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa yang membunuh seekor burung untuk main-main saja, maka burung itu akan mengadu pada hari kiamat nanti kepada Allah Azza wa Jalla dengan seraya berkata : Wahai Rabbku, sesungguhnya si Fulan membunuhku untuk main-main saja bukan untuk suatu manfaat. (H.R. Ahmad no. 19997, Nasa'i no. 4458).

11. Dilarang membunuh binatang untuk bersenang-senang 

عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ مَرَّ ابْنُ عُمَرَ بِفِتْيَانٍ مِنْ قُرَيْشٍ قَدْ نَصَبُوْا طَيْرًا وَهُمْ يَرْمُوْنَهُ وَقَدْ جَعَلُوْا لِصَاحِبِ الطَّيْرِ كُلَّ خَاطِئَةٍ مِنْ نَبْلِهِمْ فَلَمَّا رَأَوُا ابْنَ عُمَرَ تَفَرَّقُوْا فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ مَنْ فَعَلَ هَذَا لَعَنَ اللهُ مَنْ فَعَلَ هَذَا إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ مَنِ اتَّخَذَ شَيْئًا فِيْهِ الرُّوْحُ غَرَضًا

Dari Sa'id bin Jubair dia berkata : Suatu ketika Ibnu Umar melewati beberapa pemuda orang Quraisy yang mengurung seekor burung untuk sasaran memanah. Mereka membayar kepada pemilik burung setiap panahan yang tidak mengena. Tatkala mereka melihat Ibnu Umar, mereka lari berpencar. Lantas Ibnu Umar berkata : Siapakah yang melakukan perbuatan ini? Allah telah melaknat orang yang melakukan hal ini. Sungguh, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam mengutuk orang yang menjadikan makhluk bernyawa sebagai sasaran (menembak). (H.R. Muslim no. 5174).

12. Larangan melakukan dua penjualan dalam satu kali transaksi 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعَتَيْنِ فِى بَيْعَةٍ.

Dari Abu Hurairah ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam melarang melakukan dua penjualan dalam satu kali transaksi. (H.R. Tirmidzi no.1276).

13. Larangan Mendatangi Istri dari Anus 

عَنْ خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ لاَ يَسْتَحْيِى مِنَ الْحَقِّ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ لاَ تَأْتُوا النِّسَاءَ فِى أَدْبَارِهِنَّ

Dari Khuzaimah bin Tsabit ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya Allah tidak malu dalam hal kebenaran, beliau berkata sampai tiga kali.  Jangan kalian mendatangi isteri-isteri melalui anus mereka. (H.R. Ibnu Majah no. 1999, Ahmad no. 22496, Ibnu Hibban no. 4200).

14. Larangan Mendahului Gerakan Imam 

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَمَا يَخْشَى أَحَدُكُمْ أَوْ لَا يَخْشَى أَحَدُكُمْ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ قَبْلَ الْإِمَامِ أَنْ يَجْعَلَ اللهُ رَأْسَهُ رَأْسَ حِمَارٍ أَوْ يَجْعَلَ اللَّهُ اللهُ صُوْرَتَهُ صُوْرَةَ حِمَارٍ

Dari Muhammad bin Ziyad, aku mendengar Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tidakkah salah seorang dari kalian takut, atau apakah salah seorang dari kalian tidak takut, jika ia mengangkat kepalanya sebelum Imam, Allah akan menjadikan kepalanya seperti kepala keledai, atau Allah akan menjadikan rupanya seperti bentuk keledai? (H.R. Bukhari no. 691).

15. Larangan Menjawab Salam Ketika Shalat 

عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ كُنْتُ أُسَلِّمُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ فَيَرُدُّ عَلَيَّ فَلَمَّا رَجَعْنَا سَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ وَقَالَ إِنَّ فِي الصَّلَاةِ لَشُغْلًا

Dari Abdullah radhiyallahu'anhu berkata : Aku pernah memberi salam kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam ketika Beliau sedang shalat, maka beliau membalas salamku. Ketika kami kembali (dari negeri An-Najasyi), aku memberi salam kembali kepada beliau, namun beliau tidak membalas salamku. Kemudian beliau berkata : Sesungguhnya dalam shalat terdapat kesibukan. (H.R. Bukhari no.1216).

16. Larangan Bernasab Kepada Orang Lain 

عَنْ سَعْدٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنِ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيْهِ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ غَيْرُ أَبِيْهِ فَالْجَنَّةُ عَلَيْهِ حَرَامٌ

Dari Sa'di radhiyallahu'anhu ia berkata, aku mendengar Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa yang mengaku nasab selain pada ayah kandungnya sendiri, padahal ia mengetahui bahwa ia bukan ayahnya, maka baginya haram masuk surga. (H.R. Bukhari no. 6766, Muslim no. 229).

17. Larangan Mengaku Sesuatu yang Bukan Miliknya 

عَنْ أَبِى ذَرٍّ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ لَيْسَ مِنْ رَجُلٍ ادَّعَى لِغَيْرِ أَبِيْهِ وَهُوَ يَعْلَمُهُ إِلاَّ كَفَرَ وَمَنِ ادَّعَى مَا لَيْسَ لَهُ فَلَيْسَ مِنَّا وَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ وَمَنْ دَعَا رَجُلاً بِالْكُفْرِ أَوْ قَالَ عَدُوَّ اللهِ وَلَيْسَ كَذَلِكَ إِلاَّ حَارَ عَلَيْهِ

Dari Abu Dzar bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tidaklah seorang laki-laki yang mengklaim orang lain sebagai bapaknya, padahal ia telah mengetahuinya (bahwa dia bukan bapaknya), maka ia telah kafir. Barang siapa mengaku sesuatu yang bukan miliknya maka ia bukan dari golongan kami, dan hendaklah dia menempati tempat duduknya dari neraka. Dan barang siapa memanggil seseorang dengan kekufuan, atau berkata : Wahai musuh Allah. padahal tidak demikian, kecuali perkataan tersebut akan kembali kepadanya. (H.R. Muslim no. 226, Bukhari no. 3508).

Semoga bermanfaat...

Minggu, 27 Maret 2022

17 KUMPULAN HADITS YANG BERKAITAN DENGAN LARANGAN DALAM ISLAM (BAGIAN 3)

Edisi Senin, 28 Maret 2022 M / 25 Sya'ban 1443 H. 

Semua pekerjaan dan ucapan yang disampaikan para rasul tidak lepas dari pantauan Allah secara langsung. Seolah Allah menghendaki para utusan-Nya tidak pernah melakukan kesalahan sedikit pun. Toh jika memang melakukannya, Allah akan menegurnya secara langsung. Seperti Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallam tidak pernah mengatakan suatu apa pun dengan kehendaknya sendiri setelah diangkat menjadi nabi. Begitu pun para rasul lain. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:  

 وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى، إنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوحَى 

Artinya, “Dan tidaklah diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm: 3-4)   

Menurut ulama ahli tafsir, ayat ini menyatakan tentang terjaganya lisan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam dari segala hawa nafsu dan tujuan yang salah. Ia tidaklah berbicara kecuali dengan apa yang diwahyukan kepadanya dari Allah. Ia juga tidak pernah mengatakan kecuali apa yang diperintahkan kepadanya, kemudian menyampaikannya kepada umatnya secara utuh dan sempurna, tanpa pengurangan maupun penambahan. 

