Edisi Ahad, 6 Maret 2022 M / 3 Sya'ban 1443 H.
Wudhu atau bersuci dari hadats kecil merupakan syarat sah shalat. Tanpa bersuci dari hadats kecil, shalat yang dilakukan dalam situasi normal (bukan rukhsah) tidak sah karena tidak memenuhi syarat.
Wudhu disyariatkan pada malam Isra Mi’raj sebagaimana kewajiban shalat. Wudhu disyariatkan karena shalat merupakan munajat kepada Tuhan sehingga dibutuhkan keadaan badan yang suci. (Abdullah Bafadhal Al-Hadhrami, Busyral Karim bi Syarhi Masa’ilit Ta’lim, [Beirut, Darul Fikr: 2012 M/1433-1434 H], juz I, halaman 53).
Adapun berikut ini adalah dalil yang mendasari perintah wudhu sebelum shalat:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
Artinya, “Wahai orang yang beriman, bila kalian hendak shalat, basuhlah wajah kalian, tangan kalian hingga siku, usaplah kepala kalian, dan (basuhlah) kaki kalian hingga mata kaki,” (Surat Al-Maidah ayat 6).
Wudhu merupakan salah satu cara bersuci/an-nazhafah selain mandi. Sedangkan bersuci mencakup pengertian bersih dari kotoran meski tergolong suci baik secara lahir seperti ingus dan riak maupun kotoran batin seperti dengki, hasad, dan kotoran batin lainnya. (Sayyid Bakri, I’anatut Thalibin, [Beirut, Darul Fikr: 2005 M/1425-1426 H], juz I, halaman 36).
Berikut ini beberapa hadits-hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang berkaitan dengan wudhu :
1. Bekas air wudhu menjadi cahaya dihari kiamat
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ أَبِيْ هِلَالٍ عَنْ نُعَيْمٍ الْمُجْمِرِ قَالَ رَقِيْتُ مَعَ أَبِي هُرَيْرَةَ عَلىٰ ظَهْرِ الْمَسْجِدِ فَتَوَضَّأَ فَقَالَ إِنِّي سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ إِنَّ أُمَّتِيْ يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِيْنَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوْءِ فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيْلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ
Dari Sa'id bin Abu Hilal dari Nu'aim bin Al-Mujmir berkata, "Aku mendaki masjid bersama Abu Hurairah, lalu dia berwudlu' dan berkata, "Aku mendengar Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya umatku akan dihadirkan pada hari kiamat dengan wajah berseri-seri karena sisa air wudlu, barangsiapa di antara kalian bisa memperpanjang cahayanya hendaklah ia lakukan." (H.R. Bukhari no. 136).
2. Ngalap berkah dengan sisa air wudhu Rasulullah
عَنِ الْجَعْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمٰنِ قَالَ سَمِعْتُ السَّائِبَ بْنَ يَزِيْدَ يَقُوْلُ ذَهَبَتْ بِيْ خَالَتِيْ إِلٰى رَسُوْلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ ابْنَ أُخْتِيْ وَجِعٌ فَمَسَحَ رَأْسِيْ وَدَعَا لِيْ بِالْبَرَكَةِ ثُمَّ تَوَضَّأَ فَشَرِبْتُ مِنْ وَضُوْئِهِ ثُمَّ قُمْتُ خَلْفَ ظَهْرِهِ فَنَظَرْتُ إِلٰى خَاتَمِهِ بَيْنَ كَتِفَيْهِ مِثْلَ زِرِّ الْحَجَلَةِ
Dari Al-Ja'd bin Abdurrahman dia berkata; saya mendengar As-Sa`ib bin Yazid berkata ; Aku bersama bibiku menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam lalu dia berkata ; Wahai Rasulullah, Sesungguhnya anak saudaraku ini sedang menderita sakit." Lalu beliau mengusap kepalaku dan mendo'akanku dengan keberkahan, setelah itu beliau berwudlu dan meminumkan kepadaku sisa air wudlunya, sementara aku berdiri di belakang beliau maka aku sempat melihat stempel (kenabian) antara kedua pundak beliau seperti biji kancing. (H.R. Bukhari no. 6352).
