Edisi Ahad, 27 Maret 2022 M / 24 Sya'ban 1443 H.
Kewajiban mengikuti para rasul juga menjadi dalil secara pasti atas terjaganya jiwa Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallam dan rasul lainnya dari setiap perbuatan maksiat dan dosa. Mereka bahkan terjaga dari semua pekerjaan yang hukumnya makruh. Semua teladan yang dicontohkan oleh mereka berputar pada perbuatan yang berhukum wajib, sunnah dan mubah.
Semua itu ketika dipandang dari sisi perbuatannya, tanpa memandang faktor lain yang bisa mempengaruhi hukum pekerjaan tersebut. Misalnya makan, ketika dipandang dari sisi pekerjaannya maka berhukum mubah, namun bisa menjadi sunnah bahkan wajib ketika disertai faktor lain yang mengubah hukum asalnya.
Menurut Syekh Ad-Dasuki, semua utusan Allah tidak pernah melakukan pekerjaan-pekerjaan yang hukumnya mubah, karena semua pekerjaan tidak dilakukan dengan kehendak dirinya sendiri (syahwat), namun setidaknya disertai dengan niat mendekatkan diri kepada Allah. Atau bisa juga dengan tujuan mencontohkan sebuah syariat (tasyri’) kepada umatnya. Dengan tujuan itu, secara otomatis menjadikan semua pekerjaan-pekerjaan mereka termasuk dari ajaran (ta’lim) kepada umatnya. Dengannya, semua teladan para rasul yang awalnya berhukum mubah akan menjadi bernilai ketaatan di sisi Allah disebabkan tujuan mulia tadi. Sedangkan melakukan ketaatan kepada Allah mempunyai hukum setidaknya sunnah.
Berikut ini beberapa Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan larangan dalam Islam :
1. Larangan meminang wanita yang telah dipinang oleh saudaranya
أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ يَبِعِ الْمَرْءُ عَلَى بَيْعِ أَخِيْهِ وَلاَ يَبِعْ حَاضِرٌ لِبَادٍ وَلاَ يَخْطُبِ الْمَرْءُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيْهِ وَلاَ تَسْأَلِ الْمَرْأَةُ طَلاَقَ الْأُخْرَى لِتَكْتَفِئَ مَا فِى إِنَائِهَا
bahwa Abu Hurairah berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Janganlah kalian melakukan transaksi najasy (bersaing dalam penawaran), dan janganlah seseorang membeli barang yang telah dibeli saudaranya, dan janganlah orang kota bertransaksi dengan orang badui, dan janganlah seseorang meminang wanita yang telah dipinang oleh saudaranya, dan janganlah seorang istri meminta suaminya supaya menceraikan madunya agar semua kebutuhannya dapat terpenuhi. (H.R. Muslim no. 3525 dan Nasa'i no. 3239).
2. Larangan bersumpah dalam berdagang
عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ الْحَلِفُ مُنَفِّقَةٌ لِلسِّلْعَةِ مُمْحِقَةٌ لِلْبَرَكَةِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata : Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, bersabda: Sumpah itu melariskan perdagangan, tapi menghapus (berkah) keuntungan”. (H.R. Bukhari no. 2087 dan Muslim no. 4209).
3. Larangan banyak tertawa
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ تُكْثِرُوْا الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيْتُ الْقَلْبَ
Dari Abu Harairah ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Janganlah kamu banyak tertawa, karena sesungguhnya banyak tertawa itu dapat mematikan hati. (H.R. Ibnu Majah no. 4333).
4. Larangan bersujud di sorban yang sedang dipakai
عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الْقُرَشِىِّ قَالَ : رَأَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلاً يَسْجُدُ عَلَى كَوْرِ الْعِمَامَةِ فَأَوْمَأَ بِيَدِهِ : ارْفَعْ عِمَامَتَكَ وَأَوْمَأَ إِلَى جَبْهَتِهِ
Dari Iyadh bin Abdullah Al-Qurasyi ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melihat seorang laki-laki bersujud di atas lilitan sorbannya, lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya : Angkatlah sorbanmu dan memberi isyarat kepada dahinya. (H.R. Baihaqi no. 2766, Ibnu Abu Syaibah no. 2759).
5. Larangan makan sambil bersandar
عَنْ أَبَا جُحَيْفَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ آكُلُ مُتَّكِئً
Dari Abu Juhaifah, Wahab bin Abdullah radhiyallahu anhu, dia berkata : Rosulullah Shallallahu alaihi wasallam, bersabda : Aku tidak pernah makan sambil bersandar. (H.R. Bukhari no. 5398).
6. Tidak boleh menjual dua dirham dengan satu dirham
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ كُنَّا نُرْزَقُ تَمْرَ الْجَمْعِ وَهُوَ الْخِلْطُ مِنْ التَّمْرِ وَكُنَّا نَبِيْعُ صَاعَيْنِ بِصَاعٍ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا صَاعَيْنِ بِصَاعٍ وَلَا دِرْهَمَيْنِ بِدِرْهَمٍ
Dari Abu Sa'id radhiyallahu anhu berkata: Kami diberikan kurma yang bercampur (antara yang baik dan yang jelek) dan kami menjual dua sha' dengan satu sha'. Maka Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Tidak boleh menjual dua sha' dibayar satu sha' dan dua dirham dengan satu dirham. (H.R. Bukhari no. 2080).
7. Larangan wanita mengantar jenazah
حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ بْنُ عُقْبَةَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ أُمِّ الْهُذَيْلِ عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ نُهِينَا عَنْ اتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ وَلَمْ يُعْزَمْ عَلَيْنَا
Dari Ummu Athiyyah radhiyallahu anha berkata: Kami dilarang mengantar jenazah namun beliau tidak menekankan (mengharamkan) hal tersebut kepada kami.(H.R.Bukhari no. 1278).