Berikut ini adalah beberapa Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan larangan dalam Islam :

1. Larangan Membeli Kembali Sesuatu Yang Telah Dishadaqahkan 

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ يَقُوْلُ حَمَلْتُ عَلَى فَرَسٍ فِى سَبِيْلِ اللهِ، فَأَضَاعَهُ الَّذِى كَانَ عِنْدَهُ ، فَأَرَدْتُ أَنْ أَشْتَرِيَهُ مِنْهُ ، وَظَنَنْتُ أَنَّهُ بَائِعُهُ بِرُخْصٍ ، فَسَأَلْتُ عَنْ ذَلِكَ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لاَ تَشْتَرِهِ ، وَإِنْ أَعْطَاكَهُ بِدِرْهَمٍ وَاحِدٍ ، فَإِنَّ الْعَائِدَ فِى صَدَقَتِهِ كَالْكَلْبِ يَعُوْدُ فِى قَيْئِهِ

Dari Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu'anhu berkata : Aku memberi (seseorang) kuda yang untuk tujuan digunakan berperang di jalan Allah lalu orang itu tidak memanfaatkan sebagaimana mestinya. Kemudian aku berniat membelinya kembali darinya karena aku menganggap membelinya lagi adalah suatu hal yang (diringankan) dibolehkan. Lalu aku tanyakan hal ini kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam maka beliau bersabda : Jangan kamu membelinya sekalipun orang itu menjualnya dengan harga satu dirham, karena orang yang mengambil kembali shadaqahnya seperti anjing yang menjilat kembali ludahnya. (H.R. Bukhari no.2623). 

2. Larangan Menimbun Barang 

عَنْ مَعْمَرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَحْتَكِرُ إِلاَّ خَاطِئٌ

Dari Ma'mar bin Abdullah, dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tidaklah menimbun barang malainkan orang yang durhaka (berdosa). (H.R. Muslim no. 4207).

3. Larangan Mengarahkan Pedang Kepada Kawan 

عَنْ هَمَّامٍ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يُشِيْرُ أَحَدُكُمْ عَلَى أَخِيْهِ بِالسِّلاَحِ، فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِى لَعَلَّ الشَّيْطَانَ يَنْزِعُ فِى يَدِهِ، فَيَقَعُ فِى حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ

Dari Hammam, aku mendengar Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Janganlah salah seorang diantara kalian mengarahkan pedangnya kepada kawannya, sebab siapa tahu setan menariknya dari tangannya lantas ia terjerumus dalam lubang neraka. (H.R. Bukhari no.7072 dan Muslim no. 6834).

4. Larangan Saling Membunuh 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لاَ تَرْجِعُوْا بَعْدِى كُفَّارًا ، يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ

Dari Ibnu Umar, bahwasanya ia mendengar Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Janganlah kalian sepeninggalku kembali kepada kekafiran, sebagian kalian memenggal leher sebagian yang lainnya. (H.R. Bukhari no.7077). 

5. Larangan Buang Hajat Menghadap ke Kiblat Atau Membelakanginya 

 عَنْ أَبِى أَيُّوبَ اْلأَنْصَارِىِّ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَى أَحَدُكُمُ الْغَائِطَ فَلاَ يَسْتَقْبِلِ الْقِبْلَةَ وَلاَ يُوَلِّهَا ظَهْرَهُ ، شَرِّقُوْا أَوْ غَرِّبُوْا

Dari Abu Ayyub Al-Anshari berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Jika salah seorang dari kalian masuk ke dalam WC untuk buang hajat, maka janganlah menghadap ke arah kiblat dan membelakanginya. Hendaklah ia menghadap ke arah timurnya atau baratnya. (H.R. Bukhari no.144). 

6. Larangan Lewat di Depan Orang Shalat 

 عَنْ أَبِى سَعِيْدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّى فَلاَ يَدَعْ أَحَدًا يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْهِ وَلْيَدْرَأْهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ

Dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Apabila salah seorang dari kalian shalat, maka janganlah dia membiarkan seseorang lewat di hadapannya, dan hendaklah dia menghalanginya semampunya. Jika dia menolak maka hendaklah dia memeranginya, karena dia adalah setan. (H.R. Muslim no.1156). 

7. Larangan shalat sunnah setelah subuh dan asar 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ وَعَنِ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصُّبْحِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ.

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam telah melarang shalat setelah shalat asar hingga matahari terbenam dan beliau melarang pula shalat setelah shalat subuh hinggaa matahari terbit. (H.R. Muslim no. 1957).

8. Larangan Mencelakakan Diri Sendiri dan Orang Lain 

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سعْدُ بْنِ سِنَانِ الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ. 

Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan Al Khudri radhiyallahu'anhu sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tidak boleh melakukan perbuatan (mudharat) yang mencelakakan diri sendiri dan orang lain.  (H.R. Ibnu Majah no. 2430 dan Daruqutni no. 4597 dan lainnya). 

9. Larangan Untuk Marah 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ : لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam : (Ya Rasulullah) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah. (H.R. Bukhori no. 6116).

10. Larangan Memuji Seseorang Secara Berlebihan 

عَنْ أَبِى مُوْسَى رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلاً يُثْنِى عَلَى رَجُلٍ، وَيُطْرِيْهِ فِى مَدْحِهِ فَقَالَ أَهْلَكْتُمْ - أَوْ قَطَعْتُمْ - ظَهْرَ الرَّجُلِ

Dari Abu Musa Radhiyallahu'anhu berkata,  Nabi Shallallahu alaihi Wasallam mendengar seseorang memuji seseorang dan berlebihan dalam memujinya, maka beliau bersabda : Kalian telah binasa atau dengan redaksi berarti kalian telah memotong punggung seseorang. (H.R. Bukhari no.2663). 

11. Larangan Mengharapkan Kematian 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ إِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ يَزْدَادُ، وَإِمَّا مُسِيْئًا فَلَعَلَّهُ يَسْتَعْتِبُ

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Jangan salah seorang diantara kalian mengharapkan kematian, kalaulah dia orang baik, siapa tahu bisa menambah kebaikannya, kalaulah dia jahat, siapa tahu ia bisa meminta penangguhan (untuk bertaubat). (H.R. Bukhari no.7235). 

12. Larangan Wanita Dimadu Dengan Bibinya 

عَنْ قَبِيْصَةُ بْنِ ذُؤَيْبٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُوْلُ نَهَى النَّبِىُّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُنْكَحَ الْمَرْأَةُ عَلَى عَمَّتِهَا وَالْمَرْأَةُ وَخَالَتُهَا. فَنُرَى خَالَةَ أَبِيْهَا بِتِلْكَ الْمَنْزِلَةِ

Dari Qabishah bin Dzu`aib bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata : Nabi Shallallahu alaihi Wasallam melarang bilamana wanita dimadu dengan bibinya (baik dari ibu atau bapak). Dan menurut kami, bibi bapaknya termasuk juga dalam larangan tersebut. (H.R. Bukhari no.5110). 

