Edisi Jum'at, 8 Oktober 2021 M / 1 Rabi'ul Awwal 1443 H.
Habib Salim bin Abdullah As Syatiri lahir di Kota Tarim, pada tahun 1357 H, atau sekitar tahun 1938 M. Beliau lahir dari seorang ayahanda yang alim, al-Habib Abdullah bin Umar. Nama asli beliau adalah "Umar" namun karena sakit-sakitan, kemudian al-Habib Abdullah bin Umar berziarah ke Makam Al Imam Abdullah Bin Alawy Al-Haddad. Di sana beliau tertidur dan bermimpi bertemu Imam Alhaddad yang menyuruhnya untuk mengubah namanya menjadi “Salim” agar selamat dari segala musibah.
Pada Sabtu, 17 Februari 2018, Habib Salim bin Abdullah Assyatiri Wafat dalam usia 80 tahun, karena sakit.
Beliau mengawali pendidikannya dari sang ayah, yakni Habib Abdullah bin Umar Assyatiri. Selanjutnya ke beberapa ulama besar lainnya, antara lain Habib Alwi Bin Shihab, Habib Muhammad Bin Hafidz (ayah Habib Umar), Habib Ahmad Bin Jakfar Alyadrus.
Habib Salim dikenal sangat cinta terhadap ilmu, hal ini terbukti pada tahun 1376 H. beliau pergi ke Mekkah dan menuntut ilmu dari para ulama disana, antara lain ialah Sayyid Alwi Bin Abbas Al-maliki (ayah Abuya Assayid Muhammad), Syaikh Hasan Massyath, Syaikh Hasan Said Yamani, Syaikh Zaini Boyan Al-Jawi, Syaikh Abdullah Dardum Al-Jawi, Syaikh Yasin Al-Fadani.
Memiliki Gelar Sultonul Ilim, dialah al-Habib Habib Salim Bin Abdullah Assyathiri salah seorang ulama kharismatik yang sangat dihormati di Tarim Hadramaut Yaman. Beberapa kali beliau melakukan perjalanan Dakwah dan hadir di Indonesia, untuk memberikan siraman rohani, dan menyebarkan nasehat-nasehat di berbagai pesantren di Indonesia.
Dari beberapa Ceramahnya di Indonesia, inilah 17 wasiat penting ulama besar Tareem Al-Habib Salim bin Abdullah bin Umar Asy-Syathiri :
1. Durhaka pada orangtua itu bernasab, turun-temurun, pasti akan dibalas melalui keturunannya kelak.
2. Seorang yang menghormati ulama besar tapi ia meninggalkan orangtuanya artinya ia mementingkan sunnah dan melalaikan yang wajib. Sama seperti orang memakai imamah tapi auratnya justru terbuka, sungguh tidak pantas.
3. Berkata Imam Ahmad bin Hanbal: “Orangtua ada 3; yang melahirkan, yang memberi ilmu (guru), dan yang menikahkanmu dengan anaknya (mertua).”
4. Pada saat kita kecil, orangtua mencintai kita, bersabar dengan keadaan dan tangisan kita, menghadapi berbagai tingkah pola kita, berdoa supaya kita panjang umur dan sehat sampai dewasa. Maka wajib bagi kita bersabar terhadapnya ketika mereka sudah tua dan memiliki banyak kekurangan.
5. Syafaat Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam pun tak dapat menolong orang yang durhaka kepada orangtuanya dari siksa neraka kecuali orangtuanya sendiri yang memberi kesempatan padanya untuk diberi rahmat oleh Allah.
6. Memutus silaturrahim akan mendapat laknat dari Allah, tertolak seluruh amalnya, tidak akan diterima doanya walaupun ia seorang yang alim. Maka sambunglah silaturrahim sebelum kita mati dalam keadaan terlaknat dan sebelum kita masuk barzakh dengan amarah Allah selagi ada kesempatan.
7. Majelis ilmu lebih baik seribu kali daripada majelis maulid atau shalawat.
8. Orang yang hadir majelis ilmu akan mendapat rahmat Allah meski tidak paham atau tidak hafal apa yang telah disampaikan.
Banyak orang yang baru bisa merasakan manfaatnya hadir majelis ilmu ketika menjelang sakaratul maut.
9. Orang berakal bukanlah orang yang hanya bisa membedakan mana yang baik dan mana yang jelek. Tetapi orang berakal adalah orang yang mengerti mana yang baik untuk dilakukan dan mengerti mana yang jelek untuk dijauhi. Dan itu semua ada dalam majelis ilmu.
10. Janganlah mengobrol sendiri dalam majelis ilmu. Syaikh Abubakar Bin Salim berkata: “Orang-orang yang sering mengobrol di majelis ilmu dikhawatirkan akhir hayatnya menjadi bisu.”
11. Ketika kamu tidak bisa menjadi seorang pengajar, maka setidak-tidaknya jadilah seorang pencari ilmu, atau orang yang semangat dalam menghadiri majelis ilmu, atau orang yang cinta kepada majelis ilmu.
Jauhilah orang-orang yang benci majelis ilmu.
12. Apabila zakat dikelola dengan baik dan benar niscaya tidak akan ada fakir miskin di dalam sebuah negara muslim. Seperti era Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
13. Barangsiapa memuliakan/menjamu tamu yang tidak dikenal, maka bagaikan memuliakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Barangsiapa memuliakan/menjamu tamu yang dikenal, maka bagaikan memuliakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.
14. Siwak mempunyai 120 manfaat. Sedangkan rokok mempunyai 120 bahaya.
Di Belanda terdapat sebuah penelitian bahwa ada kuman gigi yang tidak bisa mati kecuali dengan zat yang terkandung dalam kayu arok/siwak.
15. Dalam najis anjing dan babi ada beberapa kuman yang tidak bisa dihancurkan dengan berbagai macam zat kimia, tapi justru bisa dibasmi dengan debu. Oleh sebab itu, syariat mewajibkan membasuh najis anjing dan babi dengan tujuh kali basuhan yang salah satunya harus dicampur dengan debu.
16. Dalam salah satu sayap lalat ada empat penyakit dan dalam sayap lainnya ada empat obat penyakit tersebut. Jadi, jika terdapat lalat mati di dalam minuman maka tenggelamkan terlebih dahulu sebelum membuang lalat tersebut agar aman diminum. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sebuah hadits.
17. Agar futuh dalam ilmu, Habib Abdullah al-Haddad berkata: “Saya mendapatkan futuh dalam ilmu dengan sebab 3 perkara; dengan menangis dan merendahkan hati serta beristighfar di waktu Sahur, dengan berzuhud terhadap dunia, dan tidak aku mendengar ada seorang lelaki yang saleh atau perempuan yang salehah kecuali aku mengunjunginya dan meminta doa darinya.”
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.