Edisi Jum'at, 1 April 2022 M / 29 Sya'ban 1443 H.
Sesungguhnya ibadah puasa yang diwajibkan kepada kita, sebagai generasi masa kini, atau sebagai umat akhir zaman hanyalah puasa di bulan Ramadhan. Selain dari ibadah puasa itu hanyalah puasa sunnah yang dianjurkan kepada orang-orang muslim untuk melengkapi kekurangan-kekurangan dalam puasa wajibnya dan sebagai kegiatan ibadah yang dicintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Bila ada puasa wajib selain dari puasa Ramadhan seperti puasa nazar dan kifarat, itu disebabkan bersyarat, karena ada nazar dari seseorang atau ada pelanggaran hukum yang mewajibkan puasa kifarat. Sekiranya tidak ada nazar yang dilakukan seseorang atau tidak ada pelanggaran yang mengakibatkan puasa kifarat, maka tidak ada puasa wajib kecuali puasa Ramadhan.
Ramadhan merupakan bulan diturunkannya al-Qur’an, yang menjadi pedoman dan petunjuk abadi bagi umat manusia. Dalam bulan itu, dakwah Islamiyah mulai digalakkan dan di dalamnya terdapat malam Qadar, malam indah yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Pelaksanaan puasa dalam bulan ini, merupakan suatu ibadah dan pengabdian serta kenangan yang sangat berkesan yang selalu hidup dalam diri setiap muslim.
Bulan yang suci itu penuh dengan kebaikan dan keutamaan, sehingga setiap orang yang memahami keberadaannya pasti akan mengisi bulan puasa itu dengan ibadah dan muamalah yang terpuji. Bila kita memahami apa yang ada dan terjadi dalam bulan Ramadhan, pasti kita ingin agar seluruh tahun dijadikan bulan Ramadhan.
Berikut ini adalah beberapa hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan puasa :
1. Puasa Ramadhan dapat menghapus dosa yang telah lalu
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa yang menegakkan lailatul qadar (mengisi dengan ibadah) karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu, dan barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu. (H.R. Bukhari no. 1901).
2. Anjuran berbuka puasa dengan kurma
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ يَقُوْلُ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
Dari Anas bin Malik ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam berbuka dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat, kalau tidak ada dengan kurma, kalau tidak ada juga beliau minum beberapa teguk. (H.R. Abu Daud no. 2358, Tirmidzi no. 700).
3. Makan sahur mengandung berkah
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السُّحُوْرِ بَرَكَةً
Dari Anas radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Makan sahurlah kalian, karena (makan) di waktu sahur itu mengandung barakah. (H.R. Muslim no. 2603).
4. Doa berbuka puasa 1
عَنْ مُعَاذِ بْنِ زُهْرَةَ أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ اَللهم لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Dari Muadz bin Zuhrah, sampai kepadanya bahwasanya Nabi ketika berbuka puasa beliau berdoa : ALLAAHUMMA LAKA SHUMTU WA 'ALAA RIZQIKA AFTHARTU (Ya Allah, karena Engkau aku berpuasa, dan dengan rezeki pemberian-Mu aku berbuka). (H.R. Abu Daud no. 2360, Baihaqi no. 8392 dan lainnya).
5. Doa berbuka puasa 2
مَرْوَانُ - يَعْنِى ابْنَ سَالِمٍ - الْمُقَفَّعُ - قَالَ رَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقْبِضُ عَلَى لِحْيَتِهِ فَيَقْطَعُ مَا زَادَ عَلَى الْكَفِّ وَقَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
Marwan bin Salim Al Muqaffa' berkata : Saya melihat Ibnu Umar menggenggam jenggotnya dan memotong jenggot yang melebihi telapak tangan. Dan ia berkata : Dahulu Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam apabila berbuka puasa beliau mengucapkan: DZAHABAZH ZHAMAA`U WABTALLATIL 'URUUQU WA TSABATAL AJRU IN SYAA ALLAAH (Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan telah tetap pahala insya Allah). (H.R. Abu Daud no. 2359, Baihaqi no. 8391 dan lainnya).
6. Anjuran mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka puasa
عَنْ أَبِى ذَرٍّ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِبِلاَلٍ أَنْتَ يَا بِلاَلُ تُؤَذِّنُ إِذَا كَانَ الصُّبْحُ سَاطِعًا فى السَّمَاءِ فَلَيْسَ ذَلِكَ بِالصُّبْحِ إِنَّمَا الصُّبْحُ هَكَذَا مُعْتَرِضًا. ثُمَّ دَعَا بِسَحُوْرِهِ فَتَسَحَّرَ وَكَانَ يَقُوْلُ لاَ تَزَالُ أُمَّتِى بِخَيْرٍ مَا أَخَّرُوْا السَّحُوْرَ وَعَجَّلُوا الْفِطْرَ
Dari Abu Dzar bahwa Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda pada Bilal : Wahai Bilal, kalau subuh telah beranjak ke langit maka itu bukanlah subuh, subuh itu nampak seperti ini, lalu beliau menyuruh untuk sahur dan beliau pun sahur seraya bersabda : Umatku akan selalu dalam kebaikan selama mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka puasa. (H.R. Ahmad no. 22127).
