Selasa, 01 Maret 2022

17 KUMPULAN HADITS YANG BERKAITAN DENGAN SHALAT (BAGIAN 8)

Edisi Rabu, 2 Maret 2022 M / 28 Rajab 1443 H. 

Adapun waktu shalat lima waktu disebutkan oleh Al-Qur’an secara garis besar (mujmal) pada Surat Ar-Rum ayat 17-18. Adapun keterangan waktu shalat secara rinci didapatkan dari riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad yang asalnya juga terdapat pada Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.

Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam pada riwayat tersebut mengatakan, “Suatu hari Jibril mengimamiku shalat selama dua hari. Ia shalat zuhur bersamaku… di akhir shalat Subuh Jibril kemudian menoleh kepadaku, ‘Wahai Muhammad, inilah waktu shalat para nabi sebelum kamu. Waktu shalat ada di antara keduanya (awal dan akhir waktu).’” (Al-Qaththan, 2012 M/1433 H: 140). 

Ketentuan shalat lima waktu dapat ditemukan keterangannya melalui hadits fi’li (al-bayanul fi’li). Jibril mengimami Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam dalam ibadah shalat lima waktu selama dua hari berturut-turut. Keduanya melakukan shalat pada awal waktu (zuhur, ashar, maghrib, isya, dan subuh) pada hari pertama dan pada akhir waktu (zuhur, ashar, maghrib, isya, dan subuh) pada hari kedua. “Wahai Muhammad, waktu shalat ada di antara keduanya (awal dan akhir waktu tersebut).” (M Sulaiman Al-Asyqar, Af’alur Rasul wa Dalalatuha alal Ahkamis Syar’iyyah, [Yordan, Darun Nafa’is: 2015 M/1436 H], juz I, halaman 93). 

Sya’ban M Ismail mengatakan, Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam dan sahabatnya melakukan ibadah shalat sebelum ibadah shalat diwajibkan pada malam Isra’ dan Mir’aj 10 Hijriyah. Al-Qur’an telah menyebutkan ibadah shalat di awal-awal masa kerasulan seperti pada surat pertama, Surat Al-Alaq ayat 9-10 dan Surat Al-Qiyamah ayat 31-32 yang diturunkan sebelum peristiwa Isra’ dan Mir’aj. (Sya’ban M Ismail, Tarikhut Tasyri Al-Islami Marahiluhu wa Mashadiruhu, [Kairo, Darus Salam: 2015 M/1436 H], halaman 57-58).

Berikut ini beberapa Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang menyebutkan tentang Shalat :

1. Orang Buta Boleh Jadi Imam Shalat 

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَخْلَفَ ابْنَ أُمِّ مَكْتُوْمٍ يَؤُمُّ النَّاسَ وَهُوَ أَعْمَى.

Dari Anas bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi Wassalam meminta Ibnu Ummi Maktum menggantikan beliau mengimami orang banyak. padahal ia orang buta. (H.R. Abu Daud no. 595 dan Ahmad no. 13341).

2. Shalat Hari Raya Tanpa Adzan Dan Iqamah 

عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِيْدَيْنِ غَيْرَ مَرَّةٍ وَلاَ مَرَّتَيْنِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلاَ إِقَامَةٍ

Dari Jabir bin Samurah ia berkata : Saya telah menunaikan shalat dua hari raya bersama Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam tidak hanya sekali atau dua kali (lebih dari dua kali), yakni (beliau menunaikannya) tanpa adzan dan iqamah. (H.R.Muslim no. 2088).

3. Anjuran Shalat Dua Raka'at Meskipun Imam Telah Naik Mimbar 

عَنْ عَمْرٍو قَالَ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللهِ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ فَقَالَ إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَقَدْ خَرَجَ اْلإِمَامُ فَلْيُصَلِّ رَكْعَتَيْنِ

Dari Amru ia berkata, saya mendengar Jabir bin Abdulah bahwa Nabi Shallallahu alaihi Wassalam berkhutbah seraya bersabda : Jika salah seorang dari kalian datang untuk mengerjakan shalat Jum'at, sementara imam telah keluar (naik mimbar), hendaklah ia shalat dua raka'at. (H.R. Muslim no. 2059).

