Edisi Jum'at, 18 Maret 2022 M / 15 Sya'ban 1443 H.
Doa merupakan salah satu jenis ibadah yang luar biasa. Permohonan manusia kepada Allah dihitung juga sebagai ibadah. Pada saat yang bersamaan, doa meski praktiknya sama saja dimaknai secara berbeda oleh manusia sesuai dengan tingkat spiritual mereka. أما في الدعاء فالخلق فيه ثلاث طبقات: عامة، وخاصة، وخاصة الخاصة
Artinya, “Terkait doa, manusia terbagi menjadi tiga kelompok: awam, khawas, dan khawashul khawash,” (Syekh Ali bin Abdullah bin Ahmad Baras, Syifa’us Saqam wa Fathu Khaza’inil Kalim fi Ma’nal Hikam, [Beirut, Darul Hawi: 2018 M/1439 H], halaman 132).
Syekh Ali Baras menerangkan secara rinci tiga jenis manusia yang dimaksud dalam kaitannya dengan doa.
1. Orang awam (pada umumnya) memandang doanya sebagai alat pengabulan permohonan mereka. Mereka menjadikan terwujudnya permintaan mereka sebagai puncak dan tujuan akhir doa mereka. Jelas lapisan orang awam berada pada kelalaian, kerendahan himmah, dan sedikit adab di hadapan Allah.
2. Orang khawash (orang tertentu) memaknai doa sebagai perwujudan kehambaan. Mereka mengartikan doa sebagai ibadah belaka, bahkan murni ibadah semata. Kelompok ini mendapat rahmat Allah karena Allah mendorong mereka melalui doa untuk beribadah sebagai puncak keinginan dan kesenangan mereka. Mereka senantiasa bermunajat dengan Allah melalui pemaknaan mereka atas doa.
3. Orang khawashul khawash (hamba Allah paling istimewa) memandang doa sebagai sambutan dan keramahan Allah Subhanahu Wa Ta'ala terhadap mereka di mana Allah menjawab “Labbayka yā abdī” atas seruan mereka “Yā rabbī.”
Berikut ini beberapa Hadits Rasulullah berkaitan dengan doa :
1. Doa Dari Kejauhan Mustajab
عَنْ أَبِى الزُّبَيْرِ عَنْ صَفْوَانَ - وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ صَفْوَانَ - وَكَانَتْ تَحْتَهُ الدَّرْدَاءُ قَالَ قَدِمْتُ الشَّامَ فَأَتَيْتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ فِى مَنْزِلِهِ فَلَمْ أَجِدْهُ وَوَجَدْتُ أُمَّ الدَّرْدَاءِ فَقَالَتْ أَتُرِيْدُ الْحَجَّ الْعَامَ فَقُلْتُ نَعَمْ. قَالَتْ فَادْعُ اللهِ لَنَا بِخَيْرٍ فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُوْلُ دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيْهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِيْنَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
Dari Abu Az-Zubair dari Shafwan - dan dia adalah bin Abdullah bin Shafwan dan riwayat selanjutnya adalah dari Ummu Darda', dia berkata : aya pernah pergi ke Syam dan mengunjungi Abu Darda' di rumahnya. Namun saya tidak bertemu dengannya, lalu saya pergi menjumpai Ummu Darda'. Setelah itu, Ummu Darda' bertanya kepada saya : Hai Shafwan, apakah kamu akan pergi haji pada tahun ini? Saya pun menjawab : Ya. Ummu Darda' berkata : Mohonkanlah kepada Allah kebaikan untuk kami, karena Nabi Shallallahu alaihi Wasallam telah bersabda : Doa seorang muslim untuk saudaranya sesama muslim dari kejauhan tanpa diketahui olehnya akan dikabulkan. Di atas kepalanya ada malaikat yang telah diutus, dan setiap kali ia berdoa untuk kebaikan, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan Amin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu. (H.R. Muslim No. 7105).
2. Doa antara adzan dan iqamah tidak akan tertolak
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ
Dari Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Tidak akan tertolak doa antara adzan dan iqamah." (H.R. Abu Daud no. 521).
3. Waktu sujud perbanyak doa
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda, "Keadaan seorang hamba yang paling dekat dari Rabbnya adalah ketika dia sujud, maka perbanyaklah doa." (H.R. Muslim No. 1111).
