Minggu, 06 Maret 2022

17 KUMPULAN HADITS YANG BERKAITAN DENGAN ADZAN

Edisi Senin, 7 Maret 2022 M / 4 Sya'ban 1443 H. 

Adzan merupakan pertanda masuknya waktu shalat. Berbeda dengan umat agama lain yang memiliki tanda-tanda tertentu, Islam lebih memilih adzan sebagai tanda. Dahulu, pada masa Rasul Shallallahu alaihi Wassalam, para sahabat berpikir untuk membuat tanda masuk waktunya shalat. Setelah beberapa pendapat diungkapkan, akhirnya Rasul memilih adzan. Azan pertama kali dilakukan oleh sahabat Bilal bin Rabah. Dalam kitab Al-Fiqhul Manhaji ala Madzhabil Imamis Syafi’i karya Musthafa Al-Khin dan Musthafa Al-Bugha dijelaskan bahwa hukum adzan adalah sunah.

Adzan mulai disyariatkan pada tahun pertama hijrah Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam ke Madinah, sebagian ulama menyatakan pada tahun kedua hijriah.

Kalimat Adzan telah Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam ajarkan kepada para sahabat. Adapun sahabat Bilal saat adzan Subuh mengumandangkan ‘as-shalatu khairun minan nawm’, adalah direstui Nabi yang ketika itu memang masih hidup.

Berikut ini adalah beberapa hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang membicarakan tentang adzan :

1. Doa antara adzan dan iqamah tidak akan tertolak 

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ

Dari Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda: "Tidak akan tertolak doa antara adzan dan iqamah." (H.R. Abu Daud no. 521).

2. Sikap setan apabila mendengar adzan 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الشَّيْطَانَ إِذَا سَمِعَ النِّدَاءَ بِالصَّلَاةِ أَحَالَ لَهُ ضُرَاطٌ حَتّٰى لَا يَسْمَعَ صَوْتَهُ فَإِذَا سَكَتَ رَجَعَ فَوَسْوَسَ فَإِذَا سَمِعَ الْإِقَامَةَ ذَهَبَ حَتّٰى لَا يَسْمَعَ صَوْتَهُ فَإِذَا سَكَتَ رَجَعَ فَوَسْوَسَ

Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaihi Wassalam, beliau bersabda, "Setan apabila mendengar adzan, maka kentut akan membuatnya lari terbirit-birit sehingga tidak mendengar suaranya lagi. Setelah adzan selesai, dia kembali lagi untuk mengganggu. Begitu juga apabila mendengar iqamat. Dia akan lari sehingga tidak mendengarnya lagi, dan apabila iqamat selesai, dia kembali sekali lagi untuk mengganggu." (H.R. Muslim no. 882).

3. Antara dua adzan ada shalat 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مُغَفَّلٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ ثُمَّ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ لِمَنْ شَاءَ

dari 'Abdullah bin Mughaffal berkata, Nabi Shallallahu alaihi Wassalam bersabda: Antara dua adzan (adzan dan iqamah) ada shalat (sunah). Antara dua adzan ada sholat (sunah). Kemudian pada ucapan beliau yang ketiga kalinya, beliau menambahkan: Bagi yang mau. (H.R. Bukhari no. 627).

4. Adzan Dan Shaf Awal 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوْا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوْا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوْا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيْرِ لَاسْتَبَقُوْا إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا. رَوَاهُ اْلبُخَارِىُّ

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda: "Seandainya manusia mengetahui apa (kebaikan) yang terdapat pada adzan dan shaf awal, lalu mereka tidak akan mendapatkannya kecuali dengan cara mengundi, niscaya mereka akan melakukannya. Dan seandainya mereka mengetahui kebaikan yang terdapat dalam bersegera (menuju shalat), niscaya mereka akan berlomba-lomba. Dan seandainya mereka mengetahui kebaikan yang terdapat pada shalat 'Isya dan Shubuh, niscaya mereka akan mendatanginya walaupun harus dengan merangkak." (H.R. Bukhari no. 615).