4. Menyuruh Anak Shalat Ketika Umur Tujuh Tahun 

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِى الْمَضَاجِعِ

Dari Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda : Suruhlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya. (H.R. Abu Daud no. 495).

5. Meluruskan Shaf atau Barisan 

عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَوُّوْا صُفُوْفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوْفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاَةِ

Dari Anas, dari Nabi Shallallahu alaihi Wassalam bersabda : Luruskan barisanmu, sesungguhnya meluruskan barisan termasuk mendirikan shalat. (H.R. Bukhari no. 723).

6. Nabi Shalat Beralaskan Tikar 

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ جَدَّتَهُ مُلَيْكَةَ دَعَتْ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِطَعَامٍ صَنَعَتْهُ، فَأَكَلَ مِنْهُ فَقَالَ قُوْمُوْا فَلأُصَلِّىَ بِكُمْ. فَقُمْتُ إِلَى حَصِيْرٍ لَنَا قَدِ اسْوَدَّ مِنْ طُوْلِ مَا لُبِسَ، فَنَضَحْتُهُ بِمَاءٍ فَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْيَتِيْمُ مَعِى، وَالْعَجُوْزُ مِنْ وَرَائِنَا، فَصَلَّى بِنَا رَكْعَتَيْنِ

Dari Anas bin Malik bahwa neneknya, Mulaikah, mengundang Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam untuk menghadiri hidangan yang ia masak untuknya. Beliau lantas memakannya lalu bersabda : Berdirilah kalian, aku akan pimpin shalat kalian. Maka aku berdiri di tikar milik kami yang sudah hitam lusuh akibat sering digunakan. Tikar itu kemudian aku perciki dengan air, lalu Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam berdiri diatasnya. Maka aku dan anak yatim yang tinggal bersama kami merapatkan shaf di belakang beliau sedangkan nenek kami berdiri di belakang kami. Nabi Shallallahu alaihi Wassalam kemudian shalat memimpim kami sebanyak dua rakaat. (H.R. Bukhari no. 860).

7. Nabi Dapat Melihat Sahabat di Belakangnya Ketika Shalat 

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ صَلَّى بِنَا النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلاَةً ثُمَّ رَقِىَ الْمِنْبَرَ، فَقَالَ فِى الصَّلاَةِ وَفِى الرُّكُوعِ إِنِّى لَأَرَاكُمْ مِنْ وَرَائِى كَمَا أَرَاكُمْ

Dari Anas bin Malik berkata : Nabi Shallallahu alaihi Wassalam pernah shalat bersama kami, kemudian beliau naik mimbar dan bersabda : Sesungguhnya saat shalat dan rukuk, aku dapat melihat kalian dari belakangku sebagaimana sekarang aku melihat kalian. (H.R. Bukhari no. 419).

8. Nabi Shalat Sunnah di Atas Kendaraannya 

عَنْ جَابِرٍ قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيْثُ تَوَجَّهَتْ، فَإِذَا أَرَادَ الْفَرِيْضَةَ نَزَلَ فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ

Dari Jabir bin Abdullah berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam shalat diatas tunggangannya menghadap kemana arah tunggangannya menghadap. Jika beliau hendak melaksanakan shalat yang fardlu, maka beliau turun lalu shalat menghadap kiblat. (H.R. Bukhari no. 400).

9. Awal Ditetapkannya Shalat Adalah Dua Rakaat 

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ قَالَتْ فَرَضَ اللهُ الصَّلاَةَ حِيْنَ فَرَضَهَا رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ فِى الْحَضَرِ وَالسَّفَرِ، فَأُقِرَّتْ صَلاَةُ السَّفَرِ، وَزِيَدَ فِى صَلاَةِ الْحَضَرِ

Dari Aisyah Ibu kaum Mu'minin, ia berkata : Allah telah mewajibkan shalat, dan awal diwajibkannya adalah dua rakaat dua rakaat, baik saat mukim atau saat dalam perjalanan. Kemudian ditetapkanlah ketentuan tersebut untuk shalat safar (dalam perjalanan), dan ditambahkan lagi untuk shalat di saat mukim. (H.R. Bukhari no. 350).