4. Doa malaikat bagi orang yang bersedekah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا اَللهم أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُوْلُ الْآخَرُ اَللهم أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua malaikat kepadanya lalu salah satunya berdoa; "Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya", sedangkan yang satunya lagi berdoa; "Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil)". (H.R. Bukhari no. 1442).
5. Antara dua adzan ada shalat
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مُغَفَّلٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ ثُمَّ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ لِمَنْ شَاءَ
dari 'Abdullah bin Mughaffal berkata, Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Antara dua adzan (adzan dan iqamah) ada shalat (sunah). Antara dua adzan ada sholat (sunah). Kemudian pada ucapan beliau yang ketiga kalinya, beliau menambahkan: Bagi yang mau. (H.R. Bukhari no. 627).
6. Mengusap Wajah Setelah Berdoa
عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدَ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا دَعَا فَرَفَعَ يَدَيْهِ مَسَحَ وَجْهَهُ بِيَدَيْهِ
Dari As-Saib bin Yazid dari ayahnya bahwa Nabi Shallallahu alaihi Wasallam apabila berdoa maka beliau mengangkat kedua tangannya dan mengusap wajahnya dengan keduanya. (H.R. Abu Daud no. 1492).
7. Mantap dalam berdoa
عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيَعْزِمْ فِي الدُّعَاءِ وَلَا يَقُلْ اَللهم إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِيْ فَإِنَّ اللهَ لَا مُسْتَكْرِهَ لَهُ
Dari Anas dia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian berdoa hendaklah benar-benar mantap dalam mengharap, dan janganlah mengatakan; 'ALLAHUMMA IN SYI'TA FA'THINI (Ya Allah jika Engkau menghendaki maka berikanlah untukku), karena sesungguhnya Allah 'azza wajalla tidak ada yang bisa memaksa." (H.R. Muslim no. 6987).
8. Doa orang yang terzalimi mustajab
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ مُعَاذًا إِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ
Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu'anhu bahwa Nabi Shallallahu alaihi Wasallam mengutus Mu'adz ke negeri Yaman lalu bersabda: "Berhati-hatilah kamu terhadap do'anya orang yang dizhalimi karena antara do'anya dan Allah tidak ada penghalang-nya" (H.R. Bukhari no. 2448).
9. Doa pada hari Jum'at mustajab
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ وَقَالَ بِيَدِهِ قُلْنَا يُقَلِّلُهَا يُزَهِّدُهَا
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu dia berkata; Abu Qasim Shallallahu alaihi Wasallam pernah bersabda : Pada hari Jum'at terdapat waktu, yang tidaklah seorang hamba muslim shalat dan meminta kebaikan kepada Allah, kecuali Allah akan mengabulkannya. Beliau memberi isyarat dengan tangannya. Kami berkata : Yaitu beliau menyempitkannya. (H.R. Bukhari no. 6400).
10. Nabi Menyimpan Doanya Untuk Memberi Syafaat
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ يَدْعُوْ بِهَا وَأُرِيْدُ أَنْ أَخْتَبِئَ دَعْوَتِيْ شَفَاعَةً لِأُمَّتِيْ فِي الْآخِرَةِ
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Setiap Nabi mempunyai doa yang telah di kabulkan, sedang aku ingin menyimpan doaku sebagai syafa'at untuk umatku di Akhirat nanti." (H.R. Bukhari no.5945).
11. Doa Tertahan Sebelum Dibacakan Shalawat
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ إِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوفٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ لاَ يَصْعَدُ مِنْهُ شَىْءٌ حَتَّى تُصَلِّىَ عَلىٰ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Umar bin khaththab, ia berkata : Sesungguhnya doa itu tertahan (mengambang) antara langit dan bumi, tidak dapat naik sedikitpun sampai dibacakan shalawat kepada nabimu Shallallahu alaihi Wasallam. (H.R. Tirmidzi no. 488).
12. Mendoakan mayat setelah dikubur
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الْمَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ فَقَالَ اسْتَغْفِرُوْا لِأَخِيْكُمْ وَسَلُوْا لَهُ التَّثْبِيْتَ فَإِنَّهُ اْلآنَ يُسْأَلُ
Dari Utsman radhiyallahu'anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam apabila telah selesai mengubur mayat, beliau berdiri di atas kubur dan bersabda : Mohonkanlah ampunan untuk saudaramu dan mintakan ketetapan iman, karena ia sekarang sedang ditanya. (H.R. Abu Daud no. 3223, Baihaqi no. 7315).
