Senin, 21 Maret 2022

17 KUMPULAN HADITS YANG BERKAITAN DENGAN SEDEKAH (BAGIAN 1)

Edisi Selasa, 22 Maret 2022 M / 19 Sya'ban 1443 H. 

Sedekah termasuk amalan yang bersifat sosial (al-muta’ddiyah). Artinya, manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh orang yang mengerjakannya, namun juga dirasakan oleh banyak orang lain.  Selama ini sedekah dipahami sebatas pemberian sejumlah uang kepada orang miskin atau mereka yang tidak mampu. Sehingga, seakan-akan sedekah hanya “dimonopoli” oleh orang kaya atau kalangan tertentu yang mumpuni secara finansial semata. 

Padahal sedekah bisa dilakukan oleh siapapun termasuk orang yang tak berpunya sekalipun. Sebab sedekah tidak selalu berati pemberian materi. Sedekah juga bisa bermakna pemberian yang bersifat non-materi. Semisal, membantu orang lain, menyingkirkan duri di jalan, berbicara dengan bahasa yang santun dan sopan, dan lain-lain. Pemahaman ini merujuk kepada hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah berikut. 

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم - كل سُلامى من الناس صدقة , كل يوم تطلع فيه الشمس تعدل بين اثنين صدقة , وتعين الرجل في دابته فتحمله عليها أ, ترفع عليها متاعه صدقة , والكلمة الطيبة صدقة , وبكل خطوة تمشيها إلى الصلاة صدقة , وتميط الأذى عن الطريق صدقة " رواه البخاري ومسلم 

Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda, “Setiap anggota badan manusia diwajibkan bersedekah setiap harinya selama matahari masih terbit; kamu mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah; kamu menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang bawaannya ke atas kendaraannya adalah sedekah; setiap langkah kakimu menuju tempat sholat juga dihitung sedekah; dan menyingkirkan duri dari jalan adalah sedekah.” HR Bukhari dan Muslim.

Berikut ini adalah beberapa hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang membicarakan tentang sedekah :

1. Sedekah untuk ibu yang telah meninggal 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أُمِّي افْتُلِتَتْ نَفْسُهَا وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ فَهَلْ لَهَا أَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا، قَالَ نَعَمْ

Dari 'Aisyah radhiyallahu anha bahwa ada seorang laki-laki berkata, kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam : "Ibuku meninggal dunia dengan mendadak, dan aku menduga seandainya dia sempat berbicara dia akan bershadaqah. Apakah dia akan memperoleh pahala jika aku bershadaqah untuknya (atas namanya)?". Beliau menjawab: "Ya, benar". (H.R. Bukhari no. 1388).

2. Berinfak akan diberi rizki 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ، قَالَ اللهُ أَنْفِقْ يَا ابْنَ آدَمَ أُنْفِقْ عَلَيْكَ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi Wasallam bersabda: Allah berfirman; "Wahai Ibnu Adam berinfaklah, niscaya kalian juga akan diberi rezeki." (H.R. Bukhari no. 5352).

3. Doa malaikat bagi orang yang bersedekah 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا اَللهم أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُوْلُ الْآخَرُ اَللهم أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua malaikat kepadanya lalu salah satunya berdoa; "Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya", sedangkan yang satunya lagi berdoa; "Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil)". (H.R. Bukhari no. 1442).

4. Waktu yang baik untuk sedekah 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ اللهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيْحٌ حَرِيْصٌ تَأْمُلُ الْغِنٰى وَتَخْشَى الْفَقْرَ وَلَا تُمْهِلْ حَتّٰى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُوْمَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata; Ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam : "Wahai Rasulullah, shadaqah mana yang lebih utama?" Beliau menjawab: "Kamu bershadaqah ketika kamu dalam keadaan sehat dan rakus, kamu berangan-angan jadi orang kaya dan takut menjadi faqir. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga ketika nyawamu berada di tenggorakannmu (kamu baru mau bershadaqah), lalu kamu berkata untuk si fulan segini dan si fulan segini padahal harta itu telah menjadi milik si fulan". (H.R. Bukhari no. 2748).