13. Larangan menoleh ketika sedang shalat 

عَنْ مَسْرُوْقٍ قَالَ قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْتِفَاتِ الرَّجُلِ فِي الصَّلَاةِ فَقَالَ هُوَ اخْتِلَاسٌ يَخْتَلِسُ الشَّيْطَانُ مِنْ صَلَاةِ أَحَدِكُمْ

Dari Masruq berkata, Aisyah rah berkata; Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam tentang seseorang yang menoleh ketika sedang shalat maka Beliau bersabda: Itu adalah sambaran yang sangat cepat yang dilakukan oleh setan terhadap shalatnya seseorang dari kalian. (H.R.Bukhari no. 3291).

14. Larangan membersihkan kemaluan dengan tangan kanan 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا شَرِبَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَتَنَفَّسْ فِي الْإِنَاءِ وَإِذَا أَتَى الْخَلَاءَ فَلَا يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِيْنِهِ وَلَا يَتَمَسَّحْ بِيَمِيْنِهِ

Dari Abdullah bin Abu Qatadah dari Bapaknya ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam telah bersabda: Jika salah seorang dari kalian minum, maka janganlah ia bernafas dalam gelas. Dan jika masuk ke dalam WC janganlah dia menyentuh kemaluannya dengan tangan kanannya dan jangan membersihkan dengan tangan kanannya. (H.R.Bukhari no.153).

15. Larangan menunaikan shalat di tujuh tempat 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُصَلَّى فِى سَبْعَةِ مَوَاطِنَ فِى الْمَزْبَلَةِ وَالْمَجْزَرَةِ وَالْمَقْبُرَةِ وَقَارِعَةِ الطَّرِيْقِ وَفِى الْحَمَّامِ وَفِى مَعَاطِنِ اْلإِبِلِ وَفَوْقَ ظَهْرِ بَيْتِ اللهِ

Dari Ibnu Umar, bahwasanya  Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam melarang menunaikan shalat di tujuh tempat, yaitu di tempat pembuangan sampah, tempat penyembelihan (hewan), kuburan, di tengah-tengah jalan, di kamar mandi, di kandang unta dan di atas (bangunan) ka'bah. (H.R. Tirmidzi no. 347, Ibnu Majah no. 795 dan lainnya). 

16. Larangan jual anjing dan kucing (liar) 

عَنْ أَبِى الزُّبَيْرِ قَالَ سَأَلْتُ جَابِرًا عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَالسِّنَّوْرِ قَالَ زَجَرَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ.

Dari Abu Az-Zubair ia berkata, saya bertanya kepada Jabir tentang hasil penjualan anjing dan kucing (liar dan tidak ada manfaatnya). Lantas Jabir pun menjawab, bahwa Nabi Shallallahu alaihi Wasallam melarang hal tersebut. (H.R. Muslim no. 4098).

17. Nabi Melarang Berobat Dengan Yang Kotor 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ نَهَى رَسُولُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ عَنِ الدَّوَاءِ الْخَبِيْثِ

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam melarang dari obat yang khobits (yang haram atau kotor). (H.R. Abu Daud no. 3872, Tirmidzi no. 2181 dan lainnya). 

Semoga bermanfaat....

Sabtu, 26 Maret 2022

17 KUMPULAN HADITS YANG BERKAITAN DENGAN LARANGAN DALAM ISLAM (BAGIAN 2)

Edisi Ahad, 27 Maret 2022 M / 24 Sya'ban 1443 H. 

Kewajiban mengikuti para rasul juga menjadi dalil secara pasti atas terjaganya jiwa Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallam dan rasul lainnya dari setiap perbuatan maksiat dan dosa. Mereka bahkan terjaga dari semua pekerjaan yang hukumnya makruh. Semua teladan yang dicontohkan oleh mereka berputar pada perbuatan yang berhukum wajib, sunnah dan mubah. 

Semua itu ketika dipandang dari sisi perbuatannya, tanpa memandang faktor lain yang bisa mempengaruhi hukum pekerjaan tersebut. Misalnya makan, ketika dipandang dari sisi pekerjaannya maka berhukum mubah, namun bisa menjadi sunnah bahkan wajib ketika disertai faktor lain yang mengubah hukum asalnya. 

Menurut Syekh Ad-Dasuki, semua utusan Allah tidak pernah melakukan pekerjaan-pekerjaan yang hukumnya mubah, karena semua pekerjaan tidak dilakukan dengan kehendak dirinya sendiri (syahwat), namun setidaknya disertai dengan niat mendekatkan diri kepada Allah. Atau bisa juga dengan tujuan mencontohkan sebuah syariat (tasyri’) kepada umatnya. Dengan tujuan itu, secara otomatis menjadikan semua pekerjaan-pekerjaan mereka termasuk dari ajaran (ta’lim) kepada umatnya. Dengannya, semua teladan para rasul yang awalnya berhukum mubah akan menjadi bernilai ketaatan di sisi Allah disebabkan tujuan mulia tadi. Sedangkan melakukan ketaatan kepada Allah mempunyai hukum setidaknya sunnah. 

Berikut ini beberapa Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan larangan dalam Islam :

1. Larangan meminang wanita yang telah dipinang oleh saudaranya 

أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ يَبِعِ الْمَرْءُ عَلَى بَيْعِ أَخِيْهِ وَلاَ يَبِعْ حَاضِرٌ لِبَادٍ وَلاَ يَخْطُبِ الْمَرْءُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيْهِ وَلاَ تَسْأَلِ الْمَرْأَةُ طَلاَقَ الْأُخْرَى لِتَكْتَفِئَ مَا فِى إِنَائِهَا

bahwa Abu Hurairah berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Janganlah kalian melakukan transaksi najasy (bersaing dalam penawaran), dan janganlah seseorang membeli barang yang telah dibeli saudaranya, dan janganlah orang kota bertransaksi dengan orang badui, dan janganlah seseorang meminang wanita yang telah dipinang oleh saudaranya, dan janganlah seorang istri meminta suaminya supaya menceraikan madunya agar semua kebutuhannya dapat terpenuhi. (H.R. Muslim no. 3525 dan Nasa'i no. 3239).

2. Larangan bersumpah dalam berdagang 

عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ الْحَلِفُ مُنَفِّقَةٌ لِلسِّلْعَةِ مُمْحِقَةٌ لِلْبَرَكَةِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata : Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, bersabda: Sumpah itu melariskan perdagangan, tapi menghapus (berkah) keuntungan”. (H.R. Bukhari no. 2087 dan Muslim no. 4209).

3. Larangan banyak tertawa 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ تُكْثِرُوْا الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيْتُ الْقَلْبَ

Dari Abu Harairah ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Janganlah kamu banyak tertawa, karena sesungguhnya banyak tertawa itu dapat mematikan hati. (H.R. Ibnu Majah no. 4333).

