Sabtu, 19 Maret 2022

17 HADITS TENTANG DOA (BAGIAN 3)

Edisi Ahad, 20 Maret 2022 M / 17 Sya'ban 1443 H. 

Berdoa dan berikhtiar adalah bagaikan dua sisi mata uang. Keduanya memang berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Berdoa harus disertai ikhtiar dan sebaliknya ikhtiar harus pula disertai doa. Dalam kaitan ini Ibnu Atha'illah al-Iskandari mengingatkan bahwa setiap harapan menuntut adanya usaha konkret dari manusia sebagai berikut :

 الرجاء ما قارنه عمل والا فهو أمنية

Artinya : "Harapan mesti disertai amal. Jika tidak, ia hanyalah angan-angan" (lihat Taqrib al-Turats al-Hikam al-‘Athaiyyah, Syarh ibn Abbad al-Nafaziy al-Rundiy, Markaz al-Ahram li al-Tarjamah wa al-Nasyr, Kairo, 1988, Cet. I, hal. 205).

Harapan yang disandarkan kepada Allah disebut doa. Doa yang tidak diikuti dengan ikhtiar hanyalah angan-angan yang bisa jadi karena itu Allah sulit mengabulkannya. 

Dalam konteks virus Corona, setiap orang yang berharap dan berdoa agar diselamatkan dari ancaman wabah ini, ia harus berikhtiar dengan mematuhi protokol kesehatan sebagaimana petunjuk yang telah diberikan oleh para ahli di bidang kesehatan, yakni dengan mempraktikkan gaya hidup bersih, social distancing, mengenakan masker, dan sebagainya.  

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang berdoa kepada Allah memohon suatu perlindungan agar sesuatu yang negatif atau buruk tidak menimpa dirinya. Atau ia menghendaki agar ia dijauhkan dari suatu keadaan untuk mencapai keadaan sebaliknya yang baik dan bermanfaat. Dan itu harus disertai dengan ikhtiar yang sungguh sungguh. 

Prinsip ini sesuai dengan nasihat Ibnu Atha’illah sebagaimana tertulis dalam kitab beliau yang sangat terkenal, yakni Al-Hikam, dan juga sejalan dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat Ar-Ra’d. Singkatnya, ikhtiar adalah konsekuensi logis dan teologis dari sebuah doa. 

Berikut ini adalah beberapa Hadits-hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang berkaitan dengan doa :

1. Doa Mustajab, Doa Orang Tua kepada Anaknya 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ

Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang dizhalimi, doa orang yang bepergian (musafir) dan doa orang tua pada anaknya. (HR. Ibnu Majah no. 3995).

2. Doa Mustajab, Doa Orang yang Bepergian (musafir) 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (musafir) dan doa orang yang dizhalimi. (H.R. Abu Daud no. 1538, Ahmad no. 7721).

3. Doa Mustajab, Doa Orang yang Berpuasa 

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

Dari Anas bin Malik ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Ada tiga doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa orang yang bepergian (musafir). (HR. Al Baihaqi no. 6619).

4. Doa Mustajab, Doa Orang yang dizhalimi 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (musafir) dan doa orang yang dizhalimi. (H.R. Abu Daud no. 1538, Ahmad no. 7721).

5. Hadits tentang keutamaan doa tengah malam 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا مَضٰى شَطْرُ اللَّيْلِ أَوْ ثُلُثَاهُ يَنْزِلُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالٰى إِلٰى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُوْلُ هَلْ مِنْ سَائِلٍ يُعْطٰى هَلْ مِنْ دَاعٍ يُسْتَجَابُ لَهُ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ يُغْفَرُ لَهُ حَتّٰى يَنْفَجِرَ الصُّبْحُ

Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Jika pertengahan malam atau sepertiga malam telah berlalu, Allah Tabaraka wa Ta'ala turun ke langit dunia dan berfirman, 'Adakah orang yang meminta hingga diberi, adakah orang yang berdo'a hingga dikabulkan, dan adakah orang yang memohon ampun hingga dosanya diampuni.' Demikian itu terjadi hingga waktu Shubuh datang." (H.R. Muslim no.1810). 