5. Menghitung-hitung sedekah 

عَنْ أَسْمَاءَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ، قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُوْكِيْ فَيُوْكَى عَلَيْكِ. حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ عَنْ فَاطِمَةَ عَنْ أَسْمَاءَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَنْفِقِى وَلاَ تُحْصِى فَيُحْصِىَ اللهُ عَلَيْكِ ، وَلاَ تُوْعِيْ فَيُوْعِيَ اللهُ عَلَيْكِ

Dari Asma' radhiyallahu anhu berkata; Nabi Shallallahu alaihi Wasallam berkata, kepadaku: "Janganlah kamu tahan tanganmu (dari berinfaq karena takut miskin), sebab nanti Allah akan menahan (menyempitkan rezeki) bagimu". Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidillah bin Sa'id, Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Numair, Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin 'Urwah dari Fathimah dari Asma' bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam telah bersabda : "Berinfaklah, janganlah kamu menghitung-hitung (untuk bershadaqah karena takut miskin), sebab nanti Allah akan menghitung-hitung (menyempitkan rezeki) bagimu, Janganlah kamu berkarung-karung (kamu kumpulkan harta dalam karung lalu kamu kikir untuk menginfaqkannya) sebab Allah akan menyempitkan reziki bagimu". (H.R. Bukhari no. 1433 dan no. 2591).

6. Sedekah Bila Tanaman Dimakan Binatang 

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ غَرَسَ غَرْسًا فَأَكَلَ مِنْهُ إِنْسَانٌ أَوْ دَابَّةٌ إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ

Dari Anas bin Malik dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam beliau bersabda: "Tidaklah seorang muslim yang bercocok tanam, lalu tanaman tersebut dimakan orang lain atau binatang ternak, melainkan baginya adalah sedekah." (H.R. Bukhari no. 6012).

7. Anjuran Bersedekah Atau Berkata Baik 

وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ خَيْثَمَةَ عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ ذَكَرَ النَّارَ فَتَعَوَّذَ مِنْهَا وَأَشَاحَ بِوَجْهِهِ ثَلَاثَ مِرَارٍ ثُمَّ قَالَ اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوْا فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

Dari Adi bin Hatim dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam, bahwa beliau pernah bercerita tentang neraka. Lalu beliau berlindung kepada Allah daripadanya dan memalingkan mukanya tiga kali kemudian beliau bersabda: "Takutlah kalian terhadap api neraka meskipun (bersedekah) hanya dengan setengah biji kurma, dan jika kalian tidak mendapatkannya, maka hendaklah dengan kata-kata yang baik." (H.R. Muslim no. 2397).

8. Sedekah Untuk Ayah yang sudah meninggal 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَبِي مَاتَ وَتَرَكَ مَالًا وَلَمْ يُوْصِ فَهَلْ يُكَفِّرُ عَنْهُ أَنْ أَتَصَدَّقَ عَنْهُ قَالَ نَعَمْ

Dari Abu Hurairah, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda "Ayahku telah meninggal dunia dan meninggalkan harta, namun dia tidak memberi wasiat terhadap harta yang ditinggalkannya, dapatkah harta itu menghapus dosa-dosanya jika harta tersebut saya sedekahkan atas namanya?" beliau menjawab: "Ya." (H.R. Muslim no. 4306).

9. Sedekah kepada kerabat pahalanya dua 

عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ

Dari Salman bin Amir, dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam beliau bersabda : Sesungguhnya sedekah kepada orang miskin pahalanya satu sedekah, sedangkan sedekah kepada kerabat pahalanya dua; pahala sedekah dan pahala menjalin hubungan kekerabatan. (H.R.Nasa'i no. 2581).

10. Keluarga Rasulullah tidak menerima shadaqah 

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ يَقُوْلُ أَخَذَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِىٍّ تَمْرَةً مِنْ تَمْرِ الصَّدَقَةِ فَجَعَلَهَا فِى فِيْهِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كِخْ كِخْ إِرْمِ بِهَا أَمَا عَلِمْتَ أَنَّا لاَ نَأْكُلُ الصَّدَقَةَ

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Hasan bin Ali (cucu Rasulullah) telah mengambil sebuah kurma dari kurma zakat,lantas dimasukkan ke mulutnya. Maka Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Jijik, jijik, buanglah kurma itu. Tidak tahukah kamu bahwa kita (keturunan Muhammad) tidak boleh mengambil shadaqah (zakat). (H.R. Muslim no. 2522).

11. Tidak halal shadaqah (zakat) bagi orang kaya 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ تَحِلُّ الصَّدَقَةُ لِغَنِىٍّ وَلاَ لِذِى مِرَّةٍ سَوِىٍّ

Dari Abdullah bin Umar, dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam berliau bersabda : Tidak halal shadaqah (zakat) bagi  orang kaya dan yang mempunyai kekuatan tenaga. (H.R. Abu Daud no. 1636, Nasa'i no. 2596 dan lainnya). 