4. Larangan bersujud di sorban yang sedang dipakai 

عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الْقُرَشِىِّ قَالَ : رَأَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلاً يَسْجُدُ عَلَى كَوْرِ الْعِمَامَةِ فَأَوْمَأَ بِيَدِهِ : ارْفَعْ عِمَامَتَكَ وَأَوْمَأَ إِلَى جَبْهَتِهِ

Dari Iyadh bin Abdullah Al-Qurasyi ia berkata :  Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melihat seorang laki-laki bersujud di atas lilitan sorbannya, lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya : Angkatlah sorbanmu dan memberi isyarat kepada dahinya. (H.R. Baihaqi no. 2766, Ibnu Abu Syaibah no. 2759).

5. Larangan makan sambil bersandar 

عَنْ أَبَا جُحَيْفَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ آكُلُ مُتَّكِئً                                                                                  

Dari Abu Juhaifah, Wahab bin Abdullah radhiyallahu anhu, dia berkata : Rosulullah Shallallahu alaihi wasallam, bersabda : Aku tidak pernah makan sambil bersandar. (H.R. Bukhari no. 5398).

6. Tidak boleh menjual dua dirham dengan satu dirham 

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ كُنَّا نُرْزَقُ تَمْرَ الْجَمْعِ وَهُوَ الْخِلْطُ مِنْ التَّمْرِ وَكُنَّا نَبِيْعُ صَاعَيْنِ بِصَاعٍ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا صَاعَيْنِ بِصَاعٍ وَلَا دِرْهَمَيْنِ بِدِرْهَمٍ

Dari Abu Sa'id radhiyallahu anhu berkata: Kami diberikan kurma yang bercampur (antara yang baik dan yang jelek) dan kami menjual dua sha' dengan satu sha'. Maka Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Tidak boleh menjual dua sha' dibayar satu sha' dan dua dirham dengan satu dirham. (H.R. Bukhari no. 2080).

7. Larangan wanita mengantar jenazah 

حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ بْنُ عُقْبَةَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ أُمِّ الْهُذَيْلِ عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ نُهِينَا عَنْ اتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ وَلَمْ يُعْزَمْ عَلَيْنَا

Dari Ummu Athiyyah radhiyallahu anha berkata: Kami dilarang mengantar jenazah namun beliau tidak menekankan (mengharamkan) hal tersebut kepada kami.(H.R.Bukhari no. 1278).

8. Larangan bunuh diri 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي يَخْنُقُ نَفْسَهُ يَخْنُقُهَا فِي النَّارِ وَالَّذِي يَطْعُنُهَا يَطْعُنُهَا فِي النَّارِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata; Telah bersabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam Barang siapa yang mencekik dirinya (hingga mati) maka dia akan dicekik di neraka dan barangsiapa yang menikam dirinya (hingga mati) maka dia akan di tikam di neraka. (HR. Bukhari no. 1365).

9. Larangan Buang Hajat di Jalan 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اتَّقُوا اللَّعَّانَيْنِ. قَالُوْا وَمَا اللَّعَّانَانِ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ الَّذِى يَتَخَلَّى فِى طَرِيْقِ النَّاسِ أَوْ فِى ظِلِّهِمْ

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Jauhilah kalian dari La'anaini. Para sahabat bertanya : Wahai Rasulullah, siapa La'anini itu? Beliau menjawab : Orang yang buang hajat di jalan manusia atau di tempat berteduhnya mereka. (H.R. Muslim no.641). 

10. Larangan Membaca Al-Qur'an Ketika Rukuk Atau Sujud 

 عَنْ عَلِىِّ بْنِ أَبِى طَالِبٍ قَالَ نَهَانِى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَأَنَا رَاكِعٌ أَوْ سَاجِدٌ

Dari Ali bin Abi Thalib berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melarangku dari membaca Al-Qur'an ketika saya sedang rukuk atau sujud. (H.R. Muslim no.1105). 

11. Larangan Kencing Pada Air Yang Menggenang 

عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ قَالَ هَذَا مَا حَدَّثَنَا أَبُوْ هُرَيْرَةَ عَنْ مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَذَكَرَ أَحَادِيْثَ مِنْهَا وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ تَبُلْ فِى الْمَاءِ الدَّائِمِ الَّذِى لاَ يَجْرِى ثُمَّ تَغْتَسِلُ مِنْهُ

Dari Hammam bin Munabbih dia berkata, ini yang diceritakan kepada kami oleh Abu Hurairah dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam -lalu dia menyebutkan hadits-hadits di antaranya-, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Jangalah kamu kencing pada air yang menggenang yang tidak mengalir, kemudian kamu mandi darinya. (H.R. Muslim no.683). 

12. Larangan Menjual Barang Yang Tidak Dimiliki 

 عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ قَالَ نَهَانِي رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَبِيْعَ مَا لَيْسَ عِنْدِيْ

Dari Hakim bin Hizam ia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melarangku menjual sesuatu yang tidak ada padaku (yang tidak aku miliki). (H.R. Tirmidzi no. 1278).

13. Larangan Ada Penipuan Dalam Jual Beli 

 عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ  عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلًا ذَكَرَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ يُخْدَعُ فِي الْبُيُوْعِ فَقَالَ إِذَا بَايَعْتَ فَقُلْ لَا خِلَابَةَ

Dari 'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki menceritakan kepada Nabi Shallallahu alaihi wasallam bahwa dia tertipu dalam berjual beli. Maka beliau bersabda: Jika kamu berjual beli katakanlah : Maaf, namun jangan ada penipuan. (H.R. Bukhari no. 2117).

14. Larangan Mengadu Binatang 

 عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ التَّحْرِيْشِ بَيْنَ الْبَهَائِمِ.

Dari Ibnu Abbas ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melarang mengadu binatang. (H.R. Abu Daud no. 2564 Tirmidzi no. 1810).

15. Larangan mengatakan kafir pada sesama Islam 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَيُّمَا رَجُلٍ قَالَ لِأَخِيْهِ يَا كَافِرُ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Siapa saja yang berkata kepada saudaranya; Wahai Kafir.  maka bisa jadi akan kembali kepada salah satu dari keduanya. (H.R. Bukhari no. 6104, Muslim no. 225).

16. Larangan Menghina Pemimpin 

عَنْ زِيَادِ بْنِ كُسَيْبٍ الْعَدَوِىِّ قَالَ كُنْتُ مَعَ أَبِى بَكْرَةَ تَحْتَ مِنْبَرِ ابْنِ عَامِرٍ وَهُوَ يَخْطُبُ وَعَلَيْهِ ثِيَابٌ رِقَاقٌ فَقَالَ أَبُوْ بِلاَلٍ انْظُرُوْا إِلَى أَمِيْرِنَا يَلْبَسُ ثِيَابَ الْفُسَّاقِ. فَقَالَ أَبُوْ بَكْرَةَ اسْكُتْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ أَهَانَ سُلْطَانَ اللهِ فِى اْلأَرْضِ أَهَانَهُ اللهُ

Dari Ziyad bin Kusaib Al-Adawi berkata : Aku pernah bersama Abu Bakrah di bawah mimbar Ibnu Amir saat ia berkhotbah, ia mengenakan baju tipis lalu Abu Bilal berkata : Lihatlah pemimpin kita mengenakan baju orang-orang fasik. Abu Bakrah berkata : Diam, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Barang siapa menghina pemimpin Allah di bumi, Allah akan menghinakannya. (H.R. Tirmidzi no. 2388).