6. Hadits keutamaan mendoakan dari kejauhan 

عَنْ أَبِى الزُّبَيْرِ عَنْ صَفْوَانَ - وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ صَفْوَانَ - وَكَانَتْ تَحْتَهُ الدَّرْدَاءُ قَالَ قَدِمْتُ الشَّامَ فَأَتَيْتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ فِى مَنْزِلِهِ فَلَمْ أَجِدْهُ وَوَجَدْتُ أُمَّ الدَّرْدَاءِ فَقَالَتْ أَتُرِيْدُ الْحَجَّ الْعَامَ فَقُلْتُ نَعَمْ. قَالَتْ فَادْعُ اللهِ لَنَا بِخَيْرٍ فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُوْلُ دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيْهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِيْنَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

Dari Abu Az-Zubair dari Shafwan - dan dia adalah bin Abdullah bin Shafwan dan riwayat selanjutnya adalah dari Ummu Darda', dia berkata : saya pernah pergi ke Syam dan mengunjungi Abu Darda' di rumahnya. Namun saya tidak bertemu dengannya, lalu saya pergi menjumpai Ummu Darda'. Setelah itu, Ummu Darda' bertanya kepada saya : Hai Shafwan, apakah kamu akan pergi haji pada tahun ini?  Saya pun menjawab : Ya.  Ummu Darda' berkata : Mohonkanlah kepada Allah kebaikan untuk kami, karena Nabi Shallallahu alaihi Wasallam telah bersabda : Doa seorang muslim untuk saudaranya sesama muslim dari kejauhan tanpa diketahui olehnya akan dikabulkan. Di atas kepalanya ada malaikat yang telah diutus, dan setiap kali ia berdoa untuk kebaikan, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan Amin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu. (H.R. Muslim No. 7105).

7. Hadits keutamaan doa ketika khotib duduk di atas mimbar 

عَنْ أَبِي بُرْدَةَ بْنِ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ، قَالَ لِيْ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ أَسَمِعْتَ أَبَاكَ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  فِي شَأْنِ سَاعَةِ الْجُمُعَةِ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ سَمِعْتُهُ يَقُوْلُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  يَقُوْلُ هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الْإِمَامُ إِلٰى أَنْ تُقْضَى الصَّلَاةُ

Dari Abu Burdah bin Abu Musa Al-Asy'ari ia berkata, Abdullah bin Umar bertanya padaku : Apakah kamu pernah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam perihal satu waktu (yang mustajab) pada hari Jum'at? Abu Burdah berkata, Saya menjawab : Ya, aku mendengarnya berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Waktunya ialah antara imam duduk (di mimbar) hingga selesai shalat Jum'at. (H.R. Muslim no. 2012).

8. Hadits keutamaan doa bersama imam 

عَنْ حَبِيْبِ بْنِ مَسْلَمَةِ الْفِهْرِي  سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  يَقُوْلُ لَا يَجْتَمِعُ مَلَأُ فَيَدْعُوْا بَعْضُهُمْ وَ يُؤَمِّنُ الْبَعْضُ إِلَّا أَجَابَهُمُ اللهُ. المستدرك على الصحيحين للحاكم

Dari Habib bin Maslamah Al-Fihri, saya mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : "Tidaklah berkumpul sekelompok orang, kemudian sebagian mereka berdoa dan sebagian yang lain membaca amin, kecuali Allah Subhanahu Wa Ta'ala pasti akan mengabulkannya"  (Al-Mustadrak 'ala Al-shahihain lil Hakim no. 5478).

9. Hadits keutamaan baca shalawat dalam doa 

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ إِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوفٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ لاَ يَصْعَدُ مِنْهُ شَىْءٌ حَتَّى تُصَلِّىَ عَلىٰ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dari Umar bin khaththab, ia berkata : Sesungguhnya doa itu tertahan (mengambang) antara langit dan bumi, tidak dapat naik sedikitpun sampai dibacakan shalawat kepada nabimu Shallallahu alaihi Wasallam (H.R. Tirmidzi no. 488).