10. Dianjurkan baca ayat Al-Qur'an dalam shalat dzuhur dan ashar 

عَنْ أَبِى مَعْمَرٍ قَالَ قُلْتُ لِخَبَّابِ بْنِ الْأَرَتِّ أَكَانَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِى الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ قَالَ نَعَمْ . قَالَ قُلْتُ بِأَىِّ شَىْءٍ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ قِرَاءَتَهُ قَالَ بِاضْطِرَابِ لِحْيَتِهِ

Dari Abu Ma'mar ia berkata : Aku bertanya kepada sahabat Khabbab bin Al-Arat : Apakah Nabi Shallallahu alaihi Wassalam biasa membaca ayat di dalam shalat dzuhur dan ashar? Ia menjawab : Ya. Kemudian aku bertanya : Melalui apa kalian mengetahui bacaannya? Ia menjawab : Melalui goyangan janggutnya. (H.R. Bukhari no. 761).

11. Ancaman meninggalkan shalat wajib dengan sengaja 

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ مُتَعَمِّدًا فَقَدْ كَفَرَ جِهَارًا

Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda : Barang siapa yang meninggalkan shalat (wajib) dengan sengaja maka ia telah menjadi kafir secara nyata. (H.R. Thabrani no. 3348 dalam kitab Al-Mu'jam Al-Ausath). 

12. Tempat shalat yang utama bagi wanita 

عَنْ عَبْدِ اللهِ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلاَةُ الْمَرْأَةِ فِى بَيْتِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى حُجْرَتِهَا وَصَلاَتُهَا فِى مَخْدَعِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى بَيْتِهَا

Dari Abdullah, dari Nabi Shallallahu alaihi Wassalam bersabda : Shalat seorang wanita di rumahnya lebih utama baginya dari pada shalatnya di kamarnya, dan shalat seorang wanita di ruang kecil khusus untuknya lebih utama baginya dari pada di bagian lain di rumahnya (H.R. Abu Daud no. 570, Baihaqi no. 5567).

13. Wanita lebih baik shalat di rumah 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَمْنَعُوْا نِسَاءَكُمُ الْمَسْاجِدَ وَ بُيُوْتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ

Dari Ibnu Umar ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam  bersabda : Janganlah kamu melarang istri-istrimu (pergi shalat ke) masjid, namun (shalat) di rumah mereka lebih baik bagi mereka. (H.R. Ibnu Khuzaimah no. 1684).

14. Anjuran shalat di masjid yang terdekat 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُصَلِّ الرَّجُلُ فِى الْمَسْجِدِ الَّذِى يَلِيْهِ وَلَا يَتَّبِعُ الْمَسَاجِدَ

Dari Ibnu Umar ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda : Hendaknya seseorang shalat di masjid yang dekat dengannya, dan jangan mencari-cari masjid lain. (H.R. Thabrani dalam kitab Jami' Al-Ahadits, Juz XVIII, halaman 343).

15. Orang yang diberi keringanan tidak shalat Jum'at 

عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اَلْجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فِى جَمَاعَةٍ إِلاَّ أَرْبَعَةً عَبْدٌ مَمْلُوْكٌ أَوِ امْرَأَةٌ أَوْ صَبِىٌّ أَوْ مَرِيضٌ

Dari Thariq bin Syihab, dari Nabi Shallallahu alaihi Wassalam bersabda : Shalat Jum'at hak wajib bagi setiap orang muslim dengan berjamaah kecuali empat golongan, yaitu : Budak, seorang wanita, anak kecil dan orang sakit. (H.R. Abu Daud no. 1069, Baihaqi no. 5787).

16. Musafir tidak wajib shalat Jum'at 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ عَلَى مُسَافِرٍ جُمُعَةٌ

Dari Ibnu Umar ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda : Tidak ada (kewajiban) atas orang musafir (bepergian jauh) shalat Jum'at.  (H.R. Thabrani no. 237 dalam Al-Mu'jam Al-Kabir). 

17. Keutamaan Shalat Berjama'ah 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً

Dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda : Shalat berjama'ah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat. (H.R. Bukhari no. 645).

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.