Rabu, 16 Maret 2022

17 KUMPULAN HADITS YANG BERKAITAN DENGAN DZIKIR

Edisi Rabu, 16 Maret 2022 M / 13 Sya'ban 1443 H. 

Dzikir adalah aktivitas seorang hamba dalam menyebut nama Allah. Dalam berdzikir, kondisi orang berbeda-beda. Ada orang yang mulutnya berdzikir, tetapi hatinya lalai. Ada juga yang menyebut nama Allah dengan hati terjaga.

Sebagian ulama bahkan menyebut dzikir sebagai kunci pembuka penyatuan seorang hamba dan Allah. Melalui dzikir, seorang hamba dapat memasuki majelis mulia bersama Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Hal ini  disebutkan oleh Syekh Burhanuddin As-Syadzili Al-Hanafi berikut ini. Menurutnya, tidak ada ketentuan terhadap lafal dzikir. Artinya, dzikir dengan lafal yang mana saja dapat membuka pintu langit.

أقول الذكر المأمور به من الأستاذ سواء كان قولك "لا إله إلا الله" أو "الله" أو غير ذلك بحسب ما يراه هو مفتاح لِبَاب لُباب شهوده ووجود وحدة المذكور وأصل أصول وصول الأرواح والأسرار إلى حضرات الحضور 

“Menurut saya, dzikir yang diperintahkan ustadznya apakah itu ‘Lâ ilâha illallâh’, ‘Allâh’, atau dzikir lainnya sesuai pertimbangan kemaslahatan ustadz adalah kunci pintu ruang utama penyaksian Allah, penyatuan dengan-Nya, pokok dari fondasi kehadiran (wushul) jiwa-jiwa suci di majelis Allah nan suci lagi mulia,” (Lihat Syekh Burhanuddin As-Syadzili Al-Hanafi, Ihkamul Hikam fi Syarhil Hikam, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah, 2008 M/1429 H, halaman 51).

Berikut ini adalah beberapa Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang membicarakan tentang dzikir :

1. Dzikir bersama setelah shalat fardhu 

أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَفْعَ الصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِيْنَ يَنْصَرِفُ النَّاسُ مِنَ الْمَكْتُوْبَةِ كَانَ عَلىٰ عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَّهُ قَالَ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ كُنْتُ أَعْلَمُ إِذَا انْصَرَفُوْا بِذٰلِكَ إِذَا سَمِعْتُهُ

Bahwa Ibn Abbas pernah mengabarinya; "Bahwa mengeraskan suara dzikir sehabis shalat wajib, pernah terjadi di masa Nabi Shallallahu alaihi Wasallam." kata Abu Ma'bad; Ibn Abbas mengatakan; "Akulah yang paling tahu tentang hal itu, ketika mereka telah selesai (mengerjakan shalat), sebab aku pernah mendengarnya." (H.R. Muslim no.1346). 

2. Membaca Tasbih, Tahmid, Takbir 33 Kali Setelah Shalat 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  مَنْ سَبَّحَ اللهَ  فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ وَحَمِدَ اللهَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ وَكَبَّرَ اللهَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ فَتِلْكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُوْنَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Dari Abu Hurairah dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam beliau bersabda: "Barangsiapa bertasbih kepada Allah sehabis shalat sebanyak 33 kali, dan bertahmid kepada Allah 33 kali, dan bertakbir kepada Allah 33 kali, hingga semuanya berjumlah 99, dan beliau menambahkan, dan kesempurnaan seratus adalah membaca Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku walahul walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadiir, maka kesalahan-kesalahannya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan." (H.R. Muslim no. 1380).

3. Majlis Dzikir 

أَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّهُمَا شَهِدَا عَلىٰ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

Abu Hurairah dan Abu Sa'id Al-Khudri bahwasanya keduanya menyaksikan Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Tidaklah suatu kaum yang duduk berkumpul untuk mengingat Allah, kecuali dinaungi oleh para malaikat, dilimpahkan kepada mereka rahmat, akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dan Allah Azza Wa jalla akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para makhluk yang ada di sisi-Nya". (H.R. Muslim no. 7030).