5. Asal Usul Adzan Untuk Shalat 

أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يَقُوْلُ كَانَ الْمُسْلِمُوْنَ حِيْنَ قَدِمُوا الْمَدِيْنَةَ يَجْتَمِعُوْنَ فَيَتَحَيَّنُوْنَ الصَّلَاةَ لَيْسَ يُنَادَى لَهَا فَتَكَلَّمُوْا يَوْمًا فِي ذَلِكَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ اتَّخِذُوْا نَاقُوْسًا مِثْلَ نَاقُوْسِ النَّصَارَى وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ بُوْقًا مِثْلَ قَرْنِ الْيَهُوْدِ فَقَالَ عُمَرُ أَوَلَا تَبْعَثُوْنَ رَجُلًا يُنَادِي بِالصَّلَاةِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا بِلَالُ قُمْ فَنَادِ بِالصَّلَاةِ

Bahwanya Ibnu 'Umar berkata, Ketika Kaum Muslimin tiba di Madinah, mereka berkumpul untuk shalat dengan cara memperkirakan waktunya, dan tidak ada panggilan untuk pelaksanaan shalat. Suatu hari mereka memperbincangkan masalah tersebut, di antara mereka ada yang mengusulkan lonceng seperi loncengnya kaum Nashrani dan sebagaian lain mengusulkan untuk meniup terampet sebagaimana kaum Yahudi. Maka Umar pun berkata : Mengapa tidak kalian suruh seseorang untuk mengumandangkan panggilan shalat? Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam kemudian bersabda: Wahai Bilal, bangkit dan serukanlah panggilan shalat. (H.R. Bukhari no. 604).

6. Adzan dan Iqamah Saat Bayi Lahir 

عن عبيد الله بن أبى رافع عن أبيه قال رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم أذن فى أذن الحسن بن علي حين ولدته فاطمة بالصلاة (سنن أبي داود رقم (444) 

Dari Ubaidillah bin Abi Rafi’ radhiyallahu anhu Dari ayahnya, ia berkata: aku melihat Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam mengumandangkan adzan di telinga Husain bin Ali ketika Siti Fatimah melahirkannya (yakni) dengan adzan shalat. (Sunan Abu Dawud: 444).

7. Adzan Hari Jum'at Sebelum Khatib Naik Mimbar 

عَنِ الزُّهْرِىِّ قَالَ سَمِعْتُ السَّائِبَ بْنَ يَزِيْدَ يَقُوْلُ إِنَّ الْأَذَانَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ كَانَ أَوَّلُهُ حِيْنَ يَجْلِسُ اْلإِمَامُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ عَلَى الْمِنْبَرِ فِى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  وَأَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَلَمَّا كَانَ فِى خِلاَفَةِ عُثْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَكَثُرُوْا ، أَمَرَ عُثْمَانُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِالْأَذَانِ الثَّالِثِ ، فَأُذِّنَ بِهِ عَلَى الزَّوْرَاءِ ، فَثَبَتَ الأَمْرُ عَلىٰ ذٰلِكَ

Dari Az-Zuhri berkata, Aku mendengar As-Sa'ib bin Yazid berkata : Pada mulanya adzan pada hari Jum'at dikumandangkan ketika Imam sudah duduk di atas mimbar. Yaitu pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam, Abu Bakar dan Umar radhiyallahu anhu Maka pada masa Khilafah Utsman bin Affan ra ketika manusia sudah semakin banyak, maka pada hari Jum'at dia mememerintahkan adzan yang ketiga (adzan yang dilakukan sebelum khatib naik mimbar). Sehingga dikumandangkanlah adzan (ketiga) tersebut di Az-Zaura' (nama pasar). Kemudian berlakulah urusan tersebut menjadi ketetapan (sampai sekarang). (H.R. Bukhari no. 916).