17. Larangan Membuat Hamparan Kulit Binatang Buas 

عَنْ أَبِى الْمَلِيْحِ بْنِ أُسَامَةَ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ جُلُوْدِ السِّبَاعِ

Dari Abu Al-Malih bin Usamah dari ayahnya bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melarang membuat hamparan kulit binatang buas. (H.R. Abu Daud no. 4134, Tirmidzi no. 1880 dan lainnya). 

Semoga bermanfaat....

17 KUMPULAN HADITS YANG BERKAITAN DENGAN LARANGAN DALAM ISLAM (BAGIAN 1)

Edisi Sabtu, 26 Maret 2022 M / 23 Sya'ban 1443 H. 

Di antara tujuan Allah mengutus para rasul adalah menyampaikan risalah kepada umat manusia yang menjadi tanggung jawab mereka. Hal itu terekam dalam kitab-kitab ilmu tauhid yang menjelaskan empat (4) sifat wajib para rasul, yaitu: shidiq (benar dalam semua pekerjaan, ucapan dan tindakannya), amanah (jujur dalam setiap apa yang disampaikan), tabligh (menyampaikan setiap risalah yang menjadi tanggung jawab), fathanah (cerdas dalam pribadinya).    

Sebagai manusia pilihan, tentu semua tindakan para rasul selalu sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah. Karenanya, kita sebagai manusia mempunyai kewajiban mengikuti semua teladan yang dicontohkan oleh para rasul, kecuali yang Allah khususkan bagi mereka.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:  

 قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ 

Artinya, “Katakanlah (Muhammad), ‘Jika Kalian mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mencintai kalian’.” (QS. Ali ‘Imran: 31).

Berikut ini beberapa Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan larangan dalam Islam :

1. Larangan wanita memakai parfum 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ أَصَابَتْ بَخُوْرًا فَلَا تَشْهَدْ مَعَنَا الْعِشَاءَ الْآخِرَةَ

dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Siapa pun wanita yang memakai parfum, maka janganlah dia hadir bersama kami dalam shalat Isya', shalat fardhu yang akhir'." (H.R. Muslim No. 1026).

2. Larangan Menuduh Kafir Kepada Yang Lain 

عَنْ أَبِي  ذَرٍ   رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ لَا يَرْمِيْ رَجُلٌ رَجُلًا بِالْفُسُوْقِ وَلَا يَرْمِيْهِ بِالْكُفْرِ إِلَّا ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذٰلِكَ

Dari Abu Dzar radhiyallahu'anhu bahwa dia mendengar Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seseorang melempar tuduhan kepada orang lain dengan kefasikan, dan tidak pula menuduh dengan kekufuran melainkan (tuduhan itu) akan kembali kepadanya, jika saudaranya tidak seperti itu." (H.R. Bukhari no. 6045).

3. Larangan mengintip 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ أَنَّ رَجُلًا اطَّلَعَ عَلَيْكَ بِغَيْرِ إِذْنٍ فَخَذَفْتَهُ بِحَصَاةٍ فَفَقَأْتَ عَيْنَهُ مَا كَانَ عَلَيْكَ مِنْ جُنَاحٍ

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah bersabda: "Seandainya seseorang mengintip ke dalam rumahmu tanpa izin, maka tidak berdosa bagaimu sekiranya kamu melempar dia dengan kerikil dan mencongkel matanya." (H.R. Muslim no. 5769).

4. Larangan menjual barang yang telah di jual 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَبِعِ الرَّجُلُ عَلىٰ بَيْعِ أَخِيْهِ وَلَا يَخْطُبْ عَلىٰ خِطْبَةِ أَخِيْهِ إِلَّا أَنْ يَأْذَنَ لَهُ

Dari Ibnu Umar dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda: "Janganlah seseorang menjual barang yang telah dijual kepada saudaranya dan janganlah meminang perempuan yang telah dipinang saudaranya, kecuali jika mendapatkan izin darinya." (H.R. Muslim no. 3521).

5. Larangan memaksakan kehendak pada Allah 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَقُوْلَنَّ أَحَدُكُمْ اَللهم اغْفِرْ لِيْ إِنْ شِئْتَ اَللهم ارْحَمْنِيْ إِنْ شِئْتَ لِيَعْزِمِ الْمَسْأَلَةَ فَإِنَّهُ لَا مُكْرِهَ لَهُ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan; 'Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau kehendaki, dan rahmatilah aku jika Engkau berkehendak.' Akan tetapi hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam meminta, karena Allah sama sekali tidak ada yang memaksa." (H.R. Bukhari no. 6339).

6. Larangan ingin mati bila terkena musibah 

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمُ الْمَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ فَإِنْ كَانَ لَا بُدَّ مُتَمَنِّيًا لِلْمَوْتِ فَلْيَقُلْ اَللهم أَحْيِنِيْ مَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِيْ وَتَوَفَّنِيْ إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِيْ

Dari Anas radhiyallahu'anhu dia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Janganlah salah seorang dari kalian berangan-angan untuk mati karena musibah yang menimpanya, kalau memang hal itu harus, hendaknya ia mengatakan; "Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku, dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku." (H.R. Bukhari no. 6351).

7. Larangan bicara saat khutbah jumat 

 أَبَا هُرَيْرَةَ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ

Abu Hurairah mengabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Jika kamu berkata kepada temanmu pada hari Jum'at 'diamlah', padahal Imam sedang berkhutbah maka sungguh kamu sudah berbuat sia-sia (tidak mendapat pahala)." (H.R. Bukhari no. 934).

8. Larangan Maksimal Sutera bagi Laki-laki 

عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَبِسَ الْحَرِيْرَ فِي الدُّنْيَا لَمْ يَلْبَسْهُ فِي الْآخِرَةِ

Dari Anas ia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang memakai kain sutera ketika di dunia, maka dia tidak akan memakainya di akhirat kelak." (H.R. Muslim no. 5546).

9. Larangan Meminta Jabatan 

عَنْ أَبِي مُوْسٰى قَالَ دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَرَجُلَانِ مِنْ بَنِي عَمِّي فَقَالَ أَحَدُ الرَّجُلَيْنِ يَا رَسُولَ اللهِ أَمِّرْنَا عَلىٰ بَعْضِ مَا وَلَّاكَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ وَقَالَ الْآخَرُ مِثْلَ ذَلِكَ فَقَالَ إِنَّا وَ اللهِ لَا نُوَلِّي عَلىٰ هٰذَا الْعَمَلِ أَحَدًا سَأَلَهُ وَلَا أَحَدًا حَرَصَ عَلَيْهِ

Dari Abu Musa dia berkata, "Saya dan dua orang anak pamanku menemui Nabi Shallallahu alaihi wasallam, salah seorang dari keduanya lalu berkata, "Wahai Rasulullah, angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah yang telah diberikan Allah Azza Wa Jalla kepadamu." Dan seorang lagi mengucapkan perkataan serupa, maka beliau bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan bagi orang yang meminta dan yang rakus terhadapnya." (H.R. Muslim no. 4821).