4. Anjuran berdzikir dalam keadaan suci 

عَنِ الْمُهَاجِرِ بْنِ قُنْفُذٍ أَنَّهُ سَلَّمَ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَتَوَضَّأُ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ حَتَّى تَوَضَّأَ فَرَدَّ عَلَيْهِ وَقَالَ إِنَّهُ لَمْ يَمْنَعْنِى أَنْ أَرُدَّ عَلَيْكَ إِلاَّ أَنِّى كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللهَ إِلاَّ عَلَى طَهَارَةٍ

Dari Muhajir bin Qunfudz, bahwasanya ia memberi salam kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam saat beliau sedang wudhu, ketika itu Nabi Shallallahu alaihi Wasallam tidak menjawab salamnya, namun setelah beliau selesai dari wudhunya, barulah beliau menjawab salamnya, lalu beliau bersabda : Sesungguhnya Tidak ada yang menghalangiku untuk menjawab salammu, melainkan aku tidak mau berdzikir kepada Allah kecuali dalam keadaan suci. (H.R. Ahmad no. 19550, Ibnu Majah no. 377).

5. Keutamaan Dzikir Laa ilaaha illallah Wahdahuu laa syariikalah 

 عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ . فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِىَ ، وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ ، إِلاَّ أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa yang membaca laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariika lahuu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qodir (Tidak ada ilah (yang berhaq disembah) selain Allah Yang Maha Tunggal tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) sebanyak seratus kali dalam sehari, maka baginya mendapatkan pahala seperti membebaskan sepuluh orang budak, ditetapkan baginya seratus hasanah (kebaikan) dan dijauhkan darinya seratus keburukan dan baginya ada perlindungan dari (godaan) setan pada hari itu hingga petang dan tidak ada orang yang lebih baik amalnya dari orang yang membaca doa ini kecuali seseorang yang dapat lebih banyak mengamalkan (membaca) dzikir ini. (H.R. Bukhari no. 3293 dan Muslim no. 7318).

6. Anjuran Baca Dzikir dan Shalawat di Setiap Majelis 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِسًا لَمْ يَذْكُرُوا اللهِ فِيْهِ وَلَمْ يُصَلُّوْا عَلَى نَبِيِّهِمْ إِلاَّ كَانَ عَلَيْهِمْ تِرَةً فَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُمْ وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُمْ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tidaklah suatu kaum duduk disuatu majelis yang tidak ada dzikir kepada Allah dan tidak membaca shalawat pada nabinya, kecuali majelis tersebut menjadi penyesalan. Bila Allah berkehendak akan menyiksa mereka, dan bila dikehendaki, mereka akan diampunui. (H.R. Tirmidzi no. 3708).

7. Dzikir setelah shalat Jum'at 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ :  قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :  مَنْ قَرَأَ بَعْدَ صَلَاةِ الْجُمُعَةِ : قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَقُلْ أعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ سَبْعَ مَرَّاتٍ أَعَاذَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهَا مِنَ السُّوْءِ إِلَى الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى (رواه ابن السني. حديث حسن)

Dari A'isyah radhiyallahu anha beliau berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa setelah shalat Jum'at membaca surat Al-Ikhlash, Surat Al-Falaq dan surat An-Nas sebanyak 7 kali, maka Allah Azza wa Jalla akan melindungi dari keburukan sampai Jum'at berikutnya. (H.R. Ibnu Sunni, Hadits hasan). 

8. Hadits keutamaan majelis dzikir 

أَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّهُمَا شَهِدَا عَلىٰ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

Abu Hurairah dan Abu Sa'id Al-Khudri bahwasanya keduanya menyaksikan Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Tidaklah suatu kaum yang duduk berkumpul untuk mengingat Allah, kecuali dinaungi oleh para malaikat, dilimpahkan kepada mereka rahmat, akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dan Allah Azza Wa jalla akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para makhluk yang ada di sisi-Nya". (H.R. Muslim no. 7030).

9. Keutamaan dzikir Bismillaahil ladzii laa yadhurru ma’asmihii syaiun fil ardhi walaa fissamaa’ wahuwas samii’ul ‘aliim 

وَرُوِنَا فِى سُنَنٍ اَبِى دَاوُدُ وَ التِّرْمِذِى عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ  قاَلَ، قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُوْلُ فِى صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ : بِسْمِ اللهِ الَّذِى لَايَضُرُّ مَعَ اسْمِه۪ شَيْءٌ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّـمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَـلِيْمُ  ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَمْ يَضُرُّه۫  شَيْىءٌ. قاَلَ التِّرْمِذِى، هٰذَا حَدِيْثٌ  حَسَنٌ صَحِيْحٌ، هٰذَا لَفْظُ التِّرْمِذِى. وَفِى رِوَايَةٍ اَبِى دَاو۫دَ: لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ

Telah meriwayatkan pada kami  dalam sunan Abu Daud dan Tirmidzi, dari Utsman bin Affan radhiyallahu anhu ia berkata. Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Seorang hamba yang  membaca pada pagi hari tiap-tiap menjelang siang dan pada petang tiap-tiap menjelang malam “Bismillaahil ladzii laa yadhurru ma’asmihii syaiun fil ardhi walaa fissamaa’ wahuwas samii’ul ‘aliim” sebanyak tiga kali, niscaya tidak akan ada sesuatu yang membahayakannya. (Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shahih, hadits ini lafaldnya menurut Tirmidzi, sedangkan menurut Abu Daud : ….. ia tidak ditimpa bencana secara tiba-tiba).

10. Keutamaan dzikir Allaahumma laa maani’a limaa a’thaita wa laa mu’thiya limaa mana’ta 

وَرُوِيْنَا فِى كِتَابِ ابْنِ السُنِّى عَنْ اَبِى بَرْزَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ  كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  إِذَا صَلَّى الصُّبْحِ، قَالَ الرَّاوِى : لَا اَعْلَمُ  إِلاَّ قاَلَ فِى سَفَرٍ، رَفَعَ صَوْتَه۫ حَتّٰى يَسْمَعَ اَصْحَابُه۫ : اَللّٰهُمَّ اَصْلِحْ لِى دِيْنِى الَّذِى جَعَلْتَه۫ عِصْمَةَ اَمْرِى، اَللّٰهُمَّ اَصْلِحْ لِى دُنْيَايَ الَّتِى جَعَلْتَ فِيْهَا مَعَاشِى ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، اَللّٰهُمَّ اَصْلِحْ لِى آخِرَتِى  الَّتِى جَعَلْتَ إِلَيْهَا مَرْجِعِى ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، اَللّٰهُمَّ  أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، اَللّٰهُمَّ  أَعُوْذُبِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، لَامَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Telah meriwayatkan pada kami dalam kitab  Ibnu Sunni dari Abu Barzah radhyalahuanhu adalah Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam, apabila selesai shalat shubuh, perowi berkata : Aku tidak tahu kecuali pada shalat safar (dalam perjalanan),  menyaringkan suaranya sehingga terdengar oleh sahabat-sahabatnya (membaca) Allaahumma ashlih lii diinil ladzii ja’altahu ishmata amriii, Allaahumma ashlih lii dun-yaaya latii ja’alta fiihaa ma’aasyii (tiga kali). Allaahumma ashlih lii aakhirotil latii ja’alta ilaihaa marji’ii (tiga kali). Allaahumma a’uudzu bi ridhaaka min sukhtik Allaahumma a’uudzu bika (tiga kali). laa maani’a limaa a’thaita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jadd. (H.R. Ibnus Sunni dari Abu Barzah radhyalahuanhu).

11. Keutamaan dzikir Astagh-firullaah hal ‘adhiim laailaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa as aluhut taubata wal maghfiroh 

عَنْ مُعَاذٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ، مَنْ قَالَ اَسْـتـَغْـفِرُاللهَ الْعَـظِيْمَ اَلَّذِى لآ  ِالٰهَ  اِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَـيُّوْمُ وَاَسْـأَلُهُ التَّوْبَةَ وَالْمَغْـفِرَةَ  بَعْدَ الصُّبْحِ ثَلاَثًا وَبَعْدَ الْعَصْرِ ثَلاَثًا غَفَرَ اللهُ لَه۫  ذُنُوْ بَه۫  وَاِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ  

Barang siapa membaca “Astagh-firullaah hal ‘adhiim laailaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa as aluhut taubata wal maghfiroh” sebanyak tiga kali setelah fajar dan tiga kali sesudah  ashar,  maka  dosa - dosanya   dihapuskan oleh Allah, meskipun sebanyak buih air laut. (Hadits dari Mu’adz).