8. Boleh Orang Yang Adzan dan Iqamah Berlainan Orang 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ أَرَادَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى الْأَذَانِ أَشْيَاءَ لَمْ يَصْنَعْ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ فَأُرِىَ عَبْدُ اللهِ بْنُ زَيْدٍ الأَذَانَ فِى الْمَنَامِ فَأَتَى النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ أَلْقِهِ عَلَى بِلاَلٍ. فَأَلْقَاهُ عَلَيْهِ فَأَذَّنَ بِلاَلٌ فَقَالَ عَبْدُ اللهِ أَنَا رَأَيْتُهُ وَأَنَا كُنْتُ أُرِيْدُهُ قَالَ فَأَقِمْ أَنْتَ

Dari Abdullah bin Zaid, ia berkata : Nabi ingin melakukan beberapa hal dalam adzan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Kemudian Abdullah bin Zaid diperlihatkan kalimat adzan melalui mimpinya. Lalu Abdullah bergegas mendatangi Nabi Shallallahu alaihi Wassalam dan memberitahukannya. Maka Nabi pun bersabda : Berikan adzan itu kepada Bilal. Abdulah pun memberikan kepada Bilal. Bilal pun melaksanakan adzan. Abdullah bin Zaid berkata :  Saya melihat dalam mimpi bahwa saya menginginkan iqamah. Beliau bersabda : Kumandangkanlah iqamah.  (H.R. Abu Daud no. 512, Daruqthni no. 974).

9. Disunnahkan Orang Yang Adzan Berwudhu 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يُؤَذِّنُ إِلاَّ مُتَوَضِّئٌ

Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaihi Wassalam bersabda : Janganlah menyerukan adzan kecuali orang yang telah berwudhu. (H.R. Tirmidzi no. 200, Baihaqi no. 1932).

10. Shalat Hari Raya Tanpa Adzan Dan Iqamah 

عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِيْدَيْنِ غَيْرَ مَرَّةٍ وَلاَ مَرَّتَيْنِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلاَ إِقَامَةٍ

Dari Jabir bin Samurah ia berkata : Saya telah menunaikan shalat dua hari raya bersama Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam tidak hanya sekali atau dua kali (lebih dari dua kali), yakni (beliau menunaikannya) tanpa adzan dan iqamah. (H.R. Muslim no. 2088).

11. Posisi Leher Ketika Membaca Hayya Alash Shalah Dalam Adzan 

عَنْ عَوْنِ بْنِ أَبِى جُحَيْفَةَ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ أَتَيْتُ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَكَّةَ وَهُوَ فِى قُبَّةٍ حَمْرَاءَ مِنْ أَدَمٍ فَخَرَجَ بِلاَلٌ فَأَذَّنَ فَكُنْتُ أَتَتَبَّعُ فَمَهُ هَا هُنَا وَهَا هُنَا. قَالَ ثُمَّ خَرَجَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهِ حُلَّةٌ حَمْرَاءُ بُرُوْدٌ يَمَانِيَةٌ قِطْرِىٌّ. وَقَالَ مُوسَى قَالَ رَأَيْتُ بِلَالًا خَرَجَ إِلَى الْأَبْطَحِ فَأَذَّنَ فَلَمَّا بَلَغَ حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ. لَوَى عُنُقَهُ يَمِيْنًا وَشِمَالًا وَلَمْ يَسْتَدِرْ ثُمَّ دَخَلَ فَأَخْرَجَ الْعَنَزَةَ وَسَاقَ حَدِيْثَهُ

Dari Aun bin Abi Juhaifah dari ayahnya dia berkata : Saya pernah mendatangi Nabi Shallallahu alaihi Wassalam di Mekkah, dan beliau sedang berada dalam suatu Qubah berwarna merah dari kulit, lalu Bilal keluar, lalu adzan, sedang aku memperhatikan mulutnya yang mengarah ke kanan dan ke kiri. Abu Juhaifah berkata : Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam keluar dengan memakai pakaian merah, yaitu kain bergaris Yaman jenis buatan Qitr (kain ini biasanya diselimutkan untuk badan). Musa berkata : Saya pernah melihat Bilal keluar ke Abthah, lalu mengumandangkan adzan. Tatkala dia sampai pada kalimat hayya alash shalah, hayya alal falah, dia membelokkan lehernya ke kanan dan ke kiri, dan dia tidak memutar tubuhnya, kemudian dia masuk ke rumahnya dan keluar dengan tongkat. Lalu Musa menyebutkan hadits lengkapnya. (H.R. Abu Daud no. 520).