8. Larangan bunuh diri
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي يَخْنُقُ نَفْسَهُ يَخْنُقُهَا فِي النَّارِ وَالَّذِي يَطْعُنُهَا يَطْعُنُهَا فِي النَّارِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata; Telah bersabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam Barang siapa yang mencekik dirinya (hingga mati) maka dia akan dicekik di neraka dan barangsiapa yang menikam dirinya (hingga mati) maka dia akan di tikam di neraka. (HR. Bukhari no. 1365).
9. Larangan Buang Hajat di Jalan
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اتَّقُوا اللَّعَّانَيْنِ. قَالُوْا وَمَا اللَّعَّانَانِ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ الَّذِى يَتَخَلَّى فِى طَرِيْقِ النَّاسِ أَوْ فِى ظِلِّهِمْ
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Jauhilah kalian dari La'anaini. Para sahabat bertanya : Wahai Rasulullah, siapa La'anini itu? Beliau menjawab : Orang yang buang hajat di jalan manusia atau di tempat berteduhnya mereka. (H.R. Muslim no.641).
10. Larangan Membaca Al-Qur'an Ketika Rukuk Atau Sujud
عَنْ عَلِىِّ بْنِ أَبِى طَالِبٍ قَالَ نَهَانِى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَأَنَا رَاكِعٌ أَوْ سَاجِدٌ
Dari Ali bin Abi Thalib berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melarangku dari membaca Al-Qur'an ketika saya sedang rukuk atau sujud. (H.R. Muslim no.1105).
11. Larangan Kencing Pada Air Yang Menggenang
عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ قَالَ هَذَا مَا حَدَّثَنَا أَبُوْ هُرَيْرَةَ عَنْ مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَذَكَرَ أَحَادِيْثَ مِنْهَا وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ تَبُلْ فِى الْمَاءِ الدَّائِمِ الَّذِى لاَ يَجْرِى ثُمَّ تَغْتَسِلُ مِنْهُ
Dari Hammam bin Munabbih dia berkata, ini yang diceritakan kepada kami oleh Abu Hurairah dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam -lalu dia menyebutkan hadits-hadits di antaranya-, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Jangalah kamu kencing pada air yang menggenang yang tidak mengalir, kemudian kamu mandi darinya. (H.R. Muslim no.683).
12. Larangan Menjual Barang Yang Tidak Dimiliki
عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ قَالَ نَهَانِي رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَبِيْعَ مَا لَيْسَ عِنْدِيْ
Dari Hakim bin Hizam ia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melarangku menjual sesuatu yang tidak ada padaku (yang tidak aku miliki). (H.R. Tirmidzi no. 1278).
13. Larangan Ada Penipuan Dalam Jual Beli
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلًا ذَكَرَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ يُخْدَعُ فِي الْبُيُوْعِ فَقَالَ إِذَا بَايَعْتَ فَقُلْ لَا خِلَابَةَ
Dari 'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki menceritakan kepada Nabi Shallallahu alaihi wasallam bahwa dia tertipu dalam berjual beli. Maka beliau bersabda: Jika kamu berjual beli katakanlah : Maaf, namun jangan ada penipuan. (H.R. Bukhari no. 2117).
14. Larangan Mengadu Binatang
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ التَّحْرِيْشِ بَيْنَ الْبَهَائِمِ.
Dari Ibnu Abbas ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melarang mengadu binatang. (H.R. Abu Daud no. 2564 Tirmidzi no. 1810).
15. Larangan mengatakan kafir pada sesama Islam
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَيُّمَا رَجُلٍ قَالَ لِأَخِيْهِ يَا كَافِرُ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Siapa saja yang berkata kepada saudaranya; Wahai Kafir. maka bisa jadi akan kembali kepada salah satu dari keduanya. (H.R. Bukhari no. 6104, Muslim no. 225).
16. Larangan Menghina Pemimpin
عَنْ زِيَادِ بْنِ كُسَيْبٍ الْعَدَوِىِّ قَالَ كُنْتُ مَعَ أَبِى بَكْرَةَ تَحْتَ مِنْبَرِ ابْنِ عَامِرٍ وَهُوَ يَخْطُبُ وَعَلَيْهِ ثِيَابٌ رِقَاقٌ فَقَالَ أَبُوْ بِلاَلٍ انْظُرُوْا إِلَى أَمِيْرِنَا يَلْبَسُ ثِيَابَ الْفُسَّاقِ. فَقَالَ أَبُوْ بَكْرَةَ اسْكُتْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ أَهَانَ سُلْطَانَ اللهِ فِى اْلأَرْضِ أَهَانَهُ اللهُ
Dari Ziyad bin Kusaib Al-Adawi berkata : Aku pernah bersama Abu Bakrah di bawah mimbar Ibnu Amir saat ia berkhotbah, ia mengenakan baju tipis lalu Abu Bilal berkata : Lihatlah pemimpin kita mengenakan baju orang-orang fasik. Abu Bakrah berkata : Diam, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Barang siapa menghina pemimpin Allah di bumi, Allah akan menghinakannya. (H.R. Tirmidzi no. 2388).
17. Larangan Membuat Hamparan Kulit Binatang Buas
عَنْ أَبِى الْمَلِيْحِ بْنِ أُسَامَةَ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ جُلُوْدِ السِّبَاعِ
Dari Abu Al-Malih bin Usamah dari ayahnya bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melarang membuat hamparan kulit binatang buas. (H.R. Abu Daud no. 4134, Tirmidzi no. 1880 dan lainnya).
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.