10. Hadits Keutamaan Do’a Setelah Berwudhu (1) 

وَعَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْكُمْ مِنْ أحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلغُ  أَوْ فَيُسْبِغُ الْوُضُوْءَ ثُمَّ قَالَ : أَشْهَدُ أنْ لَّا إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ . وَزَادَ التِّرْمِذِيُّ :  اَللهم اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ.

Dari Umar bin Khaththab radhiyallahu'anhu Dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam Beliau bersabda: Tidaklah salah seorang diantara kamu berwudhu dengan sempurna, lalu membaca: ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLOOH, WAHDAHUU LAA SYARIIKA LAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA ROSUULUH, kecuali dibukakan baginya pintu-pintu surga yang delapan, sehingga ia masuk dari pintu mana saja  yang ia kehendaki. Diriwayatkan Muslim. Dan Tirmidzi menambahkan: ALLOOHUMMAJ’ALNII MINAT TAWWAABIINA WAJ’ALNII MINAL MUTATHOH HIRIIN. (Riyadush shalihin hal. 294).

11. Hadits Keutamaan Do’a Setelah Berwudhu (2) 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَامِنْ عَبْدٍ وَلَا امْرَأَةٍ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ اْلوُضُوْءَ، ثُمَّ قَرَأَ بَعْدَهُ :( إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ) إِلٰى آخِرِهَا، إِلَّا أَعْطَاهُ اللهُ تَعَالٰى بِكُلِّ حَرْفٍ مِنْهَا مِائَةَ دَرَجَةٍ، وَخَلَقَ اللهُ تَعَالٰى مِنْ كُلِّ قَطْرَةٍ قَطَرَتْ مِنْ وُضُوْئِهِ مَلَكًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ إِلٰى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: Tidaklah seorang hamba ataupun wanita yang berwudhu lalu ia membaguskan wudhunya, kemudian membaca (INNAA ANZALNAAHU FII LAILATIL QODR) sampai akhirnya, kecuali Allah Ta'ala memberi dia setiap huruf seratus derajat, dan Allah Ta'ala memciptakan dari setiap tetes yang menetes dari wudhunya seorang malaikat yang memintakan ampun untuk dia sampai hari kiamat. (Tankihul Qoul Al-Hatsits, syarah lubabul hadits hal.38). 

12. Doa Untuk orang yang meninggal 

 عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قاَلَ صَلَّى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلىٰ جَنَازَةٍ فَحَفِظْتُ مِنْهُ دُعَائَهُ وَهُوَ يَقُوْلُ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهُ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَـقَّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَـقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَاَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلاً خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْ جِهِ وَاَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَاَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ حَتّٰى تَمَنَّيْتُ أَنْ اَكُوْنَ أَنَا ذلِكَ الْمَيِّتَ وَفِى رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ الْقَبْرِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

“Dari Auf bin Malik radhiyallahu'anhu, berkata: “Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam, melasanakan shalat jenazah, maka aku menghafal do’a-do’a yang dibacanya ketika itu, (yaitu): “Ya Allah, ampunilah (kesalahan)nya, berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia dan ma’afkanlah dia. (Ya Allah) muliakanlah dan luaskan tempat tinggalnya serta mandikanlah dia dengan air, salju, dan kesejukan. (Ya Allah) bersihkanlah dia dari segala kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan pakaian (berwarna) putih dari kotoran. (Ya Allah) berikanlah kepadanya rumah yang lebih baik dari pada rumahnya ini, keluarga yang lebih baik dari keluarganya ini, dan jodoh yang lebih baik dari yang ada ini sebagai gantinya. (Ya Allah) masukkanlah ia ke surga dan jauhkanlah ia dari adzab kubur dan adzab neraka. Sehingga aku mencita-citakan kalaulah aku yang menjadi mayat itu”. Pada riwayat Muslim dari jalan (isnad) lainnya disebutkan: “Dan peliharalah ia dari fitnah kubur dan adzab neraka.” (HR. Muslim).