Dalam sebuah hadits lain disebutkan :

مَنْ قَالَ حِيْنَ يَأْوِى الِىٰ فِرَا شِه۪ اَسْـتـَغْـفِرُاللهَ الْعَـظِيْمَ  اَ لَّذِى لآ  ِالٰهَ  اِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَـيُّوْمُ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ غَفَرَ اللهُ لَه۫  ذُنُوْ بَه۫  وَاِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ  اَوْ عَدَدِ رَمْلِ عَالِجٍ اَوْ عَدَدِ وَرَقِ اَوْ عَدَدِ اَيَّامِ الدُّنْيَا

Barang siapa yang mengucapkan ketika ia tinggal di hamparannya membaca ““Astagh-firullaah hal ‘adhiim laailaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaiih” tiga kali, maka Allah mengampuni dosa-dosa nya meskipun seperti buih lautan atau seperti bilangan (jumlah) pasir yang bertumpuk-tumpuk atau bilangan daun pohon-pohon atau bilangan hari-hari dunia (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).

12. Keutamaan dzikir subhaa nallaah wabihamdih 

مَنْ قَالَ : سُبْحَانَ اللهِ وَ  بِحَمْدِه۪ فىِ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ خُطَّتْ خَطَايَاهُ وَاِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ  

Barang siapa membaca “subhaa nallaah wabihamdih” sebanyak seratus kali pada setiap hari, maka dosanya akan diampuni oleh Allah, meskipun dosa-dosa itu sebanyak buih air laut. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). 

Dalam sebuah hadits lain disebutkan :

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ  رَضِىَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ، كَلِيْمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَـقِيْلَتَانِ فِى الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ اِلَى الرَّحْمٰنِ : سُبْحَانَ اللهِ وَ  بِحَمْدِه۪  سُبْحَانَ اللهِ الْعَـظِيْـمِ

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam, bersabda : Dua kalimat yang ringan di lisan, berat atas timbangannya, dicintai Allah Yang Maha Pemurah yaitu “Subhaa nallaahi wabihamdih subhaa nallaahil ‘adhiim” (H.R. Bukhari dan Muslim).

13. Dzikir Subbuuhun qudduusun robbul malaa’ikati war ruuh 

وَرُوِنَا فِى صَحِيْحِ مُسْلِمِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا مَا قَدَّمْنَاهُ فِى الرُّكُـوْعِ  اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُوْلُ فِى  رُكُـوْعِه۪  وَسُجُوْدِه۪ : سُـبوُّحٌ قُـدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلآ ئـِكَـةُ وَالـرُّوْحُ

Telah meriwayatkan pada kami  dalam shahih Muslim dari Aisyah radhyalahuanha Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam ketika rukuk dan sujudnya membaca “Subbuuhun qudduusun robbul malaa’ikati war ruuh”. (H.R. Muslim). 

14. Keutamaan dzikir Subhaa nallaah wal hamdulillaah walaa ilaa haillallaah wallaahu akbar 

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ  رَضِىَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ، لَأَ نَّ اَقُوْلُ سُبْحَانَ اللهُ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَ لآ  ِالٰهَ  اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْـبَرُ اَحَبُّ  إِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ. وَزَادَ فِى رِوَايَةٍ اُخْرٰى وَلَاحَوْلَ وَلَا قُـوَّةَ اِلَّا بِاللهِ وَقَالَ هِيَ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

Abu Hurairah radhyalahuanhu Meriwayatkan bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Sungguh saya mengucapkan : “Subhaa nallaah wal hamdulillaah walaa ilaa haillallaah wallaahu akbar” itu lebih aku sukai dari pada apa yang matahari itu terbit atasnya (dunia). Dan di dalam riwayat lain ada tambahan : “Laa haula walaa quwwata illaa billaa” dan beliau Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : itu adalah lebih baik dari pada dunia dan apa yang ada padanya. (H.R. Muslim). 

Dalam sebuah hadits lain disebutkan :

مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهُ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَ لآ  ِالٰهَ  اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْـبَرُ وَلَاحَوْلَ وَلَا قُـوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَـلِيِّ الْعَـظِيْمِ بَعْدَ الصُّبْحِ ثَلاَثًا وَبَعْدَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثًا وَقَاهُ اللهُ مِنْ بَلاَيًا اَرْبَعٍ مِنَ الْجُنُوْنِ وَالْجُذَامِ وَالْعَمٰى وَالْفَالِجِ

Barang siapa membaca “Subhaa nallaah wal hamdulillaah walaa ilaa haillallaah wallaahu akbar wa Laa haula walaa quwwata illaa billaa” sebanyak tiga kali sesudah shalat shubuh dan tiga kali sesudah shalat maghrib, maka dia akan diselamatkan oleh Allah dari empat jenis balak (penyakit), yaitu : Gila (stress), lepra, buta mata dan kelumpuhan.

