Edisi Sabtu, 19 Maret 2022 M / 16 Sya'ban 1443 H.
Hampir setiap kita bertanya-tanya terkait doa yang kita baca setiap hari dan janji ijabah (pengabulan) doa oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sebagian dari kita bahkan berburuk sangka karena menanti janji Allah perihal pengabulan doa kita. Padahal, kita perlu memahami keterbatasan diri kita terkait bentuk pengabulan doa itu sendiri.
Dalam aqidah ahlussunnah wal jamaah, kita diajarkan bahwa ijabah (pengabulan) doa oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala bisa mengambil bentuk yang mungkin saja sesuai dengan permohonan kita dan bisa jadi tidak sesuai dengan yang kita minta. Ijabah (pengabulan) doa oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala bisa terjadi dalam waktu dekat, tetapi juga bisa terjadi dalam waktu yang tidak dekat.
Selain soal waktu, ijabah (pengabulan) doa manusia berkaitan dengan bentuk pengabulan doa itu sendiri. Allah Subhanahu Wa Ta'ala bisa mengabulkan permintaan kita persis dengan harapan yang kita mohonkan. Tetapi, Allah juga berkuasa mengabulkan doa kita dalam bentuk lain yang tidak kita minta dalam lafal doa.
Berikut ini adalah beberapa Hadits-hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang berkaitan dengan doa :
1. Anjuran Memulai Doa Dengan Memuji Allah
عن فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ صَاحِبَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ سَمِعَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلاً يَدْعُو فِى صَلاَتِهِ لَمْ يُمَجِّدِ اللهُ تَعَالَى وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجِلَ هَذَا. ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيْدِ رَبِّهِ جَلَّ وَعَزَّ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ يُصَلِّى عَلَى النَّبِىِّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ يَدْعُو بَعْدُ بِمَا شَاءَ
Dari Fadhalah bin Ubaid sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam mendengar seorang laki-laki berdoa pada (rangkaian) shalatnya, tanpa memuliakan Allah ta'ala (dengan memuji-Nya) dan tanpa mengucapkan shalawat kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, maka Rasulullah bersabda : orang ini maunya segera. Kemudian ia memanggilnya. Belaiu bersabda kepadanya atau (perawi hadits ragu-ragu) kepada yang lain : Apabila salah seorang dari kamu telah selesai shalat, hendaklah ia mulai pula memuliakan dan memuji Tuhannya kemudian mengucapkan shalawat kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, barulah ia berdoa sesudahnya sesuka hatinya. (H.R.Abu Daud no. 1483, Tirmidzi no. 3815 dan lainnya).
2. Pemimpin Yang Adil Doanya Tidak Ditolak
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ يَرْفَعُهَا اللهُ دُوْنَ الْغَمَامِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُوْلُ بِعِزَّتِى لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِيْنٍ
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak : Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat, dan dibukanya pintu-pintu langit dan Allah berfirman : Demi kemulyaan-Ku, Aku benar-benar akan menolongmu sekalipun beberapa waktu lagi. (H.R. Ibnu Majah no. 1824, Ahmad no. 9994).
3. Doa Khusus Untuk Ibnu Abbas
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ ضَمَّنِى إِلَيْهِ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ اللهم عَلِّمْهُ الْكِتَابَ
Dari Ibn Abbas ia berkata, Nabi Shallallahu alaihi Wasallam pernah mendekapku sambil berdoa : Ya Allah, ajarkanlah padanya Al-kitab (Al-Quran). (H.R. Bukhari no.7270).
4. Doa Mustajabah Ketika Hujan Turun
وَرَوَى الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللهِ فِي " اْلأُمِّ " بِإِسْنَادِهِ حَدِيْثًا مُرْسَلًا عَنِ الَّنبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : " اُطْلُبُوا اسْتِجابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ اْلتِقَاءِ الْجُيُوْشِ وَإِقَامَةِ الصّلَاةِ وَنُزُوْلِ الْغَيْثِ وَقَدْ حُفِظَتُ عَنْ غَيْرِ وَاحِدٍ طَلَبَ الْإِجَابَةَ عِنْدَ نُزُوْلِ الْغَيْثِ وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ
Imam Syafi'i meriwayatkan sebuah hadits mursal di dalam kitab Al-Umm, dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Tuntutlah doa yang mustahab ketika tentara sedang berhadapan (di medan perang), sedang menjalankan shalat, dan ketika hujan turun. (Kitab Al-Adzkar Imam Nawawi, halaman 165).
5. Doa Mustajabah Yang Tidak Diragukan Lagi
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tiga doa mustajabah yang tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang didzalimi, doa orang yang sedang bepergian (musafir) dan doa orang tua pada anaknya. (H.R. Tirmidzi no. 2029, Ahmad no. 7721 dan lainnya).