10. Larangan Mencabut Uban 

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَنْتِفُوا الشَّيْبَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَشِيْبُ شَيْبَةً فِي الْإِسْلَامِ قَالَ عَنْ سُفْيَانَ إِلَّا كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَقَالَ فِي حَدِيْثِ يَحْيٰى إِلَّا كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً

Dari Amru bin Syu'aib dari Bapaknya dari Kakeknya ia berkata, "Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian mencabut uban, tidaklah seorang muslim tumbuh uban padanya dalam Islam -disebutkan oleh Sufyan dalam riwayatnya- "Kecuali ia akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat." Dalam riwayat lain (oleh Yahya) disebutkan, "Kecuali dengannya Allah akan menuliskan satu kebaikan dan dihapuskan darinya satu dosa." (H.R. Abu Daud no. 4202).

11. Rasulullah  melarang wanita mencukur rambutnya 

عَنْ عَلِيٍّ نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ    أَنْ تَحْلِقَ الْمَرْأَةُ رَأْسَهَا

Dari Ali bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melarang wanita mencukur rambutnya. (H.R. Nasa'i no. 5066).

12. larangan menyemir rambut dengan warna hitam 

أَبِيْ قُحَافَةَ يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ وَرَأْسُهُ وَلِحْيَتُهُ كَالثَّغَامَةِ بَيَاضًا فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ    غَيِّرُوْا هٰذَا بِشَيْءٍ وَاجْتَنِبُوا السَّوَادَ

Abu Quhafah dibawa ke hadapan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, dengan rambut dan jenggotnya yang memutih seperti pohon Tsaghamah (pohon yang daun dan buahnya putih). Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Celuplah (rambut dan jenggot Anda) selain dengan warna hitam."  (H.R. Muslim no. 5631).

13. Larangan berbisik antara dua orang ketika sedang bertiga 

عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ    إِذَا كُنْتُمْ ثَلَاثَةً فَلَا يَتَنَاجٰى اثْنَانِ دُوْنَ الْآخَرِ حَتّٰى تَخْتَلِطُوْا بِالنَّاسِ مِنْ أَجْلِ أَنْ يُحْزِنَهُ

Dari Abdullah dia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Apabila kamu bertiga, maka janganlah yang dua orang berbisik tanpa yang ketiga, sebelum dia berbaur dengan yang lainnya. Karena hal itu dapat menyinggung perasaan." (H.R. Muslim no. 5825).

14. Larangan memelihara anjing 

عَنْ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ يَقُوْلُ سَمِعْتُ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا إِلاَّ كَلْبٌ ضَارٍ لِصَيْدٍ أَوْ كَلْبَ مَاشِيَةٍ ، فَإِنَّهُ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيْرَاطَانِ

Dari Abdullah bin Umar berkata, Aku mendengar Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Barang siapa memelihara anjing selain anjing untuk berburu atau anjing untuk menjaga binatang ternak, maka sesungguhnya pahalanya akan berkurang dua qirath (dua gunung besar) setiap hari. (H.R. Bukhari no. 5481, Muslim no. 4110).

15. Larangan berjalan dengan satu sandal 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَمْشِى أَحَدُكُمْ فِى نَعْلٍ وَاحِدَةٍ لِيُحْفِهِمَا جَمِيْعًا ، أَوْ لِيَنْعَلْهُمَا جَمِيْعًا

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu Rosulullah Shallallahu alaihi wasallam, bersabda : Jangan ada salah seorang diantara kamu berjalan dengan sandal sebelah saja. Buka keduanya atau pakai keduanya”. (H.R. Bukhari no. 5856 dan Muslim no. 5617).

16. Larangan menurunkan pakaian karena sombong 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَنْظُرُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rosulullah Shallallahu alaihi wasallam, bersabda : Allah tidak akan melihat pada hari kiamat kepada orang yang menurunkan (memakai) kainnya karena sombong. (H.R. Bukhari no. 5788  dan Muslim no. 5584).

17. Larangan mencukur sebagian rambut kepala dan membiarkan sebagian lainnya 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى صَبِيًّا قَدْ حُلِقَ بَعْضُ شَعْرِهِ وَتُرِكَ بَعْضُهُ فَنَهَاهُمْ عَنْ ذَلِكَ وَقَالَ  اِحْلِقُوهُ كُلَّهُ أَوِ اتْرُكُوْهُ كُلَّهُ.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu, berkata : Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam, melihat anak kecil yang sebagian kepalanya dicukur dan sebagian yang lain dibiarkan, lalu beliau melarang mereka (para sahabat), untuk berbuat begitu, beliau bersabda: Cukurlah seluruh rambut kepala atau biarkan (jangan dicukur sama sekali). (H.R. Abu Daud no. 4197).

Semoga bermanfaat....

Jumat, 25 Maret 2022

17 KUMPULAN HADITS YANG BERKAITAN DENGAN SURGA DAN NERAKA (BAGIAN 2)

Edisi Jum'at, 25 Maret 2022 M / 22 Sya'ban 1443 H. 

Akhirat , bahasa Arab: اليوم الآخرة, atau al-yaum al-ākhirah,  'hari/masa depan'‎ dipakai untuk mengistilahkan kehidupan alam baka (kekal) setelah kematian atau sesudah dunia berakhir. Pernyataan peristiwa alam akhirat sering kali diucapkan secara berulang-ulang pada beberapa ayat di dalam Al Qur'an sebanyak 115 kali, yang mengisahkan tentang Yawm al-Qiyâmah dan akhirat juga bagian penting dari eskatologi Islam.

Akhirat dianggap sebagai salah satu dari rukun iman yaitu: Percaya Allah, percaya adanya malaikat, percaya akan kitab-kitab suci, percaya adanya nabi dan rasul dan percaya takdir dan ketetapan. Menurut Islam, Allah akan memainkan peranan, beratnya perbuatan masing-masing individu. Allah akan memutuskan apakah orang tersebut di akhirat akan diletakkan di Jahannam (neraka) atau Jannah (surga).

Kata neraka sering disebutkan dalam kitab suci Al-Qur'an dan jumlahnya sangat banyak sekali. Dalam bahasa Arab disebut naar (Arab النار, Transliterasi an-nār). Tempat ini menurut keyakinan umat Islam adalah tempat di mana manusia dan jin adalah para makhluk yang membangkang terhadap syariat Allah dan mengingkari para nabi.

Siapapun orang yang dimasukkan ke dalam neraka, dia tidak akan keluar darinya. Pintu neraka berdiri kukuh dan tertutup rapat. Itulah penjara bagi orang-orang yang menganggap remeh berita tentang pengadilan akhirat. Ada juga orang-orang yang terakhir kali masuk surga, setelah mereka di siksa sesuai dengan dosa-dosanya yang telah mereka perbuat. 