13. Doa Setelah mayat dikuburkan 

كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الْمَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ فَقَالَ اِسْتَغْفِرُوْا ِلأَخِيْكُمْ وَسَلُوْا لَهُ التَّثْبِيْتَ فَإِنَّهُ اْلآنَ يُسْأَلُ (رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ)

“Adalah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam ketika telah selesai mengubur mayat, beliau berdiri sebentar dan berkata kepada sahabat-sahabat beliau: “Mintakanlah ampun (kepada Tuhan) saudaramu ini, dan mohonkanlah agar ia tabah dan tetap, karena ia sekarang sedang ditanya.” (HR. Abu Daud). 

14. Memohon Supaya Bisa Berdzikir, Bersyukur Dan Ibadah Dengan Baik 

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ يَا مُعَاذُ وَاللهِ إِنِّى لَأُحِبُّكَ وَاللهِ إِنِّى لَأُحِبُّكَ. فَقَالَ أُوْصِيْكَ يَا مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُوْلُ اَللهم أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Dari Muadz bin Jabbal, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam memegang tangan Muadz,  lalu bersabda : Ya Muadz, demi Allah sesungguhnya aku senang kapadamu, demi Allah sesungguhnya aku senang kepadamu. Lalu beliau bersabda : Aku berpesan kepadamu, wahai Muadz, janganlah meninggalkan setiap usai shalat membaca : Allaahumma a'innii 'alaa dzikrika wa syukrika wa husni 'ibaadatika (Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah yang baik kepada-Mu. (H.R. Abu Daud no. 1524, Nasa'i no. 1302).

15. Doa Berlindung Dari Fitnah Dajjal 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُوْلُ اَللهم  إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Bila seseorang diantara kamu membaca tasyahud, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari empat perkara, beliau berdoa : Allaahumma innii a'uudzu bika min 'adaabi jahannama wamin 'adaabil qobri wamin fitnatil mahyaa wal mamaat wamin syarri fitnatil masiihid dajjaal (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa Jahannam, siksa kubur, fitnah kehidupan dan fitnah kematian dan dari fitnah Dajjal). (H.R. Muslim no. 1352).

16. Hadits keutamaan doa pada hari Jum'at 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ وَقَالَ بِيَدِهِ قُلْنَا يُقَلِّلُهَا يُزَهِّدُهَا

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu dia berkata; Abu Qasim Shallallahu alaihi Wasallam pernah bersabda: "Pada hari Jum'at terdapat waktu, yang tidaklah seorang hamba muslim shalat dan meminta kebaikan kepada Allah, kecuali Allah akan mengabulkannya." Beliau memberi isyarat dengan tangannya. Kami berkata; 'Yaitu beliau menyempitkannya.' (H.R. Bukhari no. 6400).

17. Hadits keutamaan doa setelah adzan 

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ حِيْنَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اَللهم رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًانِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا نِ الَّذِى وَعَدْتَهُ ، حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Dari Jabir bin Abdullah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa berdoa ketika mendengar adzan : ALLOOHUMMA HAADZIHID DA'WATIT TAAMMAH WASH SHOLAATIL QOO-IMAH AATI MUHAMMADANIL WASIILATA WAL FADHIILAH WAB'ATSHU MAQOOMAM MACHMUUDANIL LADZII WA'ADTAH (Ya Allah, Tuhan dari seruan yang sempurna dan shalat yang akan didirikan (ini), sampaikanlah wasilah dan anugrah kemuliaan kepada Nabi Muhammad, dan tempatkanlah ia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan baginya), maka ia akan mendapat syafaatku pada hari kiamar. (H.R. Bukhari no. 614, Abu Daud no. 529 dan lainnya).

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.