13. Yakin dikabulkan dalam berdoa
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ادْعُوا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لاَ يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Berdoalah kamu kepada Allah, dan kamu harus yakin akan dikabulkan. Dan ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai, tidak konsentrasi (H.R. Tirmidzi no. 3816).
14. Doa bulan Rajab dan Sya'ban
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ، قَالَ : اَللهم بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ وَكَانَ يَقُوْلُ : لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ غَرَّاءُ، وَيَوْمُهَا أَزْهَرُ.
Dari Anas bin Malik, ia berkata; Nabi Shallallahu alaihi Wasallam apabila memasuki bulan Rajab, maka beliau mengatakan: ALLAHUMMA BARIK LANA FI RAJABA WA SYA'BANA WA BARIK LANA FI RAMADLANA (ya Allah, berkahilah kami di Rajab dan Sya'ban dan berkahilah kami di Ramadhan) beliau bersabda: Malam Jum'at adalah mulia dan harinya terang benderang. (H.R. Ahmad no. 2346).
15. Mayat yang dishalati empat puluh orang, doanya diterima Allah
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ فَيَقُوْمُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُوْنَ رَجُلًا لاَ يُشْرِكُوْنَ بِاللهِ شَيْئًا إِلاَّ شَفَّعَهُمُ اللهُ فِيْهِ
Dari Ibnu Abbas berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Setiap laki-laki muslim yang meninggal dunia, lantas empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, melakukan shalat kepadanya, maka Allah akan menerima syafaat (doa) mereka untuk mayat itu. (H.R.Muslim no. 2242).
16. Mayat yang dishalati seratus orang, doanya diterima Allah
عَنْ عَائِشَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ مَيِّتٍ يُصَلِّى عَلَيْهِ أُمَّةٌ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ يَبْلُغُوْنَ مِائَةً كُلُّهُمْ يَشْفَعُوْنَ لَهُ إِلاَّ شُفِّعُوْا فِيْهِ
Dari Aisyah dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Setiap mayat yang dishalati oleh kaum muslimin yang berjumlah seratus lebih, di mana seluruhnya memberikan syafaat (doa) kepadanya, maka syafaat mereka itu diterima (oleh Allah). (H.R. Muslim no. 2241).
17. Doa Rasulullah yang ditolak Allah
عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقْبَلَ ذَاتَ يَوْمٍ مِنَ الْعَالِيَةِ حَتَّى إِذَا مَرَّ بِمَسْجِدِ بَنِى مُعَاوِيَةَ دَخَلَ فَرَكَعَ فِيْهِ رَكْعَتَيْنِ وَصَلَّيْنَا مَعَهُ وَدَعَا رَبَّهُ طَوِيْلًا ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَيْنَا فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلْتُ رَبِّى ثَلاَثًا فَأَعْطَانِى ثِنْتَيْنِ وَمَنَعَنِى وَاحِدَةً سَأَلْتُ رَبِّى أَنْ لاَ يُهْلِكَ أُمَّتِى بِالسَّنَةِ فَأَعْطَانِيْهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يُهْلِكَ أُمَّتِى بِالْغَرَقِ فَأَعْطَانِيْهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَمَنَعَنِيْهَا
Dari Amir bin Sa'ad dari ayahnya, pada suatu hari, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam pulang dari tempat tinggi hingga saat beliau melintasi masjid bani Mu'awiyah, beliau masuk lalu shalat dua rakaat, kami shalat bersama beliau. Beliau berdoa lama sekali kepada Rabbnya, setelah itu beliau menemui kami, nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: Aku meminta tiga (hal) pada Rabbku, Ia mengabulkan dua (hal) dan menolakku satu (hal). Aku meminta Rabbku agar tidak membinasakan ummatku dengan kekeringan, Ia mengabulkannya untukku, aku meminta kepada-Nya agar tidak membinasakan ummatku dengan (tenggelam) banjir, Ia mengabulkannya untukku dan aku meminta kepada-Nya agar tidak membuat penyerangan diantara sesama mereka lalu Ia menolaknya. (H.R. Muslim no. 7442).
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.