Berikut ini adalah beberapa Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan Surga dan Neraka :

1. Perbuatan Yang Dapat Memasukkan ke Surga Dan Menjauhkan Dari Neraka 

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ : لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ   عَظِيْمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلىَ مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ : تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ  بِهِ شَيْئاً، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ  الْبَيْتَ، ثُمَّ قَالَ : أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ، ثُمَّ قَالَ : } تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ.. –حَتَّى بَلَغَ-  يَعْمَلُوْنَ{ ثُمَّ قَالَ : أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ وُعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : رَأْسُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَمُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ. ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ؟ فَقُلْتُ : بَلىَ  يَا رَسُوْلَ اللهِ . فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالِ : كُفَّ  عَلَيْكَ هَذَا. قُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمَ بِهِ ؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ  يَكُبَّ النَاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ –أَوْ قَالَ : عَلىَ مَنَاخِرِهِمْ – إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ . 

Dari Mu’az bin Jabal radhiyallahu anhu dia berkata : Saya berkata : Ya Rasulullah, beritahukan saya tentang perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam surga dan menjauhkan saya dari neraka, beliau bersabda: Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah ta’ala, : Beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam) bersabda: Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu surga ? Puasa adalah benteng, Sodaqoh akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail), kemudian beliau membacakan ayat (yang artinya) : Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya….. Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan pokok dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya ?, aku menjawab : Mau ya Nabi Allah. Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah Jihad. Kemudian beliau bersabda : Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu ? Saya berkata : Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda: Jagalah ini (dari perkataan kotor/buruk). Saya berkata : Ya Nabi Allah, apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan ?, beliau bersabda: Ah kamu ini, adakah yang menyebabkan seseorang terjungkel wajahnya di neraka –atau sabda beliau : diatas hidungnya- selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka. (H.R. Turmuzi no. 2825).

2. Perbuatan Yang Bisa Memasukkan ke Surga 

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ جَابِرْ بْنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ اْلمَكْتُوْبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ، وَحَرَّمْت الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ ؟ قَالَ : نَعَمْ. 

Dari Abu Abdullah, Jabir bin Abdullah Al-Anshary radhyalahuanhu : Seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam, seraya berkata : Bagaimana pendapatmu jika saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa Ramadhan, Menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram dan saya tidak tambah sedikitpun, apakah saya akan masuk surga ?. Beliau bersabda : Ya. (H.R. Muslim no. 119).

3. Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturrahim 

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ. قَالَ سُفْيَانُ يَعْنِى قَاطِعَ رَحِمٍ

Dari Muhammad bin Jubairi bin Muth'im dari ayahnya dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, beliau bersabda : Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan. Berkata Sufyan : Yakni memutuskan hubungan kekerabatan atau silaturrahim. (H.R. Muslim no. 6684, Bukhari no. 5984).

4. Orang yang dihisab ringan dan dimasukkan surga dengan rahmat Allah 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ حَاسَبَهُ اللهُ حِسَابًا يَسِيْرًا، وَأَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِهِ، قَالُوا: مَا هُنَّ يَا نَبِيَّ اللهِ، بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي؟ قَالَ تُعْطِي مَنْ حَرَمَكَ، وَتَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ، وَتَعْفُوْ عَنْ مَنْ ظَلَمَكَ، قَالَ: فَإِذَا فَعَلْتُ هَذَا فَمَا لِي يَا نَبِيَّ اللهِ ؟ قَالَ:يُدْخِلُكَ اللهُ الْجَنَّةَ

Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa yang mengerjakan tiga perkara ini, maka akan dihisab Allah dengan hisab yang ringan, dimasukkan surga dengan rahmat Allah. Para Sahabat bertanya : Apa saja tiga perkata itu ya Nabi Allah, engkau adalah ayah dan ibuku? Beliau menjawab : Kamu memberi orang yang tidak memberimu, kamu menyambung kepada orang yang memutus persahabatan atau kekerabatan denganmu, kamu memaafkan orang yang menganiaya kamu. ia bertanya : Bila aku mengerjakan ini, maka apa bagianku ya Nabi Allah? Beliau menjaawab : Allah akan memasukkan kamu ke surga. (H.R. Thabrani no. 1279, Hakim no. 3873).

5. Golongan Yang Tidak Masuk Surga 

عَنْ أَبِى سَعِيْدٍ الْخُدْرِىِّ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ صَاحِبُ خَمْسٍ مُدْمِنُ خَمْرٍ وَلاَ مُؤْمِنٌ بِسِحْرٍ وَلاَ قَاطِعُ رَحِمٍ وَلاَ كَاهِنٌ وَلاَ مَنَّانٌ

Dari Abu Said Al-Khudry ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tidak akan masuk surga lima golongan, yaitu orang yang gemar minum khamr (minuman keras), orang yang percaya sihir, memutuskan silaturrahim, percaya dukun, dan orang yang suka menyebut-nyebut pemberiannya. (H.R. Ahmad no. 11405).

6. Orang Yang Bunuh Diri Akan Mengulang Perbuatannya Di Neraka 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيْدَةٍ فَحَدِيْدَتُهُ فِى يَدِهِ يَتَوَجَّأُ بِهَا فِى بَطْنِهِ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا أَبَدًا وَمَنْ شَرِبَ سَمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ يَتَحَسَّاهُ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا أَبَدًا وَمَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ يَتَرَدَّى فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا أَبَدًا

Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa membunuh dirinya dengan sepotong besi, maka dengan besi yang tergenggam di tangannya itulah dia akan menikam perutnya dalam neraka Jahanam secara terus-menerus dan dia akan kekal di dalamnya. Barang siapa membunuh dirinya dengan meminum racun maka dia akan merasai racun itu dalam neraka Jahanam secara terus-terusan dan dia akan kekal di dalamnya. Dan barang siapa membunuh dirinya dengan terjun dari puncak gunung, maka dia akan terjun ke dalam neraka Jahanam secara terus-menerus untuk membunuh dirinya dan dia akan kekal di dalamnya. (H.R. Muslim no. 313).

7. Mencari Ilmu Memudahkan Jalan ke Surga 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَاللهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيْهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ  

Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya. Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu masjid (rumah Allah) untuk membaca Al-Qur'an, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para malaikat, serta Allah akan menyebut-nyebut mereka pada malaikat-malaikat yang berada di sisi-Nya. Barang siapa yang ketinggalan amalnya, maka nasabnya tidak juga meninggikannya. (H.R. Muslim no. 7028).

8. Tiga orang diharamkan masuk surga 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلاَثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِمُ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ الْخَمْرِ وَالْعَاقُّ وَالْدَّيُّوْثُ الَّذِى يُقِرُّ فِى أَهْلِهِ الْخَبَثَ

Dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya Allah mengharamkan tiga orang untuk masuk surga, yaitu peminum khamer, orang yang durhaka kepada kedua orang tua dan orang yang membiarkan perzinaan dalam keluarganya. (H.R. Ahmad no. 5498).

9. Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan kamis 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيْسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيْهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ أَنْظِرُوْا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوْا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan kamis. Semua dosa hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu akan diampuni, kecuali bagi orang yang antara dia dan saudaranya terdapat kebencian dan perpecahan. Lalu dikatakan : Tangguhkanlah dua orang ini hingga mereka berdamai. Tangguhkanlah dua orang ini hingga mereka berdamai. Tangguhkanlah kedua orang ini hingga mereka berdamai. (H.R. Muslim no. 6709).

10. Sifat Surga 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللهُ أَعْدَدْتُ لِعِبَادِى الصَّالِحِيْنَ مَا لاَ عَيْنَ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنَ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ، فَاقْرَءُوْا إِنْ شِئْتُمْ ( فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِىَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ )

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Allah berfirman : Aku telah menyediakan buat hamba-hamba-Ku yang shalih (kenikmatan) yang belum pernah mata melihatnya, telinga mendengarnya dan terbetik dari lubuk hati manusia. Bacalah firman-Nya jika kamu mau (QS As-Sajadah 17) yang artinya (Tidak seorangpun yang mengetahui apa yang telah disediakan untuk mereka (kenikmatan) yang menyedapkan mata). (H.R. Bukhari no. 3244).

11. Tidak Mengganggu Tetangga Dapat Masuk Surga 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ  رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قِيْلَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ فُلَانَةَ تَصُوْمُ النَّهَارَ وَتَقُوْمُ اللَّيْلَ وَتُؤْذِي جِيْرَانَهَا بِلِسَانِهَا فَقَالَ لَا خَيْرَ فِيْهَا هِيَ فِي النَّارِ قِيْلَ : فَإِنَّ فُلَانَةَ تُصَلِّي الْمَكْتُوْبَةَ وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ وَتَتَصَدَّقُ بِأَثْوَارٍ مِنْ أَقْطِ وَلَا تُؤْذِي أَحَدًا بِلِسَانِهَا قَالَ هِيَ فِي الْجَنَّةِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, ditanyakan kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam : Sesungguhnya si Fulanah sering berpuasa di siang hari dan melaksanakan shalat di malam hari, tetapi lidahnya sering mengganggu tetangganya. Maka Beliau bersabda : Tidak ada kebaikan di dalam dirinya dan dia adalah penghuni neraka. Ditanyakan lagi : (Terdapat wanita lain) dia hanya melakukan shalat wajib, puasa di bulan Ramadhan dan bersedekah dengan gandum, tapi dia tidak pernah mengganggu seseorang dengan lisannya. Beliau bersabda : Dia adalah penghuni surga. (Al-Mustadrak 'alash shahihaini lil Hakim no. 7413).

12. Tidak Menyekutukan Allah Pasti Masuk Surga 

عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَانِي آتٍ مِنْ رَبِّي فَأَخْبَرَنِيْ أَوْ قَالَ بَشَّرَنِيْ أَنَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِيْ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ قُلْتُ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ قَالَ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ

Dari Abu Dzar radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Baru saja datang kepadaku utusan dari Rabbku lalu mengabarkan kepadaku, atau beliau bersabda : Telah datang mengabarkan kepadaku bahwa barang siapa yang mati dari ummatku sedang dia tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun maka dia pasti masuk surga. Aku tanyakan : Sekalipun dia berzina atau mencuri? Beliau menjawab : Ya, sekalipun dia berzina atau mencuri. (H. R. Bukhari no. 1237).

13.Sekelompok kaum yang keluar dari neraka karena syafaat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam 

عَنِ الْحَسَنِ بْنِ ذَكْوَانَ حَدَّثَنَا أَبُوْ رَجَاءٍ حَدَّثَنَا عِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنَ النَّارِ بِشَفَاعَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ يُسَمَّوْنَ الْجَهَنَّمِيِّيْنَ

Dari Al-Hasan bin Dzakwan telah menceritakan kepada kami Abu Raja' telah menceritakan kepada kami Imran bin Husain radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda: Ada sekelompok kaum yang keluar dari neraka karena syafaat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, lantas mereka masuk surga dan mereka diberi julukan jahannamiyun (mantan penghuni neraka jahannam). (H.R. Bukhari no. 6566).

14. Siksa paling ringan di neraka 

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَجُلٌ عَلَى أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَتَانِ يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ كَمَا يَغْلِي الْمِرْجَلُ وَالْقُمْقُمُ

Dari Nu'man bin Basyir mengatakan, aku mendengar Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Penghuni neraka yang paling ringan siksanya pada hari kiamat adalah seseorang yang telapak kakinya dialasi sandal, sehingga otaknya mendidih, sebagai mendidihnya ketel dan periuk. (H.R. Bukhari no. 6562).

15. Neraka kebanyakan penghuninya adalah wanita 

عَنْ عِمْرَانَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ

Dari Imran dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda: Aku melihat surga, kebanyakan penghuninya adalah orang-orang fakir, dan kulihat neraka, kebanyakan penghuninya adalah wanita. (H.R. Bukhari no. 6546).

16. Pembunuh dan yang terbunuh ada dineraka 

عَنِ الْأَحْنَفِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ خَرَجْتُ وَأَنَا أُرِيْدُ هَذَا الرَّجُلَ فَلَقِيَنِي أَبُوْ بَكْرَةَ فَقَالَ أَيْنَ تُرِيْدُ يَا أَحْنَفُ قَالَ قُلْتُ أُرِيْدُ نَصْرَ ابْنِ عَمِّ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْنِي عَلِيًّا قَالَ فَقَالَ لِيْ يَا أَحْنَفُ ارْجِعْ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ إِذَا تَوَاجَهَ الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُوْلُ فِي النَّارِ قَالَ فَقُلْتُ أَوْ قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُوْلِ قَالَ إِنَّهُ قَدْ أَرَادَ قَتْلَ صَاحِبِهِ

Dari Al-Ahnaf bin Qais berkata: Aku pergi untuk menemui orang ini lalu Abu Bakrah menemuiku, ia bertanya: Kamu mau kemana wahai Ahnaf? Aku menjawab: Aku hendak menemui Nashr putra paman Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam maksudnya Ali. Lalu ia berkata: Wahai Ahnaf, kembalilah karena aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Bila dua orang muslim berhadapan dengan pedang, pembunuh dan yang terbunuh ada dineraka. Aku berkata: Atau dikatakan: Wahai Rasulullah, ia yang membunuh (pantas masuk neraka), lalu bagaimana dengan yang terbunuh? Beliau menjawab: Sesungguhnya ia ingin membunuh kawannya. (H.R. Muslim no. 7434).

17. Wanita yang meninggal dan suaminya ridha, maka ia masuk surga 

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ

Dari Ummi Salamah ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Wanita mana saja yang meninggal dan suaminya ridha dengannya, maka ia masuk surga (H.R. Tirmidzi no. 1194, Ibnu Majah no. 1927).

Semoga bermanfaat....