6. Doa Untuk Orang Sakit
عَنْ عَبْدِ الْعَزِيْزِ قَالَ دَخَلْتُ أَنَا وَثَابِتٌ عَلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فَقَالَ ثَابِتٌ يَا أَبَا حَمْزَةَ اشْتَكَيْتُ . فَقَالَ أَنَسٌ أَلاَ أَرْقِيْكَ بِرُقْيَةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَلَى . قَالَ اَللهم رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اِشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شَافِىَ إِلاَّ أَنْتَ شِفَاءٌ لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
Dari Abdul Aziz dia berkata; Aku dan Tsabit pernah mengunjungi Anas bin Malik, lalu Tsabit berkata; Wahai Abu Hamzah, aku sedang menderita suatu penyakit. Maka Anas berkata; Maukah kamu aku ruqyah dengan ruqyah Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam? Dia menjawab; Tentu. Anas berkata; ALLAHUMMA RABBAN NAASI MUDZHIBIL BA`SI ISYFII ANTASY SYAAFI LAA SYAAFIYA ILLA ANTA SYIFAA`UAN LAA YUGHAADIRU SAQAMA (Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh, tidak ada yang dapat menyembuhkan melainkan Engkau, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit). (H.R. Bukhari no. 5732).
7. Keutamaan Doa jimak (Bersetubuh)
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَتَى أَهْلَهُ قَالَ بِسْمِ اللهِ اللهم جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا. فَقُضِىَ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ، لَمْ يَضُرَّهُ
Dari Ibnu Abbas dan sampai kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, beliau bersabda : Jika salah seorang dari kalian ingin mendatangi isterinya (untuk bersetubuh), maka hendaklah ia membaca : BISMILLAH ALLAHUMMA JANNIBNASY SYAITHAANA WA JANNIBISY SYAITHAANA MAA RAZAQTANAA (Dengan menyebut nama Allah Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau rizkikan (anak) kepada kami). Jika dikaruniai anak dari hubungan keduanya maka setan tidak akan dapat mencelakakan anak itu. (H.R. Bukhari no. 141).
8. Doa Tidak Diterima Karena Makanan Haram
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً –وَقاَلَ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ – ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Yaa Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan. (H.R. Muslim no. 2393 ).
9. Larangan Doa Yang Melampaui Batas
عَنْ أَبِى نَعَامَةَ أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ مُغَفَّلٍ سَمِعَ ابْنَهُ يَقُوْلُ اَللهم إِنِّى أَسْأَلُكَ الْقَصْرَ اْلأَبْيَضَ عَنْ يَمِيْنِ الْجَنَّةِ إِذَا دَخَلْتُهَا. فَقَالَ أَىْ بُنَىَّ سَلِ اللهَ الْجَنَّةَ وَتَعَوَّذْ بِهِ مِنَ النَّارِ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّهُ سَيَكُوْنُ فِى هَذِهِ الأُمَّةِ قَوْمٌ يَعْتَدُوْنَ فِى الطُّهُوْرِ وَالدُّعَاءِ
Dari Abu Na'amah bahwasanya Abdullah bin Mughaffal pernah mendengar anaknya berdoa dengan mengucapkan : Ya Allah, Sesungguhnya saya memohon kepada-Mu istana putih di sisi kanan surga apabila saya memasukinya. Maka Abdullah bin Mughaffal berkata : Wahai anakku, mintalah surga kepada Allah dan berlindunglah kepada-Nya dari neraka, sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya akan ada suatu kaum dari umat ini yang berlebih-lebihan dalam hal bersuci dan berdoa. (H.R. Abu Daud no. 96, Baihaqi 983).
10. Nabi Titip Doa Sama Umar
عَنْ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ اسْتَأْذَنْتُ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى الْعُمْرَةِ فَأَذِنَ لِى وَقَالَ لاَ تَنْسَنَا يَا أُخَىَّ مِنْ دُعَائِكَ. فَقَالَ كَلِمَةً مَا يَسُرُّنِى أَنَّ لِى بِهَا الدُّنْيَا قَالَ شُعْبَةُ ثُمَّ لَقِيْتُ عَاصِمًا بَعْدُ بِالْمَدِيْنَةِ فَحَدَّثَنِيْهِ وَقَالَ أَشْرِكْنَا يَا أُخَىَّ فِى دُعَائِكَ
Dari Umar radhiyallahu'anhu, ia berkata : Aku meminta izin kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam untuk melaksanakan umrah, lalu beliau mengizinkan aku dan beliau berkata : Wahai saudaraku, janganlah kamu lupakan Kami dalam doamu. Umar berkata : Kemudian beliau mengucapkan suatu kalimat yang tidak membuatku senang jika saja ditukar dengan (seisi) dunia. Syu'bah berkata; kemudian bertemu 'Ashim setelah itu di Madinah lalu ia menceritakan hal tersebut kepadaku dan ia berkata : wahai saudaraku, sertakanlah Kami dalam doamu. (H.R. Abu Daud No. 1500).
11. Doa Nabi Terhadap Umar dan Abu Jahal
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اَللهم أَعِزَّ الإِسْلاَمَ بِأَحَبِّ هَذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ بِأَبِى جَهْلٍ أَوْ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ. قَالَ وَكَانَ أَحَبَّهُمَا إِلَيْهِ عُمَرُ.