3. Shalat sunah setelah wudhu
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِبِلَالٍ عِنْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ يَا بِلَالُ حَدِّثْنِيْ بِأَرْجٰى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الْإِسْلَامِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلًا أَرْجٰى عِنْدِيْ أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طَهُوْرًا فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلَّا صَلَّيْتُ بِذٰلِكَ الطُّهُوْرِ مَا كُتِبَ لِيْ أَنْ أُصَلِّيَ قَالَ أَبُوْ عَبْدُ اللهِ دَفَّ نَعْلَيْكَ يَعْنِيْ تَحْرِيْكَ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam berkata, kepada Bilal radhiyallahu anhu ketika shalat Fajar (Shubuh): "Wahai Bilal, ceritakan kepadaku amal yang paling utama yang sudah kamu amalkan dalam Islam, sebab aku mendengar di hadapanku suara sandalmu dalam surga". Bilal berkata; "Tidak ada amal yang utama yang aku sudah amalkan kecuali bahwa jika aku bersuci (berwudhu') pada suatu kesempatan malam ataupun siang melainkan aku selalu shalat dengan wudhu' tersebut disamping shalat wajib". Berkata, (Abu 'Abdullah): Istilah "Daffa na'laika maksudnya gerakan sandal". (H.R. Bukhari no. 1149).
4. Berwudhu, Ke Masjid, Shalat, Diampuni Dosa
عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ بِطَهُوْرٍ وَهُوَ جَالِسٌ عَلَى الْمَقَاعِدِ فَتَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ وَهُوَ فِي هٰذَا الْمَجْلِسِ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ قَالَ مَنْ تَوَضَّأَ مِثْلَ هٰذَا الْوُضُوْءِ ثُمَّ أَتَى الْمَسْجِدَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ جَلَسَ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ قَالَ وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَغْتَرُّوْا
Utsman bin 'Affan ketika sedang bersuci, dia duduk di atas bangku lalu berwudlu' dengan membaguskan wudlu'nya, kemudian dia berkata; "Saya pernah melihat Nabi Shallallahu alaihi wasallam berwudlu di tempat ini, beliau membaguskan wudlu'nya lalu beliau bersabda: 'Barangsiapa berwudlu seperti ini kemudian mendatangi masjid dan shalat dua raka'at, lalu duduk, maka akan terampuni dosa-dosanya yang telah lalu." Ustman berkata; Nabi Shallallahu alaihi wasallam juga bersabda: 'Dan janganlah kalian tertipu.' (H.R. Bukhari no. 6433).
5. Tidak menjawab salam ketika wudhu
عَنِ الْمُهَاجِرِ بْنِ قُنْفُذٍ أَنَّهُ سَلَّمَ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَتَوَضَّأُ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ حَتَّى تَوَضَّأَ فَرَدَّ عَلَيْهِ وَقَالَ إِنَّهُ لَمْ يَمْنَعْنِى أَنْ أَرُدَّ عَلَيْكَ إِلاَّ أَنِّى كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللهَ إِلاَّ عَلَى طَهَارَةٍ
Dari Muhajir bin Qunfudz, bahwasanya ia memberi salam kepada Nabi Shallallahu alaihi wasallam saat beliau sedang wudhu, ketika itu Nabi Shallallahu alaihi wasallam tidak menjawab salamnya, namun setelah beliau selesai dari wudhunya, barulah beliau menjawab salamnya, lalu beliau bersabda : Sesungguhnya Tidak ada yang menghalangiku untuk menjawab salammu, melainkan aku tidak mau berdzikir kepada Allah kecuali dalam keadaan suci. (H.R. Ahmad no. 19550, Ibnu Majah no. 377).