7. Pahala memberi makan orang yang puasa
عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِىِّ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
Dari Zaid bin Khalid Al-Juhaniy ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa memberi makanan untuk berbuka bagi orang yang puasa, maka ia mendapat pahala sebanyak pahala orang yang puasa itu, tidak kurang sedikitpun. (H.R. Tirmidzi no. 812, Ahmad no. 17496).
8. Sedekah pada bulan Ramadhan lebih utama
عَنْ أَنَسٍ قَالَ سُئِلَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَىُّ الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ فَقَالَ شَعْبَانُ لِتَعْظِيْمِ رَمَضَانَ. قِيْلَ فَأَىُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ
Dari Anas ia berkata, Nabi Shallallahu alaihi Wasallam pernah ditanya : Puasa apa yang lebin utama setelah puasa Ramadhan? Maka beliau menjawab : Sya'ban untuk mengagungkan Ramadhan. Ditanya kembalai : Kapankah sedekah yang lebih utama? beliau menjawab : Sedekah pada bulan Ramadhan. (H.R. Tirmidzi no. 665, Baihaqi no. 8780).
9. Doa orang yang berpuasa tidak ditolak
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ يَرْفَعُهَا اللهُ دُوْنَ الْغَمَامِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُوْلُ بِعِزَّتِى لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِيْنٍ
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak : Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat, dan dibukanya pintu-pintu langit dan Allah berfirman : Demi kemulyaan-Ku, Aku benar-benar akan menolongmu sekalipun beberapa waktu lagi. (H.R. Ibnu Majah no. 1824, Ahmad no. 9994).
10. Boleh memakai celak ketika puasa
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتِ اِكْتَحَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ صَائِمٌ.
Dari Aisyah ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam memakai celak sedang beliau berpuasa (H.R. Ibnu Majah no. 1748).
11. Berbuka (Puasa) karena Menyaksikan Hilal
عَنْ أَبِى عُمَيْرِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ عُمُوْمَةٍ لَهُ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَكْبًا جَاءُوْا إِلَى النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَشْهَدُوْنَ أَنَّهُمْ رَأَوُا الْهِلاَلَ بِالْأَمْسِ فَأَمَرَهُمْ أَنْ يُفْطِرُوْا وَإِذَا أَصْبَحُوْا أَنْ يَغْدُوْا إِلَى مُصَلاَّهُمْ.
Dari Abu Umair bin Anas dari paman-pamannya di kalangan sahabat Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bahwasanya telah datang suatu rombongan, mereka menyaksikan hilal satu Syawal. Maka beliau menyuruh mereka berbuka dan ketika waktu pagi mereka berangkat ke tempat shalat mereka. (H. R.Abu Daud no. 1159).
12. Batas Waktu Qadha Puasa adalah Bulan Sya'ban
عَنْ أَبِيْ سَلَمَةَ قَالَ سَمِعْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا تَقُوْلُ كَانَ يَكُوْنُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ فَمَا أَسْتَطِيْعُ أَنْ أَقْضِيَ إِلَّا فِي شَعْبَانَ قَالَ يَحْيَى الشُّغْلُ مِنَ النَّبِيِّ أَوْ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Abu Salamah berkata, aku mendengar Aisyah Radhiyallahu'anha berkata : Aku berhutang puasa Ramadhan dan aku tidak bisa mengqadhanya kecuali pada bulan Sya'ban. Yahya berkata : Karena dia sibuk dari Nabi atau bersama Nabi Shallallahu alaihi Wasallam (H.R. Bukhari no. 1950).
13. Larangan Berpuasa pada Hari Arafah di Padang Arafah
عَنْ عِكْرِمَةَ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى أَبِى هُرَيْرَةَ فِى بَيْتِهِ فَسَأَلْتُهُ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَاتٍ فَقَالَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَاتٍ
Dari Ikrimah ia berkata : Aku menemui Abu Hurairah di rumahnya, lalu aku bertanya padanya tentang berpuasa pada hari Arafah di padang Arafah, maka Abu Hurairah menjawab : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam melarang berpuasa pada hari Arafah di padang Arafah. (H.R Ibnu Majah no. 1804, Ahmad no. 8252 dan lainnya).
14. Hadits keutamaan datangnya bulan Ramadhan
أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَقُوْلُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِيْنُ
Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: Apabila datang bulan Ramadlan pintu-pintu surga dibuka sedang pintu-pintu neraka ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu. (H.R.Bukhari no. 3277).
15. Hadits keutamaan puasa asyura
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ وَسُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Dari Abu Qatadah berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam, ditanya tentang puasa hari Asyura, Maka beliau menjawab : Ia dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu". (H.R. Muslim no. 2804).
16. Hadits keutamaan puasa arafah
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ وَسُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Dari Abu Qatadah Radhiyallahu'anhu berkata : "Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam ditanya tentang puasa hari Arafah (tanggal 9 dzulhijjah), Maka beliau menjawab : Ia dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang". (H.R. Muslim no. 2804).
17. Hadits keutamaan makan sahur
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السُّحُوْرِ بَرَكَةً
Dari Anas Radhiyallahu'anhu, ia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Makan sahurlah kalian, karena (makan) di waktu sahur itu mengandung barakah." (H.R. Muslim no. 2603).
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.