12. Sedekeh untuk orang mati bermanfaat kecuali dia tidak beriman 

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ الْعَاصَ بْنَ وَائِلٍ نَذَرَ فِى الْجَاهِلِيَّةِ أَنْ يَنْحَرَ مِائَةَ بَدَنَةٍ وَأَنَّ هِشَامَ بْنَ الْعَاصِ نَحَرَ حِصَّتَهُ خَمْسِيْنَ بَدَنَةً وَأَنَّ عَمْراً سَأَلَ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ أَمَّا أَبُوْكَ فَلَوْ كَانَ أَقَرَّ بِالتَّوْحِيْدِ فَصُمْتَ وَتَصَدَّقْتَ عَنْهُ نَفَعَهُ ذَلِكَ

Telah menceritakan kepada kami Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya bahwa Ash bin Wa-il telah bernadzar pada masa Jahiliyah akan menyembelih 100 unta, dan Hisyam bin Ash telah memotong bagiannya 50 unta . Dan sesungguhnya Amr  bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam tentang hal itu, maka Nabi pun bersabda : Adapun bapakmu jika ia mengaku bartauhid (beriman), lalu kamu bepuasa dan bersedekah untuk dia, niscaya memberi manfaat bagi bapakmu. (H.R. Ahmad no. 27952).

13. Istri berinfaq dari harta benda suami 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَنْفَقَتْ الْمَرْأَةُ مِنْ طَعَامِ بَيْتِهَا غَيْرَ مُفْسِدَةٍ كَانَ لَهَا أَجْرُهَا بِمَا أَنْفَقَتْ وَلِزَوْجِهَا بِمَا كَسَبَ وَلِلْخَازِنِ مِثْلُ ذَلِكَ لَا يَنْقُصُ بَعْضُهُمْ أَجْرَ بَعْضٍ شَيْئًا

Dari Aisyah radhiyallahu anha berkata; Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: Jika seorang isteri menginfaqkan (bershadaqah) makanan keluarganya yang tujuannya bukan mencari kerusakan maka baginya pahala dari apa yang diinfaqkan itu dan begitu juga pahala bagi suaminya dari harta hasil usahanya itu. Dan begitu juga seorang penjaga gudang akan mendapatkan pahala tanpa dikurangi sedikitpun pahala masing-masingnya. (H.R. Bukhari no. 2065).

14. Menghilangkan Gangguan Dari Jalan Adalah Sedekah 

 عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ، كُلُّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ وَتُمِيْطُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Setiap anggota tubuh manusia wajib disedekahi, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, engkau menolong seseorang yang berkendaraan lalu engkau bantu dia untuk naik kendaraanya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju shalat adalah sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah. (H.R. Bukhori  no. 2989 dan Muslim no. 2382).

15. Memulai Sedekah Dari Orang Yang Jadi Tanggungan Kita 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Sebaik-baik sedekah adalah setelah kecukupan terpenuhi. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. (H.R. Bukhari no. 5356).

16. Memberi Nafkah Pada keluarga Adalah Sedekah 

عَنْ أَبِى مَسْعُوْدٍ اَلِأَنْصَارِىِّ فَقُلْتُ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَنْفَقَ الْمُسْلِمُ نَفَقَةً عَلَى أَهْلِهِ وَهُوَ يَحْتَسِبُهَا ، كَانَتْ لَهُ صَدَقَةً

Dari Abu Mas'ud Al-Anshari maka aku berkata, Dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam beliau bersabda : Jika seorang muslim memberi nafkah pada keluarganya dengan niat mengharap pahala, maka baginya hal itu adalah sedekah. (H.R. Bukhari no.5351). 

17. Anjuran Memberi Kecukupan Kepada Para Janda 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّاعِى عَلَى اْلأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِيْنِ كَالْمُجَاهِدِ فِى سَبِيْلِ اللَّهِ ، أَوِ الْقَائِمِ اللَّيْلَ الصَّائِمِ النَّهَارَ

Dari Abu Hurairah ia berkata, Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Orang yang memberi kecukupan kepada para janda dan orang-orang miskin, maka ia seperti halnya seorang mujahid di jalan Allah atau seorang yang berdiri menunaikan qiyamul lail dan berpuasa di siang harinya. (H.R. Bukhari no.5353).

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.