6. Boleh membaca Al-Qur'an tanpa wudhu
عَلَى عَلِىِّ بْنِ أَبِى طَالِبٍ فَقَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِى الْخَلاَءَ فَيَقْضِى الْحَاجَةَ ثُمَّ يَخْرُجُ فَيَأْكُلُ مَعَنَا الْخُبْزَ وَاللَّحْمَ وَيَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَلاَ يَحْجُبُهُ عَنِ الْقُرْآنِ شَىْءٌ إِلاَّ الْجَنَابَةُ
Dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memasuki kamar kecil untuk buang air besar, kemudian beliau keluar lalu makan roti dan daging bersama kami, setelah itu beliau membaca Al-Qur'an. Tidak ada sesuatupun yang dapat menghalanginya membaca Al-Qur'an kecuali hadats besar. (H.R. Ibnu Majah no. 637).
7. Mengantuk tidak wudhu lagi bila shalat
عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِىِّ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قَالَ أُقِيْمَتْ صَلاَةُ الْعِشَاءِ فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ لِى حَاجَةً. فَقَامَ يُنَاجِيْهِ حَتَّى نَعَسَ الْقَوْمُ أَوْ بَعْضُ الْقَوْمِ ثُمَّ صَلَّى بِهِمْ وَلَمْ يَذْكُرْ وُضُوْءًا
Dari Tsabit Al-Banani, bahwa Anas bin Malik pernah berkata : Setelah dibacakan iqamah shalat isya' ada seorang laki-laki berdiri seraya berkata : Hai Rasulullah, saya punya keperluan. Lalu beliau berdiri bermunajat kepada-Nya sehingga kaum atau sebagian kaum terkantuk-kantuk. Kemudian beliau shalat beserta mereka dan beliau tidak mengingatkan agar mereka berwudhu lagi. (H.R. Abu Daud no. 201).
8. Keutamaan menyempurnakan anggota wudhu
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ أَبِيْ هِلَالٍ عَنْ نُعَيْمٍ الْمُجْمِرِ قَالَ رَقِيْتُ مَعَ أَبِي هُرَيْرَةَ عَلىٰ ظَهْرِ الْمَسْجِدِ فَتَوَضَّأَ فَقَالَ إِنِّي سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ إِنَّ أُمَّتِيْ يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِيْنَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوْءِ فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيْلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ
Dari Sa'id bin Abu Hilal dari Nu'aim bin Al-Mujmir berkata, "Aku mendaki masjid bersama Abu Hurairah, lalu dia berwudlu' dan berkata, "Aku mendengar Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya umatku akan dihadirkan pada hari kiamat dengan wajah berseri-seri karena sisa air wudlu, barangsiapa di antara kalian bisa memperpanjang cahayanya hendaklah ia lakukan." (H.R. Bukhari no. 136).
9. Hadits keutamaan shalat setelah wudhu
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ كَانَتْ عَلَيْنَا رِعَايَةُ اْلإِبِلِ فَجَاءَتْ نَوْبَتِى فَرَوَّحْتُهَا بِعَشِىٍّ فَأَدْرَكْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا يُحَدِّثُ النَّاسَ فَأَدْرَكْتُ مِنْ قَوْلِهِ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ وُضُوْءَهُ ثُمَّ يَقُوْمُ فَيُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ مُقْبِلٌ عَلَيْهِمَا بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ إِلاَّ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
Dari Uqbah bin Amir dia berkata : Dahulu kami menggembala unta, lalu datanglah malam, maka aku mengistirahatkannya dengan memberikan makan malam. Lalu aku mendapati Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berdiri berbicara kepada manusia. Dan dari sebagian sabdanya yang aku dengar adalah: Tidaklah seorang muslim berwudlu lalu menyempurnakan wudlunya, kemudian mendirikan shalat dua rakaat dengan menghadapkan hati dan wajahnya, kecuali surga wajib diberikan kepadanya. (H.R. Muslim no. 576).