12. Memperlambat Adzan Dan Mempercepat Iqamah 

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِبِلاَلٍ يَا بِلاَلُ إِذَا أَذَّنْتَ فَتَرَسَّلْ فِى أَذَانِكَ وَإِذَا أَقَمْتَ فَاحْدُرْ وَاجْعَلْ بَيْنَ أَذَانِكَ وَإِقَامَتِكَ قَدْرَ مَا يَفْرُغُ اْلآكِلُ مِنْ أَكْلِهِ وَالشَّارِبُ مِنْ شُرْبِهِ وَالْمُعْتَصِرُ إِذَا دَخَلَ لِقَضَاءِ حَاجَتِهِ وَلاَ تَقُوْمُوْا حَتَّى تَرَوْنِى

Dari Jabir bin Abdullah bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam berkata kepada Bilal : Wahai Bilal, jika engkau adzan maka lambatkanlah adzanmu, dan jika engkau iqamat maka percepatlah. Jadikanlah jarak antara adzan dan iqamatmu sekadar dengan seorang yang makan hingga selesai makannya, orang yang minum hingga selesai minummnya, orang yang buang hajat dapat menyelesaikan hajatnya, dan janganlah berdiri hingga kalian melihatku. (H.R. Tirmidzi no.195, Baihaqi no. 2090 dan lainnya). 

13. Adzab Bilal dan Adzan Ibnu Ummi Maktum 

عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ بِلَالًا يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتَّى يُنَادِيَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُوْمٍ ثُمَّ قَالَ وَكَانَ رَجُلًا أَعْمَى لَا يُنَادِي حَتَّى يُقَالَ لَهُ أَصْبَحْتَ أَصْبَحْتَ

Dari Salim bin Abdullah dari Bapaknya, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda : Sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan saat masih malam, maka makan dan minumlah sampai kalian mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum. Perawi berkata : Ibnu Ummi Maktum adalah seorang sahabat yang buta, ia tidak akan mengumandangkan adzan (shubuh) hingga ada orang yang mengatakan kepadanya :  Sudah shubuh, sudah shubuh. (H.R. Bukhari no. 617).

14. Anjuran Bagi Orang Yang Adzan Maka Dialah Yang Iqamah 

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زِيَادٍ - يَعْنِى اَلْإِفْرِيْقِىَّ - أَنَّهُ سَمِعَ زِيَادَ بْنَ نُعَيْمٍ الْحَضْرَمِىَّ أَنَّهُ سَمِعَ زِيَادَ بْنَ الْحَارِثِ الصُّدَائِىَّ قَالَ لَمَّا كَانَ أَوَّلُ أَذَانِ الصُّبْحِ أَمَرَنِى - يَعْنِى النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَذَّنْتُ فَجَعَلْتُ أَقُوْلُ أُقِيْمُ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَجَعَلَ يَنْظُرُ إِلَى نَاحِيَةِ الْمَشْرِقِ إِلَى الْفَجْرِ فَيَقُولُ « لاَ ». حَتَّى إِذَا طَلَعَ الْفَجْرُ نَزَلَ فَبَرَزَ ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَىَّ وَقَدْ تَلاَحَقَ أَصْحَابُهُ - يَعْنِى فَتَوَضَّأَ - فَأَرَادَ بِلاَلٌ أَنْ يُقِيْمَ فَقَالَ لَهُ نَبِىُّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَخَا صُدَاءٍ هُوَ أَذَّنَ وَمَنْ أَذَّنَ فَهُوَ يُقِيْمُ. قَالَ فَأَقَمْتُ