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam pernah berdoa : Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah satu diantara kedua orang yang paling Engkau cintai, Abu Jahal atau Umar bin Khaththab. Ibnu Umar berkata : Dan ternyata yang lebih Allah cintai di antara keduanya adalah Umar bin Khaththab. (H.R. Tirmidzi no. 4045, Ahmad 5859).
12. Doa Akhir Majlis
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَلَسَ فِى مَجْلِسٍ فَكَثُرَ فِيْهِ لَغَطُهُ فَقَالَ قَبْلَ أَنْ يَقُوْمَ مِنْ مَجْلِسِهِ ذَلِكَ سُبْحَانَكَ اللهم وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ. إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ فِى مَجْلِسِهِ ذَلِكَ.
Dari Abu Hurairah berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barangsiapa yang duduk di suatu majelis lalu banyak senda guraunya, maka hendaklah ia mengucapkan sebelum bangun dari majelisnya itu : SUBHAANAKALLOHUMMA WA BIHAMDIKA, ASY-HADU ALLA ILAHA ILLA ANTA, AS-TAGH-FIRUKA WA ATUUBU ILAIK (Maha Suci Engkau, wahai Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Aku meminta ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu), kecuali diampuni baginya dosa-dosa selama di majelisnya itu. (H.R. Tirmidzi no. 3762).
13. Doa Kafaratul Majlis
عَنْ أَبِى بَرْزَةَ الأَسْلَمِىِّ قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ بِأَخَرَةٍ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَقُوْمَ مِنَ الْمَجْلِسِ سُبْحَانَكَ اللهم وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ. فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّكَ لَتَقُوْلُ قَوْلاً مَا كُنْتَ تَقُوْلُهُ فِيْمَا مَضَى. قَالَ كَفَّارَةٌ لِمَا يَكُونُ فِى الْمَجْلِسِ
Dari Abu Barzah radhiyallahu'anhu ia berkata, Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam mengucapkan ketika di akhir (majlis) ketika beliau akan bangun dari majelis : SUBHAANAKALLOHUMMA WA BIHAMDIKA, ASY-HADU ALLA ILAHA ILLA ANTA, AS-TAGH-FIRUKA WA ATUUBU ILAIK (Maha Suci Engkau, wahai Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Aku meminta ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu). Lantas ada seseorang yang berkata : Wahai Rasulullah, engkau mengucapkan ucapan yang belum pernah engkau ucapkan sebelumnya. Beliau menjawab : Itu adalah kafarat bagi dosa yang terjadi selama di dalam majelis. (H.R. Abu Daud no. 4861).
14. Doa di bulan Rajab, Sya'ban, sampai Ramadhan
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ، قَالَ اَللهم بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Dari Anas bin Malik, ia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam apabila memasuki bulan Rajab, maka beliau mengatakan: ALLAHUMMA BARIK LANA FI RAJABA WA SYA'BANA WA BALIGHNA RAMADHANA (Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban serta sampaikan kami sampai bulan Ramadhan (Mu'jam Al-Ausath lith-Thabrani no. 4086, Syu'abul Iman lil Baihaqi no. 3654).
15. Doa berbuka puasa 1
عَنْ مُعَاذِ بْنِ زُهْرَةَ أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ اَللهم لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Dari Muadz bin Zuhrah, sampai kepadanya bahwasanya Nabi ketika berbuka puasa beliau berdoa : ALLAAHUMMA LAKA SHUMTU WA 'ALAA RIZQIKA AFTHARTU (Ya Allah, karena Engkau aku berpuasa, dan dengan rezeki pemberian-Mu aku berbuka). (H.R. Abu Daud no. 2360, Baihaqi no. 8392 dan lainnya).
16. Doa berbuka puasa 2
مَرْوَانُ - يَعْنِى ابْنَ سَالِمٍ - الْمُقَفَّعُ - قَالَ رَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقْبِضُ عَلَى لِحْيَتِهِ فَيَقْطَعُ مَا زَادَ عَلَى الْكَفِّ وَقَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
Marwan bin Salim Al Muqaffa' berkata : Saya melihat Ibnu Umar menggenggam jenggotnya dan memotong jenggot yang melebihi telapak tangan. Dan ia berkata : Dahulu Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam apabila berbuka puasa beliau mengucapkan: DZAHABAZH ZHAMAA`U WABTALLATIL 'URUUQU WA TSABATAL AJRU IN SYAA ALLAAH (Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan telah tetap pahala insya Allah). (H.R. Abu Daud no. 2359, Baihaqi no. 8391 dan lainnya).
17. Doa orang yang berpuasa tidak ditolak
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ يَرْفَعُهَا اللهُ دُوْنَ الْغَمَامِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُوْلُ بِعِزَّتِى لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِيْنٍ
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak : Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat, dan dibukanya pintu-pintu langit dan Allah berfirman : Demi kemulyaan-Ku, Aku benar-benar akan menolongmu sekalipun beberapa waktu lagi. (H.R. Ibnu Majah no. 1824, Ahmad no. 9994).
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.