10. Wudhu dapat membersihkan kesalahan dan dosa
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ أَوِ الْمُؤْمِنُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيْئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ - أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ - فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيْئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ - أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ - فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيْئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلاَهُ مَعَ الْمَاءِ - أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ - حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوْبِ
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Apabila seorang muslim atau mukmin berwudlu, lalu membasuh wajahnya, maka setiap kesalahan yang dilihat oleh kedua matanya akan keluar bersama dengan turunnya air wudlu, atau bersama akhir dari tetesan air. Apabila dia membasuh kedua tangannya, maka seluruh kesalahan kedua tangannya yang digunakan memukul akan keluar bersama dengan turunnya air wudlu, atau bersama akhir dari tetesan air. Apabila dia membasuh kedua kakinya, maka setiap kesalahan perjalanan kedua kakinya akan keluar bersama dengan turunnya air wudlu, atau bersama akhir dari tetesan air, hingga dia keluar dalam keadaan bersih dari dosa-doa.(H.R.Muslim no. 600).
11. Anjuran berwudhu setelah bangun tidur
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا اسْتَيْقَظَ أُرَاهُ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَتَوَضَّأَ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلَاثًا فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيْتُ عَلَى خَيْشُوْمِهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Jika terbangun, seingatku beliau bersabda; seseorang dari kalian, dari tidurnya hendaklah dia berwudlu dan beristinsyar (memasukkan air ke hidung dan mengeluarkannya) karena setan tidur pada batang hidung orang itu. (H.R.Bukhari no. 3295).
12. Menyentuh Kemaluan Membatalkan Wudhu
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ عَنِ النَّبِىِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ أَيُّمَا رَجُلٍ مَسَّ فَرْجَهُ فَلْيَتَوَضَّأْ وَأَيُّمَا امْرَأَةٍ مَسَّتْ فَرْجَهَا فَلْتَتَوَضَّأْ
Dari Amr bin Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam, berliau bersabda : Laki-laki manapun yang menyentuh kemaluannya, maka hendaklah berwudhu. Dan perempuan manapun yang menyentuh kemaluannya, maka hendaklah berwudhu. (H.R. Daruquthni no. 544, Baihaqi no. 652, Ahmad no. 7275).
13. Disunnahkan Orang Yang Adzan Berwudhu
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يُؤَذِّنُ إِلاَّ مُتَوَضِّئٌ
Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Janganlah menyerukan adzan kecuali orang yang telah berwudhu. (H.R. Tarmidzi no. 200, Baihaqi no. 1932).
14. Keutamaan Do’a Setelah Berwudhu
وَعَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْكُمْ مِنْ أحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلغُ أَوْ فَيُسْبِغُ الْوُضُوْءَ ثُمَّ قَالَ : أَشْهَدُ أنْ لَّا إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ . وَزَادَ التِّرْمِذِيُّ : اَللهم اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ.
Dari Umar bin Khaththab radhiyallahu'anhu Dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam Beliau bersabda: Tidaklah salah seorang diantara kamu berwudhu dengan sempurna, lalu membaca: ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLOOH, WAHDAHUU LAA SYARIIKA LAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA ROSUULUH, kecuali dibukakan baginya pintu-pintu surga yang delapan, sehingga ia masuk dari pintu mana saja yang ia kehendaki. Diriwayatkan Muslim. Dan Tirmidzi menambahkan: ALLOOHUMMAJ’ALNII MINAT TAWWAABIINA WAJ’ALNII MINAL MUTATHOH HIRIIN. (Riyadush shalihin hal. 294)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَامِنْ عَبْدٍ وَلَا امْرَأَةٍ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ اْلوُضُوْءَ، ثُمَّ قَرَأَ بَعْدَهُ :( إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ) إِلٰى آخِرِهَا، إِلَّا أَعْطَاهُ اللهُ تَعَالٰى بِكُلِّ حَرْفٍ مِنْهَا مِائَةَ دَرَجَةٍ، وَخَلَقَ اللهُ تَعَالٰى مِنْ كُلِّ قَطْرَةٍ قَطَرَتْ مِنْ وُضُوْئِهِ مَلَكًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ إِلٰى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Tidaklah seorang hamba ataupun wanita yang berwudhu lalu ia membaguskan wudhunya, kemudian membaca (INNAA ANZALNAAHU FII LAILATIL QODR) sampai akhirnya, kecuali Allah Ta'ala memberi dia setiap huruf seratus derajat, dan Allah Ta'ala memciptakan dari setiap tetes yang menetes dari wudhunya seorang malaikat yang memintakan ampun untuk dia sampai hari kiamat. (Tankihul Qoul Al-Hatsits, syarah lubabul hadits hal.38).