Dari Abdurrahman bin Ziyad  yakni Al-Afriqi bahwasanya dia telah mendengar Ziyad bin Nu'aim Al-Hadlrami bahwasanya dia telah mendengar Ziyad bin Al-Harits Ash-Shuda`iy dia berkata : Tatkala pertama kali dikumandangkan adzan Shubuh, menyuruhku yakni Nabi Shallallahu alaihi Wassalam, maka saya pun mengumandangkannya. Kemudian saya berkata : Apakah saya kumandangkan iqamat sekarang wahai Rasulullah? Maka beliau melihat ke ujung timur ke arah terbitnya fajar, lalu beliau berkata : Belum. Hingga tatkala fajar telah terbit, beliau turun dan berwudhu kemudian mendekatiku, dan para sahabat juga berwudhu. Lalu Bilal hendak mengumandangkan iqamat, maka Nabi Shallallahu alaihi Wassalam bersabda : Saudara kita dari Shuda` telah adzan, dan barang siapa yang adzan maka dialah yang iqamat. Dia berkata : Maka saya pun mengumandangkan iqamat. (H.R. Abu Daud no. 514, Baihaqi no. 1861).

15. Hadits keutamaan adzan dan shaf awal 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوْا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوْا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوْا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيْرِ لَاسْتَبَقُوْا إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا. رواه البخارى

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda: "Seandainya manusia mengetahui apa (kebaikan) yang terdapat pada adzan dan shaf awal, lalu mereka tidak akan mendapatkannya kecuali dengan cara mengundi, niscaya mereka akan melakukannya. Dan seandainya mereka mengetahui kebaikan yang terdapat dalam bersegera (menuju shalat), niscaya mereka akan berlomba-lomba. Dan seandainya mereka mengetahui kebaikan yang terdapat pada shalat 'Isya dan Shubuh, niscaya mereka akan mendatanginya walaupun harus dengan merangkak." (H.R. Bukhari no. 615).

16. Hadits keutamaan doa setelah adzan 

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ حِيْنَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اَللهم رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًانِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا نِ الَّذِى وَعَدْتَهُ ، حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Dari Jabir bin Abdullah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda : Barang siapa berdoa ketika mendengar adzan : ALLOOHUMMA HAADZIHID DA'WATIT TAAMMAH WASH SHOLAATIL QOO-IMAH AATI MUHAMMADANIL WASIILATA WAL FADHIILAH WAB'ATSHU MAQOOMAM MACHMUUDANIL LADZII WA'ADTAH (Ya Allah, Tuhan dari seruan yang sempurna dan shalat yang akan didirikan (ini), sampaikanlah wasilah dan anugrah kemuliaan kepada Nabi Muhammad, dan tempatkanlah ia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan baginya), maka ia akan mendapat syafaatku pada hari kiamat. (H.R. Bukhari no. 614, Abu Daud no. 529 dan lainnya). 

17. Hadits Keutamaan Doa Setelah Adzan 

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ حِيْنَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اَللهم رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًانِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًانِ الَّذِي وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Dari Jabir bin Abdullah, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda : Barangsiapa berdo'a setelah mendengar adzan: ALLAHUMMA RABBA HAADZIHID DA'WATIT TAMMAH WASHSHALAATIL QAA'IMAH. AATI MUHAMMADANIL WASIILATA WALFADLIILAH WAB'ATSHU MAQAAMAM MAHMUUDANIL LADZII WA'ADTAH (Ya Allah. Rabb Pemilik seruan yang sempurna ini, dan Pemilik shalat yang akan didirikan ini, berikanlah wasilah (perantara) dan keutamaan kepada Muhammad. Bangkitkanlah ia pada 

kedudukan yang terpuji sebagaimana Engkau telah janjikan)'. Maka ia berhak mendapatkan syafa'atku pada hari kiamat. (H.R. Bukhari no. 614).

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.