15. Keutamaan dzikir Laa ilaaha illallahul waahidul qahhar 

وَرُوِيْنَا فِى كِتَابِ ابْنِ السُنِّى عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ تَعْنِيْ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  إِذَا تَعَارَّ مِنَ الَّليْلِ قَالَ : لآ  ِالٰهَ  اِلاَّ اللهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ رَبُّ السَّمٰوَاتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيـْنَهُـمَا الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ

Telah meriwayatkan pada kami dalam kitab  Ibnu Sunni dari ‘Aisyah radhyalahuanha ia berkata : Adalah ia, yakni Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam apabila bangun pada malam hari membaca : Laa ilaaha illallaahul waahidul qahhaar, rabbus samaawaati wal ardhi wamaabaina humal ‘azizul ghaffar. (H.R. Ibnu Sunni). 

16. Keutamaan Dzikir Laailaaha Illallah Al Malikul Haqqul Mubin 

مَنْ قَالَ لآ  ِالٰهَ اِلاَّ اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُ الْمُبِيْنُ فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَ لَه۫ اَمَانٌ مِنَ الْفَقْرِ وَاَمَانٌ مِنْ وَخَشَةِ الْقَبْرِ

Barang siapa membaca “Laa ilaaha illallaah almalikul haqqul mubiin” pada hari itu sebanyak seratus kali, maka baginya dijamin bebas dari kemiskinan dan ketakutan ketika dia di dalam kubur nanti. (H.R. Al Khotib dari Malik).

Dalam hadits lain :

مَنْ قَالَ لآ  ِالٰهَ  اِلاَّ اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُ الْمُبِيْنُ فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ  مِائَةَ مَرَّةٍ لَمْ يَسْأَلِ اللهَ فِيْهِمَا حَاجَةً اِلاَّ قَضَاهَا

Barang siapa membaca “Laa ilaaha illallaah almalikul haqqul mubiin” pada siang dan malam hari itu sebanyak seratus kali, tidaklah permohonan hajat kepada Allah pada siang dan malam hari itu kecuali dikabulkan. 

17. Keutamaan Dzikir Laa Ilaahaillallah Wahdahu Laa Syariikalah 

وَرُوِيْنَا فِى كِتَابِ التِّرْمِذِى وَغَيْرِه۪ عَنْ أَبِى ذَرٍّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ، مَنْ قَالَ فِى دُبُرِ صَلاَةِ الصُّبْحِ وَهُوَ ثَانٍ رِجْلَيْهِ قَبْلَ أَنْ يَتَكَلَّمَ : لآ  ِالٰهَ  اِلاَّ اللهُ وَحْدَه۫  لَاشَرِيْكَ لَه۫ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْي۪ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلىٰ كُـلِّ شَيْءٍ قَـدِيْرٌ  عَشْرَ مَرَّاتٍ كُتِبَ لَه۫ عَشْرُ حَسَنَاتٍ، وَمُحِيَ عَنْهُ عَشْرُ سَيِّئَاتٍ، وَرُفِعَ لَه۫ عَشْرُ دَرَجَاتٍ،وَكَانَ يَوْ مُه۫  ذٰلِكَ فِى حِرْزٍ مِنْ كُلِّ مَكْرُوْهٍ وَحُرِسٍ مِنَ الشَّيْطَانِ وَلَمْ يَنْبَغِ لِذَنْبٍ أَنْ يُدْرِكَه۫  فِى ذٰلِكَ الْيَوْمِ  إِلاَّ الشِّرْ كَ بِاللهِ تَعاَلىٰ . قال  الترمذى : هذا  حديث حسن وفى بعض التسخ : صحيح

Telah meriwayatkan pada kami dalam kitab Tirmidzi dan lainnya, dari Abu Dar radhyalahuanhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam barsabda : Barang siapa sehabis shalat shubuh sedangkan kedua kakinya masih dalam keadaan terlipat sebelum bercakap-cakap lalu membaca :“Laa ilaahaillallaahu     wahdahuu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul   hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qodiir” Sebanyak sepuluh kali, niscaya dicatat baginya sepuluh kebaikan, dihapuskan dari sepuluh macam kejahatan, dan ia ditinggikan sepuluh derajat. Jadilah selama hari itu ia terpelihara dari setiap yang tidak diinginkannya dan dijaga dari gangguan syetan. Tidak ada dosa yang ditimpkan kepadanya dalam hari itu kecuali ia syirik kepada Allah. (Berkata Tirmidzi ini hadits hasan dan menurut naskah lainnya sebagai hadits sahih).

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.