15. Makan Daging Tidak Membatalkan Wudhu
عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي جَعْفَرُ بْنُ عَمْرِو بْنِ أُمَيَّةَ أَنَّ أَبَاهُ قَالَ رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْكُلُ ذِرَاعًا يَحْتَزُّ مِنْهَا فَدُعِيَ إِلَى الصَّلَاةِ فَقَامَ فَطَرَحَ السِّكِّيْنَ فَصَلَّى وَلَمْ يَتَوَضَّأْ
Dari Ibnu Syihab berkata, telah mengabarkan kepada saya Ja'far bin Amru bin Umayyah bahwanya bapaknya telah berkata : Aku pernah melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memakan daging paha lalu memotongnya. Kemudian beliau diserukan untuk shalat. Maka Beliau berdiri lalu meletakkan pisau kemudian shalat tanpa berwudlu lagi. (H.R. Bukhari no. 675).
عَنْ جَعْفَرِ بْنِ عَمْرِو بْنِ أُمَيَّةَ الضَّمْرِىِّ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَحْتَزُّ مِنْ كَتِفِ شَاةٍ ، فَأَكَلَ مِنْهَا ، فَدُعِىَ إِلَى الصَّلاَةِ ، فَقَامَ فَطَرَحَ السِّكِّيْنَ فَصَلَّى ، وَلَمْ يَتَوَضَّأْ
Dari Ja'far bin Amru bin Umayyah Adl-Dlamri dari Bapaknya ia berkata : Aku melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memotong-motong pundak kambing dan memakannya. Ketika panggilan shalat tiba, beliau langsung meletakkan pisaunya lalu melaksanakan shalat tanpa berwudhu lagi. (H.R. Bukhari no.5422).
16. Tidak akan diterima shalat seseorang yang berhadats hingga dia berwudlu
عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُوْلُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُقْبَلُ صَلَاةُ مَنْ أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ قَالَ رَجُلٌ مِنْ حَضْرَمَوْتَ مَا الْحَدَثُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ فُسَاءٌ أَوْ ضُرَاطٌ
Dari Hammam bin Munabbih bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Tidak akan diterima shalat seseorang yang berhadats hingga dia berwudlu. Seorang laki-laki dari Hadlramaut berkata : Apa yang dimaksud dengan hadats wahai Abu Hurairah? Abu Hurairah menjawab : Kentut baik dengan suara atau tidak. (H.R. Bukhari no. 135).
17. Hadits keutamaan membaguskan wudhu
عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ بِطَهُوْرٍ وَهُوَ جَالِسٌ عَلَى الْمَقَاعِدِ فَتَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ وَهُوَ فِي هٰذَا الْمَجْلِسِ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ قَالَ مَنْ تَوَضَّأَ مِثْلَ هٰذَا الْوُضُوْءِ ثُمَّ أَتَى الْمَسْجِدَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ جَلَسَ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ قَالَ وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَغْتَرُّوْا
Utsman bin 'Affan ketika sedang bersuci, dia duduk di atas bangku lalu berwudlu' dengan membaguskan wudlu'nya, kemudian dia berkata; "Saya pernah melihat Nabi Shallallahu alaihi wasallam berwudlu di tempat ini, beliau membaguskan wudlu'nya lalu beliau bersabda: 'Barangsiapa berwudlu seperti ini kemudian mendatangi masjid dan shalat dua raka'at, lalu duduk, maka akan terampuni dosa-dosanya yang telah lalu." Ustman berkata; Nabi Shallallahu alaihi wasallam juga bersabda: 'Dan janganlah kalian tertipu.' (H.R. Bukhari no. 6433).
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.